Sedangkan berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Tipe Wyoming Na-bentonit – Swelling bentonite
Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam keadaan kering
berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal
mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion- ion sodium Na+ Zulkarnaen, S. W dan D.H. Marmur. 1990
b. Mg, Ca-bentonit – non swelling bentonite
Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan mempunyai sifat
menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca rendah, suspensi koloidal memiliki pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion kalsium
dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking, berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit dalam proses pemurnian minyak
goreng perlu aktivasi terlebih dahulu. Endapan bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P. Sumatera, sebagian P. Kalimantan dan P. Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan
lebih dari 380 juta ton, serta pada umumnya terdiri dari jenis kalsium Ca- bentonitBrady,1986
2.4.1 Proses Terjadinya Bentonit di Alam
Secara umum, asal mula terjadinya endapan bentonit ada 4, yaitu
1. Endapan Hasil Pelapukan.
Faktor utama dalam pembentukan endapan bentonit sebagai hasil pelapukan adalah komposisi kimia dan daya lalu air pada batuan asalnya. Mineral-mineral
utama dalam pembentukan bentonit antara lain adalah, plagioklas, kalium- feldspar, biotit, muskovit serta sedikit kandungan senyawa alumina dan
ferromagnesia. Pembentukan bentonit dari proses pelapukan diakibatkan oleh
adanya reaksi antara ion-ion hidrogen yang terdapat dalam air tanah dengan senyawa silikat.
2. Endapan Proses Hidrotermal.
Larutan hidrotermal merupakan larutan yang bersifat asam dengan kandungan khlorida, sulfur, karbondioksida, dan silika. Dalam proses ini komposisi larutan
kemudian berubah karena adanya reaksi dengan batuan lain. Larutan alkali selanjutnya terbawa keluar dan bersifat basa serta akan tetap bertahan selama
unsur alkali tanah tetap terbentuk akibat penguraian batuan asal. Pada alterasi lemah, keterdapatan unsur alkali tanah akan membentuk bentonit.
3. Endapan Akibat Transformasi.
Endapan bentonit sebagai hasil transformasi devitrifikasi debu gunung api terjadi dengan sempurna apabila debu diendapkan di dalam wadah berbentuk
cekungan. Mineral-mineral gelas gunung api secara perlahan-lahan akan mengalami devitrifikasi yang selanjutnya akan menghasilkan bentonit.
4. Endapan Sedimen.
Bentonit juga dapat terbentuk sebagai cadangan sedimen keadaan basah. Mineral-mineral yang terbentuk secara sedimenter dan tidak berasosiasi dengan
tufa, salah satunya adalah bentonit serta terbentuk dalam cekungan yang bersifat basa Zulkarnaen,S.W.,D.H. Marmur. 1990
2.4.2 Struktur Bentonit
Struktur monmorillonit memiliki konfigurasi 2:1 yang terdiri dari dua silicon oksida tetrahedral dan satu alumunium oksida tetrahedral. Pada tetrahedral, empat atom
oksigen berikatan dengan atom silikon di ujung struktur. Sedangkan pada octahedral atom alumunium berikatan dengan enam atom oksigen pada ujung struktur Soedjoko
T.S.,1987.
Gambar 2.3 Struktur Bentonit http:www.tekmira.esdm.go.iddatabentonit
2.4.3 Komposisi Bentonit