35
15 PT Telkomunikasi Indonesia Tbk TLKM
16 PT United Tractors Tbk UNTR
17 PT Unilever Indonesai Tbk UNVR
C. Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara dokumentasi dari berbagai macam sumber. Pengambilan data harga saham dilakukan di pojok
BEI, yahoo finance untuk data volume perdagangan, laporan keuangan perusahaan untuk data dividend yield dan dividend payout ratio, serta situs
resmi Bank Indonesia www.bi.go.id untuk data inflasi. Selain itu pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara mengambil dari
internet, artikel, jurnal, dan mempelajari dari buku-buku pustaka yang mendukung proses penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Secara umum analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan satu variabel terikat dependent dengan satu atau lebih
variabel bebas independent, dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel terikat dependent
berdasarkan nilai variabel bebas independent yang diketahui. Pusat perhatian adalah pada upaya menjelaskan dan mengevaluasi hubungan antara suatu
variabel dengan satu atau lebih variabel independen Gujarati,2006:35. Model regresi linear memiliki beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk
menghasilkan estimasi yang baik atau dikenal dengan BLUE Best Linear Unbiased Estimator.
36
Penelitian ini menguji hipotesis dengan pengujian koefisien regresi simultan Uji F, koefisien determinasi, dan pengujian koefisien regresi parsial
Uji t. Untuk semua pengujian dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS 16. Penelitian ini harus memenuhi asumsi-asumsi dasar yaitu uji
normalitas, heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan autokorelasi.
1. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian terhadap asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah suatu model regresi tersebut baik atau tidak jika digunakan untuk
melakukan penaksiran. Suatu model dikatakan baik apabila bersifat BLUE Best Linear Unbiased Estimator, yaitu memenuhi asumsi klasik atau
terhindar dari masalah-masalah multikolinieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi maupun uji linearitas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
dilakukan uji terhadap asumsi klasik, apakah terjadi penyimpangan- penyimpangan atau tidak, agar model penelitian ini layak untuk digunakan.
a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah suatu pengujian yang digunakan untuk
mengetahui apakah model regresi, variabel dependen, variable independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memnpunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data menggunakan kolmogorov-
smirnov Test, dengan membandingkan Asympotic Significance dengan
37
α = 0,05. dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Asympotic Significance-nya 0,05
Singgih Santoso, 2010:210.
b. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi berganda terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pangamatan yang lain. Jika variance
residual dari sebuah pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas yaitu dengan melakukan uji glejser, jika variabel independen signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Hasil tampilan output SPSS dengan jelas
menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini
terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas Imam Ghozali,2006;125.
c. Uji Autokorelasi Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t
38
dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dikatakan ada autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat digunakan dengan uji Durbin Watson, dimana kriteria pengujian menggunakan
Durbin Watson
dengan angka
antara -2d2
Singgih Santoso,2010:213, dengan rincian antara lain :
Angka D-W dibawah -2 berarti terdapat autokorelasi positif. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
d. Uji Multikolinieritas Uji Multikolineritas terjadi jika terdapat korelasi antara variable
independen yang dilibatkan dalam model. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebasnya. Jika variabel
bebasnya saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai
korelasi antara sesama variabel sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam
sebuah model regresi adalah sebagai berikut dapat dilakukan antara lain dengan melihat nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor
VIF. Suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah yang
39
nilai VIF nya berkisar antara angka 1 sampai 8 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1 Singgih Santoso,2010 :203.
2. Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis data yang digunakan didalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda
adalah teknik statistik melalui koefisien parameter untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengujian terhadap hipotesis baik secara parsial maupun simultan, dilakukan setelah model regresi yang digunakan bebas dari pelanggaran
asumsi klasik.
Tujuannya adalah
agar hasil
penelitian dapat
diinterpretasikan secara tepat dan efisien. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :
Y =a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ e Keterangan :
Y = volatilitas harga saham a = konstanta
b
1
….b
4
= koefisien garis regresi X
1
= Volume perdagangan X
2
= Inflasi X
3
= Dividend Yield X
4
= Dividend Payout Ratio e = komponen kesalahan random random eror
40
Karena penelitian ini bersifat fundamental maka nilai koefisien regresi sangat berarti sebagai dasar analisis. Koefisien b akan bernilai positif +
jika menunjukkan hubungan yang searah antara variabel independen dengan variabel
dependen, Artinya
kenaikan variabel
independen akan
mengakibatkan kenaikan variabel dependen, begitu pula sebaliknya jika variabel independent mengalami penurunan. Sedangkan nilai b akan negatif
jika menunjukkan hubungan yang berlawanan. Artinya kenaikan variabel independen akan mengakibatkan penurunan variabel dependen, demikian
pula sebaliknya.
3. Pengujian Terhadap Koefisien Regresi Secara Simultan Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Ghozali, 2011: 98. Hipotesis nol H
yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:
H : b
1
= b
2
= … = bk = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya H
a
tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
H
a
: b
1
≠ b
2
≠ … ≠ bk ≠ 0
41
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji
hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
1 Quick Look: bila nilai F signifikansi F lebih kecil dari tingkat signifikansi maka H
dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan
bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2 Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H
ditolak dan menerima H
a
. Dimana rumus unttuk menentukan F-hitung adalah sebagai berikut
Suharyadi, 2009 :226 : F = R
2
k-1 1- R
2
x n-3
4. Pengujian Dengan Koefisien Regresi Parsial Uji t
Menurut Ghozali 2011: 98 uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol H
yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter b
i
sama dengan nol, atau;
42
H : b
i
= 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Ha parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
H
a
: b
i
≠ 0 Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut: 1 Quick Look: bila jumlah degree of freedom df adalah 96 dengan
derajat kepercayaan sebesar 5, maka H yang menyatakan b
i
= 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 dalam nilai absolut. Dengan kata
lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen.
2 Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis hasil perhitungan dengan nilai t menurut tabel. Bila nilai t hitung lebih besar daripada
nilai t tabel, maka H ditolak dan menerima H
a
.
Dimana rumus unttuk menentukan F-hitung adalah sebagai berikut
Suharyadi, 2009 :229 :
t-hitung = b- B Sb
43
5. Koefisien Determinasi R²
Koefisien determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi model dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen, Dimana jika variabel bebas lebih dari satu maka disarankan untuk menggunakan nilai adjusted R² dikarenakan nilai R
2
akan selalu meningkat jika variabel bertambah sedangkan nilai adjusted R² dapat naik dan turun, sehingga lebih akurat dalam menjelaskan besarnya
pengaruh variabel bebas terhaap variabel terikat Ghozali, 2011: 97.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan Sugiyono,2004.
Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel terikat dependen variabel atau variabel yang tergantung pada variabel
lainnya, serta variabel bebas independen variabel atau variabel yang tidak tergantung pada variabel yang lainnya. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Volatilitas Harga Saham atau Stock Price Volatility
44
PV sebagai variabel terikat variabel dependen dan variabel bebas yaitu volume perdagangan, inflasi, dividend yield dan dividend payout ratio.
2. Definisi Operasional a. Variabel Dependen
Variabel Dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain variabel independen. Variabel dependen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah volatilitas harga saham, yaitu ukuran statistik untuk fluktuasi harga selama periode tertentu Firmansyah,
2006. Secara matematis, volatilitas harga untuk setiap saham ditunjukkan dengan metode nilai ekstrim Parkinson Fajrihan,2010 :
=
ℎ −
0,5 [
ℎ
+ ]
PV = Price Volatility
APHigh = Harga Tertinggi
APLow = Harga Terendah
b. Variabel Independen Variabel bebas independen adalah tipe variabel yang menjelaskan
atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : volume perdagangan, inflasi,
dividend yield dan dividend payout ratio dijelaskan di bawah ini :
45
1. Volume perdagangan Volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham
yang diperdagangkan secara harian. Adapun volume perdagangan adalah jumlah lembar saham suatu perusahaan yang diperdagangkan
dalam waktu tertentu. Volume perdagangan saham adalah keseluruhan nilai transaksi pembelian maupun penjualan saham oleh investor
dalam mata uang. Volume perdagangan ini seringkali dijadikan tolak ukur benchmark untuk mempelajari informasi dan dampak dari
berbagai kejadian.
2. Inflasi Inflasi adalah tingkat kenaikan harga barang secara umum yang
terjadi terus menerus. Tingkat inflasi yang digunakan adalah tingkat inflasi yang diperoleh dari Indeks Harga Konsumen IHK.
3. Dividend Yield Dividend Yield adalah deviden yang dibayarkan dibagi dengan
harga saham Jones,1999. Dividend Yield dinyatakan dalam bentuk persentase yang merupakan salah satu komponen dari total return.
Dividend Yield DY dihitung dengan formula sebagai berikut:
= Deviden yang dibayr kan
Har ga Saham Sekar ang
46
4. Dividend Payout Ratio Dividend Payout Ratio DPR adalah perbandingan antara
deviden per share dan earning per share. Deviden Payout Ratio DPR digunakan untuk mengukur berapa rupiah yang akan diberikan
kepada pemegang saham dari keuntungan yang yang diperoleh perusahaan setelah dikurang pajak.
DPR memberikan gambaran tingkat pembagian terhadap Net Income yang diperoleh perusahaan. Semakin mapan suatu perusahaan
pada umumnya memiliki tingkat DPR yang semakin tinggi.
=
47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia