Pengertian Status Gizi Metode Penilaian Status Gizi Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi

1. Pengertian Status Gizi

Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik- buruknya penyediaan makanan sehari-hari Irianto, 2007 Suhardjo 2003 menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu terdiri dari faktor internal yang mencakup genetik, asupan makanan, dan penyakit infeksi serta faktor eksternal yang terdiri dari sector pertanian, ekonomi, sosial dan budaya serta pengetahuan gizi.

2. Metode Penilaian Status Gizi

Penentuan status gizi dapat dilakukan dengan dua pengukuran yaitu, pengukuran langsung dan tidak langsung Supariasa, 2013 yaitu: Pengukuran status gizi secara langsung dapat dilakukan dengan cara yaitu: a. Antropometri b. Klinis c. Biokimia d. Biofisik Sedangkan Pengukuran status gizi secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara yaitu : a. Survey b. Statistik visal c. Faktor Ekologi 7 Dari ketujuh cara pengukuran status gizi tersebut, pengukuran antropometri merupakan cara yang paling sering digunakan karena memiliki beberapa kelebihan yaitu Irianto, 2007 : a. Alat mudah diperoleh b. Pengukuran mudah dilakukan c. Biaya murah d. Hasil pengukuran mudah disimpulkan e. Dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah f. Dapat mendeteksi riwayat gisi masa lalu

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi

Faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja adalah kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang zat gizi Prastiwi, 2010. Terdapat dua faktor langsung yang mempengaruhi status gizi individu, yaitu faktor makanan dan penyakit infeksi, keduanya saling mempengaruhi. Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi prinsip gizi seimbang. Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi yang terkait dengan tingginya kejadian penyakit menular dan buruknya kesehatan lingkungan. Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih, dan aman, misalnya bayi tidak memperoleh ASI Eksklusif. Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular terutama diare dan penyakit pernapasan akut ISPA. Faktor ini banyak terkait mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, kualitas lingkungan hidup dan perilaku hidup sehat. Kualitas lingkungan hidup terutama adalah ketersediaan air bersih, sarana sanitasi dan perilaku hidup sehat seperti kebiasaan cuci tangan dengan sabun, buang air besar di jamban, tidak merokok , sirkulasi udara dalam rumah dan sebagainya BAPPENAS, 2012 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi menurut Suhardjo 2003 yaitu : 1. Faktor langsung a. Konsumsi makanan Konsumsi makanan oleh masyarakat atau oleh keluarga bergantung pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli, distribusi dalam keluarga dan kebiasaan makan secara perorangan. Hal ini tergantung pula pada pendapatan, agama, adat kebiasaan dan pendidikan masyarakat bersangkutan. b. Infeksi Antara status gizi kurang dan infeksi terdapat interaksi bolak- balik. Infeksi dapat menimbulkan gizi kurang melalui berbagai mekanismenya. Yang penting adalah efek langsung dari infeksi sisitemik pada katabolisme jaringan. Walaupun hanya terhadap infeksi ringan sudah menimbulkan kehilangan nitrogen. 2. Faktor tidak langsung a. Kesediaan pangan ditingkat rumah tangga. Hal ini terkait dengan produksi dan distribusi bahan makanan dalam jumlah yang cukup mulai dari produsen sampai ke tingkat rumah tangga. b. Daya beli keluarga yang kurang untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan bagi seluruh anggota keluarga. Hal ini terkait dengan masalah pekerjaan atau mata pencaharian atau penghasilan suatu keluarga. Apabila pengasilan keluarga tidak cukup untuk membeli bahan makanan yang cukup dalam jumlah dan kualitas, maka konsumsi atau asupan gizi tiap anggota keluarga akan berkurang yang pada gilirannya akan mempengaruhi kesehatan dan perkembangan otak mereka. c. Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang gizi dan kesehatan. Walaupun bahan makanan dapat disediakan oleh keluarga dan daya beli memadai, tetapi karena kekurangan pengetahuan ini bisa menyebabkan keluarga tidak menyediakan makanan beraneka ragam setiap hari bagi keluarganya. Pada gilirannya asupan gizi tidak sesuai kebutuhan.

4. Pengertian Antropometri