Startegi Komunikasi KH. Ahmad Syarifuddin Abdul Ghani

48

BAB IV ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI

KH. AHMAD SYARIFUDDIN ABDUL GHANI DALAM PEMBINAAN AKHLAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH

A. Startegi Komunikasi KH. Ahmad Syarifuddin Abdul Ghani

Strategi komunikasi yang diterapkan oleh KH Ahmad Syarifuddin dalam pembinaan akhlak pada masyarakat lingkungan Pondok Pesantren al-Hidayah kampung Basmol, yaitu; 1. Mengenal Komunikan Mengenal komunikan berarti mengenal warga masyarakat lingkungan Pondok Pesantren al-Hidayah kampung Basmol dengan cara mengenali atau bertanya-tanya kepada komunikan, langkah ini merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh KH. Syarifuddin Abdul Ghani dalam pembinaan akhlak, karena dengan mengenal komunikan terlebih dahulu dapat mengetahui latar belakang warga masyarakat kampung Basmol, sebab warga masyarakat kampung Basmol mempunyai latar belakang dan psikologis yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan penuturan KH. Ahmad Syarifuddin sebagi berikut: “Jadi, sebelum ana saya berbicara atau melakukan komunikasi dengan masyarakat kampung Basmol, dalam komunikasi face to face saya harus lebih dahulu mengetahui bagaimana latar belakang dia komunikan, baik dalam latar belakang psikologis, kejiwaan atau pendidikan. Contoh saja ketika dia sedang banyak dibebani masalah dalam keluarganya yang belum terselesaikan, saya harus merasakan apa yang dia rasakan, jadi saya bisa tahu apa yang sebenarnya dia inginkan. Sedangkan, ketika saya menyampaikan pesan pada banyak orang atau dalam komunikasi 49 kelompok, contoh; ketika saya mengajar saya melihat dahulu komunikan atau yang ngaji jama’ah dengan saya apakah dia berpendidikan tinggi disini saya melihatnya dari segi usia, kalau memang yang ngaji itu mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup, maka saya bisa menggunakan istilah-istilah dalam menerangkan pesan dalam pembinaan akhlak yang saya sampaikan, karena dalam hadist Nabi Muhammad SAW di jelaskan bahwa berbicaralah seseorang sesuai dengan kemampuan mereka ” 1 2. Menentukan Pesan Strategi selanjutnya adalah menentukan pesan, yaitu terlebih dahulu menentukan materi atau pesan yang akan disampaikan kepada komunikan warga masyarakat kampung Basmol, seperti beliau memberikan pesan kepada jama’ah untuk mengajak kepada kebaikan dan selalu berbuat baik kepada sesama, selain itu memberikan solusi, pendapat atau nasihat ketika ada warga masyarakat yang ingin meminta pendapat atau solusi dengan beliau. Oleh karena itu, ketika kiai Syarifuddin berhadapan dengan warga kampung Basmol harus terlebih dahulu mengerti latar belakang dan psikologisnya, agar pesan dan bahasa yang disampaikan itu sesuai dengan warga kampung Basmol, kemudian pesan itu direncanakan dan disampaikan dengan bahasa yang tidak menyulitkan komunikan, sehingga pesan itu dapat menarik perhatiaan. Hal ini dilakukan supaya pesan tersebut dapat diterima dan dapat dipahami, sehingga dapat mempengaruhi komunikan agar adanya perubahan pada masyarakat lingkungan Pondok Pesantren al-Hidayah kampung Basmol kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan penuturan KH. Ahmad Syarifuddin sebagai berikut; “Selanjutnya strategi yang saya lakukan adalah menentukan materi pesan yang akan saya sampaikan pada masyarakat atau jama’ah. Jadi.. materi atau pesan yang akan disampaikan harus sesuai dengan kemampuan 1 Wawancara pribadi dengan KH. Ahmad Syarifuddin Abdul Ghani Jakarta 30 Maret 2011 50 komunikan dalam mencerna materi atau pesan itu, yah..tujuannya supaya pesan atau materi yang saya sampaikan dapat dimengerti oleh masyarakat, selain itu juga dari bahasa yang saya pakai ada unsur humornya agar lebih menarik jama’ah masyarakat supaya jama’ah tidak merasa bosan” 2 3. Menentukan Metode Agar tercapainya dalam pembinaan akhlak pada masyarakat lingkungan Pondok Pesantren al-Hidayah, KH. Ahamd Syarifuddin menetapkan metode- metode, tujuannya adalah agar pesan yang akan disampaikan bisa diterima dan mudah dipahami oleh masyarakat lingkungan Pondok Pesantren al-Hidayah kampung Basmol. Adapun metode-metode yang digunakan KH. Syarifuddin dalam pembinaan akhlak pada masyarakat kampung Basmol, yaitu; a. Metode Cerita Metode cerita ini digunakan, karena didalamnya terdapat misi pedidikan yang dalam dan sangat menarik, karena manusia pada secara fitrah suka pada kisah-kisah terutama pada anak-anak. Metode cerita ini ditujukan kepada anak-anak atau remaja yang mengikuti pengajian Hadist Shoheh Bukhori ketika sedang mengkaji kitab tentang Hadist yang berkaitan dengan akhlak, seperti menceritakan kisah Rasulullah SAW yang selalu bersikap baik, jujur dan amanah, diharapkan para warga masyarakat kampung Basmol yang mengikuti pengajian dan mendengarkan cerita, dapat mengambil hikmahnya dari kisah-kisah keteladanan Rasulullah. 2 Wawancara pribadi dengan KH. Ahmad Syarifuddin Abdul Ghani Jakarta 30 Maret 2011 51 Hal ini seseuai dengan pendapat salah satu jama’ah warga masyarakat kampung Basmol bernama Muhammad Ibnu; “Waktu saya ngaji kitab Shoheh Bukhori dengan ustadz Syarif, saya sering mendengarkan kisah-kisah atau cerita tentang Rasulullah SAW, Jadi ustadz Syarif menceritakan keteladanan tentang Rasulullah, seperti ketika Rasulullah sedang berjalan lalu bertemu dengan anak kecil, dan Rasul memberi salam kepada anak kecil tersebut, jadi dapat di artikan bahwa Rasulullah SAW sangat menyayangi anak kecil dan memang disunahkan oleh Rasulullah untuk memberi salam kepada sesama orang muslim walaupun itu dengan anak kecil sekalipun. ” 3 b. Metode diskusi Diskusi adalah “suatau proses yang melibatkan dua atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat dan pemecahan masalah ”. 4 Metode diskusi ini dilakukan ketika dalam pengajian umum, lalu terdapat permasalahan fiqih yang hukumya belum jelas yang masih banyak perbedaan dan perlu didiskusikan kepada ustadz atau jama’ah yang lain yang hadir dalam pengajian itu, tujuannya untuk memberikan solusi atau jalan tengah atas masalah tersebut. Hal ini seperti yang dikatakan oleh KH. Ahmad Syarifuddin sebagai berikut; “Jadi.. yang dimasud dengan diskusi ini ketika ana saya sedang membahas suatu materi dalam kitab fiqih dan menemukan suatu hukum yang belum jelas hukumnya, yah,, maka didiskusikan dan dibicarakan kepada us tadz atau jama’ah yang hadir dalam pengajian itu, contohya 3 Wawancara pribadi dengan Muhammad Ibnu, warga Masyarakat Kampung Basmol. Jakarta 29 April 2011. 4 Ramayulis, Metode Pengajaran Agama Islam, Jakarta ; PT Kalam Mulia, 1990,h. 141 52 kemarin dalam permasalahan tentang bab haji, kalau seseorang sedang ihram melanggar dengan pelanggaran yang sifatnya menghilangkan seperti memotong kuku karena lupa yah itu tetap k ena dam denda. Nah… sekarang permasalahnya kalau pelanggaranya yang sifatnya memakai seperti memakai kopyah karena lupa apakah itu kena dam juga? Lalu setelah dibicarakan dan didiskusikan dengan ustadz atau jama’ah yang lain akhirnya menemukan jawaban dan kesepakatan bahwa hal tersebut tidak terkena dam, karena di jelaskan dalam kitab Hasyiyah al’Alamah Ibnu Hajar al-Haitami ala Syarhi Idhoh Fimanasikil Haji karya Imam Nawawi halaman 187, bahwa apabila seseorang sedang ihram lalu dia melanggar yang sifatnya itu memakai karena lupa maka tidak terkena dam. 5 Proses berlangsungnya komunikasi seperti ini adalah ”komunikasi dua arah two way traffic communication karena dilakukannya secara langsung, sehingga masalah cepat dapat di atasi dan dipecahkan bersama ”. 6 c. Metode Tanya Jawab Metode ini dilakukan ketika dalam pengajian umum setelah menjelaskan materi kepada jama’ah warga masyarakat kampung Basmol, kiai Syarifuddin memberikan pertan yaan kepada jama’ah komunikan tentang materi yang sudah dijelaskan, hal ini dilakukan untuk mengingat kembali materi-materi yang sudah disampai kan dan dijelaskan kepada jama’ah. Kiai Syarifuddin juga memberi kesempatan kepada jama’ah warga masyarakat kampung Basmol untuk menanyakan materi yang telah disampaikan atas kekurang-pahama n jama’ah, atau mengenai masalah tentang hukum fiqih dan masalah akhlak, ataupun hanya sekedar meminta contoh dari materi penjelasan yang telah disampikan oleh kiai Syarifuddin, hal ini dilakukan untuk membantu warga masyarakat kampung 5 Wawancara pribadi dengan KH. Ahmad Syarifuddin Abdul Ghani Jakarta 30 Maret 2011 6 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007. Cet. Ke-1. h.113 53 Basmol jama’ah mengerti dalam materi yang telah disampaikan pada proses pengajian berlangsung. Hal ini sesuai dengan penuturan salah satu jama’ah warga masyarakat Kampung Basmol bernama Muhammad Ibnu; “Jadi.. ketika saya sedang mengaji dengan ustadz Syarif, setelah selesai pengjian bisasanya beliau memberikan kesempatan kepada jama’ah untuk bertanya suatu hal yang biasanya berkaitan dengan akhlak dan hukum. Ketika itu saya bertanya kepada ustadz Syarifuddin tentang akhlak yaitu; Apakah kita seorang muslim harus tetap bersikap sopan kepada orang yang non muslim, lalu ustadz Syarif menjawab, ya, kita harus bersikap sopan meskipun kepada orang yang non muslim, karena Islam mengajarkan kita untuk bersikap sopan kepada siapa saja” 7 d. Metode Ceramah Ceramah adalah “cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan, dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya ” 8 . Ceramah juga disebut sebuah cara pengajaran yang dilakukan oleh kiai yang sifatnya monolog dan hubungannya satu arah. Metode ini dilakukan oleh kiai Syarifuddin dalam menyampaikan materi kepada jama’ahnya masyarakat kampung Basmol dengan cara menerangkan dan menguraikan materi yang bersumber dari al-Qur`an, Hadist, ataupun buku-buku agama. Dalam penyampain tersebut, kiai melakukan pengulangan materi, hal ini dilakukan agar materi atau pesan yang disampaikan kiai dapat lebih di pahami dan diterima oleh warga masyarakat kampung Basmol. Metode ini digunakan sebagai komunikasi lisan antara kiai dengan masyarakat kampung Basmol dalam proses 7 Wawancara pribadi dengan Muhammad Ibnu, warga Masyarakat Kampung Basmol. Jakarta 29 April 2011. 8 Ramayulis, Metode Pengajaran Agama Islam, Jakarta ; PT Kalam Mulia, 1990,h. 129 54 belajar mengajar yaitu dalam pengajian umum. Meskipun metode ini lebih banyak menuntut keaktifan komunikator kiai dari pada komunikan jama’ah, metode ini merupakan cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi tentang persoalan serta masalah secara lisan. Ceramah merupakan metode komunikasi yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, karena dapat mengatasi kekurang-pahaman jama’ah masyarakat kampung Basmol komunikan dalam membaca, jadi jama’ah masyarakat kampung Basmol hanya mendengarkan pesan dari kiai komunikator agar mempermudah jama’ah dalam menerima dan memahami pesan atau materi yang disampaikan oleh kiai. Selain itu, metode ceramah merupakan satu metode komunikasi yang efektif, karena pesan yang disampaikan kiai lebih cepat dan serentak diterima oleh jama’ah masyarakat kampung Basmol . e. Metode Nasihat. Metode ini dilakukan “ketika ada warga masyarakat linkungan Pondok Pesantren al-Hidayah kmpung Basmol melakukan tindak kejahatan atau perbuatan yang menyimpang, maka tindakan kiai Syarifuddin untuk menasihatinya atau bahkan dengan menghukumnya, bentuk hukuman atau ganjaran ini merupakan bentuk perhatian kiai Syarifuddin langsung ” 9 . Hal ini telah dijelaskan dalam al- Qur`an surah ali-Imron ayat 104 9 Wawancara pribadi dengan KH. Ahmad Syarifuddin Abdul Ghani Jakarta 30 Maret 2011 55                 Artinya “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar. merekalah orang- orang yang beruntung.” Dalam ayat tersebut, terdapat kata ma’ruf maksudnya adalah menyuruh kepada segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan terdapat kata munkar maksudnya adalah mencegah dan melarang dari segala perbuatan yang menajuhkan diri dari Allah SWT. 4. Strategi Membujuk Strategi membujuk ini bisa disebut juga dengan komunikasi persuasif. Menurut salah satu pakar komunikasi Bettinghous, mendefinisikan komunikasi persuasif adalah “komunikasi manusia yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai, atau sikap mereka. komunikan ” 10 Tujuan pokok dari strategi ini adalah untuk mempengaruhi pikran, perasaan, dan tingkah laku seseorang dan kelompok, yaitu warga masyarakat lingkungan Pondok Pesantren al-Hidayah kampung Basmol, lalu kemudian melakukan tindakan atau perbuatan sebagaimana yang dikehendaki komunikator kiai. Dalam strategi ini, bukan sekedar untuk membujuk atau merayu saja, tetapi, merupakan suatu teknik mempengaruhi dengan menggunakan data dan fakta psikologis dan sosiologis dari komunikan, oleh karena itu bagi kiai persuader 10 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007. Cet. Ke-1. h.155 56 harus memiliki kemampuan untuk dapat memperkirakan keadaan khalayak yang dihadapi. Strategi ini dilakukan untuk mengajak dan membujuk kepada warga masyarakat lingkungan Pondok Pesantren al-Hidayah kampung Basmol untuk menghadiri pengajian-pengajian rutin agar terciptanya pembentukan akhlak yang baik, atau melakukan kegiatan-kegiatan yang positif, agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak diri sendiri dan lingkungan. Dalam strategi ini, agar warga masyarakat kampung Basmol merasa terdorong hatinya dan meluangkan waktunya untuk mengikuti pengajian- pengajian rutin yang dilaksanakan di majlis-majlis taklim dan masjid, atau ikut serta dalam PHBI Perayan Hari Besar Islam, hal ini dilakukan karena banyak warga masyarakat lingkungan Pondok Pesantren al-Hidayah kampung Basmol sibuk dengan urusan mereka masing-masing. 5. Strategi Mengontrol Yang dimaksud dengan strategi mengontrol, yaitu kiai Syarifuddin mengontrol untuk melihat-lihat dan memperhatikan warga masyarakat lingkungan Pondok Pesantren al-Hidayah kampung Basmol, jika ada warga yang menyimpang serta melakukan tindak kejahatan maka kiai menasehatinnya dan memberi teguran keras kepada warga yang melakukan penyimpangan atau melakukan tindak kejahatan, seperti minum-minuman keras dan lain sebagainya. 57 6. Startegi Antisipasi Maksud strategi antsipasi ini adalah memenuhi keinginan warga masyarakat kampung Basmol, agar apa yang warga inginkan terpenuhi, seperti memberi izin atau memperbolehkan ketika ada warga masyarakat kampung Basmol yang ingin mengadakan lomba-lomba seperti kompetisi catur, futsal, sepak bola dan lain sebagainya, asalkan itu tidak melanggar ketentuan dari nilai- nilai agama Islam, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pembrontakan terhadap diri masyarakat lingkungan Pondok Pesantren al-Hidayah kampung Basmol. Hal ini sesuai dengan penuturan KH. Ahmad Syarifuddin sebagai berilut; “Yah… strategi ini maksudnya untuk menghindari pembrontakan yang terjadi pada masyarakat, jadi kalau warga masyarakat kampung Basmol ketika ingin mengadakan suatu acara atau event, biasanya mereka meminta izin atau meminta pendapat dahulu dengan ana saya, yah.. jadi saya melihat apakah acara atau event tersebut mempunyai mudhorot atau tidak pada masyarakat kampung Basmol” 11 7. Strategi Merangkul Startegi ini adalah suatu upaya untuk memberikan kepercayaan dan motivasi terhadap warga masyarakat lingkungan Pondok Pesantren al-Hidayah kampung Basmol atas bakat serta kemampuan yang dimilikinya. Tujuan dari startegi ini adalah untuk merangsang agar bakat dan kemampuan yang dimiliki warga masayarakat kampung Basmol dapat dikembangkan dengan baik, seperti warga yang mempunyai bakat ceramah, atau 11 Wawancara pribadi dengan KH. Ahmad Syarifuddin Abdul Ghani Jakarta 30 Maret 2011 58 qori, dan itu bisa dikembangkan dengan mengikuti lomba-lomba dalam tingkat daerah sampai dengan tingkat nasional. Dalam startegi ini juga kiai Syarifuddin berupaya untuk mengajak masyarakat kampung Basmol untuk mengadakan acara peringatan hari besar Islam, seperti Isra’ mi’raj, maulid Nabi Muhammad SAW, dan tahun baru hijriyah, hal ini dilakukan untuk mengingat kembali perjuangan dan sejarah Islam pada masa lalu, sehingga masyarakat kampung Basmol dapat mengmbil hikmah dari perayaan hari besar Islam tersebut. Hal ini sesuai dengan penuturan KH. Ahmad Syarifuddin sebagi berikut; “Dalam strategi ini selain ana saya megajak kepada warga masyarakat kampung Basmol untuk meningkatkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki dalam hal yang positif, saya juga selalu mengajak atau merangkul kepada warga masyarakat kampung Basmol dalam tiap tahunya untuk merayakan peringatan hari besar Islam seperti Isra’ Mi’raj, maulid Nabi, dan tahun baru hijriyah, dari pada mereka merayakan seperti tahun baru masehi yang sifatnya hura-hura tanpa ada tujuan. 12 8. Strategi memberi kabar gembira dan memberi peringatan Maksud strategi ini adalah untuk mengimig-ngimingi seseorang apabila dia berbuat baik akan mendapat pahala dan balasannya adalah surga dan menakut-nakuti seseorang ketika dia berbuat maksiat akan mendapatkan laknat dari Allah SWT. Contoh, ketika pada saat kiai Syarifuddin memberikan penjelasan bahwa apabila seseorang yang berbuat maksiat akan mendapatkan laknat dari Allah SWT dan dimasukan kedalam api neraka jahanam dan apabila 12 Wawancara pribadi dengan KH. Ahmad Syarifuddin Abdul Ghani Jakarta 30 Maret 2011 59 seorang mukmin yang berjihad dijalan Allah, lalu dia meninggal dunia maka dia meninggal dalam keadaan mati syahid dan akan masuk surga tanpa hisab. Dalam strategi ini telah dijelaskan dalam al-Qur`an surat al-Ahdzab ayat 45;         Artinya; “Hai Nabi, Sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan,” Dalam ayat tersebut terdapat kata “Basyiran” yang artinya adalah pemabawa kabar gembira, maksudnya adalah; Allah telah berjanji akan memberi balasan kebaikan kepada orang-orang yang berbuat baik, yaitu akan memperoleh pahala dan dimasukan kedalam surga, sedangkan kata “Nadziran” yang artinya adalah pemberi peringatan, yaitu menakut-nakuti bagi orang yang berbuat kejahatan, Allah SWT mengancam keapada umatnya, apabila seseorang berbuat kejahatan maka akan mendapatkan dosa dan dimasukan kedalam api neraka.

B. Bentuk Komunikasi KH. Ahmad Syarifuddin Abdul Ghani Dalam