BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KREDITOR PEMEGANG
JAMINAN FIDUSIA KARENA DEBITORNYA DINYATAKAN PAILIT
A. Kedudukan Kreditor Pemegang Fidusia Yang Debitornya Dinyatakan Pailit
Pada dasarnya, sebelum pernyataan pailit, hak-hak debitor untuk melakukan semua tindakan hukum berkenaan dengan kenyataan harus dihormati, tentunya
dengan memperhatikan hak-hak kontraktual serta kewajiban debitor menurut peraturan perundangan-undangan. Semenjak pengadilan mengucapkan putusan
kepailitan dalam sidang yang terbuka untuk umum terhadap debitor, hak dan kewajiban si pailit beralih kepada kurator untuk mengurus dan menguasai boedalnya.
Akan tetapi, si pailit masih berhak melakukan tindakan – tindakan atas harta kekayaan sepanjang membawa keuntungan bagi boedelnya.
Secara umum akibat pernyataan pailit adalah sebagai berikut : 1.
Kekayaan debitor pailit yang masuk harta pailit merupakan sitaan umum atas harta pihak yang dinyatakan pailit. Menurut pasal 21 UUK dan PKPU, harta
pailit meliputi seluruh kekayaan debitor pada waktu putusan pailit diucapkan serta segala kekayaan yang diperoleh debitor pailit selama kepailitan.
2. Kepailitan semata – mata hanya mengenai harta pailit dan tidak mengenai diri
pribadi debitor pailit. 3.
Debitor pailit demi hukum kehilangan hak untuk mengurus dan menguasai kekayaan yang termasuk harta pailit sejak hari putusan pailit diucapkan.
Universitas Sumatera Utara
4. Segala perikatan debitor yang timbul sesudah putusan pailit diucapkan tidak dapat
dibayar dari harta pailit kecuali jika menguntungkan harta pailit. 5.
Harta pailit diurus dan dikuasai kurator untuk kepentingan semua para kreditor dan debitor dan hakim pengawas memimpin dan mengawasi pelaksanaan jalannya
kepailitan. 6.
Tuntutan dan gugatan mengenai hak dan kewajiban harta diajukan oleh atau terhadap terhadap kurator.
7. Semua tuntutan atau yang bertujuan mendapatkan pelunasan suatu perikatan dari
harta pailit, dan dari harta debitor sendiri selama kepailitan harus diajukan dengan cara melaporkannya untuk dicocokkan.
8. Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 55, Pasal 56, Pasal 57 dan Pasal 58 UUK
dan PKPU, kreditor pemegang hak gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi haknya
seolah – olah tidak terjadi kepailitan. Pihak kreditor tersebut, tidak kehilangan haknya untuk menahan barang tersebut meskipun ada putusan pailit.
9. Hak eksekusi kreditor yang dijamin sebagaimana disebut dalam Pasal 55 ayat 1
UUK dan PKPU, dan pihak ketiga untuk menurut hartanya yang berada dalam penguasaan debitor pailit atau kurator, ditangguhkan maksimum untuk 90 hari
setelah putusan pailit diucapkan. Pada dasarnya keduduakan kreditor adalah sama dan karenanya mereka
mempunyai hak yang sama atas hasil eksekusi boedel pailit sesuai dengan besarnya tagihan mereka masing – masing.
Universitas Sumatera Utara
Bila kita lihat diatas, maka dapat diketahui bahwa pihak – pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit adalah :
a. Debitor itu sendiri yang memiliki dua atau lebih kreditor, melihat ketentuan itu,
maka berarti debitor yang hanya memiliki seorang kreditor tidak dapat mengajukan permohonan kepailitan.
b. Seorang kreditor atau lebih, baik secara sendiri – sendiri ataupun bersama – sama.
Jika kreditor itu adalah satu – satunyakreditor maka permohaonan kepailitan itu tidak dapat diajukan oleh kreditor.
c. Jaksa atau penuntut umum
Bentuk awal dari fidusia adalah fidusia cum creditore. Penyerahan hak milik pada fidusia ini terjadi secara sempurna, sehingga penerima fidusia kreditor
berkedudukan sebagai pemilik yang sempurna juga.
26
“dimana sebagai pemilik tentunya saja ia bebas berbuat apa pun terhadap barang yang dimilikinya, hanya saja berdasarkan fides ia berkewajiban mengembalikan hak milik
atas barang tersebut kepada debitor pemberi fidusia, apabila pihak yang belakangan ini telah melunasi utangnya kepada kreditor. Lebih daripada itu tidak ada pembatasan
– pembatasan lain dalam hubungan fidusia cum creditore. Hak milik disini bersifat sempurna yang terbatas, karena digantungkan pada syarat tertentu. Untuk pemilik
Hal senada juga, disampaikan oleh Dr. A. Veenhoven yang menyatakan :
26
Marulak Pardede dan Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Ri, Op.Cit., hal. 29
Universitas Sumatera Utara
fidusia, hak miliknya digunakan pada syarat putus. Hak miliknya yang sempurna baru lahir jika pemberi fidusia tidak memenuhi kewajibannya wanprestasi.
27
27
A. Veenhoven dalam Oey Hoey Tiong, Op.Cit., hal. 47.
Kebebasan berkontrak merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam membuat suatu perjanjian, dimana dengan adanya kebebasan berkontrak akan
terciptanya suatu keadilan. Kebebasan berkontrak hanya dapat mencapai keadilan, jika para pihak memiliki kedudukan yang seimbang. Karena, jika tidak adanya
keseimbangan maka kontrak dapat menjadi tidak seimbangan terhadap kedudukan para pihak.
Kedudukan yang tidak seimbang terjadi bila pihak yang kuat dapat memaksakan kehendaknya kepada pihak yang lemah, hingga pihak yang lemah hanya
mengikuti saja syarat – syarat kontrak yang diajukan kepadanya. Syarat lainnya adalah kekuasaan tersebut digunakan untuk memaksakan kehendaksehingga
membawa keuntungan kepadanya. Kreditor dalam Pasal 1 ayat 8 UUJF yaitu pihak yang mempunyaipiutang
karena perjanjian atau undang – undan. Dalam hal ini kreditor yang dimaksud adalah bank dan nasabah sebagai kreditor. Dari segi kacamata hukum, hubungan antara
nasabah dengan bank, yaitu hubungan kontraktual dan hubungan kontraktual. Hubungan yang paling utama dan lazim antara bank dan nasabah adalah hubungan
kontraktual, terhadap nasabah debitor hubungan kontraktual tersebut berdasarkan suatu kontrak yang dibuat antara nasabah sebagai debitor.
Universitas Sumatera Utara
Hukum kontrak yang menjadi dasar terhadap hubungan antara bank dengan nasabah sebagai debitor bersumber dari ketentuan – ketentuan KUHPerdata tentang
kontrak buku ketiga. Sebab, menurut Pasa 1338 ayat 1 KUHPerdata, bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berkekuatan sama dengan undang – undang bagi
kedua belah pihak. Perjanjian kredit bank, memuat serangkaian klausula atau covenant, dimana
sebagian besar dari klausula merupakan upaya untuk melindungi pihak kreditor dalam pemberian kredit. Dalam perjanjian kredit antara bank dengan nasabahnya,
bank seringkali memintakan jaminan kepada debitornya sebagai jaminan atas kredit yang dipinjamnya maka benda jaminannya akan dieksekusi olehbank tersebut.
Dalam Pasal 55 UUK dan PKPU mengakui hak separatis dari pemegang hak jaminan sebagaimana ditentukan oleh KUHPerdata. Pencantuman Pasal 55 UUK dan
PKPU ini sangat penting bagi kepentingan dan pemberian perlindungan kepada kreditor. Menurut Pasal 56 ayat 2 UUK dan PKPU, apabila penagihan kreditor
pemegang hak jaminan adalah suatu piutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126 dan 127 UUK dan PKPU, maka kreditor pemegang hak jaminan diperkenankan untuk
berbuat demikian hanya sesudah piutang tersebut dicocokkan yang dilakukan dengan maksud untuk mengambil pelunasan atas jumlah piutang yang telah diakui dalam
pencocokan utang – piutang tersebut. Ketentuan hukum yang menentukan terjadinya keadaan yang disebut dengan
automatic stay, yaitu keadaan status quo bagi debitor dan para kreditor, biasanya diberikan setelah debitor dinyatakan pailit oleh pengadilan, tetapi justru selama
Universitas Sumatera Utara
berlangsungnya pemeriksaan pailit oleh pengadilan yaitu sejak permohonan pailit didaftarkan di pengadilan atau pada saat negosiasi antara kreditor dan debitor dalam
likuidasi terhadap pailit. Secara konkrit tentang apa yang diuraikan dapat dilihat pada kasus sebagai
berikut : PT. NV MASS telah ditunjuk PT. STAR MOTOR Untuk menjadi agen penyaluran
dan penjualan Sedan Mercedes, PT. NV MASS mendapat pembiayaan kredit exploitasi dari BANK MANDIRI sebesar150.000.000.000,- seratus lima puluh
miliar rupiah, untuk pembelian stock mobil Baby Benz dari PT. STAR MOTOR. Sebagai jaminan pelunasan utang PT. NV MASS, maka seluruh kendaraan yang
dibeli dari PT. STAR MOTOR diserahkann sebagai agunan utama. Dalam hal kredit yang diberikan oleh BANK MANDIRI kepada PT. NV
MASS adalah exploitasi pembelian kendaraan sehingga jaminan pokok yang dkiminta oleh BANK MANDIRI adalah seluruh stock kendaraan yang dibiayai
berdasarkan ketentuan dalam pemberian kredit. Mengenai bentuk jaminannya yang digunakan adalah jaminan fidusia, karena fidusia merupakan jaminan yang
memberikan kedudukan yang diutamakan pada penerima fidusia dalam hal ini adalah BANK MANDIRI terhadap kreditor lainnya, jika tidak memenuhi janjinya maka
penerima fidusia atau BANK MANDIRI mempunyai hak untuk menjual benda yang dijaminkan atas kekuasannya sendiri karena sertifikat fidusia ini mempunyai
kekuatan seperti putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
Universitas Sumatera Utara
sekalipun barang yang di serahkan sebagai jaminan tetap berada dalam penguasaan si pemberi fidusia dalam hal ini PT. NV MASS.
Dalam memperoleh sertifikat jaminan fidusia ditempuh dengan adanya tahap- tahapnya sebagai berikut:
1. Tahapan Pembebanan Fidusia
Pertama, Pembuatan perjanjian pokok tentang hutang atau kredit yang menimbulkan hak dan kewajiban antara BANK MANDIRI dengan PT. NV MASS
dapat dibuat secara dibawah tangan atau Notaris. Kedua, Pembuatan akta pembebanan jaminan fidusia harus dengan Akta Notaris dan dalam Bahasa Indonesia.
2. Pendaftaran Fidusia
Pertama, BANK MANDIRI atau wakilnya mengajukan permohonan pendaftaran jaminan fidusia dengan melampirkan pernyataan fidusia yang memuat
antara lain: -
Identitas pemberi dan penerima fidusia -
Tanggal, nomor akta dan tempat notaris yang membuat -
Data perjanjian -
Obyek jaminan fidusia -
Nilai penjamin -
Nilai obyek jaminan fidusia. Kedua, mencatatkan jaminan fidusia dalam buku daftar fidusia pada tanggal
yang sama dengan tanggal permohonan penerima.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga, menerbitkan dan menyerahkan sertifikat fidusia kepada penerima atau wakilnya pada tanggal yang sama dengan tanggal penerima permohonan pendaftaran.
c. Sertifikat Jaminan Fidusia adalah Salinan Buku Daftar Fidusia yang
memuat mengenai identitas pemberi dan penerima fidusia, tanggal dan nomor akta jaminan, nama dan tempat kedudukan Notaris pembuat
akta, data perjnjian pokok, uraian objek jaminan, nilai penjamin, dan nilai yang menjadi objek.
Dimana dalam melakuan penjualan kendaraan, PT. NV MASS sebagai pemberi fidusia tidak harus melakukan dengan meminta izin kepada BANK
MANDIRI. Karena dalam hal ini tidak perlu dilakukan atau meminta izin terhadap BANK MANDIRI, karena yang dibiayai dengan kredit exploitasi BANK MANDIRI
adalah barang persediaan. Hal ini mengacu pada ketentuan Undang – undang No.42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Karena menurut ketentuan Pasal 21 ayat 1
pemberi fidusia dapat mengalihkan benda persediaan yang menjadi objek jaminan fidusia dengan cara dan prosedur yang lazim dilakukan dalam usaha perdagangan.
Apabila kendaraan tersebut bukan digolongkan sebagai investory dan dijual oleh PT. NV MASS tanpa izin dari BANK MANDIRI maka akan dikenakan sanksi,
sanksinya dapat dikenakan penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,-lima puluh juta rupiah kepada PT. NV MASS selaku pembeli fidusia
hal ini sesuai dengan Pasal 36 Undang – undang No.42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Karena menurut ketentuan Pasal 23 ayat 2 Undang – undang No.42 Tahun
1999 tentang jaminan fidusia pemberi fidusia dilarang mengalihkan, menggadaikan
Universitas Sumatera Utara
kepada pihak lain benda yang menjadi obyek jaminan fidusia yang tidak merupakan benda persediaan kecuali telah ada persetujuan tertulis terlebih dahulu dari penerima
fidusia. Selain kasus diatas, untuk menbuat dasar pembahasan dalam penulisan
diberikan contoh lain yang berkaitan dengan jaminan fidusia, yaitu sebagai berikut : BANK MANDIRI cabang Jakarta telah memberikan fasilitas kredit kepada
PT. Blueberry Hill yang bergerak di bidang kontrak sebesar Rp. 2.000.000.000,- dua milyar rupiah melalui Perjanjian Kredit tanggal 15 Januari 1999. PT. Blueberry Hill
didirikan dengan akta Notaris No. 119 tanggal 15 oktober 1999 dibuat dihadapan Datuk Maharjo, SH, Notaris di Jakarta. Anggaran dasarnya belum diumumkan dalam
TBNRI namun sudah disetujui oleh Mentri Kehakiman tertanggal 2 Januari 2000. PT. Blueberry Hill melakukan kontrak kerja dengan PT persero Hutama Karya Jaya
dalam pembangunan fly over dengan nilai proyek sebesar Rp. 5.000.000.000,- lima milyar rupiah yang pembayarannya oleh PT persero Hutama Karya Jaya kepada
PT. Blueberry Hill dilakukan secara bertahap. Tahap I sebesar Rp. 1.500.000.000,- satu milyar lima ratus juta rupiah dan Tahap II sebesar Rp. 2.000.000.000,- dua
milyar rupiah PT. Blusky adalah holding company dari PT. Blueberry Hill yang juga sebagai deposan dari BANK MANDIRI, memberikan jaminan tanah berikut
bangunan kantor diatasnya seluas 800 m2 delapan ratus meter persegi yang terletak di JL. Jend. Gatot Subroto, Jakart Selatan, yan terdaftar atas nama Ny.Amanah
Ernest, Direktur Utama PT. Blusky.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya 2 dua contoh kasus di atas dapat diambil kesamaan, dimana jaminan fidusia banyak digunakan, karena proses pembebenannya dianggap
sederhana, mudah, dan cepat. Karena para pelaku bisnis ingin semua prosesnya dapat dilaksanakan dengan baik. Dan apabila para pelaku usaha bisnis ingin mengalami
pailit, para pelaku usaha bisnis tidak perlu merasa khawatir karena adanya jaminan yang mereka punya. Sehingga para pelaku usaha bisnis dapat terus melakukan
kegiatannya. Dengan adanya jaminan fidusia ini, diharapkan segala sesuatunya dapat dilaksanakan dan dilakukan dengan sebaik – baiknya agar apabila terjadi sengketa,
maka penyelesaian sengketa tersebut dapat diselesaikan dengan efesien dan efektif.
B. Hak Jaminan Fidusia Dalam Undang-Undang Kepailitan