Interaksi-interaksi yang Terjadi Pada Obat Parasetamol Tinjauan Tentang Bahan Obat

d. Pemakaian untuk dewasa tidak boleh lebih dari 10 hari terus menerus dan anak-anak tidak boleh lebih dari 5 kali sehari selama 5 hari

2.2.3 Interaksi-interaksi yang Terjadi Pada Obat Parasetamol

Interaksi-interaksi yang terjadi pada obat parasetamol yaitu: a. Parasetamol - Alkohol. Interaksi ini dapat merusak hati. Interaksi mungkin hanya terlihat nyata pada mereka yang secara teratur minum banyak alkohol dan sejumlah besar sediaan parasetamol. b. Parasetamol - Makanan berkarbohidrat Efek asetaminofen dapat berkurang. Asetaminofen adalah obat penghilang nyeri dan demam yang masyhur. Akibatnya: nyeri atau demam mungkin tidak hilang sebagaimana mestinya. Sumber karbohidrat: roti, biskuit, korma, jeli, dan lain sebagainya Harkness, 1989.

2.2.4 Tinjauan Tentang Bahan Obat

1. Latar belakang bahan obat 1. Nama bahan obat : Parasetamol 2. Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida {103-90-2} 3. Struktur kimia : C 8 H 9 NO 2 4. BM : 151,16 5. Kemurnian : Mengandung 98,0-101,0 C 8 H 9 NO 2 yang dihitung terhadap zat anhidrat 6. Efek terapeutik : Obat ini merupakan suatu metabolit dari fenasetin dan asetanilida yang digunakan sebagai analgesik dan antipiretik. Obat ini efektif pada berbagai jenis keadaan artritis dan rematik, termasuk nyeri otot rangka dan dada, nyeri kepala, dismenoria, myralgia, dan neuralgia. Asetaminofen sebagian berguna sebagai analgesik dan antipiretik pada pasien yang sensitif terhadap aspirin dan yang memiliki pengalaman terhadap reaksi yang tidak diinginkan dari aspirin. 7. Dosis pemakaian : a. biasa dewasa oral 300-1.000 mg, 34 kali sehari b. biasa pediatris oral 175 mgm 2 kali permukaan tubuh, terdiri dari: • 60 mg, 3-4 dd anak usia dibawah 1 tahun • 60-120 mg, 3-4 dd anak usia 1-2 tahun • 120 mg, 3-4 dd anak usia 3-5 tahun • 150-325 mg, 3-4 dd anak usia 6-12 tahun 2. Tinjauan farmakologi bahan obat 1. Indikasi : Analgesik dan antipiretik. Sebagai analgesi parasetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan bisa menimbulkan nefropati analgesik 2. Kontraindikasi : Disfungsi ginjal atau hati 3. Efek samping : Eritem serta urtikaria, dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa. Penggunaan semua jenis analgesik dosis besar secara menahun dapat menyebabkan nefropati analgesik. Organoleptik 1. Warna : Putih 2. Bau : Tidak berbau 3. Rasa : Sedikit pahit Karakteristik fisikfisikomekanik 1. Titik lebur : 168-172 ˚C Karakteristik fisikokimia 1. Kelarutan Larut dalam 70 bagian air, 20 bagian air mendidih, 7-10 bagian alkohol, 9 bagian propilen glikol, sangat mudah larut dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter dan larut dalam larutan alkali hidroksida. 2. Stabilitas larutan a. terhadap pelarut : Parastamol sangat stabil di dalam air b. terhadap pH : Waktu paruh dalam larutan terdapat pada pH 6 diperkirakan selama 21,8 tahun; penurunannya dikatalisis oleh asam dan basa; waktu paruhnya 0,73 tahun pada pH 2, dan 28 tahun pada pH 9 Widodo, 2013. Farmakoinetik.Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar keseluruh cairan tubuh.Dalam plasma, 25 parasetamol terikat protein plasma.Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati.Sebagian asetaminofen 80 dikonjugasi dengan asam glukuronat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat.Selain itu kedua obat ini juga dapat mengalami hidroksilasi.Metabolit hasil hidroksilasi ini dapat menimbulkan methemoglobinemia dan hemolisis eritrosit.Obat ini diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai parasetamol 3 dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi Setiabudy, 2007.

2.2.5 Penetapan Kadar Parasetamol Secara KCKT