II.2.2.3 Berdasarkan tingkat keparahan severity
Menurut Metropolitan Transportation Commission 1986 berdasarkan tingkat keparahan, retak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
• Ringan low
Kerusakan yang ditandai dengan serangkaian retak halus yang saling terhubung tanpa ada retakan yang pecah.
Gambar 2.12 Retak dengan Tingkat Keparahan Rendah
• Sedang medium
Kerusakan yang ditandai dengan serangkaian retak yang terhubung membentuk kotak-kotak kecil dan pola retak sudah cukup kelihatan jelas karena sudah terdapat
retak yang mulai pecah.
Gambar 2.13 Retak dengan Tingkat Keparahan Sedang
Universitas Sumatera Utara
• Berat high
Kerusakan yang ditandai dengan serangkaian retak menyerupai kulit buaya yang keseluruhan retaknya sudah pecah sehingga jika dibiarkan dapat menyebabkan
terjadinya alur bahkan lubang pada jalan.
Gambar 2.14 Retak dengan Tingkat Keparahan Berat
II.2.2.4 Berdasarkan lokasi retak
Berdasarkan lokasi retak, NDLI 1995 membagi retak menjadi dua bagian, yaitu: • Retak pada tepi
Retak pada tepi ini sama halnya dengan edge break, retak ini terjadi pada pertemuan tepi permukaan perkerasan dengan bahu jalan tanah bahu tidak beraspal atau juga
pada tepi bahu jalan beraspal dengan tanah sekitarnya. • Retak pada wheel path
Retak yang terjadi pada lintasan roda wheel path, yang umumnya retak akibat pembebanan berulang dari kendaraan yang melintasi jalan tersebut.
II.2.2.5 Berdasarkan cara berkembang retak
Berdasarkan cara berkembangnya, NDLI 1995 membagi dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Retak dari atas ke bawah top-down cracking
Universitas Sumatera Utara
Top-down cracks TDC adalah retak memanjang dan atau melintang yang dimulai
pada permukaan perkerasan aspal dan berkembang ke bawah. Menurut Kuennen 2009, retak ini biasanya terjadi akibat segregasi campuran aspal dan sifat
viscoelastic aspal sebagai pengikat yang rentan terhadap perubahan suhu yang
ekstrim. Retak dari bawah ke atas bottom-up cracking
Kuennen 2009 menyebutkan bahwa bottom-up cracking atau fatigue cracking adalah hasil dari perkembangan tegangan pada lapis pondasi perkerasan aspal yang
menyebabkan lapis pondasi retak dan merambat ke atas. Retak ini diakibatkan repetisi beban lalu lintas dan bisa berupa kumpulan retak kecil yang saling
berhubungan.
II.3 Beban Lalu Lintas
Suatu lapisan lentur yang terdiri dari beberapa lapis yaitu lapisan permukaan berasal dari aspal hotmix, base dan sub-base, dan sub-grade. Pada saat menerima beban roda lapisan
perkerasan melentur dan pada lapisan bekerja tegangan-tegangan tekan maupun tarik. Karena beban roda tersebut terjadi berulang-ulang, maka tegangan-tegangan tersebut juga berulang.
Gambar 2.15 Penyebaran Beban Roda
Universitas Sumatera Utara