Perumusan Masalah Batasan Masalah Tinjauan Pustaka

Teori-teori yang berkaitan dengan masalah pengendalian persediaan ini telah banyak dikembangkan. Dari pengendalian persediaan dengan model-model deterministik maupun dengan model stokastik probability Models , permasalahan back order dan stock out, adanya potongan harga berdasarkan jumlah, mempertimbangkan ketidakpastian permintaan, leadtime , dan sebagainya. Dalam tulisan ini penulis akan membahas suatu kasus mengenai pengendalian persediaan deterministik dengan jenis item yang banyak multi item, di mana ada pengelompokan barang yang dipesan dari supplier , sehingga biaya pesan dapat diminimalkan dan ada potongan harga pada setiap pembelian masing-masing jenis barang dalam jumlah yang berbeda setiap itemnya. Dari struktur kisaran potongan harga yang disediakan oleh supplier dibentuklah struktur potongan kisaran baru yang mewakili potongan harga yang sebelumnya. Pada struktur kisaran baru akan ditentukan jumlah pesanan ekonomis yang valid, yaitu jumlah pesan ekonomis yang berada pada kisaran yang sesuai dan menghasilkan total biaya persediaan yang paling minimum. Dalam tulisan ini, akan dijelaskan juga mengenai perumusan model pengadaan persediaan untuk kasus yang sudah dijelaskan di atas serta tahapan penentuan frekuensi pemesanan dalam suatu periode sehingga didapat jumlah pesanan ekonomis setiap kali pesan untuk meminimumkan total biaya pengadaan persedian dalam satu periode pemesanan.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas adalah menentukan jumlah pesanan ekonomis dari kisaran potongan harga yang disediakan, sehingga didapat biaya pengadaan persediaan yang optimal untuk setiap item yang akan dipesan. Universitas Sumatera Utara

1.3 Batasan Masalah

Tulisan ini dibatasi pada model persediaan deterministik multi item saja sehingga tidak berlaku untuk model persediaan probabilistik seperti trend permintaan musiman.

1.4 Tinjauan Pustaka

Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena persediaan phisik perusahaan melibatkan banyak investasi rupiah dalam melancarkan aktivitas perusahaan. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan, akan menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai “ opportunity cost ” dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan. Demikian pula, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya baru dari kekurangan bahan T.Hani Handoko, 2000. Barang yang terlalu sedikit akan menimbulkan kekecewaan bagi para pelanggan dan menimbulkan rasa kurang percaya yang akhirnya merugikan perusahaan itu sendiri. Istilah persediaan inventory cost adalah suatu aktiva yang meliputi barang –barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau barang- barang yang masih dalam proses produksi atau persediaan bahan baku yang masih menunggu untuk digunakan dalam suatu proses produksi Mohamad Syamsul, 2003 Kejadian deterministik, yang dipakai sebagai asumsi untuk pembentukan model-model pengendalian deterministik, digunakan untuk mendekati kejadian yang tingkat kepastiannya cukup rendah. Model pengendalian probabilistik, yang lebih kompleks dari model deterministik, akan tidak menjadi ekonomis untuk diterapkan bila dipakai untuk memodelkan kejadian yang tingkat kepastiannya cukup rendah. Universitas Sumatera Utara Dalam model persediaan deterministik parameter –parameternya seperti perkiraan kebutuhan, biaya-biaya persediaan, lead time yang berpengaruh terhadap sistim persediaan dapat diketahui dengan pasti. Karena semua parameter bersifat deterministik maka tidak mungkin terjadi kekurangan persediaan. Dalam dunia nyata, akan sangat jarang ditemukan situasi di mana seluruh parameter dapat diketahui dengan pasti. Salah satu model yang sangat popular di dalam sistim deterministik adalah metode Wilson EOQ. Metode ini merupakan dasar dari berbagai pengembangan metode-metode persediaan. Terdapat banyak faktor yang harus diperhatikan dalam pembentukan model persediaan. Salah satunya adalah faktor biaya yang sangat berpengaruh dalam pembentukan model persediaan. Pada umumnya terdapat 4 kategori biaya persediaan dalam menentukan jawab optimal dari masalah persediaan yaitu: biaya pembelian produksi, set-up ordering cost atau biaya pengadaan, holding carrying cost atau biaya penyimpanan , stock-out shortage cost. Sebagai ilustrasi dapat diperlihatkan hubungan antara tingkat persediaan dan jumlah biaya, seperti terlihat dalam gambar berikut: Biaya Total cos t Holding Cost Ordering cost Titik optimum Tingkat Persediaan Gambar 1.1 Hubungan Tingkat Persediaan dan Jumlah Biaya Pada gambar di atas holding cost berbanding lurus dengan tingkat persediaan, sedangkan set-up cost berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Model persediaan dalam situasi ini disebut Universitas Sumatera Utara sebagai model E conomic Order Quantity EOQ P.Siagian, 2006. Sehingga dalam persoalan yang dibahas dalam tulisan ini biaya total pengadaan persediaannya TIC adalah penjumlahan dari biaya pesan, biaya simpan, dan biaya pembelian atau: TIC = biaya pesan + biaya simpan + biaya pembelian. Tiap faktor dalam model dasar EOQ dapat berubah sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh perusahan. Kondisi ini dapat mengubah nilai EOQ sebelumnya. Perubahan model dasar EOQ dapat saja terjadi sebagai akibat: 1. Adanya potongan harga Quantity discount yang ditawarkan supplier jika membeli dalam jumlah banyak. 2. Adanya kondisi kehabisan persediaan storage cost . 3. Adanya macam-macam biaya simpan, seperti pembebanan biaya proporsional terhadap luas lantai penyimpanan barang atau volume ruang yang digunakan Arman Hakim, 2008. Model EOQ dengan discount dengan persedian multi item adalah salah satu pengembangan dari model EOQ statis single item. Model total biaya pengadaan persediaan multi item telah dikembangkan yang secara umum memiliki persamaan sebagai berikut Narasimhan dkk., 1985: TIC = F C +  c i + 2 Q H i i  +  P i D i dengan TIC = Biaya total pengadaan persediaan selama satu periode, F = Frekuensi pemesanan per periode, C = Biaya pesan tetap setiap kali pesan, c i = Biaya pesan untuk pemesanan item i, H i = Biaya penyimpanan item i per unit per periode, Q i = Jumlah unit item i setiap kali pesan, Universitas Sumatera Utara P i = Harga item i per unit, dan D i = Kebutuhan unit item i per periode. Dalam kasus ini, dapat langsung dipastikan bahwa pengadaan persediaan paling ekonomis adalah apabila frekuensi pemesanan semua item sama. Dengan demikian, TIC = k k Q D C + k i i k D 2 D H Q  +  P i D i dengan sebagai variabel independen, diperoleh Q optimal untuk item k: = 2 2 Jumlah pesanan ekonomis item-item lain dapat dihitung dengan persamaan yang sama. Pada perusahaan termasuk perusahaan supplier ada kiat-kiat yang dilakukan untuk mengikat ataupun memikat pelanggannya. Salah satunya adalah menberi potongan harga pada jumlah pembelian yang relatif besar. Pemberian potongan harganya distrukturkan dalam bentuk quantity discount , baik all unit discount maupun incremental quantity discount . Pada tulisan ini yang akan dibahas adalah all unit discount untuk selanjutnya disebut dengan potongan harga saja. Universitas Sumatera Utara

1.5 Tujuan Penelitian