Tahap-tahap Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

54 sangat banyak, untuk itu perlu dilakukan reduksi data. Mereduksi data dalam penelitian ini berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, serta memfokuskan pada fokus penelitian yaitu enam indikator disposisi berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian, data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Dalam mereduksi data, peneliti dipandu oleh tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan despkripsi tentang disposisi berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Socrates Kontekstual. Oleh karena itu, segala sesuatu yang dipandang asing menurut peneliti, tidak dikenal, tidak memiliki pola, maka itulah yang direduksi. Berdasarkan reduksi yang dilakukan maka terpilihlah sebelas siswa yang dilakukan proses analisis data selanjutnya. 2. Penyajian data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data dalam penelitian ini adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Dengan kata lain, penyajian data dalam penelitian ini adalah dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian data ini memudahkan peneliti untuk memahami disposisi berpikir kritis yang terjadi pada sebelas informan dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan yang telah dipahami tadi. Kegiatan ini memunculkan dan menunjukkan kumpulan data atau informasi yang terorganisir dan terkategori yang memungkinkan suatu penarikan kesimpulan atau tindakan. 55 3. Penarikan kesimpulan Data-data yang didapat pada hasil observasi disimpulkan dan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung berdasarkan indikator disposisi berpikir kritis matematis siswa yang menjdi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut merupakan kesimpulan awal yang masih bersifat sementara. Oleh karena itu, peneliti mengumpulkan bukti-bukti yang kuat dan mendukung kesimpulan yang masih bersifat sementara tersebut dengan melakukan triangulasi data, dengan maksud-maksud menguji kebenaran, kekokohan dan kecocokannya yang merupakan keabsahan datanya. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan dalam rangka triangulasi data, maka kesimpulan awal tersebut merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian, kesimpulan awal yang didapat akan meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Disposisi berpikir kritis matematis siswa dalam pembelajaran yang telah dilakukan dalam pembelajaran Socrates tidak muncul dengan dominan atau hanya muncul pada beberapa siswa yaitu B1, B2, B5, B8, B12, B22, B15, B3, dan B20. Sementara itu, sebagian besar siswa lain memunculkan disposisi yang bukan merupakan disposisi berpikir kritis dan terdapat dua siswa yaitu B24 dan B26 yang tidak memunculkan disposisi berpikir kritis matematisnya. 2. Bagi siswa yang memunculkan disposisi berpikir kritisnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Socrates Kontekstual, indikator disposisi berpikir kritis matematis yang banyak muncul adalah analitis, kepercayaan diri dalam berpikir kritis, serta sistematis. 3. Disposisi berpikir kritis siswa dengan indikator kepercayaan diri dalam berpikir kritis, analitis serta pencarian kebenaran dapat muncul ketika guru memberikan serangkaian pertanyaan sebagai validasi kebenaran jawabannya. 4. Disposisi berpikir kritis siswa dengan indikator analitis dan sistematis dapat muncul dengan pembelajaran yang memberikan keleluasaan untuk mengontruksi sendiri pengetahuan mereka pada pengerjaan permasalahan baik secara individu maupun diskusi kelompok.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN SOCRATES DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP PROSES BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Penelitian Deskriptif Kualitatif Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 10 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 57

PENERAPAN METODE SOCRATES PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PROSES BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS (Penelitian Deskriptif Kualitatif pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran

8 52 122

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 24 67

ANALISIS DESKRIPTIF DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL (Penelitian Kualitatif di SMP Al-Kautsar Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

2 13 89

ANALISIS SELF-EFFICACY BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL (Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

2 27 96

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Penelitian Kuantitatif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 10 75

DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL (Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 19 81

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Al-Kautsar Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 6 67

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 12 50

ANALISIS DESKRIPTIF SELF-EFFICACY BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL (Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII-J SMP Negeri 8 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 34 86