35 dalam arti luas. Siswa yang dapat menjelaskan dengan baik Jigsaw, siswa
yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik TGT, dan siswa yang dapat membuat laporan dan mempresentasikan dengan baik GI, di depan kelas
tentu akan mendapat penghargaan berupa pujian, perasaan di terima ditengah- tengah siswa yang lain, atau mendapat kepuasan dalam belajar. Sebaliknya
bagi siswa yang tidak mempersiapkan diri dengan baik, dan tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik tentu akan mendapat sanksi sosial, berupa
„malu karena dianggap tidak mampu’. Dengan demikian tidak ada pilihan lain bagi siswa kecuali mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan mengikuti proses
pembelajaran sebaik-baiknya.
Kaitan dengan penerima informasi sebagai pembentuk sikap, model pembelajaran koopratif memberikan ruang seluas-luasnya kepada siswa untuk
berdiskusi dalam kelompok. Informasi yang diterima pun tidak semata-mata hanya bersumber dari guru, melainkan semua siswa mempunya hak untuk
menyampaikan pendapat. Semua siswa yang ada di kelas bisa menjadi sumber belajar, dengan demikian informasi yang diterima siswapun semakin banyak.
Oleh karena itu perlu diupayakan bahwa informasi yang diterima siswa adalah informasi yang positif, agar dapat membentuk sikap yang juga positif.
d. Teori Perubahan Sikap
Para pakar psikologi sosial telah mengemukakan berbagai teori tentang perubahan sikap, diantaranya adalah.
36 1
Teori Fungsional Teori fungsional beranggapan bahwa manusia mempertahankan sikap yang
sesuai dengan kepentingannya. Perubahan sikap terjadi dalam rangka mendukung suatu maksud atau tujuan yang ingin dicapai. Menurut teori ini,
sikap merupakan alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, untuk mengubah sikap seseorang, terlebih dahulu harus dipelajari dan diketahui
kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang. Katz dan Stotland dalam Pargito 2011:VII-4 menjelaskan bahwa
perubahan sikap pada diri seseorang terjadi untuk menyesuaikan dengan kebutuhannya. Ada beberapa fungsi sikap dalam rangka memenuhi
berbagai kebutuhan individu. Adapun yang dimaksud dengan pertahanan diri, perubahan sikap didasarkan pada keinginan seseorang untuk
melindungi atau mempertahankan dirinya. Sebagai pernyataan nilai, perubahan sikap didasarkan pada keinginan seseorang untuk menyatakan
sikap yang sejalan dengan nilai-nilai utama yang menjadi pegangan bagi dirinya. Selanjutnya, sebagai pengetahuan, perubahan sikap didasarkan
pada keperluan
seseorang untuk
mendapatkan informasi
yang diperlukannya.
2 Teori pertimbangan sosial social judgement theory
Menurut Asch dan Sherif dalam Pargito, 2011:VII-5.teori ini, perubahan sikap merupakan suatu penafsiran kembali atau pendefinisian kembali
terhadap objek sikap. Sikap dijelaskan sebagai suatu daerah posisi dalam suatu skala, yang mencakup ruang gerak penerimaan latitude of
37 acceptance, ruang gerak tidak pasti latitude of noncommitment, dan
ruang gerak penolakan latitude of rejection.
proses perubahan sikap bergantung pada hasil penapsiran ulang. Apabil individu berpendapat bahwa hasil penapsiran ulang itu hasilnya lebih
buruk, maka hampir bisa dipastikan individu itu tidak akan mengubah sikapnya. Sebaliknya jika ternyata hasil penapsiran ulang itu lebih baik,
maka dengan sendirinya individu itu mempunyai kecenderungan untuk mengubah ke arah hasil penapsiran itu. Seseorang yang pernah mengalami
kekecewaan atas penanganan kasus hukum, tentu ia memiliki sikap yang negatif terhadap sistem hukum. Kemudian individu itu mendapat informasi
yang benar positif tentang hukum, bahwa apa yang pernah dialaminya adalah karena ulah oknum dan tidak semua penegak hukum seperti itu,
maka lambat laun individu itu akan mengubah sikap negatifnya menjadi positif.
2.2 Pendidikan Kewarganegaraan