tangan, di bawah kancing celana jins atau dari pemakaian anting?” disertai dengan reaksi uji tempel yang positif terhadap nikel sulfat.
Untuk memastikan bahwa suatu dermatitis kontak terjadi akibat kerja, Mathias mengusulkan 7 kriteria objektif yang membentuk kerangka
kerja untuk identifikasi dermatitis kontak akibat kerja secara tepat. Jika 4 dari antara kriteria berikut ini, maka klinisi dapat menyimpulkan bahwa
dermatitis tersebut kemungkinan berasal dari pekerjaan. Yaitu :
18-20
1. Gambaran klinis sesuai dengan dermatitis kontak. 2. Adanya paparan terhadap iritan atau alergen kulit yang potensial di
tempat kerja. 3. Distribusi secara anatomik dermatitisnya sesuai dengan bentuk
paparan terhadap kulit dalam hubungan dengan tugas pekerjaannya. 4. Hubungan waktu antara paparan dan awitannya sesuai dengan
dermatitis kontak. 5. Paparan non-pekerjaan telah disingkirkan sebagai penyebab yang
mungkin. 6. Menghindari paparan memberikan perbaikan pada dermatitisnya.
7. Uji tempel atau uji provokasi melibatkan suatu paparan pada tempat kerja yang bersifat spesifik.
B. Gambaran Klinis
16
Gejala bervariasi berdasarkan tipe dermatitis kontak. Gejala akut dermatitis kontak, sebagai contoh, secara khas terdiri dari vesikel dengan
berlapis cairan dan krusta disertai dengan gatal yang cukup mengganggu. Perubahan subakut sering mencakup eritema dan skuama, yang dapat
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan likenifikasi, fisura, dan penebalan kulit seiring dengan kronisnya keadaan.
Distribusi dan morfologi lesi harus dipertimbangkan, tetapi tidak ada distribusi klasik untuk tipe dermatitis tertentu. Akan tetapi pada
beberapa kasus, suatu daerah inflamasi dapat berhubungan dengan regio yang terpapar dengan alergen atau iritan.
14
Tabel 2.1. Gambaran yang Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dan Alergi.
14
Gambaran
16
Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Alergi Patogenesis
Individu yang terkena Awitan
Tanda Gejala
Konsentrasi kontaktan
Pemeriksaan Efek sitotoksik
langsung Siapa saja
Segera Dermatitis subakut atau
kronik dengan deskuamasi dan fisura
Sensasi nyeri atau terbakar
Tinggi
Tidak ada Reaksi imun diperantarai sel
T Sebagian kecil individu
12-48 jam pada individu yang sebelumnya
tersensitisasi Dermatitis akut hingga
subakut dengan vesikulasi Pruritus
Rendah Uji tempel atau tusuk
C. Uji Tempel
Terdapat 3 jenis standar uji tempel, yaitu European standart series yang ditetapkan oleh The European environmental and Contact Dermatitis
Research Group EEC-DRG yang terdiri dari 22 alergen, The North American Standart Series yang ditetapkan oleh The North American
Contact Dermatitis Group yang terdiri dari 20 alergen dan yang ketiga
Universitas Sumatera Utara
adalah The Japanese Standart Series yang ditetapkan oleh The Japanese Society for Contact Dermatitis yang terdiri dari 25 alergen.
Alergen diujikan dengan cara dibiarkan berkontak dengan kulit selama 48-72 jam dan kemudian hasilnya, yaitu berupa reaksi yang terjadi
akan diamati, dibaca dan dicatat pada hari ke-2 48 jam dan hari ke-3 72 jam.
21
21
Dengan melakukan uji tempel yang benar, maka kita dapat
mengetahui apakah orang yang kita uji pernah mengalami kontak dan sudah tersensitisasi dengan alergen yang diuji. Hasil uji tempel yang
positif dibaca dan dinilai relevansinya dengan riwayat dermatitis kontak dan gejala klinis.
22
2.1.6 Bahan-bahan yang Sering Dijumpai di dalam Industri Salon