Nama Material Jenis
File IntegrasiSumber
Kentang Gambar .png
Internet http:kaloriku.com
Kol Gambar .png
Internet http:1.bp.blogspot.com
Sawi putih Gambar .png
Internet http:www.bimbingan.org
Seledri Gambar .png
Internet http:ekesehatan.com
Talas Gambar .png
Internet http:anekakripikmalang.com
Terong Gambar .png
Internet http:herosupermarket.co.id
Toge Gambar .png
Internet http:wartakesehatan.com
Wortel Gambar .png
Internet http:manfaat.co.id
3.2 Analisis Metode Applied Behavior Analysist ABA
Pada analisis metode akan membahas bagaimana suatu metode dapat diterapkan dalam sebuah aplikasi, dalam penelitian ini metode yang akan
digunakan adalah metode Applied Behaviour Analysist ABA. Metode Applied Behavior Analysist
ABA merupakan salah satu metode yang kompleks, namun metode ini yang paling sering digunakan dan terbukti dapat memperbaiki prilaku
anak autis maupun tunagrahita. Metode ini menjadi satu-satunya metode yang sistematik, terstruktur dan terukur, serta menjadi satu-satunya rekomendasi New
York State Departement of Health NYSDOH, US Departement of Health dan
American Academy of Pediatrics AAP karena teruji oleh ribuan penelitian
mampu mengeluarkan anak dari autisnya
[55][56][57][58][59]
. Maka dari itu rancangan aplikasi multimedia pembelajaran ini harus disesuaikan dengan metode tersebut.
3.2.1 Metode Applied Behaviour Analisys ABA Konvensional
Menurut Y. Handojo ada beberapa teknik dasar dalam penerapan metode Applied Behaviour Analisys
ABA diantaranya[27]: 1.
Kepatuhan compliance dan kontak mata adalah kunci masuk ke metode ABA.
2. One on one adalah satu guru dengan satu anak, peran guru yaitu sebagai
promter pemberi bantuan.
3. Siklus discrate trial training yang dimulai dari instruksi diakhiri dengan
imbalan. Tiga kali instruksi dengan pemberian tenggang waktu 3-5 detik pada instruksi ke-1 dan ke-2.
Tabel 3.6 Siklus Discrate Trial Training
SIKLUS Instruksi 1 tunggu 3-5 detik bila tidak ada respon,
lanjutkan dengan dorongan untuk menjawab Instruksi 2 tunggu 3-5 detik bila tidak ada respon,
lanjutkan dengan dorongan untuk menjawab Instruksi 3 langsung berikan imbalan
4. Fading adalah mengarahkan anak ke perilaku target dengan promt penuh
makin lama dikurangi secara bertahap. 5.
Saving adalah mengajarkan suatu perilaku melalui tahap-tahap pembentukan yang makin mendekati perilaku target.
6. Chaining adalah mengajarkan suatu perilaku yang komplek yang menjadi
aktivitas kecil. 7.
Discrimination Training adalah tahap identifikasi item dimana disediakan item pembanding, kemudian diacak tempatnya sampai anak benar-benar
mampu membedakan mana item yang harus diidentifikasi sesuai instruksi.
8. Mengajarkan konsep warna, bentuk, angka, huruf dan lain-lain.
Dari beberapa penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa teknik dasar pelaksanaan metode Applied Behavior Analysis ABA dapat
dikombinasikan dan dapat diterapkan pada sebuah aplikasi multimedia pembelajaran. Berikut Tabel 3.7 merupakan pemetaan dari metode ABA
konvensional dengan aplikasi multimedia pembelajaran yang akan dibangun.
Tabel 3.7. Pemetaan Metode ABA Dengan Aplikasi yang Akan dibangun
Kriteria Metode ABA Pemetaan Dalam Aplikasi
Kepatuhan compliance
Harus diawali dengan kepatuhan dan kontak mata, kontak mata adalah kunci
masuk ke metode ABA Salah satu cara untuk membuat siswa dapat berlatih
untuk lebih fokus yaitu dengan menggunakan konsep live view
, sehingga siswa dapat melihat dirinya sendiri seperti bercermin. Namun dalam hal ini
aplikasi yang akan dirancang hanya berperan sebagai alat bantu pembelajaran bagi seorang guru untuk
melatih siswa agar bisa fokus terhadap aplikasi, jadi penggunaanya akan tetap membutuhkan seorang
pendamping.
One on One Pelaksanaannya mengunakan satu guru
Dalam penggunaan aplikasi ini terdapat dua pengguna, yaitu guru dan siswa, sehingga guru akan
Kriteria Metode ABA Pemetaan Dalam Aplikasi
dengan satu anak, peran guru yaitu sebagai promter pemberi promt.
lebih fokus terhadap anak.
Siklus discrate trial training
Dimulai dari instruksi diakhiri dengan imbalan. Tiga kali instruksi dengan
pemberian tenggang waktu 3-5 detik pada instruksi ke-1 dan ke-2.
Sebelum aplikasi dimulai siswa akan diminta menirukan beberapa intruksi, misalnya mengangkat
tangan kiri, mengangkat tangan kanan, merentangkan tangan ataupun membungkuk, lalu diberi waktu
sebanyak 10 detik, dimana 5 detik pertama merupakan instruksi 1, 5 detik ke 2 merupakan
instruksi 2, jika siswa tidak menanggapi akan masuk ke instruksi 3.
Fading
Fading yaitu mengarahkan anak ke
perilaku target dengan promt penuh makin lama dikurangi secara bertahap.
Pada aplikasi tahap fading diterapkan dalam semua konten pembelajaran. Dengan menggunakan prompt
penuh secara konstan pada setiap konten. Tetapi dalam pelaksanaannya, tahap fading akan dibantu
oleh guru yang mendampingi untuk memberikan prompt
tambahan dan pengurangan secara bertahap, dengan mengacu pada tahap one on one yaitu satu
guru dan satu murid.
Saving
Saving adalah mengajarkan suatu
perilaku melalui
tahap-tahap pembentukan yang makin mendekati
perilaku target.
Penerapan tahap saving dalam aplikasi dipetakan pada saat pemberian imbalan berupa visual sehingga
saat menang atau kalah, siswa tunagrahita tidak menunjukan suatu sikap atau prilaku menyimpang
yang biasa dilakukan saat tertekan maupun merasa bersalah.
Chaining Chaining
yaitu mengajarkan suatu perilaku yang komplek yang menjadi
aktivitas kecil. Seorang pendamping dapat memilih sendiri mata
pelajaran apa yang disukai siswa terlebih dahulu, sehingga siswa akan tertarik untuk melakukan
perintah-perintah yang telah disediakan juga tidak membuat siswa menjadi tertekan.
Discrimination Training Siswa
diharapkan dapat
membandingkan suatu item dan dapat mengidentifikasi dengan benar.
Pada aplikasi pembelajaran ini terdapat beberapa materi
yang didalamnya
menerapkan item
pembanding. Misalnya
membedakan bentuk,
membedakan hewan, dan lain lain.
Mengajarkan konsep warna, bentuk, angka, huruf dan lain-lain
Pada konten aplikasi yang akan dibangun telah menerapkan pembelajaran mengenai warna, bentuk,
angka dan huruf. Misalnya pada pembelajaran Bahasa Inggris dengan menyebutkan kosa kata warna
dan benda menggunakan Bahasa Inggris, lalu angka pada pelajaran matematika.
Setelah metode ABA secara konvensional dipetakan kedalam aplikasi selanjutnya dilakukan analisis, karena dalam implementasinya ada tahap yang
tetap dibantu dengan cara konvensional, tahap tersebut yaitu fading. Menurut Ibu Esmi Sulasmiati selaku pengajar di SLB-C Yayasan Terate, pada tahap fading
seorang pendamping berperan sebagai pemberi promt dan akan mengurangi jika siswa tersebut telah menguasai materi yang disajikan. Proses tersebut mengacu
pada tahap one to one yaitu satu guru dan satu murid, agar dalam pelaksanaanya akan lebih terarah dan tercapai dari konsep ABA.
3.3 Analisis Kebutuhan Non Fungsional