melayani dan mengarahkan secara teratur atau sistematis dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
Guru sebagai pendidik juga memiliki tugas administratif di sekolah khususnya dalam pembelajaran yang berbentuk administrasi kurikulum.
Arikunto menjelaskan “administrasi kurikulum adalah administrasi yang ditujukan untuk keberhasilan kegiatan belajar mengajar secara maksimal,
dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar tersebut”.
38
Menurut Ary H. Gunawan , “administrasi kurikulum
merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu
terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan”.
39
Dengan demikian, dapat dibajarkan bahwa kegiatan dalam administrasi kurikulum yaitu berbagai kegiatan yang bertujuan untuk
melaksanakan dan mengembangkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dijadikan sebagai instrumen dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip administrasi, kemudian kurikulum dikembangkan sehingga dalam pelaksanaannya dapat mencapai sasaran
pendidikan yang diharapkan. Melalui kegiatan administrasi kurikulum diupayakan agar rumusan kurikulum benar-benar berasal dari sebuah
instrumen yang terencana dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik pula. Oleh karena itu, dibutuhkan kesiapan guru
dalam menjalankan tugas administrasinya agar hal tersebut dapat tercapai.
b. Gugus Tugas Administrasi Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013
Dalam implementasi
kurikulum 2013
beberapa instrumen
administratif yang perlu disiapkan guru dalam menunjang kegiatan belajar mengajar yaitu program tahunan, program semester, rencana pelaksanaan
38
Suharsimi Arikunto, Op.cit, h. 58
39
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah “Administrasi Pendidikan Mikro”, Jakarta:
Rineka Cipta, 1996, h. 80
pembelajaran, dan kriteria ketuntasan minimal yang dijelaskan sebagai
berikut. 1 Menyusun Program Tahunan
Wina Sanjaya menjelaskan bahwa “program tahunan dapat
diartikan sebagai rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai
oleh siswa”.
40
Mulyasa secara lebih jelas menyatakan bahwa program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan
oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, seperti program
semester, program mingguan, dan program harian atau program pembelajaran setiap pokok bahasan.
41
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam program tahunan disusun perencanaan alokasi waktu untuk setiap kompetensi
dasar yang harus dicapai dalam waktu satu tahun ajaran sebagai pedoman guru dalam mengembangkan program-program berikutnya.
2 Menyusun Program Semester
Semester merupakan satuan waktu yang digunakan untuk penyelenggaraan program pendidikan. Mulyasa menjelaskan “program
semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester ini
merupakan penjabaran dari program tahunan. Pada umumnya program semester ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan yang hendak
disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan- keterangan”.
42
40
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2013, Cet.6, h. 52
41
E. Mulyasa, Op.cit, h. 95
42
Ibid, h. 98
Menurut Wina Sanjaya, “jika program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi
dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar itu dilakukan”.
43
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa program semester merupakan jabaran kegiatan dari program tahunan
yang sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan. Segala kegiatan pada program semester yang disajikan harus sudah selesai dilaksanakan
pada setiap akhir semester.
3 Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
Salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru dalam proses belajar mengajar adalah melakukan penilaian. Dalam rangka melakukan
penilaian maka harus memiliki kriteria, adapun kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan
kriteria ketuntasan minimal KKM.
Kunandar menjelaskan kriteria ketuntasan minimal KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan pada awal tahun pelajaran dengan memperhatikan intake
kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas materi mengidentifikasi
indikator sebagai
penanda tercapainya
kompetensi dasar, dan kemampuan daya pendukung berorientasi pada sarana dan prasarana pembelajaran dan sumber belajar yang
dimiliki satuan pendidikan.
44
Kunandar juga menjelaskan lebih rinci mengenai fungsi kriteria ketuntasan minimal sebagai berikut:
a Acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap
kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan.
43
Wina Sanjaya, Op.cit, h. 53
44
Kunandar, Penilaian Autentik, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014, h. 83
b Acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap KD dan indikator ditetapkan
KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik.
c Digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan disekolah.
Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolak ukur.
d Kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan
pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan
pendidikan dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran
dan penilaian.
45
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kriteria ketuntasan minimal merupakan kriteria bagi ketuntasan belajar siswa
yang mengacu pada kerumitan materi dan kemampuan rata-rata siswa terhadap materi tersebut. Jika melihat dari fungsinya kriteria ketuntasan
minimal sebagai acuan bagi peserta didik dan pendidik dalam penilaian hasil belajar, karena ketercapaian KD dapat dilihat dari KKM yang
telah ditetapkan sehingga diharapkan guru dapat memaksimalkan proses pembelajaran agar dapat memenuhi KKM yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, KKM sebagai evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan disekolah.
Dalam menentukan KKM sebaiknya dilakukan oleh guru melalui beberapa cara. Menurut Kunandar, cara menetapkan KKM terbagi
menjadi dua cara yaitu: a Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria. Dari
setiap kriteria diberikan nilai. Dalam menentukan rentang nilai dan menentukan nilai dari setiap kriteria perlu kesepakatan
dalam forum bersama satuan pendidikan.
45
Imam Wahyudi, Op.cit, h. 86
Tabel 2.1
Rentang Nilai Kriteria dan Skala Penilaian Aspek yang
Dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi
65 Sedang
65 – 79
Rendah 80 - 100
Daya Dukung Tinggi
80 – 100
Sedang 65 - 79
Rendah 65
Intake Siswa Tinggi
80 - 100 Sedang
65 - 79 Rendah
65 Contoh :
Jika Indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinnggi dan intake peserta didik sedang, maka nilai
KKM-nya adalah : 1 langkah pertama, memberikan nilai pada setiap kriteria yang sudah ditentukan, yakni kompleksitas tinggi
= 64, daya dukung tinggi = 85, dan intake siswa sedang = 70. 2 Membuat rata-rata dari perolehan nilai dari kriteria yakni
64+85+70=219:3 = 73. Jadi KKM indikator tersebut adalah 73
b Dengan menggunakan poin atau skor pada setiap kriteria yang ditetapkan.
Tabel 2.3
Skor Nilai Kriteria dan Skala Penilaian Aspek yang
dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi
1 Sedang
2 Rendah
3 Daya Dukung
Tinggi 3
Sedang 2
Rendah 1
Intake Siswa Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Contoh
: Jika indikator memiliki kriteria komopleksitas tinggi, daya
dukung tinggi dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah :
1+3+2 X 100 = 66,7 9
Jadi KKM indikator tersebut adalah 67 hasil pembulatan 66,7
46
46
Kunandar, Op.cit, h. 84-89
Menelaah penjabaran tersebut, dalam menetapkan KKM perlu diperhatikan beberapa hal yaitu kompleksitas materi yang merupakan
tingkat kesulitan atau kerumitan dalam setiap indikator, kompetensi dasar, dan kompetensi inti yang harus dicapai oleh peserta didik.
Selanjutnya kemampuan daya pendukung yang berorientasi pada sarana dan prasarana pembelajaran dan sumber belajar dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah. Selain itu, perlu diperhatikan juga intake siswa yang merupakan tingkat kemampuan
rata-rata peserta didik di sekolah. Sementara itu, pada prinsipnya dalam kurikulum 2013 kriteria
ketuntasan minimal KKM disebut ketuntasan belajar minimum yang ditentukan dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar,
daya dukung, dan karakteristik peserta didik. Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan yaitu 2.66 B- dan untuk pencapaian minimal untuk kompetensi sikap adalah B Baik.
47
Untuk kompetensi yang belum tuntas, kompetensi tersebut dituntaskan melalui pembelajaran
remedial sebelum melanjutkan pada kompetensi berikutnya. Berikut ini ketentuan ketuntasan belajar menurut kurikulum 2013:
a Untuk KD pada KI-3 dan KI-4 diberikan remedial individual sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang memperoleh nilai
kurang dari 2.66 b Untuk KD pada KI-3 dan KI-4 diberikan kesempatan untuk
melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.66 atau lebih dari 2.66
c Untuk KD pada KI-3 dan KI-4 diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75 peserta didik
memperoleh nilai kurang dari 2.66 d Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta
didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik paling tidak oleh guru mata pelajaran,
guru BK, dan orang tua
47
Imas Kurniasih Berlin Sani, Op.cit, h. 105
e Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila terdapat minimal salah satu kompetensi dari tiga mata pelajaran tidak
tuntas.
48
Penentuan KKM harus dilakukan secara cermat dan akurat sehingga dapat dijadikan indikator keberhasilan peserta didik dalam
belajar dan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Dengan kata lain, KKM sebagai evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di
sekolah.
4 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Berdasarkan Pasal 20 pada Peraturan Pemerintah 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
dinyatakan bahwa “perencanaan poses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar”.
49
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa “RPP dijabarkan dari silabus
untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD”.
50
Selanjutnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menyatakan
bahwa “langkah awal dalam proses pembelajaran adalah perencanaan yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran RPP”.
51
Memperhatikan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa RPP adalah suatu perencanaan pembelajaran yang merupakan penjabaran
dari silabus sebagai upaya pencapaian KD dalam satuan kelompok mata pelajaran. Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, maka
48
Ibid, h.105
49
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20
50
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
51
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun ajaran baru yang dilakukan oleh guru dalam satuan
kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan kegiatan penilaian.
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif,
inisiatif, menyenangkan,
memantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
52
Dalam implementasi kurikulum 2013, penyusunan RPP dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang
mengacu pada buku pegangan guru, buku siswa, dan silabus yang telah ditetapkan. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjabarkan komponen RPP yaitu: 1 identitas
sekolahmadrasah, mata pelajaran atau tema, kelassemester, dan alokasi waktu; 2 kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator
pencapaian; 3 materi pembelajaran; 4 kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup; 5 penilaian,
pembelajaran remedial, dan pengayaan; dan 6 media, alat, bahan, dan sumber belajar.
53
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Dalam hal ini, guru merancang RPP untuk
setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di sekolah. Dalam kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran menggunakan
pedekatan saintifik sehingga dalam RPP guru harus mampu mengolah langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lima
langkah pembelajaran yaitu mengamati observasi, menanya,
52
Daryanto dan Herry Sudjendro, Op.cit, h. 99
53
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasikan atau mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Selain itu, penilaian
yang dilakukan melalui penilaian autentik. Dalam menghadapi perubahan tersebut pemerintah membantu
guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan menerbitkan buku pegangan guru dan buku siswa sehingga penyusunan RPP dalam
kurikulum 2013 mengacu pada buku pegangan guru, buku siswa, dan silabus yang telah ditetapkan. Meski demikian, faktanya guru masih
mengalami kesulitan dalam menyusun atau mengembangkan RPP sesuai ketentuan yang berlaku, terutama tentang pengembangan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan pengembangan penilaian autentik.
Terkait dengan tugas administrasi guru selain menyusun rencana pembelajaran, dalam kurikulum ini untuk melakukan penilaian guru
diharuskan membuat instrument penilaian berupa portofolio, lembar pengamatan atau observasi, lembar penilaian sikap, dan lembar
penilaian kinerja atau praktik. Setiap lembar penilaian harus dicantumkan pensekoran yang disesuaikan dengan skala penilaian
kurilukum 2013 meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Seluruh instrument tersebut dijabarkan dalam RPP yang
disusun oleh masing-masing guru. Berdasarkan analisis teori tentang tugas administrasi guru maka
yang dimaksud dengan kesiapan guru dalam menjalankan tugas administratifnya adalah kesediaan dan kemampuan guru dalam
merencanakan pembelajaran dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum sebaik-baiknya
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam implementasi kurikulum 2013 tugas
administrasi guru yang perlu disiapkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yaitu dengan menyusun program tahunan, program
semester, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, dan menentukan kriteria ketuntasan minimal KKM.
C. Hasil Penelitian yang Relevan