1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari solusi optimal pada persediaan dengan permintaan yang bersifat deterministik, yaitu:
1. Menentukan jumlah pesanan ekonomis dari kisaran potongan harga yang disediakan.
2.
Menentukan total biaya pengadaan persediaan.
1.6 Kontribusi Penelitian
Adapun kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui jumlah pesanan ekonomis dan total biaya pengadaan persediaan multi item dari suatu persediaan barang dengan menggunakan metode
quantity discount
dan biaya pesan gabungan.
2. Menambah referensi yang berhubungan dengan masalah persediaan multi item yang
bersifat deterministik yang diharapkan dapat membantu pengambil keputusan dalam mengatasi permasalahan mengenai persediaan barang.
1.7 Metodologi Penelitian
Penelitian ini bersifat literatur yang disusun berdasarkan rujukan pustaka dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menjelaskan model persediaan deterministik multi item.
2. Menjelaskan biaya pesan gabungan.
3. Menentukan jumlah pesanan ekonomis.
4. Menentukan biaya pengadaan persediaan.
5. Menjelaskan
quantity discount
potongan harga pada kasus item tunggal 6.
Menjelaskan persediaan multi item dengan potongan harga dan biaya pesan gabungan .
Universitas Sumatera Utara
7. Menyelesaikan contoh kasus masalah persediaan untuk mendapatkan jumlah pesanan
ekonomis dan biaya pengadaan persediaan. 8.
Menarik kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
2. 1 Inventory Persediaan
Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko
bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggannya Freddy Rangkuti, 1998, hal 1.
Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tidak akan terlepas dari masalah persediaan. Persentase persediaan terhadap total harta
assets
keseluruhan dari perusahaan adalah relatif cukup tinggi. Oleh karena itu, persediaan yang ada di perusahaan perlu
dikelola sebaik-baiknya, persediaan harus direncanakan dan dikendalikan secara efektif dan efisien.
Pengadaan persediaan harus diperhatikan karena berkaitan langsung dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan sebagai akibat adanya persediaan. Oleh sebab itu, persediaan yang
ada harus seimbang dengan kebutuhan, karena persediaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan perusahaan menanggung resiko kerusakan dan biaya penyimpanan yang tinggi
disamping biaya investasi yang besar. Tetapi jika terjadi kekurangan persediaan akan berakibat terganggunya kelancaran dalam proses produksinya. Oleh karenanya diharapkan terjadi
keseimbangan dalam pengadaan persediaan sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat memperlancar jalannya proses produksi Agus Ristono, 2008, hal 2.
Universitas Sumatera Utara
Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk menarik minat pelanggan. Salah satunya adalah dengan memberikan sistim diskon pada pembeli yang juga dapat menurunkan
biaya-biaya persediaan pada perusahaan. Telah banyak dikembangkan penelitian model persediaan yang mempertimbangkan diskon dan waktu kadaluarsa yang bertujuan untuk
meminimalkan biaya total persediaan yang ada.
2.1.1 Pengertian dan Tujuan Pengendalian Persediaan
Pengertian mengenai persediaan dalam hal ini adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang- barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaanproses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan
merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadiproduk yang
disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu Freddy Rangkuti, 1998, hal 1.
Berbagai rumusan tentang definisi persediaan telah banyak dikemukan oleh para ahli, diantaranya definisi yang dikemukakan oleh Starr dan Miller yang menyatakan bahwa persediaan
adalah suatu sumber daya yang menggangur
idle resources
, akan tetapi sumber daya tersebut mempunyai nilai ekonomis. Nilai ekonomis persediaan timbul karena sumber daya tersebut
diperoleh dengan suatu pengorbanan dengan harapan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.
Definisi lain menyatakan bahwa pada dasarnya persediaan adalah suatu sumber daya menganggur
idle resources
yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lebih lanjut di sini dapat berupa kegiatan produksi seperti yang dijumpai pada sistim industri, kegiatan
Universitas Sumatera Utara
pemasaran seperti dijumpai pada sistim distribusi ataupun kegiatan konsumsi seperti dijumpai pada sistim rumah tangga Arman Hakim, 2008, hal 1.
Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian persediaan yang dijalankan adalah untuk menjaga
persediaan pada tingkat yang optimal sehingga diperoleh penghematan-penghematan untuk persediaan tersebut. Dari pengertian tersebut, maka tujuan pengelolaan tersebut adalah Agus
Ristono, 2008: 1.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat memuaskan konsumen.
2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami
kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan:
a. Kemungkinan barang bahan baku dan penolong menjadi langka sehingga
sulit untuk diperoleh. b.
Kemungkinan
supplier
terlambat mengirimkan barang yang dipesan. 3.
Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan .
4. Menjaga agar pembeli yang menbeli dalam jumlah yang kecil dapat dihindari, karena
dapat mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar. 5.
Menjaga supaya penyimpanan dalam
emplacement
tidak menumpuk, karena akan mengakibatkan biaya menjadi lebih besar.
Dari beberapa tujuan pengendalian di atas maka dapat dipahami bahwa tujuan pengendalian persediaan adalah untuk menjamin terdapatnya persediaan sesuai kebutuhan. Ada
dua macam kelompok bahan baku yaitu: a.
Bahan baku langsung
direct material
, yaitu bahan yang membentuk dan merupakan bagian dari barang jadi yang biayanya dengan mudah bisa ditelusuri dari biaya barang
Universitas Sumatera Utara
jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung bersifat variabel, artinya sangat tergantung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi atau perubahan output.
b. Bahan baku tak langsung
indirect material
, yaitu bahan baku yang dipakai dalam proses produksi, tetapi sulit menelusuri biayanya pada setiap barang jadi.
2.1.2 Fungsi Persediaan
Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu sebagai stabilisator harga
terhadap fluktuasi permintaan. Lebih spesifik, persediaan dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya sebagai berikut :
a. Persediaan dalam
Lot Size
. Persediaan muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk penyediaan
replishment
kembali. Penyediaan dalam lot yang besar atau dengan kecepatan sedikit lebih cepat dari permintaan akan lebih ekonomis. Faktor penentu persyaratan ekonomis antara lain biaya
setup
, biaya persiapan produksi atau pembelian dan biaya transportasi.
b. Persediaan cadangan.
Pengendalian persediaan timbul berkenaan dengan ketidakpastian. Peramalan permintaan konsumen biasanya disertai kesalahan peramalan. Waktu siklus produksi
lead time
mungkin lebih dalam dari yang diprediksi. Jumlah produksi yang ditolak
reject
hanya bisa diprediksi dalam proses. Persediaan cadangan mengamankan kegagalan mencapai
permintaan konsumen atau memenuhi kebutuhan manufaktur tepat pada waktunya.
c. Persediaan antisipasi
Persediaan dapat timbul mengantisipasi terjadinya penurunan persediaan
supply
dan kenaikan permintaan
demand
atau kenaikan harga. Untuk menjaga kontinuitas
Universitas Sumatera Utara
pengiriman produk ke konsumen, suatu perusahan dapat memelihara persediaan dalam rangka liburan tenaga kerja atau antisipasi terjadinya pemogokan tenaga kerja.
d.
Persediaan
pipeline
Sistim persediaan dapat diibaratkan sebagai sekumpulan tempat
stock point
dengan aliran diantara tempat persediaan tersebut. Pengendalian persediaan terdiri dari
pengendalian aliran persediaan dan jumlah persediaan akan terakumulasi di tempat persediaan. Jika aliran melibatkan perubahan fisik produk, seperti perlakuan panas atau
perakitan beberapa komponen, persediaan dalam aliran tersebut persediaan setengah jadi
work in process
. Jika suatu produk tidak dapat berubah secara fisik tetapi dipindahkan dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain, persediaan disebut
persediaan transportasi. Jumlah dari persediaan setengah jadi dan persediaan transportasi disebut persediaan
pipeline
. Persediaan
pipeline
merupakan total investasi perubahan dan harus dikendalikan.
e. Persediaan Lebih .
Yaitu persediaan yang tidak dapat digunakan karena kelebihan atau kerusakan fisik yang terjadi.
Terdapat empat faktor yang dijadikan sebagai fungsi perlunya persediaan yaitu Zulian Yamit, 2005:
a. Faktor waktu
Menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi sebelum barang jadi sampai ke tangan konsumen. Waktu diperlukan untuk membuat jadwal produksi, memotong bahan
baku, pengiriman bahan baku, dan pengiriman barang jadi ke pedagang besar konsumen. Persediaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan selama waktu tunggu
lead time
.
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor ketidakpastian waktu
Datang dari supplier menyebabkan perusahaan memerlukan persediaan, agar tidak menghambat proses produksi maupun keterlambatan pengiriman terhadap konsumen.
Persediaan bahan baku terikat pada supplier, persedian barang dalam proses terikat pada departemen produksi, dan persediaan barang jadi terikat pada konsumen. Ketidakpastian
waktu datang mengharuskan perusahaan membuat jadwal operasi lebih teliti pada setiap level.
c. Faktor ketidakpastiaan pengguna
Faktor ketidakpastiaan pengguna dari dalam perusahaan disebabkan oleh kesalahan dalam peramalan permintaan, kerusakan mesin, keterlambatan operasi, bahan cacat dan berbagai
kondisi lain. Persediaan dilakukan untuk mengantisipasi ketidaktepatan peramalan akibat lainya tersebut.
d. Faktor Ekonomis
Terjadi karena adanya keinginan perusahaan untuk mendapatkan alternatif biaya rendah dalam memproduksi atau membeli item dengan menentukan jumlah yang paling
ekonomis. Pembelian dalam jumlah besar memungkinkan perusahaan mendapatkan potongan harga. Selain itu pengiriman dalam jumlah besar menyebabkan biaya
transportasi lebih rendah sehingga menurunkan biaya. Persedian diperlukan untuk menjaga stabilitas produksi dan fluktuasi bisnis.
2.1.3 Jenis-Jenis Persediaan
Pembagian jenis persediaan dapat berdasarkan proses manufaktur yang dijalani dan berdasarkan tujuan. Berdasarkan proses manufaktur, maka persediaan dibagi dalam tiga kategori, yaitu Agus
Ristono, 2009: 1.
Persediaan bahan baku dan penolong. 2.
Persediaan bahan setengah jadi.
Universitas Sumatera Utara
3. Persediaan barang jadi.
Pembagian jenis persediaan berdasarkan tujuannya, terdiri dari 1.
Persediaan pengaman
safety stock
Persediaan pengaman
safety stock
adalah persedian yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan
pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, akan terjadi kekurangan persediaan
stock out
. Faktor-faktor yang menentukan
safety stock
: a.
Penggunaan bahan baku rata-rata Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama periode
tertentu, khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan bahan baku pada masa sebelumnya.
b. Faktor waktu atau
lead time procurement time
Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang dipesan tersebut dan diterima di gudang
persedian. Lamanya waktu tersebut tidaklah sama antara satu pesanan dengan pesanan yang lain, tetapi bervariasi.
2. Persediaan antisipasi
Persediaan antisipasi disebut sebagai
stabilization stock
merupakan persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan
sebelumnya.
3. Persediaan dalam pengiriman
transit stock
Persediaan dalam pengiriman disebut
work-in process stock
adalah persediaan yang masih dalam pengiriman, yaitu:
a. Eksternal transit stock
adalah persediaan yang masih berada dalam transportasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Internal transit stock
adalah persediaan yang masih menunggu untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan.
2.1.4 Biaya-Biaya dalam Persediaan
Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya sistim persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya sistim persediaan terdiri dari biaya
pembelian, biaya pemesanan, biaya simpan, dan biaya kekurangan persediaan. Berikut ini akan diuraikan secara singkat masing-masing komponen biaya di atas Arman Hakim, 2008.
1. Biaya Pembelian
Purchasing Cost
= Biaya pembelian
purchase cost
adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan harga satuan
barang. Biaya pembelian menjadi faktor yang penting ketika harga barang yang dibeli tergantung pada ukuran pembelian. Situasi ini akan diistilahkan sebagai
quantity discount
atau
price break
di mana harga barang per-unit akan turun bila jumlah barang yang dibeli meningkat. Dalam kebanyakan teori persediaan, komponen biaya pembelian tidak
dimasukkan ke dalam total biaya pembelian untuk periode tertentu misalnya satu tahun konstan dan hal ini tidak akan mempengaruhi jawaban optimal tentang berapa banyak
barang yang harus dipesan.
2. Biaya Pengadaan
Procurement Cost
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis sesuai asal –usul barang, yaitu biaya pemesanan
ordering cost
bila barang yang diperlukan diperoleh dari pihak luar
supplier
dan biaya pembuatan
setup cost
bila barang diperoleh dengan memproduksi sendiri. a.
Biaya Pemesanan
Ordering Cost
= Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang
dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk menentukan pemasok
supplier
, pengetikan
Universitas Sumatera Utara
pesanan, pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, biaya penerimaan dan sebagainya. Biaya ini asumsikan konstan untuk setiap kali pesan.
b. Biaya Pembuatan
Setup Cost
= Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang ditimbulkan untuk persiapan
memproduksi barang. Ongkos ini biasanya timbul di dalam pabrik yang meliputi biaya menyusun peralatan produksi, ongkos menyetel mesin, ongkos mempersiapkan
gambar benda kerja, dan sebagainya. Karena kedua ongkos tersebut diatas mempunyai peran yang sama, yaitu pengadaan, maka di
dalam sistim persediaan ongkos tersebut sering disebut sebagai ongkos pengadaan
procurement cost
.
3. Biaya Penyimpanan
holding CostCarrying Cost
= Biaya simpan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat penyimpanan barang. Biaya
ini meliputi:
a. Biaya Memiliki Persediaan biaya modal.
Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal, di mana modal perusahaan mempunyai ongkos
expense
yang dapat diukur dengan suku bunga bank. Oleh karena itu, biaya yang ditimbulkan karena memiliki persediaan harus diperhitungkan
dalam biaya sistim persediaan. Biaya memiliki persediaan diukur sebagai persentasi nilai persediaan untuk periode tertentu.
b. Biaya Gudang
Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbul biaya gudang. Bila gudang dan peralatannya disewa maka biaya gudangnya merupakan
biaya sewa sedangkan bila perusahaan mempunyai gudang sendiri maka biaya gudang merupakan biaya depresi.
Universitas Sumatera Utara
c. Biaya Kerusakan dan Penyusutan.
Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan penyusutan karena beratnya berkurang ataupun jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya kerusakan dan
penyusutan biasanya diukur dari pengalaman sesuai dengan persentasenya.
d. Biaya Kadaluarsa
absolence
. Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena perubahan teknologi
dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa biasanya diukur
dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang tersebut.
e. Biaya Asuransi.
Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga hal – hal yang tidak diinginkan,
seperti kebakaran. Biaya asuransi tergantung pada jenis barang yang diasuransikan dan perjanjian yang dilakukan dengan perusahaan asuransi.
f. Biaya Administrasi dan Pemindahan.
Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasikan persediaan barang yang ada, baik pada saat pemesanan, penerimaan barang maupun penyimpanannya dan biaya untuk
memindahkan barang dari dan ke dalam tempat penyimpanan, termasuk upah buruh dan peralatan
handling
. Dalam manajemen persediaan, terutama yang berhubungan dengan masalah kuantitatif, biaya
simpan per –unit diasumsikan linier terhadap jumlah barang yang disimpan misalnya :
Rpunittahun.
4. Biaya Kekurangan Persediaan
shortage cost
= Bila perusahaan kehabisan barang pada saat ada permintaan, maka akan terjadi keadaan
kekurangan persediaan. Keadaan ini akan menimbulkan kerugiaan karena proses produksi akan terganggu dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan atau
Universitas Sumatera Utara
kehilangan konsumen pelanggan karena kecewa sehingga beralih ke tempat lain. Biaya kekurangan persediaan dapat diukur dari:
a. Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi
Biasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak dapat memenuhi permintaan atau kerugian akibat terhentinya proses produksi. Kondisi ini diistilahkan
sebagai biaya
penalty
p atau hukuman kerugian bagi perusahaan dengan satuan misalnya: Rpunit.
b. Waktu pemenuhan
Lamanya gudang kosong berarti lamanya proses produksi terhenti atau lamanya perusahaan tidak mendapatkan keuntungan, sehingga waktu menggangur tersebut
dapat diartikan sebagai uang yang hilang. Biaya waktu pemenuhan diukur berdasarkan waktu yang diperlukan untuk memenuhi gudang dengan satuan misalnya: Rpunit.
c. Biaya pengadaan darurat
Supaya konsumen tidak kecewa maka dapat dilakukan pengadaan darurat yang biasanya menimbulkan biaya yang lebih besar dari pengadaan normal. Kelebihan
biaya dibandingkan pengadaan normal ini dapat dijadikan ukuran untuk menentukan biaya kekurangan persediaan dengan satuan misalnya: Rpunit.
Kadang-kadang biaya ini disebut juga biaya kesempatan
opportunity cost
. Ada perbedaan pengertian antara biaya persediaan aktual yang dihitung secara akutansi dengan biaya persediaan
yang digunakan dalam menentukan kebijaksanaan persediaan. Biaya persediaan yang diperhitungkan dalam penentuan kebijaksanaan hanyalah biaya-biaya yang bersifat variabel
incremental discount
, sedangkan biaya-biaya yang bersifat
fixed
seperti biaya pembelian tidak akan mempengaruhi hasil optimal yang diperoleh sehingga tidak perlu diperhitungkan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Model-Model Sistim Persediaan
Terdapat 2 keputusan yang penting dalam sebuah model persediaan, yaitu : 1.
Berapa
how many
jumlah yang harus dipesan untuk persediaan barang tertentu? 2.
Kapan
when
waktu yang optimal untuk memesan barang tersebut kembali sehingga persediaan dapat mencapai titik optimal kembali?
Setiap keputusan yang diambil mempunyai pengaruh terhadap besar biaya persediaan. Untuk memudahkan dalam mengambil keputusan, dikembangkan model-model dalam manajemen
persediaan. Model permintaan dibagi menjadi dua macam, yaitu permintaan deterministik dan permintaan probabilisti Hamdy A. Taha 1992.
Gambar 2.1 Klasifikasi Permintaan dalam Model Persediaan
1. Permintaan Deterministik
Pada model deterministik permintaan dan periode kedatangan pesanan dapat diketahui secara pasti sebelumnya. Model ini dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Statis deterministik
Pada model ini tingkat konsumsi tetap dan konstan setiap waktu. b.
Dinamik deterministik
Permintaan Deterministik
Statis Dinamis
Probabilistik Stasioner
Nonstasioner
Universitas Sumatera Utara
Pada model ini tingkat permintaannya diketahui dengan pasti tetapi sifat permintaannya bervariasi dari periode ke periode.
Untuk menentukan kebijaksanaan persediaan yang optimum, dibutuhkan informasi mengenai parameter-parameter berikut: Perkiraan kebutuhan, biaya-biaya persediaan,
lead time.
Dalam model persediaan deterministik parameter-parameter yang berpengaruh terhadap sistim persediaan dapat diketahui dengan pasti. Rata-rata kebutuhan dan biaya-biaya persediaan
diasumsikan diketahui dengan pasti. Lamanya
lead time
juga diasumsikan selalu tetap. Karena semua parameter bersifat deterministik maka tidak dimungkinkan adanya kekurangan persediaan.
Dalam dunia nyata, akan sangat jarang ditemukan situasi di mana seluruh parameter dapat diketahui dengan pasti. Karena itu, akan lebih masuk akal jika digunakan model-model
probabilistik yang mempertimbangkan ketidakpastian pada parameter-parameternya. Namun, model deterministik terkadang merupakan pendekatan yang sangat baik, atau paling tidak
merupakan langkah awal yang baik untuk menggambarkan fenomena persediaan.
2. Permintaan probabilistik.
Pada model-model persediaan deterministik, diasumsikan bahwa semua parameter persediaan selalu konstan dan diketahui secara pasti. Pada kenyataan, sering terjadi
parameter-parameter yang ada merupakan nilai-nilai yang tidak pasti dan sifatnya hanya estimasi atau perkiraan saja. Parameter-parameter seperti permintaan,
lead time
, biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya kekurangan persediaan dan harga kenyataannya
sering bervariasi. Model-model deterministik tidak peka terhadap perubahan-perubahan parameter tersebut. Untuk menghadapi variasi yang ada, terutama variasi permintaan dan
lead time
, model probabilistik biasanya dicirikan dengan adanya persediaan pengaman
safety stock
. Model ini dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Stasioner probabilistik
Pada model ini fungsi kepadatan probabilitas permintaannya tetap tidak berubah sepanjang waktu. Akibatnya pengaruh trend musiman permintaan tidak dimasukkan
dalam model.
Universitas Sumatera Utara
’
b. Non stationer probabilistik
Pada model ini fungsi kepadatan probabilitas permintaanya bervariasi dari waktu ke waktu dan dipengaruhi trend musiman permintaan.
Walaupun jenis permintaan adalah faktor utama dalam perancangan model persediaan, faktor-faktor berikut ini dapat juga mempengaruhi cara perumusan model yang bersangkutan
seperti yang dijelaskan Hamdy A. Taha 1992, yaitu: a.
Tenggang waktu pengiriman
lag
atau
lead time
Ketika sebuah pesanan diajukan, pesanan itu dapat dikirim dengan segera atau kemungkinan memerlukan beberapa waktu sebelum pengiriman dilakukan. Tenggang
waktu pengiriman dapat bersifat deterministik atau probabilistik.
b. Pengisian kembali persediaan
Walaupun sistim persediaan dapat beroperasi dengan tenggang waktu pengiriman, pengisian kembali persediaan dapat terjadi dengan segera atau dengan seragam. Pengisian
kembali yang segera terjadi ketika persediaan dibeli dari sumber-sumber luar. Pengisian kembali yang seragam terjadi ketika sebuah produk dibuat secara lokal dalam organisasi.
Secara umum, sebuah sistim persediaan dapat beroperasi dengan tenggang waktu positif dan juga dengan pengisian persediaan yang seragam.
c. Rentang perencanaan
Rentang perencanaan mendefinisikan periode di mana tingkat persediaan dikendalikan. Rentang perencanaan ini dapat terbatas atau tidak terbatas, bergantung pada periode
waktu mana permintaan dapat diramalkan.
d. Jumlah tingkat penawaran
Sebuah sistim persediaan dapat terdiri dari beberapa titik pengisian persediaan bukan hanya satu. Dalam beberapa kasus, titik-titik pengisian persediaan ini diorganisasikan
Universitas Sumatera Utara
sedemikian rupa sehingga satu titik bertindak sebagai titik penawaran untuk titik-titik lainnya. Jenis operasi ini dapat berulang di tingkat yang berbeda sehingga satu titik
permintaan dapat sekali lagi menjadi titik penawaran yang baru.
e. Jumlah jenis barang
Sebuah sistim persediaan dapat melibatkan lebih dari satu barang. Kasus ini sangat menarik terutama jika terdapat sejenis interaksi tertentu di antara barang-barang yang
berbeda.
2.2 Model Persediaan Deterministik EOQ Sederhana
Salah satu model yang sangat populer di dalam sistim deterministik adalah model Wilson. Model ini dipublikasikan oleh Ford W. Harris tahun 1915 dan masih digunakan banyak organisasi saat
ini. Model Wilson ini merupakan dasar dari berbagai pengembangan metode –metode persediaan.
Model EOQ tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut Zulian Yamit, 2005
1. Kebutuhan bahan baku dapat ditentukan, relatif tetap, dan terus menerus.
2. Tenggang waktu pemesanan dapat dilakukan dan relatif tetap.
3. Tidak diperkenankan adanya kekurangan persediaan, artinya setelah kebutuhan dan
tengang waktu dapat ditentukan secara pasti berarti kekurangan persediaan dapat dihindari.
4. Pemesanan datang sekaligus dan akan menambah persediaan.
5. Struktur biaya tidak berubah. Biaya pemesanan atau persiapan sama tanpa memperhatikan
jumlah yang dipesan. Biaya simpan adalah berdasarkan fungsi liniar terhadap rata-rata persediaan, dan harga beli atau biaya pembelian per-unit adalah konstan tidak ada
potongan. 6.
Kapasitas gudang dan modal cukup untuk menampung dan membeli pesanan. 7.
Pembelian adalah satu jenis item.
Universitas Sumatera Utara
Dari asumsi-asumsi di atas, model ini mungkin diaplikasikan baik pada sistim manufaktur seperti penentuan persediaan bahan baku dan pada sistim non manufaktur. Tujuan model ini
adalah untuk menentukan jumlah Q setiap kali pemesanan EOQ sehingga biaya total persediaan dapat diminimalkan. Situasi pada model ini dapat disajikan secara grafik sebagai
berikut P. Siagian, 2006:
Persediaan
Q Q
Q
1 2
Waktu t
t Gambar 2.2 Model Persediaan EOQ Sederhana
Ada dua macam biaya yang dipertimbangkan, yaitu: 1.
Biaya penyimpanan Biaya penyimpanan pertahun merupakan perkalian antara rata-rata persediaan pertahun
dengan biaya simpan perunit pertahun. Jika rata-rata persediaan pertahun =
2
, di mana Q adalah ukuran
pemesanan, dan biaya simpan perunit pertahun adalah h, maka: Total biaya
penyimpanan pertahun =
= ℎ
2
Universitas Sumatera Utara
2. Biaya pemesanan dan pembelian
Biaya pembelian pertahun
annual purchase cost
merupakan total harga yang dikeluarkan untuk membeli suatu barang, yaitu perkalian antara harga barang perunit C
dengan banyaknya barang yang dibeli sepanjang tahun, yaitu sebesar demand D. Total biaya pembelian pertahun
= =
DC
Sedangkan total biaya pemesanan pertahun merupakan perkalian antara biaya per pemesanan A dikalikan banyaknya pemesanan dalam satu tahun
�
, di mana D adalah banyaknya kebutuhan selama satu tahun. Total biaya pemesanan pertahun
= =
�
Sehingga: Total Biaya Per Tahun TIC = biaya pembelian per tahun + biaya pemesanan per tahun + biaya penyimpanan per tahun.
� = +
�
+
�
2.1
Dengan menurunkan persamaan 2.1 terhadap Q, diperolehlah persamaan untuk mencari Q optimal sebagai berikut.
= ℎ
2 −
2
= 0 ℎ
2 =
2 2
= 2
ℎ =
2 ℎ
2.2
Universitas Sumatera Utara
2.3 Potongan Harga