Nilai Dalam Budaya Kerja

14 Universitas Indonesia asumsi, dan sikap dari pekerja tua kepada yang muda. Tahapan sosialisasi biasanya sesuai dengan jalannya tahapan karier seseorang dalam organisasi. Jadi terbentuknya budaya kerja berawal ketika organisasi terbentuk, tertuang dalam filosofi pendirinya dan dikomunikasikan kepada anggota organisasi lainnya, kemudian dilakukan sosialisasi sebagai proses adaptasi budaya kerja terhadap seluruh pegawai.

2.1.4 Nilai Dalam Budaya Kerja

Robbins and Judge 2013:178 mendefinisikan nilai merupakan keyakinan dasar bahwa perilaku atau situasi tertentu lebih disukai baik secara pribadi maupun secara sosial dari pada perilaku atau situasi yang berlawanan atau sebaliknya. Nilai mengandung unsur pertimbangan yang membawa gagasan seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan. Nilai merupakan salah satu unsur yang mendasari jalannya organisasi karena menuntun individu untuk melakukan tindakan dan bersosialisasi. Nilai tersebut diikuti dengan doktrin, falsafah, peraturan-peraturan, norma, kepercayaan, sehingga keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung pada nilai yang dianut organisasi. Nilai tersebut umumnya diteruskan ke generasi berikutnya, dan kemungkinan dapat bertahan atau berubah, berdasarkan realitas yang dibangun bersama dengan anggota organisasi. Anggota organisasi dituntut untuk menghormati nilai organisasi Laksmi, 2012:70. Nilai biasanya sangat baik apabila dijabarkan sepenuhnya dalam sikap dan perilaku sehari-hari, terutama harus ditunjukkan oleh para pemimpin, karena sebuah teladan sangat bernilai dalam menjalankan pekerjaan dalam organisasi. Komitmen para pemimpin terhadap nilai values yang dianut organisasi menyebabkan perhatian seluruh komponen organisasi ditujukan sepenuhnya kepada substansi perencanaan dan bukan pada bentuknya Uha, 2013:114. Nilai dalam budaya kerja dapat didefinisikan sebagai suatu kekuatan atau energi yang terpatri dalam setiap individu di dalam berinteraksi di lingkungan kerja yang diwujudkan dalam bentuk aktualisasi diri, pengembangan bakat, norma dan prinsip-prinsip yang digunakan dalam menjalankan aktifitas kerja sehari-hari. Setiap fungsi atau proses kerja mempunyai perbedaan cara kerja, yang 15 Universitas Indonesia mengakibatkan berbeda pula nilai yang sesuai dan digunakan dalam kerangka kerja organisasi. Seperti nilai apa yang sepatutnya dimiliki oleh pemimpin puncak dan pemimpin lainnya, bagaimana perilaku setiap orang akan mempengaruhi kerja mereka, kemudian falsafah yang dianutnya seperti “Budaya kerja merupakan suatu proses tanpa akhir” atau “terus-menerus” Triguno, 2004:56. Blessinger dan Hrycaj 2013:11 menyatakan nilai dipengaruhi oleh sejarah dan pertumbuhan organisasi, perilaku pegawai, keyakinan dan tindakan para pemimpin. Beberapa nilai berkembang di seluruh organisasi dan beberapa nilai hanya berhubungan dengan bagian tertentu dalam organisasi. Selanjutnya Taylor mengamati bahwa organisasi yang secara konsisten dengan model nilai bersama, organisasi tersebut berpengalaman Blessinger dan Hrycaj, 2013:11: a membuat pegawai fokus pada apa yang penting bagi organisasi, b mengurangi stress pada individu, c mengurangi ketegangan antara individu dengan bagiannya, d antusiasme bekerja ditempat kerja, e mempunyai kebanggaan dalam pekerjaan, f terarah dalam bekerja di tempat kerja, g mengurangi pekerjaan yang birokratis, h bersikap positif dalam bekerja, i mempunyai momentum posif dalam melaksanakan semua pekerjaan.

2.1.5 Internalisasi