Perumusan Masalah Kerangka Pemikiran

5 7 Teluk Besung 19.15 8 Lokasi lain 92,45 Total 2,779.97 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue 2003 Bagi masayarakat pesisir pada umumnya dan masyakat Simeulue khususnya, keberadaan kawasan mangrove bukan hanya berfungsi sebagai kawasan hijau saja, tetapi menyangkut kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Kawasan mangrove merupakan tempat bagi masyarakat untuk mencari sumber-sumber dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup. Dalam konteks sosial masyarakat keberadaan kawasan mangrove menjadi penting sebagai pelindung desa dari pasang air laut dan tsunami. Dari dua aspek penting ini maka keberadaan kawasan mangrove menjadi sangat perlu dijaga kelestariannya. Berdasarkan hal tersebut, peran serta masyarakat sebagai aktor yang sangat berkepentingan terhadap manfaat dari keberadaan mangrove sangat penting untuk menjaga kelestarian ekosistem mangrove. Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah penelitian yang mampu menyajikan penjelasan tentang persepsi dan hubungannya dengan partisipasi masyarakat Kabupaten Simeulue dalam proses pembangunan kembali daerah setelah bencana khususnya dalam konteks pengelolaan ekosistem mangrove.

1.2. Perumusan Masalah

Kawasan mangrove yang berada di wilayah Pulau Simeulue mempunyai peranan yang sama pentingnya dengan kawasan hutan yang ada dimanapun terhadap Universitas Sumatera Utara 6 konservasi keanekaragaman hayati, tata air dan peningkatan perekonomian masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu kawasan ekosistem mangrove di Kabupaten Simeulue haruslah dikelola secara baik dengan memperhatikan fungsi-fungsi kawasan secara berkelanjutan dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat yang ada disekitarnya. Di lain sisi, karena kawasan ekosistem mangrove terletak di wilayah daerah pemukiman masyarakat, maka partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan ekosistem mangrove menjadi penting untuk mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari dan berkelanjutan. Dengan demikian perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran kondisi kawasan ekosistem mangrove di Kabupaten Simeulue setelah terjadinya bencana alam tsunami. 2. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove setelah terjadinya bencana alam tsunami. 3. Bagaimana hubungan persepsi masyarakat dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove.

1.3. Kerangka Pemikiran

Partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembangunan itu sendiri, secara ideal partisipasi masyarakat adalah upaya untuk mencapai kemajuan yang didasarkan atas keinginan, kebutuhan, Universitas Sumatera Utara 7 dan harapan masyarakat sendiri yang diaktualisasikan dalam suatu kegiatan berkelanjutan. Partisipasi masyarakat itu sendiri dalam implementasi kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove di pengaruhi oleh beberapa faktor keberhasilan, dimana berhasil atau tidaknya proses pengelolaan yang dilaksanakan antara lain dipengaruhi oleh persepsi masyarakat setempat terhadap lokasi, manfaat, dan pengelolaan hutan mangrove. Pengaruh dari faktor inilah yang mendasari keterlibatan masyarakat dengan kesadaran dan tanggung jawab terhadap keberhasilan maupun kegagalan pengelolaan ekosistem mangrove yang dilakukan. Pada sisi lain, persepsi seseorang juga dipengaruhi oleh latar belakang pengalaman dan karakteristik seseorang antara lain: umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah tanggungan, lama bermukim, pengalaman, harapan, dan lain sebagainya. Partisipasi seseorang berhubungan dengan persepsi dan karakteristiknya. Apabila seseorang mempunyai persepsi yang positif karena stimulan informasi tentang sesuatu maka kecenderungannya akan bertindak atau berprilaku secara positif juga terhadap kegiatan yang memang diinginkannya. Secara jelas kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut ini: Partisipasi Dalam Pengelolaan 1. Tingkat Keterlibatan

2. Jenis Keterlibatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Ekosistem