21
dinyatakan memiliki perbedaan yang signifikan p0.05 dalam uji T berpasangan setelah data dinyatakan terdistribusi normal dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk
p0.05. Uji Shapiro-Wilk digunakan karena jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini 50 responden.
Dilakukan uji korelasi untuk mengetahui besar korelasi BB dengan kadar TG responden. Karena data yang diperoleh tidak terdistribusi normal, maka
dilakukan uji korelasi Spearman. Hasil uji korelasi Spearman didapatkan p0.05 yang menyatakan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan. Didapatkan juga
koefisien korelasi sebesar 0.174 yang menyatakan bahwa arah hubungan BB dan kadar TG responden adalah positif lemah.
4.4. Hasil Pengukuran Kadar TG Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.3 menunjukkan rerata kadar TG sebelum dan sesudah perlakuan berdasarkan jenis kelamin. Didapatkan rerata TG laki- laki sebelum dan sesudah
perlakuan sebanyak 157,55 20,15 mgdL dan 155,61 17,57 mgdL, sedangkan
perempuan sebesar 148,32 3,93 mgdL dan 149,62 7,68 mgdL. Didapatkan
adanya penurunan kadar TG sebanyak 1,95 mgdL pada laki- laki dan peningkatan 1,3 mgdL pada perempuan.
Gambar 4.3 Rerata kadar TG sebelum dan sesudah perlakuan berdasarkan jenis kelamin
mean TG pre laki2
mean TG post laki2
mean TG pre pr
mean TG post pr
Series1 157,55
155,61 148,32
149,62 135,00
140,00 145,00
150,00 155,00
160,00 165,00
T G
m gd
L
22
Uji Shapiro-Wilk menunjukkan data berdistribusi normal pada kadar TG perempuan sebelum perlakuan p 0.05 dan data tidak berdistribusi normal pada
kadar TG laki- laki sebelum perlakuan p 0.05. Adanya data yang tidak terdistribusi normal pada TG laki- laki sebelum perlakuan dikarenakan terdapat 1
data responden laki- laki yang memiliki kadar TG dengan selisih yang cukup jauh dibandingkan kadar TG responden laki- laki lainnya. Uji Levene menunjukkan data
kadar TG sebelum perlakuan berdasarkan jenis kelamin homogen p 0.05. Uji Shapiro-Wilk terhadap data TG sesudah perlakuan menunjukkan data berdistribusi
normal pada kedua jenis kelamin p 0.05. Uji Levene juga menunjukkan data TG berdasarkan jenis kelamin homogen p 0.05 kecuali berdasarkan rerata mean
yang menunjukkan data tidak homogen. Pada uji T independen didapatkan rerata TG sebelum perlakuan pada laki-
laki sebanyak 157,55 20,15 mgdL dan perempuan 148,32 3,93 mgdL
sedangkan kadar rerata TG sesudah perlakuan sebesar 155,61 17,57 mgdL dan
149,62 7,68 mgdL. Kadar TG laki- laki sebelum perlakuan lebih tinggi 9,29
mgdL dan sesudah perlakuan lebih tinggi 5.99 mgdL. Hal ini diduga berhubungan dengan pengaruh estrogen pada perempuan premenopause terhadap proses lipolisis.
Mittendorfer dkk melaporkan bahwa kecepatan lipolisis tubuh perempuan seutuhnya saat puasa lebih besar daripada laki- laki. Hal ini menunjukkan kadar TG
saat puasa pada wanita lebih rendah dari pada laki- laki.
33
4.5. Hasil Informasi Aktifitas Responden
Untuk meminimalisir bias dengan faktor lain, responden mengisi kuesioner sebelum dan sesudah mengonsumsi kurma lampiran 5. Kuesioner berisi
pertanyaan mengenai pola makan sehari-hari dan aktivitas fisik responden sebelum dan sesudah perlakuan, riwayat penyakit responden dan riwayat penyakit metabolik
pada keluarga. Data kuesioner yang diperoleh kemudian dilakukan skoring total. Hasilnya
adalah tidak ada perubahan yang signifikan pada faktor makanan dan aktivitas fisik responden sebelum dan sesudah perlakuan. Selain itu, tidak didapatkan penyakit
metabolik pada diri responden pada hasil pengisian kuesioner.