Pembuatan Karbon Aktif Prosedur Penelitian .1 Sampel

27

3.4.1.1 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel biji alpukat dilakukan secara purposif dari Takengon Kabupaten Aceh Tengah pada bulan September 2014. Limbah cair sawit yang digunakan adalah limbah dari unit deoiling ponds yang diambil dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan.

3.4.1.2 Identifikasi Sampel

Identifikasi sampel biji buah dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor.

3.4.1.3 Penyiapan Sampel

Biji buah alpukat Persea americana Mill. yang sudah terkumpul, selanjutnya dibersihkan dengan cara dicuci menggunakan air, kemudian dipotong menjadi bagian yang lebih kecil ± 0,5 cm dan dikeringkan pada lemari pengering.

3.4.2 Pembuatan Karbon Aktif

Sebanyak 100 gram biji alpukat yang telah kering ditambahkan H 3 PO 4 85 sebanyak 50 ml, dan dikeringkan pada suhu 105˚C selama ±24 jam. Kemudian dimasukkan ke tanur suhu 150-500 ˚C dengan kenaikan suhu 5˚Cmenit. Setelah dicapai suhu yang dikehendaki dipertahankan suhu 1-4 jam. Karbon aktif yang terbentuk di ambil dan didinginkan pada suhu ruang. Karbon aktif yang dihasilkan dihaluskan hingga lolos mesh 80 Suhendra, 2010. Universitas Sumatera Utara 28 3.4.3 Uji Penyerapan Logam pada Limbah Cair Sawit 3.4.3.1 Penentuan Kurva Kalibrasi Larutan Baku Logam Besi Larutan baku besi 1000 µgml dipipet sebanyak 1 ml, di masukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan di cukupkan hingga garis tanda dengan akua demineralisata konsentrasi larutan 10 µgml. Larutan untuk kalibrasi besi dibuat dengan memipet 2,5 ml; 5,0 ml; 7,5 ml; 10,0 ml; dan 12,5 ml dari larutan baku 10 µgml, masing-masing di masukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akua demineralisata. Diperoleh larutan dengan konsentrasi 1 µgml; 2 µgml; 3 µgml; 4 µgml; dan 5 µ gml lalu di ukur pada panjang gelombang 248,3 nm.

3.4.3.2 Penentuan Kurva Kalibrasi Larutan Baku Logam Tembaga

Larutan baku tembaga 1000 µgml dipipet sebanyak 1 ml, di masukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan di cukupkan hingga garis tanda dengan akua demineralisata konsentrasi larutan 10 µgml LIB I. Dari LIB I dipipet sebanyak 5 ml di masukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akua demineralisata konsentrasi larutan 1 µ gml LIB II. Larutan untuk kalibrasi tembaga di buat dengan memipet 0,5 ml; 1,0 ml; 1,5 ml; 2,0 ml; dan 2,5 ml dari LIB II, masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dan di cukupkan hingga garis tanda dengan akua demineralisata. Diperoleh larutan dengan konsentrasi 10 ngml; 20 ngml; 30 ngml; 40 ngml; dan 50 ngml lalu di ukur pada panjang gelombang 324,7 nm. Universitas Sumatera Utara 29

3.4.3.3 Proses Destruksi Basah

Limbah sawit dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing 20 ml dan salah satunya tidak diberikan karbon aktif, sedangkan 4 kelompok lainnya masing-masing ditambahkan karbon aktif sebanyak 100 mg, 200 mg, 300 mg, dan 400 mg. Campuran didiamkan selama 3 jam, kemudian campuran ini disaring menggunakan kertas saring. Filtrat limbah dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 5 ml HNO3 65 dibiarkan selama ± 24 jam kemudian dipanaskan pada suhu 100˚C sampai larutan berubah menjadi jernih dan didinginkan. Larutan hasil destruksi dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan ditambahkan akua demineralisata hingga garis tanda. Disaring dengan kertas saring Whatman No. 42 dan 5 ml filtrat pertama dibuang untuk menjenuhkan kertas saring kemudian larutan selanjutnya ditampung ke dalam botol Raimon, 1993.

3.4.3.4 Pengukuran Kadar Logam a. Pengukuran Logam Besi

Untuk pengukuran logam besi, larutan hasil destruksi di pipet 5 ml di masukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, kemudian dicukupkan dengan akua demineralisata hingga garis tanda faktor pengenceran = 25ml5ml = 5 kali. Kemudian larutan ini di ukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 248,3 nm Gandjar dan Rohman, 2007.

b. Pengukuran Logam Tembaga

Untuk pengukuran logam tembaga digunakan larutan hasil destruksi faktor pengenceran = 1. Larutan ini di ukur absorbansinya menggunakan Universitas Sumatera Utara 30 spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 324,7 nm Gandjar dan Rohman, 2007.

3.4.3.5 Perhitungan Kadar Logam

Konsentrasi logam ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi linier dari kurva kalibrasi y = ax + b. Kadar logam dalam sampel ditentukan menggunakan rumus: Kadar logam µgml dalam sampel = x V x F Vs Keterangan : C = Konsentrasi larutan sampel µgml V = Volume larutan dalam sampel Fp = Faktor pengenceran Vs = Volume sampel ml

3.4.4 Uji Statistik