Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Variabel Yang Diamati

29

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada enam Kecamatan di Kabupaten Simeulue Propinsi Aceh. Kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Alafan , Salang, Simeulue Barat, Teluk Dalam, Simelue Timur, dan Teupah Selatan. Dasar pemilihan lokasi penelitian ini karena Kabupaten Simeulue adalah satu daerah kepulauan yang memiliki ekosistem mangrove dan terkena bencana gempa bumi dan tsunami pada akhir tahun 2004 dan 2005, dan ke-enam kecamatan tersebut merupakan tempat berlangsungnya pengelolaan kawasan ekosistem mangrove di Kabupaten Simeulue. Waktu pengambilan data lapangan dilakukan pada bulan Juli sampai dengan pertengahan Bulan Agustus 2008. Pengolahan data dan penulisan laporan dilaksanakan pada akhir Bulan Agustus 2008 sampai Maret 2009.

3.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekplorasi dengan melakukan pengumpulan data primer melalui wawancara, penyebaran kuisioner dan pengumpulan data sekunder. Metode ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel pada suatu kelompok melalui wawancara langsung dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disediakan sebelumnya. Universitas Sumatera Utara 30 30 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Penelitian ini menggunakan populasi manusia yang bermukim di daerah yang mempunyai ekosistem mangrove adalah sebanyak lebih kurang 3342 KK Kepala Keluarga yang tersebar di 27 dua puluh tujuh desa Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Kecamatan dan Desa Pesisir dengan Ekosistem Mangrove di Kabupaten Simeulue No Desa Kecamatan Jumlah Kepala Keluarga 1 Lafakha ALAFAN 97 2 Lhok Dalam-Dekha 65 3 Langi 117 4 Lhok Pauh 82 5 Lewak 127 6 Ujung Salang SALANG 115 7 Lhok Makmur SIMEULUE BARAT 70 8 Ama’Gaan 77 9 Sibigo 265 10 Sigulai 232 11 Mitem 65 12 Layabaung 197 13 Ujung Silingar TELUK DALAM 95 14 Gunung Putri 73 15 Lugu Sekbahak 65 16 Kuala Bakti 56 17 Bulu Hadek 70 18 Selare 45 19 Lugu SIMEULUE TIMUR 100 20 Ganting 127 21 Amaiteng 256 22 Air Dingin 221 23 Kolok 265 24 Pulau Bangkalak 73 25 Kuala Bakti Kawat TEUPAH SELATAN 165 26 Ulul Falu 127 27 Ana’ao 95 Total 3342 Sumber: Sumatra Rainforest Institute, 2007 Universitas Sumatera Utara 31 31

3.3.2. Sampel

Secara sederhana sampel dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam penelitian. Sampel adalah sebahagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiono, 2001. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Kepala Keluarga KK yang bermukim di sekitar kawasan mangrove di Kabupaten Simeuleu. Untuk menentukan jumlah sampel yang akan di teliti digunakan teknik pengambilan Purposive Sampling, dimana kelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang dipandang ada hubungan yang erat dengan ciri atau sifat populasi yang telah diketahui sebelumnya. Sampel atau responden dalam penelitina ini adalah kepala keluarga yang bermukim di 27 desa yang berada di 6 kecamatan pada kabupaten Simeulue. . Jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 sampai 15 atau 20 sampai 25 atau lebih Arikunto, 2002 . Berdasarkan hal tersebut maka daam penelitian ini sampel yang diambil adalah sebesar 10 dari populasi yang ada. Maka Sampel representatif yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 334 KK. Jumlah ini adalah 10 dari populasi yang ada dan dipandang cukup mewakili pengumpulan data dari populasi yang ada. Selanjutnya berdasarkan dari jumlah sampel sebanyak 334 KK tersebut, maka dilakukan pendistribusian sampel dengan cara penghitungan rumus alokasi proporsional sebagai berikut Arikunto, 2002 : Universitas Sumatera Utara 32 32 n = Ni x n N Keterangan: Ni = Populasi setiap Desa N = Populasi n = Sampel Maka didapat jumlah sampel untuk masing-masing desa sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Penggenapan Sampel No Desa Jumlah No Desa Jumlah 1 Lafakha 9 3342 334 x 97  15 Lugu Sekbahak 6 3342 334 x 65  2 Lhok Dalam- Dekha 6 3342 334 x 65  16 Kuala Bakti 6 3342 334 x 56  3 Langi 11 3342 334 x 117  17 Bulu Hadek 6 3342 334 x 7  4 Lhok Pauh 8 3342 334 x 82  18 Selare 4 3342 334 x 45  5 Lewak 2 1 3342 334 x 27 1  19 Lugu 1 3342 334 x 100  6 Ujung Salang 1 1 3342 334 x 15 1  20 Ganting 2 1 3342 334 x 127  7 Lhok Makmur 7 3342 334 x 7  21 Amaiteng 6 2 3342 334 x 256  8 Ama’Gaan 7 3342 334 x 77  22 Air Dingin 2 2 3342 334 x 221  9 Sibigo 6 2 3342 334 x 65 2  23 Kolok 6 2 3342 334 x 265  10 Sigulai 4 2 3342 334 x 32 2  24 Pulau Bangkalak 8 3342 334 x 3 7  11 Mitem 6 3342 334 x 5 6  25 Kuala Bakti Kawat 6 1 3342 334 x 165  12 Layabaung 2 3342 334 x 197  26 Ulul Falu 2 1 3342 334 x 127  13 Ujung Silingar 1 3342 334 x 5 9  27 Ana’ao 1 3342 334 x 95  14 Gunung Putri 8 3342 334 x 3 7  Total 334 Dari tabel tersebut terlihat jumlah sampel yang diambil dari masing-masing desa di Kabupaten Simeulue. Universitas Sumatera Utara 33 33

3.4. Variabel Yang Diamati

Varibel-varibel yang diamati dalam penelitian ini meliputi : 1 Tingkat Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove, 2 Persepsi Masyarakat 3 Umur, 4 pendidikan, 5 pekerjaan, 6 jumlah tanggungan, 7 lama bermukim, 8 pengalaman dan 9 harapan. Ke-sembilan variabel tersebut dibagi atas tiga bagian bagian, yaitu variabel tak bebas Y, variabel bebas X dan variabel Antara Y dalam penelitian ini adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem Mangrove, sedangkan X adalah persepsi masyarakat meliputi; pemahaman masyarakat terhadap lokasi, manfaat, dan rencana pengelolaan. Variabel antaranya meliputi; Umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah tanggungan, lama bermukim, pengalaman dan harapan.

3.5. Analisis Data