Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah Asuransi Syari’ah

pengumpulan zakat, infak, sedekah, denda, nadzar, kafarat, dan sumbangan- sumbangan sosial lain yang berasal dari para dermawan untuk kemudian dibelanjakan dalam proyek-proyek sosial, diantaranya untuk bantuan kemanusiaan. d. Asas investasi dan menabung untuk cadangan bencana Asas ini memotivasi seorang muslim untuk berlaku hemat dalam membelanjakan uang serta menabung surplus pendapatan dan menginvestasikannya agar dapat dimanfaatkan sewaktu terjadi musibah dan krisis. 21 Allah berfirman Q.S. Al-Furqan ayat 67: L L L L 4 4 4 4 3 3 3 34 4 4 4D D D DA A A AB B B B , , , , ; ; ; ; 5 5 5 5 MMMM    O O O O P P P P ; ; ; ; 5 5 5 5 Q Q Q Q R R R R 4 4 4 4 9 9 9 9 C C C C . . . . 6 6 6 6SSSS   T T T T 6 6 6 6U U U U 5 5 5 5V V V V L L L L W W W W Artinya: Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian. Q.S. Al-Furqan ayat 2567

4. Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah

Pada dasarnya asuransi memiliki beberapa prinsip yang menjadi acuan bagi operasional perusahaan asuransi syariah, prinsip pokok tersebut yaitu : a. Prinsip berserah diri Allah adalah pemilik mutlak atau pemilik sebenarnya seluruh harta kekayaan. Ia adalah pencipta alam semesta dan Dia pula yang maha memilikinya. Kalimat tauhid laa ilaaha illallah tak ada ada tuhan selain 21 Syahatah Husain Husain, Asuransi Dalam Perspektif Jakarta, AMZAH,2006 Cet 1 hal 52- 58 Allah juga mengandung pengertian, tidak ada pemilik mutlak atas seluruh ciptaan kecuali Allah. Karena Allah yang menjadi pemilik mutlaknya. Maka hak-Nya pula untuk memberikannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. atau merenggutnya dari siapa saja yang dikehendaki-Nya. Allahlah yang menentukan seseorang yang menjadi kaya dan Allah pula yang memutuskan seseorang menjadi miskin. X V Y0OO5 Z[;\] C4 _;` a ;3b?O3AB ,  , : 3Ac ;`?d  9 f g A M h0 5 i jkP 2l 9 h i jkP g m : no3. , pD q9 _ Artinya: Kepunyaan Allahlah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatan itu. Maka, Allah mengampuni siapa saja yang di kehendakinnya, dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Q.S. Al-Baqarah ayat 2225 b. Prinsip tolong menolong Prinsip tolong menolong adalah bentuk solusi bagi mekanisme operasional untuk asuransi syariah. Tolong menolong dalam bahasa Al-Quran disebut ta’awun adalah inti dari semua prinsip dalam asuransi syari’ah ia adalah pondasi dalam menegakkan konsep asuransi syariah. Al-Qur’an menjelaskan dalam banyak ayat tentang konsep tolong menolong ini. Allah berfirman Q.S. Al-Maidah ayat 2: r B : sQ55 t 4uv5 + B : wx CV _ 5 m 34y yC4 _9 _D 2 4 5 Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa. Janganlah tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaqran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya. Q.S. Al-Maidah ayat 52 c. Prinsip saling bertanggung jawab Rasa saling tanggung jawab terhadap sesama muslim merupakan kewajiban sesama insani. Rasa tanggung jawab itu lahir dari sifat saling menyayangi, saling mencintai, saling membantu, dan merasa mementingkan kebersamaan untuk mendapatkan kemakmuran bersama dalam mewujudkan masyarakat yang beriman, takwa, harmonis. Dalam konsep Islam, tanggung jawab sesama muslim itu merupakan fardhu kifayah. Salah satu manusia yang diembankan Allah kepadanya adalah menyerukan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Menyusun perekonomian dengan berkedilan adalah seruan untuk melaksanakan kebaikan dan ia mesti menjadi tanggung jawab bersama seperti yang pernah dilaksanakan oleh rasulullah dan para shabatnya. Dengan konsep sederhanya, mereka telah dapat mewujudkan suatu masyarakat yang saling bertanggung jawab sesamanya. Dalam banyak hal, rasullulah menegaskan kewajiban individu dan masyarakat dalam melaksanakan tanggung jawab sosial, dasar penetapannya ialah karena kemaslahatan umum. Asuransi syariah bertujuan untuk melaksanakan masalah ini. Kalau rasa ini tidak lagi hidup dikalangan masyarakat Islam, berarti kehilangan suatu ruh agama yang menjadikan umat Islam kuat baik secara individu maupun secara kemasyarakatan. d. Prinsip saling bekerja sama bantu membantu. Salah satu keutamaan umat Islam adalah saling bantu membantu sesamanya dalam kebajikan. Karena, bantu-membantu itu merupakan gambaran sifat kerja sama sebagai aplikasi dari ketakwaan kepada Allah. Sebagaimana Allah berfirman Q.S. Al-Maidah ayat 2: r B : sQ55 t 4uv5 + B : wx CV _ 5 m 34y yC4 _9 _D 2 4 5 Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa. Janganlah tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaqran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya. Q.S. Al-Maidah ayat 52 Islam adalah agama jama’i artinya banyak hal yang mesti dikerjakan secara bersama-sama. Tanpa kebersamaan, sangat tipis kemungkinan di raihnya kesuksesan. Dari ayat diatas dapat ditangkap pengertian kerja saman dalam mewujudkan kesejahteraan merupakan fardhu kifayah atau kewajiban bersama. Asuransi merupakan bagian dari usaha untuk dapatnya umat Islam bekerja sama membesarkan dana, guna saling membantu diantara umat Islam kalau terjadi sesuatu peristiwa yang merugikan harta dan jiwa umat Islam. Sekaligus ia berfungsi untuk mengumpulkan dana guna investasikan pada berbagai sektor. e. Prinsip saling melindungi dari segala kesusahan Para peserta asuransi Islam setuju untuk saling melindungi dari kesalahan, bencana, dan sebagainya. Kenapa saling melindungi? Karena keselamatan dan keamanan merupakan keperluan azas untuk semua orang, maka semua orang perlu di lindungi. Sebagaimana Allah berfirman Q.S. Al-Quraisy ayat 4: 1 Tz  , h { |q } kW h { ~ ; K Artinya: Allah yang telah menyediakan makanan untuk menghilangkan bahaya kelaparan dan menyelamatkanmengamankan mereka dari marabahaya ketakutan. Q.S. Al-Quraisy ayat 1064 Dalam prinsip dasar tadhamun Islami menyatakan bahwa yang kuat menjadi pelindung yang lemah, orang kaya melindungi orang miskin, pemerintah menjadi pelindung terhadap kesejahteraan dan keamanan rakyatnya. Sistem seperti inilah yang dikehendaki ajaran Islam. Dengan demikian, di harapkan tidak akan ada keputusasaan dalam hidup bagi orang miskin, dan tidak akan pernah ada pertentangan kelas dalam masyarakat. f. Prinsip beritikad baik Dalam kontrak asuransi, untuk melaksanakan polis, pihak-pihak yang terlibat harus memiliki niat baik. Oleh karena itu, tidak adanya pengungkapan fakta penting, keterlibatan tindakan penipuan, kesalah pahaman atau pernyataan salah adalah semua elemen yang dapat membuat tidak berlakunya polis asuransi. Allah berfirman Q.S. An-Nissa ayat 29: •9 €•Y 9 6S W + a 3.M€ 5V , w3bkW‚ o Y b5 ƒ+4 C , 67 „k YG h …[ ; { m + a ]4 ; HO3AB , m yC4 C D ; †0‡ f \1 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan perniagaan yang berlaku dengan niat baiksuka sama sukadiantara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Q.S. An- Nissa ayat 429 Kedua belah pihak yang melakukan kontrak asuransi, baik pihak yang mengajukan objek untuk dipertanggungkan peserta maupun perusahan asuransi pengelola, harus menerapkan prinsip itikad baik yang direpresentasikan dengan keterbukaan disclosure. Atas semua informasi mengenaI dipertanggungkan. Pihak tertanggung peserta harus memberikan semua informasi yang material, baik di minta maupun tidak di minta. g. Prinsip ganti rugi Indemnity Prinsip asuransi adalah mengalihkan atau membagi risiko yang kemungkinan di derita atau di hadapi oleh karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti. Oleh karena itu, besarnya ganti kerugian yang di terima oleh tertanggung harus seimbang dengan kerugian yang di deritanya. Prinsip ganti rugi dalam fiqh Islam dapat di lihat dalam praktek ad-diyah ‘ala al-‘aqilah, al-aqil adalah orang yang membayar denda. Sedangkan prinsip ganti rugi indemnity merupakan hal yang wajar dalam rangka untuk memelihara hak dan tanggung jawab terhadap harta benda yang dititipkan Allah terhadap hamba-Nya. Karena Allah pemilik mutlak atau pemilik sebenarnya seluruh harta kekayaan. Allah berfirman Q.S. Al-Maidah ayat 120: ˆ 3`M V Y0OO5 Z[;\] ‰hQ M m Š m : no , pD `9 _ Artinya: Kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya, dan Dia maha kuasa atas segala sesuatu. . Q.S. Al-Maidah ayat 5120 22 22 httpwww. Takaful. co.id h. Prinsip Surbograsi Merupakan hal yang pantas dan adil dalam hukum jika perusahaan sudah membayar klaim kepada pemegang sertifikatnya dan pihak lain ketiga dalam hukum dikenal biaya kerugian, pihak ketiga seharusnya tidak menghidari tanggung jawabnya. Akan menjadi tidak adil jika dia menghindari tanggung jawab finansialnya karena kebijaksanaan peserta dalam mengatur ganti rugi. Bentuk keadilan ini berhubungan dengan prinsip subrogasi. Surbrogasi berdasarkan pasal 284 KUHD hanya berlaku jika penanggung telah membayar ganti rugi asuransi yang di wajibkan oleh perjanjian dan hukum. Dalam praktik, penanggung kadang kala membayar ganti rugi asuransi juga kepada tertanggung, walaupun menurut polis dan hukum tidak wajib. Dalam hal itu penanggung tidak memperoleh hak subrogasi. i. Prinsip Kontribusi Al-Musahamah ‘kontribusi’ adalah suatu bentuk kerja sama mutual di mana tiap-tiap peserta memberikan kontribusi dana kepada suatu perusahaan dan peserta tersebut berhak memperoleh kompensasi atas kontribusinya tersebut berdasarkan besarnya saham premi yang ia miliki bayarkan. Polis takaful adalah perjanjian yang mengikat. Karena itu, pemberlakuan pertimbangan dari kedua pihak peserta dan pengelolah melalui pembayaran kontribusi oleh peserta dan penggantian rugi oleh pengelolah adalah kewajiban yang harus di penuhi. Walaupun peserta polis dianggap sebagai debitur yang berada di bawah kewajiban perjanjian untuk menyelesaikan kontribusi yang telah di setujui pada waktunya, ia tidak selalu dapat menyelesaikan utang tersebut tepat waktu setiap saat dikarenakan alasan yang tidak terduga. Kontribusi yang sudah dibayarkan adalah amanah al-amanah bagi pengelolah, dan karena itu harus diperuntukkan bagi peserta. Hal ini karena berdasarkan hukum Islam, tidak ada justifikasi bagi yang di percayakan untuk menolak menterjemahkan ketentuan yang disetujui oleh pemilik mereka ketika yang mendepositokan berhak menginginkannya dari yang diberi amanah. Oleh karena itu, dinyatakan bahwa tidak ada keadaan dalam hukum Islam yang memperbolehkan kontribusi yang suah dibayar dikurangi. Tapi, pengurangan dapat dilakukan di luar kontribusi yang dibayarkan dan keuntungan yang dihasilkan untuk menutupi biaya jika ada bagi pengelolah. 23 23 Sula Syakir Muhammad Ir, Asuransi Syariah life and general Konsep dan Sistem operasional Jakarta:Gema Insani,2002, Cet 1,h.228-248.

BAB III GAMBARAN UMUM