35
Gambar 4 .2 Kurva Kalibrasi Tembaga
Berdasarkan  kurva  di  atas  diperoleh  hubungan  yang  linear  antara konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi r besi sebesar 0,9998
dan  tembaga    sebesar    0,9993.    Menurut    Ermer    dan    McB.Miller  2005, apabila  nilai r
≥ 0,97 dapat diterima dan memenuhi kriteria validasi. Data hasil pengukuran  absorbansi  larutan  baku  besi  dan  tembaga  dan  perhitungan
persamaan  garis  regresi  dapat  dilihat  pada  Lampiran  5,  halaman  50  dan Lampiran 6, halaman 51.
4.3 Adsorpsi Besi Fe dan Tembaga Cu pada Limbah Cair Sawit
Sampel yang telah di preparasi diukur pada spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 248,3 nm untuk besi Fe dan 324,7 nm untuk tembaga
Cu.  Konsentrasi  logam  besi  Fe  dan  tembaga  Cu  dalam  sampel  ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan baku masing-masing
logam. Data dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 52 sampai dengan Lampiran 10, halaman 57.
Uji penyerapan karbon aktif terhadap logam besi Fe dan tembaga Cu pada  limbah  cair  sawit  dilakukan  dengan  menggunakan  Spektrofotometer
Serapan Atom SSA dengan metode destruksi basah menggunakan HNO
3
65. Jumlah karbon aktif yang ditambahkan  pada  limbah  cair  sawit  bervariasi yaitu:
Y = 0.00001022857X + 0,00000761908 R = 0.9993
0.0001 0.0002
0.0003 0.0004
0.0005 0.0006
10 20
30 40
50 60
A b
so r
b a
n si
Konsentrasi ngmL
Universitas Sumatera Utara
36 100  mg,  200  mg,  300mg,  dan  400  mg;  hal  ini  untuk  menentukan  pengaruh
jumlah  karbon  aktif  yang  digunakan  terhadap  adsorpsi  logam  dari  limbah  cair sawit.
Analisis  dilanjutkan  dengan  perhitungan  statistik  Perhitungan  dapat dilihat  pada  Lampiran  11,  halaman  58  dan  Lampiran  12,  halaman  60.  Kadar
rata-rata  dan  persen  adsorpsi  besi  Fe  dan  tembaga  Cu  dalam  limbah  cair sawit yang di analisis dapat dilihat di Tabel 4.1 dan diagram batang kadar logam
dalam limbah sawit dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Tabel 4.1 Kadar rata-rata dan persen adsorpsi besi Fe dan tembaga Cu dalam
limbah cair sawit yang di analisis No
Karbon Aktif mg
Besi Fe Tembaga Cu
Kadar rata-rata µgml
Persen Penyerapan
Kadar rata- rata ngml
Persen Penyerapan
1 57,5456 ±
0,4048 -
115,0487 ± 4,4178
- 2
100 30,4316 ±
0,7467 47,11
77,9793 ± 5,9970
32,22 3
200 29,8745 ±
0,1804 48,08
47,1716 ± 5,8843
58,99 4
300 26,1891 ±
0,1538 54,48
26,8349 ± 2,2739
76,67 5
400 22,3025 ±
0,1305 61,24
- 100
Gambar 4.3 Diagram Batang Kadar Logam dalam Limbah Sawit
20 40
60 80
100 120
140
0 mg 100 mg
200 mg 300 mg
400 mg
K a
d a
r Lo
g a
m
Karbon Aktif
Besi µgml Tembaga ngml
Universitas Sumatera Utara
37 Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa penambahan karbon aktif pada limbah
cair  sawit  dapat  menurunkan  kadar  logam  besi  Fe  dan  tembaga  Cu  dalam limbah  tersebut.  Adapun  kadar  logam  besi  Fe  sebelum  penambahan  karbon
aktif  adalah  57,5456  ±  0,4048  µgml  dan  kadar  logam  tembaga  Cu  sebelum penambahan karbon aktif adalah 115,0487 ± 4,4178 ngml. Setelah penambahan
karbon aktif  sebanyak 100 mg  terjadi penurunan kadar logam pada limbah cair sawit,  yaitu  30,4316  ±  0,7467  µgml  logam  besi  Fe  dan  77,9793  ±  5,9970
ngml.  Selanjutnya,  dengan  bertambahnya  jumlah  karbon  aktif  yang ditambahkan  kadar  logam  dalam  limbah  cair  sawit  terus  berkurang.  Hal  ini
disebabkan  karena  dengan  bertambahnya  jumlah  karbon  aktif  maka  luas permukaan  adsorben  pun  bertambah.  Semakin  besar  luas  permukaan  karbon
aktif  maka  semakin  besar  molekul  yang  diadsorpsi  oleh  karbon  aktif Besselievre,  1976,  sehingga  semakin  banyak  logam  yang  dapat  di  adsorpsi
oleh karbon aktif.
Tabel 4.2 Hasil uji Anava besi Fe dan tembaga Cu
No Karbon
Aktif mg Besi Fe
Tembaga Cu Kadar rata-rata
µgml p
Kadar rata- rata ngml
P 1
57,5456 ± 0,4048
- 115,0487 ±
4,4178 -
2 100
30,4316 ± 0,7467
0,000 77,9793 ±
5,9970 0,000
3 200
29,8745 ± 0,1804
0,000 47,1716 ±
5,8843 0,000
4 300
26,1891 ± 0,1538
0,000 26,8349 ±
2,2739 0,000
5 400
22,3025 ± 0,1305
0,000 -
0,000 Keterangan :
berbeda bermakna terhadap karbon aktif 0 mg pada p ≤ 0,05
p signifikansi
Universitas Sumatera Utara
38 Tabel 4.2 merupakan hasil analisis statistik  menggunakan Anava dan uji
lanjutan  Tukey.  Pada  tabel  4.2  dapat  dilihat  bahwa  ada  perbedaan  yang bermakna p ≤ 0,05 kadar logam besi Fe dan tembaga Cu antara limbah cair
sawit sebelum penambahan karbon aktif, penambahan karbon aktif 100 mg, 200 mg,  300  mg,  dan  400  mg.  Hal  ini  menunjukkan  penambahan  karbon  aktif
memberikan  penurunan  kadar  logam  secara  bermakna  dari  limbah  cair  sawit. Hasil uji Analisis Variansi logam besi Fe dan tembaga Cu dapat dilihat pada
Lampiran 15, halaman 64 dan Lampiran 16, halaman 66. Persen penyerapan logam besi Fe dengan penambahan karbon aktif 100
mg, 200 mg, 300 mg, dan 400 mg secara berturut-turut adalah 47,11; 48,08; 54,48;  dan  61,24.  Persen  penyerapan  logam  tembaga  Cu  dengan
penambahan karbon aktif 100 mg, 200 mg, 300 mg, dan 400 mg secara berturut- turut  adalah  32,22;  58,99;  76,67;  dan  100.  Dari  persen  penyerapan
kedua logam tersebut  dapat  dilihat  bahwa 400 mg karbon aktif  dapat  menyerap semua logam tembaga yang ada dalam limbah jika dibandingkan dengan loga m
besi  yang  hanya  menyerap  61,24  logam  besi.  Hal  ini  di  sebabkan  karena jumlah logam besi yang terdapat dalam limbah cair sawit lebih banyak daripada
logam  tembaga,  sehingga  karbon  aktif  sebanyak  400  mg  belum  mampu menyerap  semua  logam  besi.  Dalam  limbah  sawit  ini  juga,  tidak  hanya
mengandung  logam besi dan tembaga  saja,  limbah ini  juga  mengandung logam alumunium,  fosfor,  nitrogen  dan  lainnya.  Hal  ini  memungkinkan  karbon  aktif
juga  menyerap  logam-logam  lainnya,  karena  karbon  aktif  tidak  bekerja  secara spesifik terhadap satu jenis logam saja.
Universitas Sumatera Utara
39
4.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi