Good Corporate Governance Self – assessment
LAPORAN TAHUNAN 2013
22
ANNUAL REPORT
Bank secara rutin telah melakukan Self Assessment yang dilakukan secara komprehensif dan
terstruktur dengan mengintegrasikan faktor-faktor penilaian ke dalam 3 tiga aspek governance,
yaitu governance structure, governance process, dan governance outcome.
Penilaian Good Corporate Governance Bank telah dikaji ulang secara periodik dan dinilai setidaknya
setiap semester. Hasil penilaian Good Corporate Governance bank merupakan bagian terintegrasi
dari laporan penerapan Good Corporate Governance.
Pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance GCG Bangkok Bank cabang Jakarta telah
berlandaskan pada 5 prinsip dasar yang telah dipatuhi dan penilaian kecukupan dan efektivitas
pelaksanaan prinsip GCG dilakukan secara komprehensif dan terstruktur atas ketiga aspek
governance, yaitu
governance structure,
governance process dan governance outcome. Dari penilaian sendiri atas pelaksanaan GCG,
berikut adalah aspek pada GCG yaitu : a. Governance Structure
Bank telah memiliki kecukupan struktur tata kelola dalam proses pelaksanaan prinsip GCG
dimana komposisi anggota manajemen Bank telah sesuai dengan ketentuan kompleksitas dan skala
bisnis usaha Bank. Mayoritas anggota manajemen Bank memiliki pengalaman di bidang operasional
perbankan. Bank telah membentuk fungsi kepatuhan, SKAI
dan SKMR yang independent dari satuan kerja operation dan Bank juga telah memiliki
infrastruktur yang memadai dalam bentuk SDM, IT, jaringan kantor, kebijakan dan prosedur dalam
menerapkan prinsip GCG dan didukung openuh oleh yang didukung penuh oleh IBG kantor pusat
yang menjalankan fungsi selaku Dewan komisaris. Adapun fungsi dewan komisaris dan komite-
komite dilakukan oleh IBG, Kantor Pusat terhadap kinerja kantor cabang Jakarta yang hasilnya
berupa laporan pengawasan dari IBG yang dikirim secara berkala tiap 3 bulan kepada kantor cabang
Bangkok Bank Jakarta. Guna mendukung transparansi, Bank telah memiliki local website
yang memuat informasi finansial dan non finansial serta produk perbankan yang dimiliki.
Terkait implementasi prinsip kepatuhan, Bank senantiaa mensosialisasikan kepada seluruh
jenjang dalam Bank tentang ketentuan-ketentuan structured to integrate the assessment factors into three
3 aspects of governance, ie governance structure, governance, process, and governance outcome.
Assessment of Good Corporate Governance Bank has periodically reviewed and assessed at least every
semester. The assessment result of good corporate governance of banks is an integrated part of the
implementation of good corporate governance report. Implementation of Good Corporate Governance GCG
Bangkok Bank Jakarta branch has been based on five basic principles that have been followed and the
assessment of the adequacy and effectiveness of the implementation of corporate governance principles to be
comprehensive and structured of the three aspects of governance, ie governance structure, governance and
process governance outcomes. Self-assessment for the implementation of good
corporate governance, the following are aspects of the GCG namely:
1. Governance Structure The Bank has adequate governance structures in the
implementation of corporate governance principles in which the composition of the Banks management in
accordance with the terms of the complexity and scale of the Banks business. The majority of members of the
Banks management have experience in banking operations.
Bank has established a compliance function, Internal Audit and Risk Management independent from
operations unit and the Bank has adequate infrastructure in the form of HR, IT, office networks, policies and
procedures in applying the principles of good corporate governance and is fully supported by IBG headquarters
which perform the function as the Board of Commissioner. The functions of the board of
commissioners and committees made by IBG, to assess performance of the Jakarta branch office which results in
monitoring reports which sent periodically every 3 months to the Bangkok Bank branch office in Jakarta. In
order to support transparency, the Bank has a local website that contains financial and non financial
information and bank owned products.
Related to the implementation of the principle of compliance, Bank always disseminates about the new
provisions, the precautionary principle, the principle of
LAPORAN TAHUNAN 2013
23
ANNUAL REPORT
baru, prinsip kehati-hatian, prinsip manajemen risiko, budaya kepatuhan, pengendalian internal.
Manajemen mendukung penuh proses yang menjamin implementasi GCG dalam Bank.
Selain itu, kantor pusat Bangkok Bank mendukung penuh rencana bisnis Bank dalam rangka
peningkatan pertumbuhan kredit portfolio dan penambahan modal disetor dan dana usaha guna
memperkuat struktur permodalan Bank. b. Governance Process
Fungsi pengawasan dewan komisaris dilakukan oleh International Banking Group IBG. Hasil
pengawasan tersebut diungkapkan dalam laporan berkala yang telah disampaikan kepada Kantor
Cabang Jakarta. Bank telah memiliki komite-komite untuk
membantu manajemen Bank, yaitu : Komite Manajemen, Komite Manajemen Risiko, Komite
NPL, IT Steering Committee. Rapat komite dilakukan secara berkala,
c. Governance Outcome Seluruh hasil rapat manajemen dan komite telah
dituangkan dalam risalah rapat dan Bank telah melaporkan kepada OJK terkait pelaksanaan tugas
dan fungsi kepatuhan, internal audit, dan SKMR serta pelaporan terkait pelaksanaan GCG.
Penilaian sendiri Bank didasarkan pada prinsip Good Corporate Governance yang terdiri dari
- Kecukupan transparansi laporan; - Kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan; - Perlindungan konsumen;
- Oyektivitas dalam melakukan assessmentaudit; - Kinerja Bank seperti rentabilitas, efisiensi, dan
permodalan; danatau - Kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.
Dari hasil penilaian sendiri dapat dilihat bahwa peringkat penerapan GCG memiliki peringkat 2
atau ‘Baik’. risk management, a culture of compliance, internal
control to all levels within the Bank. Management fully supports the process that ensures the implementation of
GCG in Bank. Additionally, the headquarters of Bangkok Bank fully
supports the Banks business plan in order to increase loan portfolio growth and additional paid-in capital and
operating funds to strengthen the Banks capital structure.
2. Governance Process Commissioners oversight function performed by the
International Banking Group IBG. The monitoring results are disclosed in the periodic reports that have
been submitted to the Branch Office in Jakarta. The Bank has committees to assist management of the
Bank, namely: Management Committee, Risk Management Committee, and NPL Committee, the IT
Steering Committee. Committee meetings are conducted regularly,
C. Governance Outcome All the results of management meetings and committees
have been set forth in the minutes of meetings and the Bank has reported to the OJK regarding the conduct of
the duties and functions of compliance, audit internal, and Risk management and reporting related to the
implementation of GCG. Banks self assessment based on the principles of good
corporate governance consists of - The adequacy of transparency reports;
- Compliance with laws and regulations; - The protection of consumers;
- Objectivity in performing assessment audit; - The performance of the Bank such as profitability,
efficiency, and capital; and or - Compliance with applicable regulations.
From the results of the self assessment can be seen that the application of corporate governance ratings have a
rating of 2 or Good
LAPORAN TAHUNAN 2013
24
ANNUAL REPORT
Kesimpulan Umum Pelaksanaan Good Corporate Governance
Penilaian hasil laporan self-assessment tahun 2013 dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan tidak ada hal-hal yang signifikan ditemukan selama pemeriksaan GCG oleh
pemeriksa Bank Indonesia per posisi 30 Juni 2013 Bank telah menindak lanjuti rekomendasi yang
dibuat oleh Pemeriksa Bank Indonesia. Tugas dan Tanggungjawab Direksi
A. General Manager Chalit Tayjasanant Dalam menjalankan perannya, General Manager
memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai berikut : 1. Memimpin pengelolaan seluruh kegiatan Bank
yang dijalankan sesuai kewenangan yang diberikan.
2. Melakukan perencanaan
dan strategi,
mengkomunikasikan pemasaran dan rencana bisnis serta memantau implementasi rencana
bisnis 3. Melindungi kepentingan Bank dengan cara
memastikan kepatuhan terhadap arahan, prosedur dan peraturan yang berlaku.
4. Menjaga kinerja keuangan Bank dan mengambil langkah yang diperlukan agar target dan sasaran
bisnis tercapai. B. Deputy General Manager Joko Chahjono
Dalam menjalankan perannya, Deputy General Manager membawahi 4 empat Departemen, yaitu :
Operasional, SupportService, BudgetPlanning, serta SWIFTSettlement. Deputy General Manager
memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai berikut : 1. Memantau dan mengatur Operasional Bank dalam
melayani nasabah 2. Memantau dan mengkinikan Prosedur Standar
Operasi agar sesuai dengan Peraturan, situasi dan lingkungan bisnis
3. Memastikan fungsi pencatatan akuntansi, pelaporan dan teknologi informasi berjalan dengan
baik 4. Membuat
perencanaan, proyeksi
dan penganggaran secara jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang yang melingkupi target bisnis, infrastruktur dan fungsi pendukung
5. Mengatur pelaksanaan SWIFT dan RTGS
General Conclusions Implementation of Good Corporate Governance
Assessment reports results of self-assessment in 2013 conducted by the Bank in accordance with applicable
regulations and no significant matters discovered by the examiner during the examination GCG Bank Indonesia
as of June 30, 2013, however Bank has followed up on recommendations made by Banks Indonesia auditors.
Board of Management’s Task and Responsibilities A. General Manager Chalit Tayjasanant
In establishing its roles, General Manager should conduct its tasks and responsibilities, as follows :
1. Conduct the business of the Branch in a proper and efficient manner and perform all duties within the
powers conferred on him as the Attorney of the Bank so as to carry on the business of the Branch.
2. Plan, strategize and communicate marketing and business plans and oversee the development and
implementation of the plans. 3. Protect the interests of the Bank by ensuring the
Branch’s compliance with the directives, guidelines and regulations
4. Monitor the Branch’s business performance and take necessary actions to ensure that the business
targets and objectives are achieved. B. Deputy General Manager Joko Chahjono
In establishing its roles, Deputy General Manager oversees 4 four departments, namely : Operational,
SupportService, BudgetPlanning,
and SWIFTSettlement. Deputy General Manager should
conduct its tasks and responsibilities, as follows : 1. Monitor and supervise the Operation functions to
satisfy the customers 2. Review and update all the Standard Operating
Procedures SOP annually in accordance with the new regulations from the regulators, business
environment and situation of the bank 3. Ensure functions of Accounting Regulatory
Reporting and Electronic Data Processing EDP is performing at its best standard
4. Supervise the unit to develop and improve the annual budget, business plan and projection for
short term, medium term and long term that would cover the business target sector, infrastructure and
supporting functions 5. Supervise the unit to manage SWIFT and RTGS in
daily operation
LAPORAN TAHUNAN 2013
25
ANNUAL REPORT
C. Deputy General Manager Nilubol Isarankura Na Ayudya
Dalam menjalankan perannya, Deputy General Manager membawahi 2 dua Departemen, yaitu :
Pemasaran dan Treasury. Deputy General Manager memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai berikut :
1. Merencanakan, memformulasikan
dan pelaksanakan strategi kredit dan pemasaran untuk
meningkatkan bisnis. 2. Meneliti tingkat risiko kredit yang diterima,
strategi kredit, pengkategorian kredit, pemberian fasilitas dan menyampaikan rekomendasi untuk
meningkatkan struktur kredit, dan kualitas kredit. 3. Mengembangkan dan menjaga hubungan bisnis
yang kuat dengan nasabah untuk meningkatkan volume bisnis
4. Memantau implementasi rencana bisnis dan transaksi nasabah serta menjaga agar tidak terjadi
pinjaman gagal bayar. 5. Membuat rencana bisnis yang melingkupi arah dan
target kredit dan simpanan. 6. Merencanakan, memantau dan melaksanakan
strategi untuk mencapai target Treasury 7. Memantau nilai tukar mata uang dan tingkat suku
bunga dalam batasan yang disetujui 8. Menjaga agar aset dan liabilitas Bank tetap dalam
batas yang ditetapkan 9. Mengatur penggunaan dana dalam semua mata
uang dan merekomendasikan tingkat suku bunga simpanan dan pinjaman kepada Komite ALMA
D. Deputy General Manager Udomsab Srirojanakul Dalam menjalankan perannya, Deputy General
Manager membawahi 2 dua Departemen, yaitu : Unit Analisa Kredit dan Unit Manajemen Risiko. Deputy
General Manager memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai berikut :
1. Memantau proses analisa kredit sesuai kebijakan standar yang telah ditetapkan
2. Menyampaikan rekomendasi atau pendapat kredit kepada Komite Kredit dalam menerima
permohonan fasilitas kredit agar sesuai dengan tingkat risiko kredit yang diterima.
3. Mengembangkan dan menjaga penggunaan tool dan metodologis manajemen risiko kredit dan
kebijakan, prosedur dan standar penerimaan kredit 4. Mengembangkan kebijakan dan prosedur
pemantauan risiko dalam Bank C. Deputy General Manager Nilubol Isarankura Na
Ayudya In establishing its roles, Deputy General Manager
oversees 2 two departments, namely : Marketing and Treasury. Deputy General Manager should conduct its
tasks and responsibilities, as follows : 1. Plan, formulate and implement credit marketing
strategies to promote and secure business for the Bank
2. Review acceptability of proposed credit risks, suitability of account strategy, account grading and
facilities granted and propose recommendation to improve loan structure, credit quality
3. Develop and maintain a strong business relationship with clients in order to promote more business
volume 4. Review business plan implementation and
borrower’s accounts and ensuring earlier detection of any possible problems that may lead to non-
performing loan status 5. Prepare annual business plan that cover the direction
and target sector for both lending and third-party deposits.
6. Plan, review and implement effective strategies to achieve the Branch’s Treasury profit target
7. Monitor the Branch foreign exchangeinterest rate exposure within approved limits
8. Ensure that our Asset and Liability are within the approved limit
9. Manage Bank’s sources and uses of funds in all currencies and recommend the Asset Liability
Management Committee ALMA in setting up the level of interest rates for Customers deposits and
lending rate OBR D. Deputy General Manager Udomsab Srirojanakul
In establishing its roles, Deputy General Manager oversees 2 two departments, namely : Credit
Acceptance Unit and Risk Management Unit. Deputy General Manager should conduct its tasks and
responsibilities, as follows : 1.
Supervise in reviewing the credit based on the standard policy outlined by the Bank
2. Provide recommendation or credit opinion to
support the Loan Committee in approving credit facilities within the framework of acceptable credit
risk rating 3.
Develop and maintain the credit risk management tools methodologies, credit acceptance policy,
procedures and standards 4.
Supervise the unit in developing and improving various banking risks monitoring procedures and
policies
LAPORAN TAHUNAN 2013
26
ANNUAL REPORT
5. Merekomendasikan kebijakan, standar dalam melakukan persetujuan, pengukuran, pelaporan,
pemantauan dan analisa risiko yang sesuai dengan kerangka manajemen risiko
E. Direktur Kepatuhan Anwar Munaf Direktur Kepatuhan memiliki tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut : 1. Memantau dan menjaga aktivitas Bank agar
tidak melanggar peraturan atau indikasi ketidakpatuhan yang dapat meningkatkan
risiko Bank. 2. Memutuskan tindakan yang diperlukan dalam
memastikan Bank patuh dengan peraturan OJK dan peraturan lain yang melingkupi
kerangka kehati-hatian dan prinsip Good Corporate Governance
3. Memantau dan menjaga Bank dalam memenuhi komitmen yang dibuat dengan
OJK 4. Menjaga manajemen Bank dari menerapkan
kebijakan atau mengambil keputusan yang melanggar peraturan.
5. Menyampaikan saran dan mensosialisasikan peraturan baru dari OJK atau pemerintah
Indonesia. 5.
Recommend policies, standards and practices for the approval, measurement, reporting, monitoring,
limiting and analysis of risk in line with the risk management framework
E. Compliance Director Anwar Munaf Compliance Director should conduct its tasks and
responsibilities, as follows : 1.
Monitor and control the activities of the Bank so that they do not breach the applicable stipulation
and regulation or have noncompliance indications that would adversely effects the Bank risk
2. Determine necessary actions to be taken to ensure
that the Bank fully comply with Indonesia Financial Service Authority IFSA or OJK-Otoritas Jasa
Keuangan regulations and other applicable laws and regulations covering the framework of
implementing prudential and good corporate governance principles
3. Monitor and control that the Bank fulfils any
commitment it made with Indonesia Financial Service Authority IFSA or OJK-Otoritas Jasa
Keuangan 4.
Prevent the management of the Bank from adopting policies or making decision, which might breach the
applicable stipulations and regulations 5.
Advice and distribute new andor amendment of applicable law and regulation from IFSA or OJK
and government of Indonesia
LAPORAN TAHUNAN 2013
27
ANNUAL REPORT
PEREKONOMIAN INDONESIA 2013 Indonesia Economy in 2013
Selama tahun 2013 indikator makro ekonomi Indonesia menunjukan fundamental ekonomi yang melambat. Nilai
tukar rupiah terhadap USD melemah dibandingkan dengan tahun 2012 seiring dengan pertumbuhan ekonomi
Indonesia sebesar 5,8. Nilai Tukar
Nilai tukar USD pada tahun 2013 mengalami pelemahan sebesar 2.500 nilai dasar dari Rp. 9.670 1 USD pada
akhir tahun 2012 menjadi Rp. 12.170 1 USD pada akhir tahun 2013. Secara fundamental nilai tukar rupiah
terdepresiasi karena pengaruh faktor pelemahan pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari investasi yang
melambat sejak awal tahun akibat menurunnya persepsi keyakinan pelaku bisnis terhadap perlambatan ekonomi.
Sementara ekspor masih tumbuh terbatas sejalan dengan masih lemahnya pertumbuhan ekonomi dunia dan
penurunan harga komoditas global. Sebaliknya, konsumsi masih tumbuh stabil dan tidak banyak terpengaruh oleh
kondisi global, serta masih menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi.
Tingkat Inflasi Inflasi pada tahun 2013 mencapai 8,4, lebih tinggi dari
inflasi 2012 sebesar 4,3, dan jauh di atas kisaran sasaran inflasi 4,5±1. Berdasarkan regional, kenaikan inflasi
tahun 2013 tercatat tertinggi di kawasan Sumatera dipengaruhi tingginya inflasi volatile food dan inflasi
administered price, sedangkan inflasi inti tercatat rendah. Suku Bunga
Tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia BI rate dipertahankan pada level 7,50 di tahun 2013 Hal ini
sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengatur tingkat inflasi sesuai kisaran target.
Kondisi Sektor Perbankan Kinerja industri perbankan, sebagai bagian dari sektor
keuangan Indonesia, tetap solid dengan risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga. Stabilitas sistem
keuangan didukung oleh kinerja perbankan yang positif baik dari sisi fungsi intermediasi perbankan maupun
During 2013
Indonesia’s macroeconomic
indicators, in general, showed slows economic fundamentals. The exchange rate of IDR against
USD was weakens maintained, and Indonesia experienced 5.8 in economic growth.
Exchange Rate
The USD exchange rate in year 2013 was fell against IDR by 2,500 basis points from Rp. 9,670
1 USD at the end year 2012 to become Rp. 12,170 1 USD at the end of year 2013. Fundamentally, the
IDR is significantly depreciated due to the moderation in economy mainly derived from
investments that fell since the beginning of the year due to the declining businesses confidence towards
a perceived economic slowdown. Meanwhile, export growth continued to be fairly limited in line
with the weak global economic growth and a decline in global commodity prices. On the other
hand, consumption continues to register stable growth and was not much affected by global
conditions, as it is still the main engine for economic growth.
Inflation Rate
Inflation in 2013 reached 8.4, higher than the 2012 inflation of 4.3, and was well above the
inflation target range of 4.5±1. Sumatera is the region with the highest level of inflation in 2013,
which was due to high level of volatile food and administered price inflation.
Interest Rate
The BI reference interest rate was maintained at level 7.50 in 2013. The policy is inline with the
fiscal policy to stabilize and to control inflation rate within its target range.
Banking Sector Condition
Banking sector, as a part of Indonesia’s financial sector, performed solidly while well maintaining
credit, liquidity and market risks. Financial system stability was supported by positive performance of
the banking sector, both in terms of its intermediary
LAPORAN TAHUNAN 2013
28
ANNUAL REPORT
efisiensi. Secara keseluruhan, industri perbankan yang terdiri dari
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat BPR masih mendominasi struktur sistem keuangan Indonesia. Hal ini
terlihat pada peningkatan pangsa pasar total aset industri perbankan terhadap sistem keuangan, yang tercatat sebesar
78,8, meningkat dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 77,9.
Peningkatan total aset didukung oleh perluasan jaringan usaha Bank, meskipun jumlah Bank Umum masih
tetap sebesar 120 bank, dengan komposisi 109 Bank Umum Konvensional BUK dan 11 Bank Umum Syariah
BUS. Perluasan jaringan usaha bank terlihat dari peningkatan jumlah kantor BUK serta BUS dan Unit
Usaha Syariah UUS. Jumlah kantor BUK tercatat sebesar 16.062 kantor, meningkat dibandingkan tahun
2012 yang sebesar 14.398 kantor. Sementara itu, jumlah kantor BUS dan UUS mencapai 2.492 kantor, meningkat
dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 2.227 kantor. Sebaliknya, jumlah BPR pada tahun 2013 mengalami
penurunan sebanyak 14 BPR, terkait adanya pencabutan izin usaha 5 BPR dan merger 17 BPR yang diikuti
dengan pembukaan BPR baru 8 BPR. Pencabutan ijin usaha dan merger beberapa BPR tersebut dilakukan dalam
rangka meningkatkan ketahanan industri BPR.
Peran perbankan dalam pembangunan nasional semakin meningkat yang tercermin dari rasio kredit terhadap PDB
Indonesia pada 2013 yang tercatat sebesar 36, meningkat dari tahun 2012 yang sebesar 32.
Untuk mendukung ekspansi penyaluran kredit, perbankan masih mengandalkan DPK sebagai sumber utama
pembiayaan kredit. DPK pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp3.526,2 triliun atau tumbuh sebesar 13,6, melambat
dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 15,8 Peningkatan tertinggi terjadi pada giro dan deposito yang disebabkan
terjadinya pergesaran dana masyarakat dari tabungan ke deposito sebagai dampak dari kebijakan moneter yang
lebih ketat. Peningkatan kredit yang tidak ditopang oleh peningkatan
DPK telah mendorong Perbankan untuk mencairkan alat likuidnya. Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi
dibandingkan DPK juga diikuti selisih nominal ekspansi kredit yang lebih besar dibandingkan selisih nominal
pertambahan DPK. Hal ini menyebabkan rasio Loan to Deposit Ratio LDR meningkat dari 83,8 2012
menjadi 89,9. Dari sisi profitabilitas, perbankan mencatat pertumbuhan
laba yang positif dan Return on Assets ROA yang masih terjaga pada kisaran 3 Grafik 8.10. Rata-rata laba
function as well as its efficiency. Overall, the banking industry, which comprises
commercial banks and rural banks BPR, continues to dominate Indonesia’s financial market
structure. It is reflected in the growth of banking sector market share as a percentage of the financial
system total assets, which stood at 78.8, an increase from 77.9 in 2012
1
. The increase in total assets was supported by the expansion of banking
network, while the number of commercial banks remained at 120 banks, comprising 109
Conventional Commercial Banks BUK and 11 Islamic Banks BUS
2
. This expanding network is evident from the increase in the number of BUK
branches as well as BUS and Islamic Business Unit UUS branches. The number of BUK branches
stood at 16,062 branches, an increase from 2012 which stood at 14,398 branches. Meanwhile, the
number of BUS and UUS branches stood at 2,492, an increase from 2,227 branches in 2012. In
contrast, the number of rural banks at the end of 2013 declined by 14 rural banks, resulting from
revocation of banking licenses 5 rural banks and mergers 17 rural banks, followed by the opening
of new rural banks 8 rural banks. Revocation of banking licenses and mergers of several rural banks
were carried out in order to improve the resilience of the Rural Banks industry.
Banking role in national economic development intensified, as reflected in Indonesia’s bank loan-to-
GDP ratio at the end of 2013 which stood at 36, higher than 32 in 2012.
To support lending growth, banks continued to rely on Third Party Funds TPF as the main funding
source. TPF at the end of 2013 amounted to Rp3,526.2 trillion, growing 13.6 year-on-year,
which was slower than its annual growth of 15.8 at the end of 2012 The highest growth occurred
within checking accounts and term deposits as a result of a shift in funding allocation from savings
to term deposits due to tighter monetary policy. Increase in lending which were not supported by an
increase in TPF has prompted banks to liquidate their liquid assets. Relatively higher lending growth
compared to TPF growth was also shown in the relatively higher nominal increase of loan growth
compared to nominal increase of TPF. These then pushed the Loan-to-Deposit Ratio LDR to 89.9
2013 from 83.8 2012. In terms of profitability, banks registered positive
earnings growth and maintained Return on Assets ROA within the range of 3 Chart 8.10. The
LAPORAN TAHUNAN 2013
29
ANNUAL REPORT
bersih per bulan industri perbankan mengalami peningkatan dari Rp7,74 triliun pada 2012 menjadi Rp8,9
triliun. Net Interest Margin NIM 2013 menjadi sebesar 4,9, lebih rendah dari tahun 2012 yang sebesar 5,5.
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO membaik. Rasio BOPO tercatat sebesar 74,0,
membaik dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 74,2 Dari sisi permodalan, ketahanan perbankan nasional
semakin meningkat di tengah tekanan perlambatan ekonomi. Hal ini tercermin dari modal bank umum
konvensional pada tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp643,4 triliun, meningkat dari tahun 2012 yang sebesar
Rp496,8 triliun. Capital Adequacy Ratio CAR pada tahun 2013 sebesar 18,4, juga meningkat dari tahun
2012 yang sebesar 17,3. Risiko kredit industri perbankan secara umum juga tetap
terjaga. Hal ini tercermin dari masih terkendalinya rasio Non Performing Loan NPL gross industri perbankan
pada 2013 yang hanya mencapai 1,77, menurun dibandingkan NPL 2012 yang sebesar 1,87. Penurunan
NPL disebabkan perbankan semakin meningkatkan aspek kehati-hatian dalam penyaluran kredit, di tengah
melemahnya pertumbuhan ekonomi, kenaikan inflasi dan depresiasi nilai tukar.
banking industry average monthly net profit increased from Rp7.74 trillion in 2012 to Rp8.9
trillion. Net Interest Margin NIM ratio for 2013 to 4.9, lower than its level of 5.5 for 2012.
The ratio of operating expenses to operating revenue had improved. The ratio stood at 74.0 in
2013, better than 74.2 in 2012. From the capital aspect, domestic banking sector
resilience improved amidst pressures brought about by the economic slowdown. This was reflected in
bank capital that stood at Rp643.4 trillion in 2013, higher than Rp496.8 trillion in 2012. The Capital
Adequacy Ratio CAR in 2013 was 18.4, higher than 17.3 in 2012.
The credit risk of banks was generally also well maintained. This is reflected in the banking
industry gross NPL ratio in 2013 which was 1.77, lower than the NPL in 2012 which was
1.87 Chart 8.13. The decline in NPL was the result of banks intensive application of prudential
policy for lending, amidst weak economic growth, rising inflation, and depreciating exchange rate.
LAPORAN TAHUNAN 2013
30
ANNUAL REPORT
LAPORAN MANAGEMEN Management Report
Selama periode tahun 2013, Bangkok Bank secara berkesinambungan telah meningkatkan kinerjanya dengan
berbagai cara. Beberapa aspek yang berkaitan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut:
Produk dan Jasa
Fokus usaha bank adalah pada sektor korporasi perbankan dengan lingkup bisnis utamanya didalam transaksi
perdagangan luar negeri. Bank menyediakan berbagai macam produk dan jasa perbankan untuk melayani
kebutuhan yang spesifik dari nasabah. Untuk menarik lebih banyak nasabah dan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan bank dengan tingkat harga yang kompetitif. Produk dan Jasa yang ditawarkan bank adalah:
1. Pinjaman 2. Deposito
3. Pengiriman uang 4. Kegiatan Ekspor dan Impor
5. Jaminan Bank 6. Transaksi Valuta Asing
Teknologi Informasi
Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja dan untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik untuk
nasabah, bank memandang bahwa teknologi mempunyai peranan yang sangat penting. Bank terus bekerja sama
dengan bagian informasi teknologi kantor pusat guna memperkenalkan dan memperbaharui teknologi informasi,
Bank secara berkesinambungan melaksanakan proyek pemutakhiran sistim pelaporan ke Bank Indonesia dan juga
telah berhasil mengimplementasikan sistem KYC dan AML dengan aplikasi yang di sediakan oleh kantor pusar,
dan bank juga melakukan pengembangan atas sistem program pemantauan transaksi aktivitas yang
mencurigakan. Lebih dari itu, bank melakukan peningkatan atas sistem giro, kliring, kas bank dengan
mengimplemetasikan Cashier System.
Struktur Organisasi
Selama tahun berjalan, Bank telah memulai suatu program untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan
memperbaiki prosedur operasi. Lebih dari itu, struktur organisasi ditinjau kembali minimum sekali dalam
setahun, seperti meninjau tingkatan perintah, dan memperbaiki komunikasi internal. Bank yakin bahwa
kualitas dan usaha dari karyawan merupakan kunci sukses, oleh karenanya bank membangun kekuatan dan budaya
kerja dengan motto “Pelayanan yang berkualitas dengan kerja sama yang baik dalam tim kerja.”
During the 2013 period, Bangkok Bank has continued to improve its performance in many
ways. Some of the specific aspects are mentioned below:
Product and Services
The bank focuses on corporate banking sector with scope of business is primarily to engage in
International trade finance. Bank provides a broad variety of banking products
and services catering for the specific needs of our customers. In order to attract more customers and
to increase our service quality at competitive price. Products and services offered by the bank are :
1. Loans 2. Deposit
3. Remittance 4. Export and Import
5. Bank Guarantee 5. Foreign Exchange
Information Technology
In order to increase the efficiency and work productivity as well as providing better services to
our customers, bank viewed technology as vital role. Bank is continuously working with Head
Office Information Technology Department to introduce and upgrade new information technology
system. Bank continuously improve Bank’s reporting system process to Bank Indonesia and
Bank has also successfully implemented KYC and AML system from Head Office, and bank has
developed a system to monitor suspicious acitivity on a daily basis. More than that, bank has
successfully upgraded our current account, clearing, cash system through the implementation
of Cashier System
Organizational Structure
During the year, the Bank has initiated a program to enhance the quality of customer service by
improving the operational procedures. Moreover, the organizational structure was revised minimum
once a year, so as to review the chain of command, and improve internal communication. Bank
recognizes that the quality and effort of our staff is the key to our success and our competitive
advantage. Bank are, therefore, building on our traditional strength, which is the culture of
LAPORAN TAHUNAN 2013
31
ANNUAL REPORT
Manajemen Risiko
Dalam melakukan kegiatan usaha bank sering dihadapkan pada risiko – risiko sehari-hari seperti risiko pasar, risiko
likuiditas, risiko kredit, risiko legal, risiko operasonal, dan risiko terkait lainnya.
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia no. 58PBI2003 tanggal 19 Mei 2003, Bank wajib membentuk Komite
Manajemen Risiko. Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko KMR
pada tanggal 30 Oktober tahun 2003, sesuai peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia SE
no.521DPNP mengenai penerapan manajemen risiko dalam industri perbankan.
Adapun fungsi dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada General
Manager, yang sekurang-kurangnya meliputi: 1. Penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman
penerapan manajemen risiko. 2. Perbaikan
atau penyempurnaan
pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi
pelaksanaan yang dimaksud. 3. Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan
bisnis yang menyimpang dari prosedur normal.
Bank sudah mematuhi kewajiban Bank Indonesia atas pelaporan profil risiko. Keseluruhan pedoman manajemen
risiko telah diserahkan kepada Bank Indonesia. Bank telah melakukan antisipasi terhadap 8 delapan
risiko yang melekat di bisnis perbankan sebagai berikut:
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan counterparty memenuhi kewajibannya.
Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan penyediaan dana,
treasuri dan investasi, dan pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun trading book.
Terkait dengan Risiko Kredit, Bank telah menerapkan Manajemen Risiko sebagai berikut:
Menetapkan kebijakan dan prosedur kredit, termasuk Credit Risk Rating CRR serta General
Underwriting Standard GUS, yang berlaku sebagai acuan dalam melakukan analisa kredit.
providing “Service excellence with quality and team work “
Risk Management
In conducting the bank’s business it is constantly exposed to daily risks such as market risk, liquidity
risk, credit risk, legal risk, operational risk, and other risks, which relates to the bank’s business.
Based on Bank Indonesia regulation no. 58PBI 2003 dated May 19, 2003, it is mandatory for a
bank to establish a Risk Management Committee. Bank has established its Risk Management
Committee RMC on October 30, 2003 to comply with Bank Indonesia regulation, and its circular
letter SE
No.521DPNP regarding
the implementation of risk management in banking
industry. The function and responsibility of Risk
Management Committee are to provide recommendation to General Manager covering at
least the following: 1. Formulation of policy, strategy, and guidelines
for implementation of risk management. 2. Correction or improvements for risk
management implementation based on the risk management evaluation.
3. Justification on matters pertaining to business decision made in irregularities from normal
procedure. Our bank has complied with Bank Indonesia
requirement on risk profile report submission. Full set of risk management guideline has already been
submitted to Bank Indonesia. Bank are anticipating 8 risks inherent attached in
the bank business as follows:
Credit Risk
Credit risk is the risk of default by counterparty. Credit risk may arise from various business lines of
the Bank, such as credit provision of funds, treasury and investment, and trade financing,
recorded both in the banking book and the trading book.
In relation to credit risk, Bank has implemented the following Risk Management:
Establishing Lending Policy and Procedures, including Credit Risk Rating CRR and
General Underwriting Standard GUS, which are used as a guideline in analyzing credit.
LAPORAN TAHUNAN 2013
32
ANNUAL REPORT
Melakukan review atas lending policy, untuk dikinikan sesuai dengan rekomendasi Unit
Kepatuhan, Bank Indonesia, Kantor Pusat, serta peraturan-peraturan baru yang berlaku.
Membentuk Credit Acceptance Unit CAU, untuk membantu proses review dan evaluasi aplikasi kredit
yang diajukan oleh bagian Marketing. Melakukan Loan Committee Meeting untuk
memutuskan pemberian kredit baru, perpanjangan, maupun merekomendasikan aplikasi kredit ke kantor
pusat. Melakukan analisa portfolio kredit berdasarkan
konsentrasi sektor industri, customer concentration
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas
Risiko Pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar dari portfolio yang dimiliki
oleh Bank, yang dapat merugikan Bank. Risiko Pasar terdiri dari risiko suku bunga, risiko posisi modal, risiko
komoditas, risiko nilai tukar, dan risiko harga option. Dalam hal ini bank hanya mempertimbangkan risiko nilai
tukar mata uang asing dalam risiko pasar. Bank telah mampu mengatur dan mengendalikan risiko ini dengan
melakukan pemantauan melalui laporan harian yang dihasilkan oleh sistem komputer.
Risiko Likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang
telah jatuh waktu. Bank membentuk Asset Liability Committee ALCO
yang mempunyai fungsi untuk mengatur tingkat bunga dan likuiditas Bank.
Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system dan adanya problem eksternal yang mempengaruhi
operasional Bank. Manajemen Risiko dan proses risiko adalah bagian dari
keseluruhan kerangka pengendalian internal. Manajemen bertugas membuat dan memelihara proses pengendalian
internal secara efektif. Untuk itu, Bank telah menyusun kebijakan dan prosedur operasional sebagai panduan
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Evaluating and updating the Lending Policy
to be in accordance with the recommendations from Compliance, Bank Indonesia, Head
Office, as well as other prevailing new regulations.
Establishing Credit Acceptance Unit CAU to help in reviewing and evaluating the credit
applications proposed by the Marketing. Conducting Loan committee Meeting to
approve new credit, facility extension, as well as recommending credit application to Head
Office for further approval. Performing credit portfolio analysis, based on
industry concentrations, as well as customer concentrations.
Market Risk and Liquidity Risk
Market risk is the risk arising from movement in market variables in portfolios held by the Bank that
could incur losses for the bank. Market risk consists of interest rate risk, equity position risk, commodity
risk, foreign exchange risk and option price risk. Bank is exposed to only foreign exchange risk in
this matter. Bank is able to manage and control this risk by monitoring with daily report generated by
in-house computer system. Liquidity risk is the risk caused among others by
the inability of the Bank to settle its liabilities as it falls due.
Bank has established Asset Liability Committee ALCO with the function of regulating the interest
rate and Bank’s liquidity.
Operational Risk
Operational risk is the risk caused among others by inadequacy andor dysfunction of internal
processes, human error, system failure, and external problems affecting the operations of the Bank.
Risk management and risk processes are part of the overall internal control framework of the
institution. The senior management is tasked with creating and maintaining an internal control process
and monitoring its effectiveness. For that, Bank has established operational policy and procedures as a
guideline in operating its business activities.
LAPORAN TAHUNAN 2013
33
ANNUAL REPORT
Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan
adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang- undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan
seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Bank melakukan
review atas dokumen-dokumen legal.
Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan
usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Bank telah membentuk Complaint Unit untuk menangani
keluhan nasabah.
Risiko Strategik
Risiko strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau
kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal. Bank melakukan pemantauan serta analisis terhadap
kinerja Bank secara periodical serta melakukan koreksi atas perbedaan yang signifikan.
Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
Terdapatnya fungsi pengawasan oleh Direktur Kepatuhan, untuk memastikan kepatuhan Bank
terhadap peraturan yang berlaku.
Menginformasikan serta mengsosialisasikan peraturan-peraturan baru dan terkini kepada
manajemen serta
setiap departemen
yang bersangkutan.
Legal Risk
Legal risk is the risk arising from legal weaknesses, among others resulting from legal actions, absence
of supporting provisions in laws and regulations, or weakness of legally binding provisions, such as
failure to comply with legal requirements for contracts and loopholes in binding of collateral.
Bank performs reviews on all legal documents.
Reputation Risk
Reputation risk is risk brought about among others by negative publicity concerning the operations of
the Bank or negative perceptions of the Bank. Bank has established a Complaint unit, with
function of handling any customer complaints.
Strategic Risk
Strategic risk is risk among others brought about by poor setting and implementation of the Bank
strategy, poor business decision-making, or lack of responsiveness of the Bank to external changes.
Bank carry out periodical monitoring as well as analysis on bank’s performance and carry out
corrective action s on any deviations.
Compliance Risk
Compliance risk is the risk arising from failure of the Bank to comply with or implement laws,
regulations, and other applicable legal provisions.
Monitoring function are carried out by the Compliance Director, to ensure the Bank’s
compliance towards all prevailing regulations
Circulating as well as socializing all new and updated regulations to the
Management, as well as all related department.
LAPORAN TAHUNAN 2013
34
ANNUAL REPORT
Sumber Daya Manusia
Bank menyadari pentingnya pelatihan pegawai dan pengembangannya untuk mencapai tingkat kualitas
pelayanan yang tinggi dan juga mempertahankan tingkat persaingannya
. Pada tahun 2013, bank mengadakan
pelatihan yang meliputi pelatihan teknis dan peningkatan keahlian karyawan. Pelatihan ini guna memperbaiki
efisiensi dan produktivitas sumber daya manusia dan untuk memperbaiki pemahaman mereka akan segala aspek
kebijakan perbankan. Bank memiliki kelompok karyawan yang kompak dan
berdedikasi tinggi. Salah satu prioritas utama bank saat ini adalah mempersiapkan karyawan untuk menyongsong
tantangan masa depan. Dalam tahun 2013, 80 Karyawan telah mengikuti berbagai
pelatihan yang terdiri dari ; Pelatihan Bank Payment Obligation BPO, Manajemen Risiko BSMR, Know
Your Customers KYC, dan sebagainya.
Human Resources
Bank recognizes the importance of personnel training and development for ensuring our high
services quality and thus maintaining our competitive edge. In year 2013, bank has conducted
trainings for both technical and self-improvement skills. The training courses were to improve human
resources efficiency and productivity as well as to enhance their understanding of all aspects of the
banking policies. Bank has a solid group of employee with high
integrities. One of our major priorities is to prepare our staffs for a future challenge.
In 2013, 80 employees have participated in various training consists of ; training Bank Payment
Obligation BPO, Risk Management BSMR, Know Your Customers KYC, and so on.
Profil Karyawan berdasarkan latar belakang pendidikan Desember 2013
Desember 2012 Employee profiles by education level
December 2013 Desember 2012
Senior high school 1
1 Diploma D1 - D4
6 6
S1 60
53 S2
13 11
Jumlah | Total 80
71 Rencana
Dalam tahun yang akan datang, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan pada level 5,8 - 6,1. Hal ini
dikarenakan pemulihan pertumbuhan global di sektor riil dan keuangan. Maka, di harapkan sektor perbankan akan
tetap mengalami penguatan ditengah keadaan membaiknya perlambatan ekonomi dunia secara umum. Dalam hal ini,
peranan bank dalam hal pendanaan akan membuat peranan penting dengan menawarkan suku bunga pinjaman yang
bersaing. Sektor yang akan mendukung peningkatan aktivitas ekonomi tahun 2014 akan tetap berasal dari
pertumbuhan di sektor-sektor: pertambangan, manufaktur, perdagangan, hotel dan restaurant, transportasi dan
komunikasi. Oleh karena itu, dari keterangan ini, bank telah berupaya
untuk meningkatkan pinjaman yang aktif. Bank berencana untuk memfokuskan diri meningkatkan portfolio pinjaman
dari debitur lama dan menawarkan pinjaman kepada debitur potensial. Strategi bank adalah memberikan
Outlook
In the coming years, Indonesian economic growth is expected to be at level range of 5.8 - 6.1.
This is due to the global economic recovery that causes the decrease in real and financial sectors.
Therefore, The banking sector is still expected to strengthen amidst the global economic recovery. To
promote economic growth, bank’s role in financing will play major role in the economy, and this can be
accomplished by offering competitive lending rates. Supporting sectors that will increase
economic activity in 2014 are still from high growth in the mining, manufacturing, trade, hotels
and restaurants and the transport and communications sector.
Therefore, in this particular, bank has been exerting effort to increase the active cash loan outstanding.
Bank is planning to focus increasing its loan portfolio from existing borrowers and to offer
credit lines to potential borrowers. Our strategy
LAPORAN TAHUNAN 2013
35
ANNUAL REPORT
prioritas kepada pasar dan kostumer yang berkaitan dengan bidang jasa atau produksi dan manufaktur.
Bank akan berfokus pada penyediaan pelayanan dan dukungan aktif pada nasabah, mengintensifkan pemasaran
dan menjaga konsistensi dalam kualitas pelayanan bank. Hal ini termasuk membantu staf bank dalam
memperbaiki keahlian dan kemampuan mereka dalam peningkatan kualitas kerja, perbaikan sistem teknologi
informasi, dan menyediakan dukungan teknis yang memadai
KEPATUHAN KEPADA PERATURAN BANK INDONESIA
Bank terus memonitor kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia dengan seksama, terutama kepatuhan atas
praktek perbankan yang sehat seperti Batas Maksimum Pemberian Kredit, kecukupan modal, giro wajib minimum,
posisi devisa netto dan non performing ratio .
Pejabat Kepatuhan, melalui Kepala bagian terkait mengawasi bahwa prosedur internal dan prosedur –
prosedur lainnya yang berkaitan dengan kepatuhan seperti persetujuan kredit, batas maksimum pemberian kredit dan
prosedur operasional lainnya telah dilaksanakan dengan baik.
Pejabat kepatuhan adalah merupakan pihak independen dari tugas dan kegiatan operasional bank, yang
bertanggung jawab untuk pelaksanaan dan kelalaian dari program kepatuhan Salah satu tugasnya adalah
meyakinkan bahwa kebijakan bank dapat diverifikasi terhadap permintaan kepatuhan.
would give priority to market and customer that have project involve in services or production and
manufacturing. Bank will focus on providing proactive assistance
and supports to our customers, intensify our marketing and maintain consistency in our service
quality. This will include helping our people to improve their skills and abilities in order to produce
work of a higher quality, enhancing our information technology system, and providing the
appropriate technical support
COMPLIANCE TO BANK INDONESIA REGULATION
Bank strictly monitor our compliance to Bank Indonesia regulations especially toward prudent
banking principles, such as legal lending limit, capital adequacy CAR, statutory requirement, net
open position and non performing ratio NPL. Compliance officer through the respective head of
department ensures that all internal procedures as well as all other procedures related to the
compliance’s issues have been well carried out, such as procedures for credit approval, legal
lending limit and other operational procedures. Compliance officer is independent from bank
operational duties. The officer is responsible for the implementation and the oversight of compliance
program. One of many tasks is to ensure that bank’s policy is verified against compliance’s
requirement.
LAPORAN TAHUNAN 2013
36
ANNUAL REPORT
KINERJA BANGKOK BANK Bangkok Bank’s Performance
Hasil operasi Bangkok Bank Jakarta selama tahun 2013 telah menunjukkan peningkatan dalam kinerja
keuangannya. Kemajuan utama dicapai sebagai dorongan untuk memajukan dasar-dasar operasi bank dan
membangun tingkat pertumbuhan pendapatan.
Aktiva dan Kewajiban
Total keseluruhan pinjaman yang diberikan pada akhir tahun 2013 mencapai Rp. 11.894 milyar, terdapat
peningkatan sebesar 72,12 dari Rp. 6.910 milyar pada tahun 2012. Peningkatan terjadi pada sektor industri
sebesar 79. Total pencadangan untuk pinjaman yang tak tertagih mengalami peningkatan dari Rp. 314,52 milyar
menjadi Rp. 350,76 milyar, terdapat peningkatan 11,52. Total aktiva Bank naik dari Rp. 8.111 milyar menjadi Rp.
15.162 milyar pada akhir tahun 2013. Total simpanan mengalami kenaikan sebesar 82,71 menjadi Rp.
2.610.769 milyar pada akhir tahun 2013. Sedangkan, rasio pinjaman LDR yang diberikan terhadap simpanan
mencapai 455,58 The operating results of Bangkok Bank Jakarta in
2013 have shown improvement in its financial performance. The major progress was made on key
initiatives to strengthen the bank’s operating fundamentals and build revenue growth.
Assets and Liabilities
Total net outstanding loans at year-end 2013 amounted to Rp. 11,894 billion, an increase of
72.12 from Rp. 6,910 billion in 2012. The increase on loan portfolio occurred in industrial
sector by 79. The allowance for possible loan losses has increased from Rp 314.52 billion to
become Rp. 350.76 billion, or increased by 11.52. Total assets of the Bank increased from
Rp. 8,111 billion to Rp. 15,162 billion at the end of year 2013. Total deposit increased by 82.71 to
become Rp. 2,610,769 billion at year-end 2013. Moreover our loan to deposit ratio has reached up
to 455.58.
Pendapatan – Biaya
Pada tahun 2013, pendapatan bunga bersih naik dari Rp. 353,13 milyar menjadi Rp 595,66 milyar, atau naik
sebesar 68,68, dikarenakan peningkatan jumlah pinjaman yang diberikan.
Pada tahun 2013, laba operasi mencapai Rp. 324,56 milyar naik sebesar 78,11 jika dibandingkan dengan laba
operasi pada tahun 2012 sebesar Rp.180,07 milyar. Secara keseluruhan, laba bersih setelah pajak pada akhir
tahun 2013 naik dari Rp. 108,06 milyar menjadi Rp.191,63 milyar berbanding tahun 2012.
Income – Expenses
In year 2013, interest revenue has increased from Rp. 353.13 billion to Rp. 595.66 billion, or
increased by 68.68, due to increase in loan given to customers.
In year 2013, the operating profit amounted to Rp. 324.56 billion increased by 78.11, compared to
Rp. 180.07 billion in year 2012. Overall, the Bank’s Net Profit after Tax at year-
end has decreased from Rp. 108.06 billion in year 2013 to become Rp. 191.63 billion compared with
year 2012.
LAPORAN TAHUNAN 2013
37
ANNUAL REPORT
Modal dan Kecukupan Modal
Total modal pada akhir tahun 2013 adalah sebesar Rp. 11.600,78
milyar, meningkat
sebesar 95,29
dibandingkan dengan tahun 2012. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 3 21 PBI 2001 tertanggal 13
Desember 2001 mengenai “Rasio Kecukupan Modal Minimum”,
Bank diwajibkan untuk memiliki modal minimum sebesar 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko yang dihitung
pada akhir Desember 2013. Rasio kecukupan modal minimum pada Bangkok Bank tahun 2013 masing-masing
sebesar 67,09 dan 63,79 pada tahun 2012.
Kredit Bermasalah
Pada tahun 2013, Persentase Kredit Bermasalah bersih adalah sebesar 0,03, kredit bermasalah pada tahun 2013
Rp. 80,48 milyar dari Rp. 224,83 milyar pada tahun 2012. Selama tahun 2013. Manajemen melaksanakan langkah
strategis khusus untuk penyelesaian masalah kredit macet, melalui proses hukum, lelang umum dan pembayaran
cicilan. Bank sedang terus menerus menyesuaikan pendekatan kehati-hatian terhadap cadangan pinjaman dan
juga akan lebih memperhatikan dalam memperbaiki manajemen atas Kredit bermasalah.
Peristiwa penting
Pada tanggal 2 januari 2014, Bank telah mentransfer laba bersih periode sebelumnya ke Kantor Pusat sebesar IDR
82.539 Juta.
Capital and Capital Adequacy Ratio
The total capital fund stood at Rp. 11,600.78 billion as at year-end 2013, increased by 95.29
compared to 2012. According to Bank Indonesia Regulation No. 3 21 PBI 2001 dated 13
December 2001 regarding “Minimum Capital Adequacy Requirement”, Bank is obliged to have
minimum capital adequacy ratio as much as 8 percent from Risk Weighted Assets counted at the
end of December 2013. Bangkok Bank’s capital adequacy ratio has increased to 67.09 in year
2013 from 63.79 in year 2012.
Non Performing Loans
In year 2013, the percentage of Net Non Performing Loans NPL stood at 0,03, non-
performing loan decreased to Rp. 80.48 billion from Rp 224.83 billion in year 2012. During the
year 2013, our management has been giving special attention to solve NPL problem, through legal
process, public auction and installment. The Bank is continuing to adopt a prudent approach to loan
loss reserves and also will continue to focus on improving its management on Non Performing
Loans.
Subsequent Event
On January 2, 2014, Bank has remitted previous year’s net income to Head Office in IDR 82,539
Million.
LAPORAN TAHUNAN 2013
38
ANNUAL REPORT
PENGUNGKAPAN PERMODALAN
SERTA PENGUNGKAPAN
EKSPOSUR RISIKO
DAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BANK
Capital disclosure and the Disclosure of risk exposures and Risk Management Bank
a. Struktur Permodalan a. Capital Structure
Tabel Pengungkapan Kuantitatif Struktur Table Quantitative Foreign Bank Capital
Permodalan Bank Asing Structure
31 Desember 2013 31 Desember 2012
31 December 2013 31 December 2012 1
3 3
I KOMPONEN MODAL | COMPONENTS
A Dana Usaha | Net inter office fund 1 Dana Usaha | Net inter office fund
8.706.707 4.040.478 2 Modal Disetor | Paid up capital
1.942.569 1.213.751 B Cadangan | Reserves
1 Cadangan Umum | General reserves 2 Cadangan Tujuan | Specific reserves
C Laba rugi tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan 100 647.243 551.808
Previous years profit loss which can be calculated into capital 100 D Laba rugi tahun berjalan yang dapat diperhitungkan 50
95.813 54.032 Current year profit which can be calculated into capital loss 50
E Dana Setoran Modal | Fund for paid up capital F
Other comprehensive income : losses from equity investment for sale 100 G
Other comprehensive income : Gain from equity investment for sale 45 H Revaluasi Aset Tetap 45
Receives of Fixed assets revaluation 45 I
Differences between regulatory provision and impairment of earning assets J
Penyisihan Penghapusan Aset PPA atas aset non produktif yang wajib dihitung Required regulatory provision on non productive assets
K Differences on adjustment of fair value on financial instrument in the trading book
L Cadangan umum aset produktif maks, 1,25 dari ATMR 208.451 80.071
General provision of earning assets maximum 1,25 of RWA M Faktor Pengurang Modal | Capital deduction factor
Eksposur Sekuritisasi | Exposure on securitisation
II MODAL BANK ASING Jumlah 1 s.d 12 - 13 11.600.783 5.940.140
FOREIGN BANK CAPITAL III ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ATMR UNTUK RISIKO KREDIT
16.676.101 8.801.126 RISK WEIGHTED ASSET RWA FOR CREDIT RISK
IV ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ATMR UNTUK RISIKO OPERASIONAL 442.503 446.946
RISK WEIGHTED ASSET RWA FOR OPERATIONAL RISK V
A Metode Standar | Standardized Method 174.027 63.509
B Metode Internal | Internal Method
VI 67,09
63,79 RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO
2
Dalam jutaan rupiah | In Milion Rupiah
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ATMR UNTUK RISIKO PASAR |RISK WEIGHTED ASSET
CAPITAL ADEQUACY RATIO FOR CREDIT RISK,OPERATIONAL RISK AND MARKET RISK [II : III + IV + V]
Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book
Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif
KOMPONEN MODAL | COMPONENTS
Pendapatan Komprehensif Lainnya: kerugian berasal dari penurunan penyertaan dalam kelompok tersedia untuk dijual 100
Pendapatan Komprehensif Lainnya: keuntungan berasal dari peningkatan penyertaan
LAPORAN TAHUNAN 2013
39
ANNUAL REPORT
b. Geografis dari objek yang didanai oleh b. Geography of object being financed by
Bangkok Bank Bangkok Bank
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Table Net Amount based on Geography
Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual - Bank Only
Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 4
Zone 1 Zone 2
Zone 3 Zone 4
1 3
4 5
6
1 Tagihan Kepada Pemerintah 1.450.326
0 1.450.326 Claims on Sovereign
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector Entity
3
4 Tagihan Kepada Bank 1.097.481
95.499 1.192.980 Claims on Banks
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal Claims Secured by Residential Property
6 Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
7 Kredit PegawaiPensiunan Employee LoanPension
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise, and Retail Portfolio
9 Tagihan Kepada Korporasi 11.035.046
317.843 29.482
0 11.382.371 Claims on Corporate
10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 550.303
550.303 Past Due Claims
11 Aset Lainnya 559.644
559.644 Other Assets
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah apabila ada Exposures at Sharia Unit if any
14.692.800 317.843
29.482 95.499 15.135.624
Keterangan : Remarks :
: Indonesia Bagian Barat Zone I : West of Indonesia
: Indonesia Bagian Tengah Zone II : Central of Indonesia
: Indonesia Bagian Timur Zone III : East of Indonesia
: Luar Negeri Zone IV : Overseas
Wilayah III Wilayah IV
Kategori Portofolio | Portfolio Category
2
Dalam jutaan rupiah | In Milion Rupiah
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
Wilayah I Wilayah II
TOTAL No
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah | Net Amount Based
on Geography
31 Desember 2013 | 31 December 2013 Total