20
senang hati menerima semua siswa apa adanya, tanpa pandang bulu, dan tanpa memilih siswa dengan tes seleksi. Ini karena prinsip sekolah tersebut
“tidak ada siswa yang bodoh”. Berdasar pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sekolah
unggulan adalah sekolah yang memanusiakan manusia, dalam arti tidak membeda-bedakan potensi yang dimiliki siswa. dengan kata lain sekolah
unggulan ialah sekolah yang membuka kesempatan luas untuk siswa dengan tidak menghalanginya dengan tes seleksi.
2. Pembelajaran Unggulan
Menurut Ibrahim Bafdal 2009: 30-31, secara konseptual, sekolah unggulan maupun kelas unggulan memang baik, dimana program kelas
unggulan dimungkinkan untuk melahirkan lulusan yang unggul. Namun secara teknis maupun psikologis pengembangan kelas unggulan perlu
dicermati. Sebagaimana pengembangan sekolah unggulan, pengembangan kelas unggulan secara teknis juga menuntut adanya tenaga profesional
yang memadai serta waktu belajar yang disediakan lebih banyak ditambah dengan fasilitas yang disediakan untuk kelas unggulan harus mendukung.
Pembelajaran unggulan adalah proses belajar mengajar yang dikembangkan dalam rangka membelajarkan semua siswa berdasarkan
tingkat keunggulannya individual differences, untuk menjadikannya beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi secara mandiri namun tetap dalam
21
kebersamaan mampu menghasilkan karya yang terbaik dalam menghadapi persaingan bebas dunia.
Merujuk pada konsepsi pembelajaran unggulan, perlu ditegaskan bahwa pembelajaran unggulan bukanlah pembelajaran yang secara khusus
dirancang dan dikembangkan hanya untuk siswa yang unggul, melainkan lebih merupakan pembelajaran yang secara metodologis maupun
psikologis dapat membuat semua siswa mengalami belajar secara maksimal dengan memperhatikan kapasitasnya masing-masing. Ada tiga
indikator pembelajaran unggulan, yaitu:
a. Pembelajaran dikatakan unggul apabila dapat melayani semua siswa
bukan hanya sebagian siswa. b.
Dalam pembelajaran unggulan semua anak mendapatkan pengalaman belajar semaksimal mungkin.
c. Walaupun semua siswa mendapat pengalaman belajar maksimal,
prosesnya sangat bervariasi bergantung pada tingkat kemampuan anak yang bersangkutan.
Jadi apabila dalam satu kelas terdapat tiga puluh lima siswa, dengan pembelajaran unggulan ketiga puluh lima siswa tersebut
mengalami belajar. Namun, diantara satu siswa dengan siswa lainnya bisa jadi berbeda, baik dari sisi tingkat maksimalnya maupun proses dalam
mendapatkannya, tergantung kemampuan. Berdasar pada pembelajaran unggul dibutuhkan tenaga profesional
yang mampu memahami karakteristik setiap peserta didik, menyediakan
22
waktu belajar yang lebih lama dibanding dengan sekolah lain, dapat melayani peserta didik secara merata, dengan didukung ketersediaan
fasilitas sarana prasarana yang menunjang pembelajaran.
3. Kriteria Sekolah Unggulan