Pembelajaran Kooperatif tipe Tinjauan Pustaka

Menurut Pargito 2010:44-49 dalam pendidikan IPS, terdapat lima tradisi. Tradisi persepektif tesebut saling melengkapi dan terpadu. Adapun lima persepektif pada tujuan pendidikan ilmu pengetahuan sosial yaitu: 1. Ilmu pengetahuan sosial sebagai transmisi kewarganegaraan 2. Ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan ilmu-ilmu sosial 3. Ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan reflektif 4. Ilmu pengetahuan sosial sebagai kritik kehidupan sosial 5. Ilmu pengetahuan sosial sebagai pengembangan pribadi seseorang Pada umumnya pendidikan IPS merupakan cara mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan di masyarakat dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakna penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya baik di dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Menurut Trianto 2010:173 ada 10 komsep social studies dari NCSS, yaitu 1 culture; 2 time; continuity and change; 3 people, places and environments; 4 individual development and identity; 5 individual, group, and institutions; 6 power, authority and govermence; 7 production, distribution, and consumption; 8 sciense, technology and society; 9 global connection; 10 civic ideals and practices. Perkembangan pendidikan ilmu-ilmu sosial di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan ilmu-ilmu sosial di Amerika Serikat. Menurut Somantri dalam Pargito 2010:31 “ pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pegagogis- psikologis untuk tujuan pendidikan”. Mempelajari mata pelajaran IPS dapat dilakukan dengan menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau. Menurut Trianto 2010:173 pada dasarnya konsep IPS, yaitu a interaksi b saling ketergantungan c kesinambungan dan perubahan, d keragamankesamaanperbedaan, e konflik dan konsensus, f pola, g tempat, h kekuasaan, i nilai kepercayaan, j keadilan dan pemerataan, k kelangkaan, l kekhususan, m budaya dan n nasionalisme. Perbedaan dengan pendidikan ilmu sosial di sekolah adalah perbedaan tujuan pendidikan ditingkat pendidikan masing-masing, sehingga sangat berpengaruh pada luas ruang lingkup yang harus dipelajari. Menurut Somantri 2001:92 meberikan definisi IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial. Pendidikan disiplin ilmu adalah suatu batang tubuh disiplin yang menyeleksi konsep, generalisasi, dan teori dari struktur disiplin ilmu tertentu dan disiplin ilmu pendidikan yang diorganisasikan dan sajikan secara ilmiah-psikologis untuk tujuan pendidikan. Pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang diorganisasikan dan sajikan secara ilmiah-psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan undang-undang Sisdiknas. Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa, kegiatan belajar mengajar IPS adalah membahas manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu sosial pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, baik pada lingkungan sekitar sekolah mapun lingkungan masyaraka, Oleh karena itu, guru IPS harus sungguh- sungguh memahami apa dan bagaimana bidang studi IPS yang diterapkan pada peserta didik Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tema tertentu. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. Peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan. Ilmu pengetahuan sosial membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat di mana anak didik tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat dan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Menurut Kosasih dalam Etin Solihatin dan Raharjo 2007:15 pendidikan IPS berusaha membantu mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakat. Pola pembelajaran IPS sangat menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan kepada peserta didik untuk ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat dan bekal untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut terlihat pada tabel berikut. Tabel 2.2 Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia Dimensi dalam kehidupan manusia Ruang Waktu NilaiNorma Area dan substansi pembelajaran Alam sebagai tempat dan penyedia potensi sumber daya Alam dan kehidupan yang selalu berproses, masa lalu, saat ini, dan yang akan datang Kaidah atau aturan yang menjadi perekat dan penjamin keharmonisan kehidupan manusia dan alam Contoh Kompetensi Dasar yang dikembangkan Adaptasi spasial dan eksploratif Berpikir kronologis, prospektif, antisipatif Konsisten dengan aturan yang disepakati dan kaidah alamiah masing-masing disiplin ilmu Alternatif penyajian dalam mata pelajaran Geografi Sejarah Ekonomi, SosiologiAntropologi Sumber: Sardiman 2004: 56 Pendidikan ilmu pengetahuan sosial IPS pada dasarnya merupakan filsafat praktik pendidikan, yaitu mengenai pendidikan ilmu-ilmu sosial agar para peserta didik mampu memahami masalah sosial dan mampu mengatasi serta mengambil keputusan yang tepat terhadap masalah yang dihadapi dalam hidupnya.

A. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN

1 7 60

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI Pengaruh Metode Pembelajaran Examples Non Examples Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Siswa Kel

0 3 14

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN Pengaruh Metode Pembelajaran Examples Non Examples Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Siswa Ke

0 5 16

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON Eksperimentasi Model Pembelajaran Examples Non Examples dan Contextual Teaching And Learning terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa (Penelitian Eksperimen pada Kelas VIII

0 0 18

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON Eksperimentasi Model Pembelajaran Examples Non Examples dan Contextual Teaching And Learning terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa (Penelitian Eksperimen pada Kelas VIII

0 1 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PNEUMATIK DAN HIDROLIK.

0 3 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES BEBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TIK SISWA SMA KELAS X.

0 0 39

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MASALAH SOSIAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES.

0 0 4

PENGARUH MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES TER

0 0 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON-EXAMPLES TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

0 0 10