Sarana dan Prasarana Karakteristik Sosial Ekonomi Sampel Penelitian

persentase golongan umur tersebut menyimpulkan hampir 70 penduduk di Desa Paya Bakung merupakan umur produktif. Tabel 5.. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Penduduk di Desa Paya Bakung Tahun 2010 No Mata Pencaharian Jumlah Persentase 1. 2. 3. 4. 5. Bertani IndustriKerajinan PNSTNIPOLRI Perdagangan Lain lain 3.491 65 64 24 113 92,92 1,73 1,70 0,06 3,01 Total 3.757 100 Sumber: Kantor Kepala Desa Paya Bakung, Tahun 2011 Pada Tabel 5 mata pencaharian penduduk Desa Paya Bakung Sangat bervariasi, hal ini dilihat dengan 4 jenis mata pencaharian, yaitu bertani, industry, PNSTNIPOLRI dan perdagangan. Namun dari Tabel 5 dapat dilihat jelas bahwa mata pencaharian penduduk di Desa Paya Bakung yang paling tinggi adalah bertani yaitu sebesar 3.491 jiwa 92,92 dan yang paling rendah adalah Perdagangan yaitu sebesar 24 jiwa 0,06 . Dan selebihnya di sektor industrikerajinan, PNSTNIPOLRI dan lainnya. Dari besarnya penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani maka dapat disimpulkan Desa Paya Bakung merupakan salah daerah sentra produksi komoditi pertanian di Kabupaten Deli Serdang.

4.3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu daerah. Tanpa sarana dan prasarana mustahil daerah tersebut dapat berhasil pembangunannya. Kedua faktor ini juga akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan penduduk atau masyarakatnya. Semakin baik tersedianya sarana dan prasarana maka akan mempercepat laju perkembangan penduduk di desa tersebut. Distribusi sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Paya Bakung dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 6. Distribusi Sarana dan Prasarana di Desa Paya Bakung Pada Tahun 2010 No Sarana dan Prasarana Jumlah unit 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Sarana Pendidikan Formal - TK - SD - SMP - SMA Sarana Pendidikan Non Formal - Perpustakaan Desa Sarana Kesehatan - Puskesmas Pembantu - Posyandu - PoliklinikBalai Pengobatan Sarana Ibadah - Mesjid - Musola - Gereja - Wihara Sarana Olah Raga - Lapangan Sepak Bola - Lapangan Bulu Tangkis - Lapangan Voli Sarana Perhubungan Kantor Kepala Desa Balai Desa 5 5 2 1 1 1 10 5 7 17 1 1 2 2 2 1 1 1 Sumber: Kantor Kepala Desa Paya Bakung, Tahun 2011 Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di Desa Paya Bakung telah terpenuhi dengan baik dengan adanya berbagai fasilitas yang mendukung. Seperti sarana pendidikan, kesehatan, tempat ibadah dan lain lain.

4.4. Karakteristik Sosial Ekonomi Sampel Penelitian

Karakteristik Sosial ekonomi dalam penelitian adalah : umur, pendidikan, luas lahan, lama bertani, frekuensi mengikuti SLPTT dan modal. Untuk memudahkan dalam penelitian maka karakteristik ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : karakteristik sosial dan karakteristik ekonomi. 4.4.1. Karakteristik Sosial Karakteristik sosial sampel penelitian responden adalah : umur, pendidikan, luas lahan, lama bertani dan frekuensi mengikuti program SLPTT. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Karakteristik Sosial Sampel Penelitian Responden di Daerah Penelitian No Uraian Range Rataan 1. Umur 31 – 70 tahun 41.97 tahun 2. Pendidikan 9 – 12 tahun 10.60 tahun 3. Luas Lahan 0.3 – 2 Ha 1.01 Ha 4. Lama Berusahatani 5 – 50 tahun 14.60 tahun 5. Frekuensi Mengikuti Penyuluhan 1 – 8 4.37 6. Modal Rp.900,000.00 – Rp.5,500,000.00 Rp.3,1830,333.00 Sumber : Diolah dari lampiran 1 4.4.1.1. Umur Umur adalah usia petani sampel responden pada saat penelitian dilaksanakan dan dinyatakan dalam tahun. Pada Tabel 7 dapat dilihat dengan jelas bahwasanya rataan umur responden adalah 41.97 tahun dengan range 31 – 70 tahun. Rataan umur tersebut menyimpulkan bahwa sampel penelitian responden masih dalam usia produktif. 4.4.1.2. Pendidikan Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang diikuti oleh sampel penelitian responden. Pada Tabel 7, rata-rata pendidikan yang ditempuh oleh responden adalah 10.60 tahun atau setara dengan SLTP Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Range pendidikan yang ditempuh sampel penelitian responden adalah 9 – 12 tahun atau setara dengan SLTP Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sampai dengan SLTA Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. 4.4.1.3. Luas Lahan Luas Lahan adalah luas areal pertanaman usaha tani padi yang dimilik petani. Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa rataan luas lahan padi sawah yang dimilik oleh responden adalah 1.01 hektar dengan range 0.3 hektar – 2 hektar. Namun ada beberapa Universitas Sumatera Utara responden yang tidak menggunakan keseluruhan lahan yang dimilikinya untuk ditanami oleh tanaman padi sawah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Luas Lahan Sampel Penelitian Responden yang Digunakan Untuk Ditanami Tanaman Komoditi Lainnya No Uraian Range Rataan 1. Luas Lahan 0.3 – 1.50 Ha 0.70 Ha Sumber : Diolah dari lampiran 1 Pada Tabel 8 menyimpulkan bahwasanya rataan luas lahan yang digunakan responden untuk ditanami komoditi lainyya adalah 0.70 Ha dengan range 0.3 – 1.50 Ha. Hal ini juga memperlihatkan bahwa komodit padi sawah bukan menjadi komoditi prioritas utama petani di daerah penelitian. 4.4.1.4. Lama Berusahatani Lama Berusahatani adalah lama sampel penelitian responden menekuni usaha tani dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam tahun. Pada Tabel 7 menyimpulkan bahwa rataan responden menekuni usaha taninya adalah 14.60 tahun dengan range 5 – 50 tahun. Artinya dengan kurun waktu 14.60 tahun responden di daerah penelitian dapat dikatakan mempunyai pengalaman yang matang dalam melakukan kegiatan usaha tani khususnya komoditi padi sawah. 4.4.1.5. Frekuensi Mengikuti Penyuluhan Frekuensi mengikuti penyuluhan adalah banyaknya sampel penelitian responden mengikuti metode SLPTT di daerah penelitian. Pada Tabel 7 menyimpulkan bahwa rataan responden mengikuti metode SLPTT di daerah penelitian adalah sebanyak 4.37, dengan range 1 – 8. Dengan alasan frekuensi tertinggi sebanyak 8, maka disimpulkan bahwa rataan responden sering mengikuti metode SLPTT dengan frekuensi ikut serta sebanyak 4.37. Universitas Sumatera Utara 4.4.2. Karakteristik Ekonomi Karakteristik ekonomi dalam penelitian ini hanya 1 variabel, yaitu : modal. Sumber modal ada dua, yaitu modal sendiri dan modal dari sumber lain. Untuk lebih jelas mengenati variabel modal dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini. Tabel 9. Modal Sampel Penelitian Responden yang Mengikuti Program SLPTT di Daerah Penelitian No Uraian Range Rataan 1. Modal Sendiri Rp.900.000,00 – Rp.5.500.000,00 Rp.3.183.333,33 2. Modal dari Sumber Lain Rp.1.500.000,00 – Rp.3.000.000,00 Rp.2.110.000,00 Sumber : Diolah dari lampiran 1 Pada Tabel 9 menyimpulkan bahwa rataan modal sendiri responden adalah sebesar Rp.3.183.333,33 dengan range Rp.900.000,00 – Rp.5.500.000,00. Kemudian sumber modal responden tidak hannya dari responden, tetapi ada beberapa responden yang memiliki sumber modal dari pihak lainnya, seperti : BANK, KOPERASI maupun pinjaman dari individu dengan rataan Rp.2.110.000,00 dan range Rp.1.500.000,00 – Rp.3.000.000,00. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Pertanian Terpadu Usahatani Padi Organik(Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai )

9 95 91

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Padi Sawah Pada Pola Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk Bersubsidi (Studi Kasus: Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

7 68 81

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Dengan Pengambilan Keputusan Pada Monokultur Atau Diversifikasi (Studi Kasus: Desa Mesjid Kecamatan Batangkuis Kabupaten Deli Serdang)

4 65 92

Sikap Petani Terhadap Kegiatan Legalisasi Aset Tanah Melalui Program PPAN (Studi Kasus : Desa Lama, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 77 69

Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 67 67

Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 41 78

Dampak Peningkatan Harga Beras Terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Pada Beberapa Strata Luas Lahan (Studi Kasus: Desa Kota Rantang, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

0 50 85

DAMPAK PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

0 18 122

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH DI DESA JOHO KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

0 3 114

(ABSTRAK) DAMPAK PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI.

0 1 2