Rancangan perlakuan Metode Penelitian

29

2. Analisis data

Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf 5. Jika hasil analisis menunjukkan hasil yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji polinomial ortogonal pada taraf 5 Steel dan Torrie, 1993.

E. Pelaksanaan Penelitian 1. Tahapan ekstraksi daun binahong

Proses ekstraksi daun binahong menggunakan metode maserasi dengan acuan ekstaksi yang dilakukan oleh Astuti 2012. Tahapan yang dilakukan adalah: 1 memilih bagian daun binahong; 2 mencuci daun binahong, lalu meniriskan sebelum penjemuran; 3 menjemur daun binahong di bawah sinar matahari dengan pelindung plastik; 4 mengoven daun binahong yang sudah layu pada suhu 60 C sampai kering; 5 menghaluskan daun binahong sampai menjadi tepung; 6 mendestilasi methanol teknis sampai diperoleh methanol murni; 7 memasukkan tepung daun binahong ke dalam toples kaca, kemudian merendam dengan methanol selama 5 hari. Proses ini disebut maserasi; 8 melakukan pengadukan filtrat setiap hari selama maserasi; 9 setelah 5 hari, mengambil filtrat dan memasukkan ke dalam vacuum rotary evaporator pada suhu 50 C; 10 menunggu hingga terpisah antara methanol dan ekstak pekat di dalam labu kimia vacuum rotary evaporator; 30 11 mengamati perubahan warna dan bau ekstak; 12 menyimpan ekstrak di dalam tabung kimia yang berwarna coklat; 13 menghitung nilai rendemen, dengan rumus sebagai berikut. Rendemen = x 100

2. Tahapan persiapan kandang

Kandang dibersihkan seminggu sebelum DOC datang chick in, kemudian didesinfeksi dengan desinfektan. Tahapan yang dilakukan : 1 membuat kandang dari bambu berukuran 1x1x0,5 m untuk kepadatan kandang 5 ekor m -2 sebanyak 20 petak; 2 mencuci peralatan kandang feeder tray, hanging feeder, dan tempat air minum; 3 menyemprot kandang dengan desinfektan; 4 mengapur dinding, tiang, sekat kandang, dan lantai kandang; 5 memasang sekat; 6 menaburi lantai kandang dengan sekam setebal 5--10 cm apabila kapur telah kering.

3. Tahap pelaksanaan penelitian

DOC yang telah tiba ditimbang untuk mengetahui bobot tubuh awalnya, kemudian memasukkan ke dalam area brooding dan memberikan larutan gula 5. DOC berada dalam area brooding selama 14 hari. Setelah lepas dari area brooding, maka DOC dibagi ke dalam 20 petak kandang percobaan secara acak. 31 Setiap unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. Semua petak kandang kandang diberi nomor untuk memudahkan pelaksanaan penelitian. Air minum yang diberikan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5. Proses pemberian larutan ekstrak daun binahong dengan cara ayam dipuasakan pukul 11.00--13.00 WIB, kemudian diberikan larutan ekstrak daun binahong sesuai perlakuan Tabel 5 hingga habis. Selanjutnya, ayam diberikan air minum tanpa perlakuan lagi. Pengukuran sisa air minum dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB setiap harinya. Ransum diberikan secara ad libitum dan sisa konsumsinya diukur setiap seminggu sekali. Pengukuran suhu dan kelembaban kandang sebagai data penunjang dilakukan pada pukul 07.00, 15.00, dan 20.00 WIB. Alat yang digunakan adalah thermohygometer yang diletakkan diatas sekam.

F. Peubah yang diamati

1. Konsumsi ransum gekorminggu

Konsumsi ransum diukur setiap seminggu sekali, dihitung berdasarkan selisih antara jumlah ransum pada awal pemberian g dengan sisa ransum pada periode pemberian berikutnya g Nova dkk., 2002.

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK n-HEKSANA, ETIL ASETAT dan ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

0 21 19

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK n-HEKSANA, ETIL ASETAT dan ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

7 327 19

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK n-HEKSANA DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP PENYEMBUHANMIKROSKOPIS LUKA TIKUS DIABETES YANG DIINDUKSI ALOKSAN

3 24 92

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN TOPIKAL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TUMBUK DAN HIDROGEL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague Dawley

3 24 41

UJI EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TIKUS PUTIH JANTAN GALUR Sprague Dawley YANG DIINDUKSI KARAGENIN

13 75 55

UJI EFEKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP LARVA Aedes aegypti INSTAR III

5 23 63

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) DALAM AIR MINUM TERHADAP PERFORMA BROILER

4 65 58

EFEK PROTEKTIF EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI OLEH ETANOL

6 42 69

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) DALAM AIR MINUM TERHADAP BOBOT HIDUP, BOBOT KARKAS DAN GIBLET BROILER

6 44 45

UJI AKTIVITAS ANTIKOLESTEROL EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) SECARA IN VITRO

2 4 6