7. Faktor yang mempengaruhi tidur
Kualitas tidur seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kualitas dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan
memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi tidur pada lansia adalah : penyakit, latihan dan kelelahan, stress
psikologis, obat, nutrisi, lingkungan, dan motivasi.
Penyakit. Faktor penyakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang
dimana terjadi penurunan kualitas dan kuantitas tidur pada orang yang mengalami kondisi sakit. Banyak penyakit yang menambah jumlah kebutuhan tidur, misalnya
penyakit yang disebabkan oleh infeksi infeksi limfa akan memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi keletihan, arthritis yang menyebabkan nyeri kronis dan
rasa tidak nyaman yang mengganggu tidur, dan perubahan pada sistem musculoskeletal, dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan
timbulnya beberapa golongan rematik. Disisi lain disampaikan bahwa banyak juga keadaan sakit menjadikan seseorang kurang tidur.
Latihan dan Kelelahan. Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat
memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal ini terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan
mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
Universitas Sumatera Utara
Stress Psikologis. Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat
ketegangan jiwa. Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologi mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
Obat. Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang
dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretik yang menyebabkan seseorang insomnia, anti depresan dapat menekan REM Rapid Eye
Movement, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan
golongan narkotik dapat menekan REM Rapid Eye Movement sehingga mudah mengantuk.
Nutrisi. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat
terjadinya proses tidur, karena adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga
mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.
Lingkungan. Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang
dapat mempercepat terjadinya proses tidur. Suara gaduh, cahaya, dan temperatur dapat mengganggu tidur. Lansia sangat sensitif terhadap stimulus lingkungannya.
Motivasi. Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang
untuk tidur, yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur Alimul, 2006.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Dari tinjauan kepustakaan yang telah diuraikan serta masalah penelitian yang telah dirumuskan, perlu dikembangkan suatu kerangka konsep penelitian. Kerangka
konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan digunakan.
Kerangka penelitian ini bertujuan mengidentifikasikan pola tidur pada lansia, yaitu : total jam tidur malam hari, waktu untuk memulai tidur, frekuensi terbangun
pada malam hari, perasaan segar saat bangun pagi, kedalaman tidur, kepuasan tidur dan mengantuk disiang hari dalam Karota-Bukit, 2005.
Skema 2. Pola tidur pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Payolansek Kota Payakumbuh Sumatera Barat
Lansia di wilayah kerja Puskesmas Payolansek
Kota Payakumbuh Sumatera Barat
Pola tidur lansia di wilayah kerja Puskesmas Payolansek Kota
Payakubuh Sumatera Barat
- Total jam tidur malam hari
- Waktu untuk memulai tidur
- Frekuensi terbangun malam
- Perasaan segar bangun pagi
- Kedalaman tidur
- Kepuasan tidur
- Mengantuk disiang hari
Universitas Sumatera Utara