S FIS 1100104 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Karena tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban tentang peningkatan penguasaan konsep siswa SMP setelah diterapkannya pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools dan penelitian ini bersifat terbatas karena hanya hendak mengungkap peningkatan bukan untuk membandingkan suatu variabel sehingga penelitian ini hanya menggunakan satu kelas eksperimen, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental design. Sandjaja dan Heriyanto (2006, hlm.123) menyatakan bahwa dengan rancangan penelitian ini (metode pre-experimental design) peneliti hendak mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan hanya melibatkan satu kelompok subjek saja atau tidak ada kelompok kontrolnya. Selain itu, Sugiyono (2014, hlm. 109) berpendapat bahwa dikatakan metode pre-experimental design, karena metode ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, masih ada variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya hasil yang ingin dicapai. Sehingga hasil ekseperimen ini bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabelnya, hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel yang tidak dipilih secara random.

Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, maka peneliti harus mengetahui terlebih dahulu penguasaan konsep siswa sebelum diberikan perlakuan (treatment) dan sesudah diberikan perlakuan (treatment) sehingga pada penelitian ini dilakukan tes sebelum siswa diberikan suatu treatment (pretest) dan tes sesudah diberika treatment (posttest). Maka desain penelitian yang dipilih dari metode pre-eksperimental design adalah one group pretest-posttest design. Dengan diadakannya pre-test dan post-test akan memberikan nilai keakuratan yang lebih untuk melihat adanya perubahan penguasaan konsep siswa karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Adapun desain penelitian ini dapat digambarkan pada tabel 3.1 sebagai berikut:


(2)

Tabel 3.1 Desain penelitian one group pretest-posttest design.

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan :

Treatment yang digunakan merupakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis Cmap Tools.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII di salah satu SMP di Kota Bandung. Sedangkan sampel penelitian ini adalah satu kelas eksperimen berjumlah 35 siswa yang diambil dengan teknik Probability Sampling secara simple random sampling. Menurut Sugiyono (2014, hlm.120), Probablility Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Simple Random Sampling merupakan salah satu jenis Probablility Sampling yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

C. Variabel Penelitian

Penelitian mengenai penerpaan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa SMP. Merujuk pada Sugiyono (2014, hlm. 61) maka variabel dalam penelitian ini sebagai berikut ini:

1. Variabel independen dari penelitian ini adalah pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools.

2. Variabel dependen dari penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu sebagai berikut a. Tes Penguasaan Konsep

Tes penguasaan konsep berupa soal pilihan ganda. Tes ini untuk mengukur kemampuan ranah kognitif siswa dengan tingkatan C1, C2, C3, dan C4 terkait materi wujud zat, perubahan wujud zat, dan massa jenis. Tes ini diberikan pada


(3)

saat awal pembelajaran (pretest) dan akhir pembelajaran (posttest). Dari hasil tes ini, akan dihitung gain yang ternormalisasi untuk melihat perubahan penguasaan konsep ranah kognitif dari sebelum dan setelah penerapan treatment. Tes penguasaan konsep ini terdiri dari dua puluh soal yang distribusinya dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Distribusi Soal Pada Setiap Aspek Ranah Kognitif

Sub Mate ri Pokok

Soal Untuk Tiap Aspek Ranah Kognitif Mengingat (C1) Memahami (C2) Mengaplikasik an (C3) Menganalisis (C4) No. Soal Jumlah Soal No. Soal Jumlah Soal No. Soal Jumlah Soal No. Soal Jumlah Soal Sifat Wujud

Zat 1 1 2 1 3 1 - 0

Perubahan

Wujud Zat 4, 5 2 6 1

7, 8,

9 3 10 1

Massa Jenis

Zat - 0

11, 18, 19 3 12, 14, 16

3 13,15,

17,20 4 Jumlah Soal

Tiap Aspek Kognitif

3 5 7 5

b. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools. Lembar observasi ini dilakukan pada dua objek yaitu guru dan siswa. Lembar observasi ini diisi oleh observer pada saat pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi tahapan-tahapan pendekatan saintifik yang digunakan dalam penelitian.

c. Angket Respon Siswa tentang pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools.

Angket ini digunakan untuk menanyakan pada siswa mengenai beberapa hal terkait pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools. Angket respon siswa tentang pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools terdiri dari 13 pertanyaan dan jawaban tanggapan siswa tentang prototype media berbasis cmap tools menggunakan empat tingkatan dari satu


(4)

untuk “sangat tidak setuju” hingga empat untuk “sangat setuju. Angket ini

diberikan pada akhir pembelajaran bersamaan dengan posttest.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

a. Tahap persiapan

1) Melakukan studi pendahuluan yang meliputi penyebaran angket mengenai proses pembelajaran di kelas dan observasi proses pembelajaran.

2) Studi literatur terhadap jurnal, buku, artikel dan laporan mengenai pendekatan saintifik, prototype media berbasis cmap tools, penguasaan konsep dan tes.

3) Perumusan masalah penelitian.

4) Melakukan telaah kurikulum IPA fisika SMP mengenai pokok bahasan yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian.

5) Menyusun instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 6) Men-judgement instrumen.

7) Merevisi/memperbaiki instrumen. 8) Melakukan uji coba pada sampel. 9) Menganalisis hasil uji coba instrumen. b. Tahap pelaksanaan

1) Menentukan subjek penelitian yaitu satu kelas eksperimen. 2) Melaksanakan pretest.

3) Melakukan treatment pada subjek penelitian.

4) Melakukan observasi terkait keterlaksanaan pembelajaran.

5) Melaksanakan posttest dan mengisi angket pendapat siswa mengenai prototype media berbasis cmap tools.

c. Tahap akhir

1) Mengolah data hasil penelitian.

2) Menganalisis penguasaan konsep siswa dari hasil tes dan keterlaksanaan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap


(5)

tools dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran serta tanggapan siswa tentang pembelajaran menggunakan prototype media berbasis cmap tools dari angket pendapat siswa.

3) Menarik kesimpulan.

4) Menyusun laporan hasil penelitian.

Skema penelitian dari penelitian ini adalah seperti pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

Studi Lapangan

Tes Awal (pretest)

Judgement, Uji Coba, dan Revisi

Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Penyusunan Instrumen Penelitian

Studi Literatur dan Telaah Kurikulum

Rumusan Masalah

Observasi Keterlaksanaan P embelajaran P endekatan Saintifik dengan Berbantuan Prototype Media BerbasisCmap Tools

T es akhir (posttest) dan mengisi angket

Analisis Data

Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik dengan Berbantuan Prototype Media Berbasis Cm ap Tools

Pembahasan Kesimpulan T a h a p P e rs ia p a n T ah ap Pel ak san aan T a h a p A k h ir


(6)

F. Analisis data

1. Analisis instrumen penelitian a. Analisis Validitas Tes

Sebelum digunakan dalam penelitian, maka instrumen harus telah melalui uji validitas untuk mengetahui apakah instrumen yang akakn digunakan dalam tes sudah bisa mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas tes yang digunakan adalah uji validitas konstruksi, yaitu validitas yang berkaitan dengan kesesuaian soal dengan indikator yang dilakukan oleh profesional. Sedangkan, untuk mengetahui validitas empiris digunakan uji validitas dengan teknik korelasi product moment menggunakan persamaan 3.1, yaitu :

√{ } ....(3.1)

Menurut Arikunto (2012, hlm.89) menyatakan kriteria yang digunakan untuk menginterpretasi besarnya koefisien korelasi yaitu disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.3 Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai rxy Kriteria

0,80 - 1,00 Sangat Tinggi 0,60 – 0,80 Tinggi 0,40 – 0,60 Cukup 0,20 – 0,20 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat Rendah

b. Analisis Reliabilitas Tes

Reliabilitas tes merupakan ukuran yang menyatakan konsistensi alat ukur yang digunakan. Menurut Arikunto (2012, hlm.100) menyatakan bahwa suatu tes dapat memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.


(7)

Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas soal adalah KR-20 dengan rumus seperti pada persamaan 3.2 (Arikunto, 2012, hlm.115).

∑ .... (3.2)

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat ukur disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal

Nilai r11 Kriteria

0,00≤r≤ 0,20 Sangat rendah 0,20 ≤ r≤ 0,40 Rendah

0,40 ≤ r≤0,60 Sedang 0,60 ≤ r11 ≤ 0,80 Tinggi 0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi

(Arikunto, 2012 hlm. 89)

c. Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi antara soal yang sukar, sedang, dan mudah sudah proporsional atau belum. Arikunto (2012, hlm. 223) menyatakan bahwa rumus untuk mencari indeks kesukaran ditunjukkan oleh persamaan 3.3 sebagai berikut

....(3.3) dengan, P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

Dalam Arikunto (2012, hlm.225). Indeks kesukaran sering diklasifikasikan seperti yang terdapat pada tabel berikut :


(8)

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Kriteria

0,00 – 0,25 Sukar

0,26 – 0,75 Sedang

0,75 – 1,00 Mudah

d. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda soal dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang telah dibuat dapat membedakan kemampuan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Menurut Arikunto (2012, hlm. 228) menyatakan bahwa rumus untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut seperti pada persamaan 3.4.

....(3.4) Dengan, D : Daya Pembeda

: Jumlah Peserta kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan benar.

: Banyaknya peserta tes dari kelompok atas.

: Jumlah Peserta kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan benar.

: Banyaknya peserta tes dari kelompok bawah.

: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar.

: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

Dalam Arikunto (2012, hlm.232), daya pembeda soal sering diklasifikasikan seperti dalam tabel berikut :


(9)

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria

0,00 – 0,20 Buruk

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

e. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan di slaah satu kelas di sekolah tempat penelitian, yang mana kelas tersebut telah mempelajari mengenai materi yang dijadikan pokok bahasan dalam penelitian ini. Instrumen yang diuji coba terserbut berupa tes pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 butir soal.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat kesukaran dari 20 soal yang diujicobakan berkategori mudah sebesar 55%, berkategori sedang sebesar 35%, dan berkategori sukar 10%. Daya pembeda dari 20 soal yang diujicobakan berkategori jelek sebesar 20%, berkategori cukup sebesar 55%, berkategori baik sebesar 20%, dan berkategori sebesar baik sekali 5%. Sedangkan validitas dari 20 soal yang diujicobakan berkategori rendah sebesar 30% dan berkategori cukup sebesar 70%.

Selain tingkat kesukaran, daya pembeda, dan validitas terdapat juga hasil perhitungan reliabilitas tes, instrumen yang berjumlah 20 soal tersebut dinyatakan reliabel dengan kriteria tinggi yaitu 0,7. Untuk rekapitulasi hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada tabel 3.7 dibawah ini:

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

No. Soal

Reliabilitas Validitas Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Ket Nilai Krite ria Nilai Krite ria Nilai Krite ria Nilai Krite ria

1

0,7 Tinggi

0,4 Rendah 0,9 Mudah 0,4 Cukup Diperbaiki

2 0,5 Cukup 0,9 Mudah 0,4 Cukup Dipakai

3 0,3 Rendah 0,7 Sedang 0,4 Cukup Diperbaiki

4 0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,3 Cukup Dipakai

5 0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,3 Cukup Dipakai

6 0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,2 Jelek Dipakai


(10)

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen (Lanjutan)

No. Soal

Reliabilitas Validitas Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Ket Nilai Krite ria Nilai Krite ria Nilai Krite ria Nilai Krite ria

8

0,7 Tinggi

0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,2 Jelek Dipakai

9 0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,4 Cukup Dipakai

10 0,5 Cukup 0,9 Mudah 0,3 Cukup Dipakai

11 0,21 Rendah 0,62 Sedang 0,36 Cukup Diperbaiki

12 0,5 Cukup 0,8 Mudah 0,3 Cukup Dipakai

13 0,42 Cukup 0,59 Sedang 0,64 Baik Dipakai

14 0,3 Rendah 0,77 mudah 0,36 cukup Diperbaiki

15 0,44 Cukup 0,49 Sedang 0,64 Baik Dipakai

16 0,5 Cukup 0,8 Mudah 0,5 Baik Dipakai

17 0,22 Rendah 0,21 Sukar 0,18 Jelek Diperbaiki

18 0,59 Cukup 0,49 Sedang 0,82 Baik

sekali

Dipakai

19 0,41 Cukup 0,64 Sedang 0,36 Cukup Dipakai

20 0,5 Cukup 0,7 sedang 0,5 Baik diperbaiki

Berdasarkan Tabel 3.7 diperoleh analisis dari 20 butir soal yang digunakan terdapat 13 butir soal dapat dipakai dan 7 butir soal perlu diperbaiki. Soal – soal tersebut sebelum digunakan dalam penelitian terlebih dahulu akan dilakukan perbaikan terhadap soal-soal yang dianggap harus diperbaiki, yaitu soal-soal yang memiliki validitas rendah, daya pembeda jelek atau tingkat kesukaran yang mudah dan sukar. Perbaikan yang dilakukan akan ditinjau dari segi isi, bahasa, maupun kesesuaian antara soal dan indikator.

2. Analisis Data Penelitian a. Tes Penguasaan Konsep

1) Penskoran

Skor setiap siswa ditentukan oleh jumlah jawaban benar, dnegan metode penskoran berdasarkan metode rights only, yaitu jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan ketentuan :

S = ∑ .... (3.5) Dengan, Skor = jumlah jawaban yang benar

Proses penskoran ini dilakukan baik pada pretest atau posttest, kemudian dari masing-masing data skor pretest atau posttest tersebut dihitung rata-ratanya.


(11)

Untuk menghitung nilai rata-rata (mean) dari skor tes baik pretest atau posttest, digunakan rumus:

̅ ∑ ....(3.6) Keterangan :

̅ = rata-rata skor atau nilai x ; = skor atau nilai siswa ke i; n = jumlah siswa 2) Menghitung nilai gain ternormalisasi

Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep pada ranah kognitif, digunakan data hasil pretest dan posttest siswa kemudian dilakukan analisis terhadap gain ternormalisasi (N-gain). Hake (1999) mengungkpakan bahwa rata-rata gain ternormalisasi (N-gain) merupakan rasio aktual rata-rata-rata-rata gain terhadap rata-rata maksimum. Rumus gain ternormalisasi yang digunakan ditunjukkan oleh persaman 3.7 dengan interpretasinya ditunjukkan oleh Tabel 3.8.

<g> =

.... (3.7)

Dengan , <g> : gain ternormalisasi

%<G> : persentase gain (selisih rata-rata posttest dan pretest) % : persentase gain maksimum yang mungkin terjadi

: persentase rata-rata skor posttest

: persentase rata-rata skor pretest

Menurut Hake (1999), interpretasi rata-rata gain ternormalisasi terhadap peningkatan penguasaan konsep pada aspek kognitif pada suatu pembelajaran dibagi ke dalam tiga kriteria seperti tercantum pada tabel 3.8

Tabel 3.8 Kriteria Rata-Rata Gain Ternormalisasi Rata-rata gain ternormalisasi Kriteria

0,00 < (<g>) ≤ 0,30 Rendah 0,30 < (<g>) ≤ 0,70 Sedang 0,70 < (<g>) ≤ 1,00 Tinggi


(12)

b. Keterlaksanaan Pembelajaran

Data yang diperoleh adalah data yang diambil melalui lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran ini berbentuk checklist dan memuat kolom “ya” dan “tidak”. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung persentase keterlaksanaan setiap tahapan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis Cmap Tools. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk mengolah data tersebut adalah sebagai berikut:

 Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang pengamat isi pada

format observasi keterlaksanaan pembelajaran.

 Menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan rumus :

 Setelah data dari lembar observasi keterlaksaan pembelajaran tersebut diolah, kemudian diinterpretasikan dengan mengadopsi kategori dari persentase keterlaksanaan pembelajaran yang diperoleh berdasarkan pada tabel 3.9 mengenai kategori persentase keterlaksanaan pembelajaran menurut Mundilarto (2012, hlm. 68).

Tabel 3.9 Kategori Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Keterlaksanaan

Pembelajaran (%) Kategori

0-33 Kurang

34-67 Cukup

68-100 Baik

c. Analisis Angket Respon Siswa tentang pembelajaran menggunakan prototype media berbasis Cmap Tools.

Data angket dalam penelitian ini diperoleh untuk menghimpun tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunkan prototype media berbasis Cmap Tools. Di dalam angket ini berisi pernyataan dengan empat tingkat tanggapan yaitu 1


(13)

direkapitulasi untuk setiap kategori untuk setiap aspek. Jumlah siswa pada setiap kategori dan setiap aspek kemudian dihitung nilai presentasenya. Untuk mengetahui sebaran pendapat siswa digunakan hubungan antara presentase dengan harga tafsiran berikut :

Tabel 3.10 Hubungan Presentase dengan Tafsiran Sebaran Presentase (%) Tafsiran

0 Tidak ada

1-25 Sebagian kecil

26-49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya

51-75 Sebagian besar

76-99 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya


(1)

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Kriteria

0,00 – 0,25 Sukar 0,26 – 0,75 Sedang 0,75 – 1,00 Mudah

d. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda soal dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang telah dibuat dapat membedakan kemampuan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Menurut Arikunto (2012, hlm. 228) menyatakan bahwa rumus untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut seperti pada persamaan 3.4.

....(3.4) Dengan, D : Daya Pembeda

: Jumlah Peserta kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan benar.

: Banyaknya peserta tes dari kelompok atas.

: Jumlah Peserta kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan benar.

: Banyaknya peserta tes dari kelompok bawah.

: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar.

: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

Dalam Arikunto (2012, hlm.232), daya pembeda soal sering diklasifikasikan seperti dalam tabel berikut :


(2)

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria

0,00 – 0,20 Buruk

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

e. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan di slaah satu kelas di sekolah tempat penelitian, yang mana kelas tersebut telah mempelajari mengenai materi yang dijadikan pokok bahasan dalam penelitian ini. Instrumen yang diuji coba terserbut berupa tes pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 butir soal.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat kesukaran dari 20 soal yang diujicobakan berkategori mudah sebesar 55%, berkategori sedang sebesar 35%, dan berkategori sukar 10%. Daya pembeda dari 20 soal yang diujicobakan berkategori jelek sebesar 20%, berkategori cukup sebesar 55%, berkategori baik sebesar 20%, dan berkategori sebesar baik sekali 5%. Sedangkan validitas dari 20 soal yang diujicobakan berkategori rendah sebesar 30% dan berkategori cukup sebesar 70%.

Selain tingkat kesukaran, daya pembeda, dan validitas terdapat juga hasil perhitungan reliabilitas tes, instrumen yang berjumlah 20 soal tersebut dinyatakan reliabel dengan kriteria tinggi yaitu 0,7. Untuk rekapitulasi hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada tabel 3.7 dibawah ini:

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen No.

Soal

Reliabilitas Validitas Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Ket Nilai Krite ria Nilai Krite ria Nilai Krite ria Nilai Krite ria

1

0,7 Tinggi

0,4 Rendah 0,9 Mudah 0,4 Cukup Diperbaiki

2 0,5 Cukup 0,9 Mudah 0,4 Cukup Dipakai

3 0,3 Rendah 0,7 Sedang 0,4 Cukup Diperbaiki

4 0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,3 Cukup Dipakai

5 0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,3 Cukup Dipakai

6 0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,2 Jelek Dipakai


(3)

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen (Lanjutan) No.

Soal

Reliabilitas Validitas Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Ket Nilai Krite ria Nilai Krite ria Nilai Krite ria Nilai Krite ria

8

0,7 Tinggi

0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,2 Jelek Dipakai

9 0,4 Cukup 0,9 Mudah 0,4 Cukup Dipakai

10 0,5 Cukup 0,9 Mudah 0,3 Cukup Dipakai

11 0,21 Rendah 0,62 Sedang 0,36 Cukup Diperbaiki

12 0,5 Cukup 0,8 Mudah 0,3 Cukup Dipakai

13 0,42 Cukup 0,59 Sedang 0,64 Baik Dipakai

14 0,3 Rendah 0,77 mudah 0,36 cukup Diperbaiki

15 0,44 Cukup 0,49 Sedang 0,64 Baik Dipakai

16 0,5 Cukup 0,8 Mudah 0,5 Baik Dipakai

17 0,22 Rendah 0,21 Sukar 0,18 Jelek Diperbaiki

18 0,59 Cukup 0,49 Sedang 0,82 Baik

sekali

Dipakai

19 0,41 Cukup 0,64 Sedang 0,36 Cukup Dipakai

20 0,5 Cukup 0,7 sedang 0,5 Baik diperbaiki

Berdasarkan Tabel 3.7 diperoleh analisis dari 20 butir soal yang digunakan terdapat 13 butir soal dapat dipakai dan 7 butir soal perlu diperbaiki. Soal – soal tersebut sebelum digunakan dalam penelitian terlebih dahulu akan dilakukan perbaikan terhadap soal-soal yang dianggap harus diperbaiki, yaitu soal-soal yang memiliki validitas rendah, daya pembeda jelek atau tingkat kesukaran yang mudah dan sukar. Perbaikan yang dilakukan akan ditinjau dari segi isi, bahasa, maupun kesesuaian antara soal dan indikator.

2. Analisis Data Penelitian a. Tes Penguasaan Konsep 1) Penskoran

Skor setiap siswa ditentukan oleh jumlah jawaban benar, dnegan metode penskoran berdasarkan metode rights only, yaitu jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan ketentuan :

S = ∑ .... (3.5) Dengan, Skor = jumlah jawaban yang benar

Proses penskoran ini dilakukan baik pada pretest atau posttest, kemudian dari masing-masing data skor pretest atau posttest tersebut dihitung rata-ratanya.


(4)

Untuk menghitung nilai rata-rata (mean) dari skor tes baik pretest atau posttest, digunakan rumus:

̅ ∑ ....(3.6) Keterangan :

̅ = rata-rata skor atau nilai x ; = skor atau nilai siswa ke i; n = jumlah siswa 2) Menghitung nilai gain ternormalisasi

Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep pada ranah kognitif, digunakan data hasil pretest dan posttest siswa kemudian dilakukan analisis terhadap gain ternormalisasi (N-gain). Hake (1999) mengungkpakan bahwa rata-rata gain ternormalisasi (N-gain) merupakan rasio aktual rata-rata-rata-rata gain terhadap rata-rata maksimum. Rumus gain ternormalisasi yang digunakan ditunjukkan oleh persaman 3.7 dengan interpretasinya ditunjukkan oleh Tabel 3.8.

<g> =

.... (3.7)

Dengan , <g> : gain ternormalisasi

%<G> : persentase gain (selisih rata-rata posttest dan pretest) % : persentase gain maksimum yang mungkin terjadi

: persentase rata-rata skor posttest : persentase rata-rata skor pretest

Menurut Hake (1999), interpretasi rata-rata gain ternormalisasi terhadap peningkatan penguasaan konsep pada aspek kognitif pada suatu pembelajaran dibagi ke dalam tiga kriteria seperti tercantum pada tabel 3.8

Tabel 3.8 Kriteria Rata-Rata Gain Ternormalisasi Rata-rata gain ternormalisasi Kriteria

0,00 < (<g>) ≤ 0,30 Rendah 0,30 < (<g>) ≤ 0,70 Sedang 0,70 < (<g>) ≤ 1,00 Tinggi


(5)

b. Keterlaksanaan Pembelajaran

Data yang diperoleh adalah data yang diambil melalui lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran ini berbentuk checklist dan memuat kolom “ya” dan “tidak”.

Pengolahan data dilakukan dengan menghitung persentase keterlaksanaan setiap tahapan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis Cmap Tools. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk mengolah data tersebut adalah sebagai berikut:

 Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang pengamat isi pada

format observasi keterlaksanaan pembelajaran.

 Menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan rumus :

 Setelah data dari lembar observasi keterlaksaan pembelajaran tersebut

diolah, kemudian diinterpretasikan dengan mengadopsi kategori dari persentase keterlaksanaan pembelajaran yang diperoleh berdasarkan pada tabel 3.9 mengenai kategori persentase keterlaksanaan pembelajaran menurut Mundilarto (2012, hlm. 68).

Tabel 3.9 Kategori Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Keterlaksanaan

Pembelajaran (%) Kategori

0-33 Kurang

34-67 Cukup

68-100 Baik

c. Analisis Angket Respon Siswa tentang pembelajaran menggunakan prototype media berbasis Cmap Tools.

Data angket dalam penelitian ini diperoleh untuk menghimpun tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunkan prototype media berbasis Cmap Tools. Di dalam angket ini berisi pernyataan dengan empat tingkat tanggapan yaitu 1


(6)

direkapitulasi untuk setiap kategori untuk setiap aspek. Jumlah siswa pada setiap kategori dan setiap aspek kemudian dihitung nilai presentasenya. Untuk mengetahui sebaran pendapat siswa digunakan hubungan antara presentase dengan harga tafsiran berikut :

Tabel 3.10 Hubungan Presentase dengan Tafsiran Sebaran

Presentase (%) Tafsiran

0 Tidak ada

1-25 Sebagian kecil

26-49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya

51-75 Sebagian besar

76-99 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya