Uji Asumsi Klasik .1 Uji Normalitas

Pada tahun 2009 nilai Non Performing Loan NPL tertinggi pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yaitu sebesar 9,14. Nilai Non Performing Loan NPL terendah pada PT Bank Central Asia sebesar 0,7. Pada tahun 2010 nilai Non Performing Loan NPL tertinggi pada PT Bank Rakyat Indonesia yaitu sebesar 10,77. Nilai terendah Non Performing Loan NPL pada PT Bank Central Asia Tbk sebesar 0,6. Pada tahun 2011 nilai Non Performing Loan NPL tertinggi pada PT Bank Rakyat Indonesia yaitu sebesar 9,56. Nilai Non Performing Loan NPL terendah pada PT Bank Central Asia sebesar 0,5.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Uji Asumsi Klasik 4.3.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak miring ke kiri atau miring ke kanan. Dengan adanya tes normalitas maka hasil penelitian kita bisa digeneralisasikan pada populasi. Dalam pandangan statistik itu sifat dan karakteristik populasi adalah terdistribusi secara normal. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji kolmogrov smirnov 1 sample KS dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Apabila pada table Universitas Sumatera Utara terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. 2-tailed lebih besar signifikan 0.05 maka dinyatakan normal Situmorang dan Lufti, 2011.

4.3.1.1.1 Analisis Grafik

Sumber : Hasil Olahan SPSS 16, 17 Juli 2013 Gambar 4.1 Histogram Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa grafik histogram berdistribusi normal yang ditunjukan oleh data tersebut tidak miring ke kiri atau miring ke kanan. Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan analisis statistik selain dengan analisis grafik histogram melalui grafik normal p-p plot of regression standardized residual, dengan melihat titik-titik di sepanjang garis diagonal. PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai sumbu X melawan nilai-nilai yang ada pada sumbu Y. Apabila plot dari keduanya berbentuk linier dapat didekati oleh garis Universitas Sumatera Utara lurus, hal ini berarti variabel residual berdistribusi normal. Namun, jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Sumber: Hasil Olahan SPSS 16, 17 Juli 2013 Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik pada scatter plot mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan analisis statistik. Analisis statistik memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan analisis grafik. Uji normalitas yang digunakan dalam analisis statistik adalah uji statistik non parametrik one-sample kolmogrof-smirnov Universitas Sumatera Utara test, yakni dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai Asym.sig 2-tailed taraf nyata α = 0,05 maka data residual berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai Asym.sig 2-tailed taraf nyata α maka data residual tidak berdistribusi normal. Tabel 4.5 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 33 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.13519061E 2 Most Extreme Differences Absolute .119 Positive .097 Negative -.119 Kolmogorov-Smirnov Z .685 Asymp. Sig. 2-tailed .736 a. Test distribution is Normal. Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa nilai Asymp. Sig 2-tailed Unstandardized Residual masing-masing bernilai 0,736 yang lebih besar dari taraf nyata α yaitu 0,05. Hal ini berarti data residual berdistribusi normal.

4.3.1.2 Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara data pengamatan atau tidak. Ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Tahapan yang Universitas Sumatera Utara harus dilakukan untuk dapat menghasilkan harga koefisien Durbin-Watson dengan menggunakan SPSS 16 yaitu sebagai berikut: Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .785 a .616 .576 119.24626 1.964 a. Predictors: Constant, NPL, ATM, NIM b. Dependent Variable: EPS Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,964, sedangkan hasil pengujian menurut tabel adalah sebagai berikut: N = jumlah sampel = 33 K = jumlah variabel bebas= 3 Nilai tabel Durbin Watson pada α = 5; n = 33; k – 1 = 2 adalah dL = 1,2576 dan dU = 1,6511. Hasil pengolahan data menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 1,964 dan nilai tersebut berada di antara dU dan 4 – dU atau 1,964 lebih besar dari 1,6511 dan 1,964 lebih kecil dari 2,3489 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi linier tersebut tidak terdapat Autokorelasi atau tidak terjadi korelasi di antara kesalahan penggangu.

4.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi Universitas Sumatera Utara heteroskedastisitas. Untuk melihat apakah heteroskedastisitas atau tidak dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni: A. Cara Grafik, B. Cara Statistik

4.3.1.3.1 Cara Grafik

Cara grafik dapat dilihat bahwa titik data tidak harus mencerminkan suatu pola yang tidak sistematis atau dapat dikatakan random. Gambar grafik untuk melihat heteroskedastisitas ditampilkan pada gambar berikut Sumber: Hasil Olahan SPSS 16, 17 Juli 2013 Gambar 4.3 Scatterplot Dependent Variabel Dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan konsumen, berdasarkan masukan variabel independennya. Universitas Sumatera Utara

4.3.1.3.2 Cara Statistik

Pendekatan statistik yang digunakan untuk melihat apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak adalah dengan menggunakan uji glejser. Berikut ini ditampilkan Tabel uji glejser: Tabel 4.7 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.156 55.332 -.003 .998 ATM .004 .005 .154 .837 .410 NIM 10.271 7.441 .261 1.380 .178 NPL 4.564 5.810 .147 .785 .439 a. Dependent Variable: ABS_RES Tabel 4.7 menunjukan bahwa berdasarkan output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikan ketiga variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi

4.3.1.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas independen satu dengan variabel bebas independen yang lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinieritas adalah dengan melihat Variance Inflation Universitas Sumatera Utara Factor VIF dan nilai Tolerance. Bila nilai VIF kurang dari 5 dan nilai toleransi lebih dari 0,10 maka disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas dalam model regresi, begitu juga sebaliknya Bila nilai VIF lebih besar dari 5 dan nilai toleransi kurang dari 0,10 maka disimpulkan terdapat multikolinieritas dalam model regresi. Hasil uji multikolinieritas disajikan dalam Tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa dari masing-masing variabel independen adalah tolerance value 0,1 VIF 5 dari masing-masing variabel independen Dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas.

4.3.2 Analisis Regresi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Earning Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan Basic Industry And Chemicals yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012

2 60 104

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Shara Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2012

1 43 69

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2006-2010

9 80 121

Analisis Pengaruh Rasio leverage, Profitabilitas, Earning per share dan Ukuran perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

5 68 100

Pengaruh Earning Per Share, ROE, ROA, DER Dan Earning Growth Terhadap Price To Book Value Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 54 82

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dengan Earning Per Share sebagai variabel moderating pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009

3 32 120

Analisis Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009.

0 47 93

Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food & Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

9 67 115

Analisis Pengaruh Financial Leverage terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

8 122 98

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93