Perkembangan Moral Tinjauan Karakteristik Siswa Tingkat SD

30 menggunakan kata kerja yang tepat untuk menjelaskan suatu tindakan. Area utama dalam pertumbuhan bahasa adalah pragmatis, yaitu penggunaan praktis dari bahasa untuk komunikasi Rita Eka Izzaty, 2008: 107-108. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perkembangan bahasa siswa usia sekolah dasar berkaitan erat dengan kondisi lingkungan dan perkembangan kognitif siswa. Perkembangan pikiran siswa tampak dalam perkembangan bahasa yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan.

d. Perkembangan Moral

Ketika masa kanak-kanak akan berakhir, konsep moral siswa mulai meluas. Siswa yang lebih besar lambat laun memperluas konsep sosial sehingga mencakup situasi apa saja. Selain itu, anak yang lebih besar menemukan bahwa kelompok sosial terlibat dalam berbagai tingkat kesungguhan pada berbagai macam perbuatan Hurlock, 1978: 163. Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, 2005: 104 mengatakan bahwa perkembangan moral siswa berkaitan erat dengan perkembangan sosial siswa. Selain berkaitan dengan perkembangan sosial siswa, terdapat pengaruh kuat juga dari perkembangan pikiran, perasaan, serta kemauan atas hasil tanggapan dari siswa. 31 Syamsu Yusuf LN. 2000: 132 mengatakan bahwa perkembangan moral siswa banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Siswa memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungan terutama orangtua. Siswa dikatakan bermoral jika tingkah laku siwa sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosial. Rita Eka Izzaty 2008: 110 mengatakan bahwa perkembangan moral ditandai dengan kemampuan siswa untuk memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Menurut Piaget, antara usia 5 sampai 12 tahun konsep siswa mengenai keadilan sudah berubah. Siswa yang lebih muda ditandai dengan moral yang heteronomous sedangkan siswa pada usia 10 tahun sudah bergerak ke tingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas autonomous. Kohlberg dalam Rita Eka Izzaty, 2008: 110-111 menyatakan adanya tiga tahap perkembangan moral. Ketiga tahap tersebut terjadi pada tiga tingkatan, yaitu tingkatan: a pra-konvensional; b konvensional; dan c pasca konvensional. Pada tahap pra-konvensional siswa peka terhadap peraturan- peraturan yang berlatar belakang budaya dan terhadap penilaian baik buruk, benar-salah tetapi mengartikannya dari sudut akibat fisik suatu tindakan. Pada tahap konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok atau agama dianggap sebagai suatu yang 32 berharga pada dirinya sendiri, yang nampak pada sikap loyal, ingin menjaga, menunjang dan memberi justifikasi pada ketertiban. Pada tahap pasca konvensional ditandai dengan adanya usaha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang sahih serta dapat dilaksanakan. Pada tahap pasca konvensional ditandai dengan adanya usaha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang sahih serta dapat dilaksanakan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah individu yang bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan moral siswa sangat dipengaruhi oeh perkembangan sosial. Hal ini dikarenakan lingkungan sosial dapat membantu siswa memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat.

e. Perkembangan Emosi