Ruang Lingkup Ilmu Ruang Lingkup
Menurut Nur 2002:8 Guru dapat memberikan siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus
memanjat anak tangga tersebut. Kontrukvis memberikan pandangan tentang pembelajaran peserta didik diberikan kesempatan memilih dan menggunakan
model belajar sendiri dalam belajar dan guru membimbing peserta didik ke tingkat pengetahuan yang tinggi. Selain itu peserta didik diberikan kesempatan untuk
berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan dalam belajar. Pieget dalam Depdiknas 2004:5 menjelaskan bahwa
perkembangan kemampuan intelektual manusia terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi, sebagai berikut.
a. Kematangan maturation
b. Pengalaman experience yang meliputi:
1. Pengalaman fisik
2. Pengelaman logika matematis
3. Transmisi social
4. Penyeimbangan
Salah satu teori yang berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori
perkembangan Pieget yang merupakan bagian dari teori kognitif. Teori Pieget berkenaan dengan kesiapan anak dalam belajar, yang dikemas dalam tahap
perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Piaget dikenal sebagai kontruktivis pertama Dahar 1989:159 menegaskan bahwa penekanan teori
konstruktivisme pada proses untuk menentukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realita lapangan.
Teori Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui
pengalaman dan interaksi mereka.
Menurut Piaget dalam Sagala 2005:24 terdapat dua proses yang terjadi dalam perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak yaitu 1 proses
assimilation dimana dalam proses ini menyesuaikan atau mencocokkan informasi yang baru dengan apa yang telah ia ketahui dengan
mengubahnya bila perlu, siswa dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan multimedia dan lingkungan riil menerima informasi dari proses
pembelajaran yang bisa berupa dari teman dalam satu kelompok maupun dari buku pelajaran; 2 proses akomodasi yaitu anak menyusun dan
membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan
lebih baik.
Perkembangan kognitif Peaget mempunyai empat tingkatan. Tingkatan tersebut dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif Piaget Tahap
Perkiraan Usia Kemampuan-kemampuan Utama
Sensorimotor
Lahir sampai 2 tahun
Terbentuknya konsep kepermanenan objek dan kemajuan gradual dari perilaku
reflektif ke perilaku yang mangarah kepada tujuan
Praoperasional 2 - 7 tahun Perkembangan kemampuan menggunakan
simbol untuk menyatakan objek-objek dunia. Pemikiran masih egosentris dan
sentrasi.
Operasi Konkret
7 - 11 tahun Perbaikan dalam kemampuan untuk
berpikir secara logis. Kemampuan- kemampuan baru termasuk penggunaan
operasi-operasi yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi
desentrasi, dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan.
Operasi Formal
11-14 tahun Pemikiran abstrak dan murni simbolis
mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan
eksperimentasi sistematis.
Sumber: Nur 1998: 11
Berdasarkan uraian di atas, teori konstruktivisme sangat mendukung pada pembelajaran model pembelajaran probing prompting. Teori konstruktivisme
memandang penting pembentukan kelompok dalam belajar, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan kendali belajar
sepenuhnya dilakukan oleh siswa.