PEMBOBOTAN Weighting METODE SURVEI

15 Survei Kesejahteraan Sosial Dasar Tahun 2015 • Tahap 4: memilih 10 rumah tangga dari 15 rumah tangga di DSRT yang sudah dipilih secara sistematik berdasarkan hasil pemutakhiran Maret 2015 berbeda dengan rumah tangga SUSENAS Maret 2015. • Tahap 5: memilih keluarga menjadi responden. Apabila dalam rumah tangga ada lebih dari satu keluarga, maka dipilih dengan cara random.

I. PEMILIHAN RESPONDEN

Responden adalah kepala keluarga rumah tangga. Biasanya satu rumah tangga adalah 1 keluarga. Responden diharapkan mewakili karakteristik kesejahteraan keluarga tersebut. Dengan demikian tidak ada kesulitan dalam proses pemilihan responden. Jika dalam satu rumah tangga terdapat lebih dari satu keluarga, maka dilakukan pemilihan satu keluarga. Proses pemilihan satu keluarga dari sejumlah keluarga menggunakan proses randomisasi, sebagai berikut: • Tentukan jumlah keluarga dalam rumah tangga misalkan N, berikan nomor urut berdasarkan usia kepala keluarga, dimulai dari keluarga dengan usia kepala keluarga tertua. • Catat nomor urut sampel rumah tangga termasuk rumah tangga cadangan 1-15 • Selanjutnya memilih keluarga secara random dengan cara undian.

J. PEMBOBOTAN Weighting

Berdasarkan metode sampling yang direncanakan, hasil pembobotan weighting dan estimasi keluarga di provinsi terpilih dan nasional seperti berikut: 16 Survei Kesejahteraan Sosial Dasar Tahun 2015 Tabel 2.2: Indirect Estimate Provinsi dan Indonesia Level Rata Keluarga Populasi Rmh Tangga Jml Rmh Tangga Weight Prop Est Keluarga 12. SUMATERA UTARA 1.19 3266792 1544 2518 3887482 14. RIAU 1.12 1532031 605 2836 1715875 18. LAMPUNG 1.08 2066014 955 2336 2231295 32. JAWA BARAT 1.15 12458771 3083 4647 14327587 35. JAWA TIMUR 1.17 10754344 2338 5382 12582582 51. BALI 1.17 1102843 225 5735 1290326 52. NUSA TENGGARA BARAT 1.19 1348128 1870 858 1604272 61. KALIMANTAN BARAT 1.11 1118359 1257 988 1241378 64. KALIMANTAN TIMUR 1.13 856720 880 1100 968094 73. SULAWESI SELATAN 1.15 1961492 1826 1235 2255716 76. SULAWESI BARAT 1.21 287681 398 875 348094 91. PAPUA BARAT 1.15 193654 300 742 222702 Indirect Estimate Indonesia Level Rata Keluarga Populasi Rmh Tangga Jml Rmh Tangga Weight Nas Est Keluarga TOTAL 1.15 65785334 15281 4951 75653134 Sumber: BPS 2015 17 Survei Kesejahteraan Sosial Dasar Tahun 2015

BAB III KAJIAN PUSTAKA

A. KESEJAHTERAAN SOSIAL

Kesejahteraan sosial dideinisikan dalam berbagai perspektif, yaitu 1 kesejahteraan sosial sebagai sebuah aktivitas atau sistem yang terorganisasi, 2 sebagai kondisi sejahtera dan 3 sebagai disiplin ilmu Suharto, 2005; Adi, 2008; Fahrudin, 2013. Memperhatikan perspektif dalam mendeinisikan kesejahteraan sosial, maka deinisi kesejahteraan sosial yang digunakan di dalam survei ini, yaitu kesejahteraan sebagai kondisi sejahtera well- being. Konsep kesejahteraan sosial yakni suatu keadaan yang lebih baik, kebahagiaan dan kemakmuran yang terdiri dari tiga elemen yang sangat penting yaitu: A condition of social welfare or social well-being is conceived of as comprising three elements. hey are, irst, the degree to which social problems are to managed, second, the extent to which needs are met and inally, the degree to which opportunities for advancement a provided. hese three elements apply to individuals, families, groups, communities and even whole societies. Midgley, 1995. Dikemukakan oleh Midgley et.al. bahwa kesejahteraan sosial sebagai “a condition or state of human wel-being”. Kondisi sejahtera terjadi manakala kehidupan manusia aman dan bahagia karena kebutuhan dasar akan gizi, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal dan pendapatan dapat dipenuhi; serta manakala manusia memperoleh perlindungan dari risiko-risiko utama yang mengancam kehidupannya. Suharto, dkk. 2003, mendeinisikan kesejahteraan sosial sebagai kemampuan orang individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dan sistem sosial lembaga dan jaringan sosial dalam memenuhimerespon kebutuhan dasar, melaksanakan peranan sosial, serta menghadapi goncangan dan tekanan shocks and stresses . Kebutuhan dasar berkaitan dengan pendapatan, pendidikan dan kesehatan. Peranan sosial dimaksud sesuai dengan status sosial, tugas- tugas dan tuntutan norma lingkungan sosialnya. Kemudian, goncangan dan tekanan terkait dengan masalah psikososial dan krisis ekonomi. Berdasarkan konsep tersebut maka konotasi kesejahteraan sosial lebih luas, merujuk pada satu kondisi sosial dan bukan pada kegiatan amal yang