Peranan pondok pesantren al-Hidayah Basmo dalam mengembangkan agama Islam : studi kasus di pondok pesantren al-Hidayath Basmol, Jakarta Barat 1983-2009

(1)

PERENAN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH BASMON

DALAM MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM

(Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah Baseol, Jakarta

Barat 1983 - 2009)

Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)

Disusun olEh :

NURJANAH

103022027517

JURUSAN SEJARAH PERADÁBAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HEMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009


(2)

ABSTRAKSI

Pesantren Al-Hidayah Basmol memiliki peranan yang penting dalam masyarakat sekitar wilayah Basmol. Implementasi visi misi dan tujuan Pesantren Al-Hidayah Basmol telah terbukti mencetak kader-kader Islam berakhlak mulia dan menguasai secara baik IPTEK berlandaskan IMTAQ. Dalam penelitian penulis, mayoritas masyarakat sekitar Basmol mendapatkan manfaat positif dari Pesantren Al-Hidayah melalui bidang-bidang pendidikan, dakwah dan sosial keagamaan. Mereka mempercayakan anak-anak mereka untuk menuntut pendidikan di Pesantren Al-Hidayah Basmol, dan kehadiran Pesantren sangat diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar.


(3)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang patut penulis lafazkan selain puja dan puji serta syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi berbagai macam nikmat, kesempatan serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa perubahan bagi peradaban manusia. Perubahan dari zaman kegelapan menjadi zaman yang terang benderang dengan adanya cahaya Islam.

Penulisan skripsi ini merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh penulis untuk dapat menyelesaikan program Sarjana dalam Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan segala daya dan upaya penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun sebuah karya skripsi yang terbaik. Namun, sudah menjadi kelaziman bahwa “tak ada gading yang tak retak”, dan begitulah pada akhirnya skripsi ini dihasilkan dengan segala kekurangannya. Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sisi idealnya. Oleh karenanya, penulis berharap akan muncul kritik, saran, maupun komentar dari berbagai pihak untuk lebih menyempurnakan segala kekurangan dari karya ini.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah memberi petunjuk serta motivasi dalam penulisan karya ini. Oleh karenanya sudah pada tempatnyalah penulis menghaturkan rasa hormat yang setinggi-tingginya serta ucapan terimakasih tak terhingga kepada :


(4)

2. Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Drs. H.M. Ma’ruf Misbah, M.A.

3. Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Drs. Usep Abdul Matin, S.Ag, M.A

4. Awalia Rahma, MA, selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan dukungan awal bagi terciptanya karya ini. 5. Prof. Dr. H. Budi sulistiona, MA, selaku pengujisekaligus memberikan

bimbingan pada penulis.

6. KH. Muhammad Hasyim Mas’ud (Alm) dan KH. Syarifuddin Abd. Ghoni MA, KH. Alawi Moh. Zen (Pimpinan Pondok Pesantren Putra), KH. Hisyam. Hasyim Al-Burhani (Pimpinan Pondok Pesantren Putri) selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol yang telah memberikan penulis kesempatan untuk meneliti Pesantren Al-Hidayah Basmol, Jakarta Barat. Dan Staf pengurus Pesantren Al-Hidayah Basmol.

7. Pemimpin dan seluruh staf pegawai Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Umum yang telah memberikan pelayanan dan kemudahan bagi penulis dalam memperoleh data-data yang penulis butuhkan.

8. Kedua orang tua, Ayahanda H. Rojali dan Ibunda Hj. Patmah(Alm) yang telah banyak berkorban untuk memberikan cinta dan kasih sayang yang tulus ikhlas serta apapun yang terbaik bagi penulis.

9. Kakak-kakakku, Yuli, Rohimu, Royatih, Maswan, Mega, Pitoy serta adik-adikku tercinta Sari, Barkah, dan Ela serta keponakan-keponakan saya


(5)

yang lucu-lucu selalu memberikan canda dan tawa, Sultan, Ocha, Sarah, Rika, Alung dan Faris, dan kepada H. Saanih yang saya hormati. Serta Willy Akhmadi dengan penuh kesabaran dan kasih sayang telah memberikan motivasi penuh bagi penulis sehingga pada akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pula kepada Kel. besar H. Gidi dan H. Muhammad serta sahabatku Ocha, Naya, Ami, Alvi, Tiway, dan Cruelest, yang telah memberikan motivasi penulis untuk melanjutkan studi sehingga pada akhirnya penulis dapat melewati pendidikan di kampus tercinta ini.

10.Seluruh kawan-kawan SPI angkatan 2003 Sulis, Rara, Achi, Nuril, Babay, Biah dan seluruh kawan-kawan yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, yang selama ini telah bersama menorehkan kenangan terindah yang tak akan terlupakan oleh penulis.

11.Keluarga besar Pesantren Al-Hidayah Basmol yang saya hormati dan pengurus Pesantren Al-Hidayah Basmol yang telah memberikan bantuan data-data Pesantren Al-Hidayah Basmol, Muhammad Nur SPd.I. Dan untuk alumni Pesantren Al-Hidayah Basmol, Bair dan Abd. Gofur penulis ucapkan terimakasih sebesar-besarnya.

Semoga segala kebaikan-kebaikan yang telah mereka berikan dapat bermanfaat, dan mendapat balasan limpahan pahala dari Allah SWT. Amien.

Jakarta, 5 Maret 2009 Nurjanah


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB l : PENDAHULUAN ... 1

A....L atar Belakang Masalah ... 1

B....P embatasan dan Perumusan Masalah ... 8

C.... Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

D....M etode Penelitian ... 10

E....S istematika Penulisan ... 11

BAB II : KEADAAN UMUM WILAYAH BASMOL JAKARTA BARAT ... 12

A...G ambaran Umum Wilayah Basmol ... 12

B....K eadaan Masyarakat Islam di Daerah Basmol ... 13


(7)

C....K eadaan Pendidikan Wilayah Basmol ... 14

D....P erkembangan Agama Islam di Basmol ... 15

BAB III : SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN

AL-HIDAYAH ... 17

A....S ejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-Hidayah dan Perkembangannya ... 17

B....V isi, Misi, dan Tujuan Berdirinya Pondok Pesantren Al-Hidayah ... 19

BAB IV : PERANAN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH BASMOL

DALAM MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM ... 29

A....B idang Pendidikan ... 32

B....B idang Da’wah ... 41

C....B idang Sosial Keagamaan ... 43


(8)

A....K esimpulan ... 47

B....S aran-Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA

………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara yang mayoritas beragama Islam, memiliki sistem pendidikan yang unik, panjang dan dinamis. Salah satu sistem pendidikan yang unik dan menarik untuk dibicarakan ialah Pesantren. Pada zaman wali songo, pondok Pesantren memainkan peranan sangat penting dalam penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa pada khususnya. Dan juga pada zaman penjajahan Belanda, hampir semua peperangan melawan kolonial Belanda mendapat dukungan sepenuhnya dari Pesantren. Oleh karena itu Pesantren juga ikut berperan dalam proses kemerdekaan bangsa Indonesia.1 Secara tradisi, sebuah

institusi pendidikan Islam dapat disebut “Pesantren” kalau ia memiliki elemen-elemen utama yang lazim dikenal didunia Pesantren. Elemen-elemen-elemen utama itu antara lain memiliki pondok, masjid, santri dan kyai, elemen yang paling penting ialah kyai, karena beliau yang menentukan masa depan suatu Pesantren. Dunia Pesantren adalah wilayah yang selalu menarik untuk dikaji, baik dalam konteks kelembagaan, prilaku santri, maupun kehidupan para tokohnya.

Perkataan “pondok” diambil dari bahasa arab yaitu fanduk yang berarti penginapan bagi orang yang bepergian. Sedangkan perkataan Pesantren” berasal dari kata santri, yang berawal pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal para

1

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangannya, (Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 1999), hal, 149.


(10)

santri. Kyai merupakan cikal bakal dan elemen yang paling pokok dari sebuah Pesantren. 2 Dalam arti yang paling umum, pondok Pesantren di bedakan dengan

pusat ibadah Islam, Masjid, yang dapat di artikan sebagai lembaga pengajaran dan pelajaran keislaman yang bertujuan untuk mendalami ilmu pengetahuan agama Islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam bermasyarakat.3 Biasanya santri berarti

siswa yang mempunyai dedikasi penuh di lembaga Pesantren. Kata santri mempunyai arti luas dan arti sempit . Dalam arti sempit, santri berarti murid yang belajar dalam institusi agama yang disebut pondok atau Pesantren, sedangkan dalam arti luas istilah santri merujuk pada anggota masyarakat jawa yang memegang teguh ajaran-ajaran islam seperti shalat.4 Sesuai namanya, pondok

berarti tempat menginap dan Pesantren berarti tempat para santri mengaji agama islam, jadi pondok Pesantren adalah tempat para santri mengaji agama Islam dan sekaligus di asramakan di tempat itu.5

Pesantren atau pondok adalah lembaga yang mewujudkan perkembangan sistem pendidikan nasional dari segi historis, Pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman tetapi juga keaslian (indigenous) Indonesia. Sebab lembaga yang serupa sudah terdapat pada masa kekuasaan Hindu-Budha, sedangkan Islam

2

Karel A. streenbrink. Pesantren Madarasah Sekolah. (Jakarta. Pusataka LP3ES, 1994). hal.22 Zamahsyari Dhofier, Tradisi Pesantren. (Jakarta: LP3ES, 1983)

3Manfred Ziemek,Pesantren Dalam Pembaharuan,(Jakarta:P3M,1986) H.99 4

Abdurrahman Mas’ud, Intelektual Pesantren, (Yogyakarta : LKIS, ), hal.2.

5

Dra. Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2000) Cet. 6 Hal. 212


(11)

meneruskan dan mengislamkannya.6 Perkembangan suatu Pesantren bergantung

pada kemampuan pribadi kyainya yang memimpin, meneruskan, dan mewarisinya. Jika pewaris menguasai sepenuhnya dengan baik Pengetahuan keagamaan, wibawa, keterampilan mengajar, dan kekayaan lainnya yang diperlukan maka unsur Pesantren akan lama bertahan. Sebaliknya, Pesantren akan menjadi mundur dan mungkin hilang, jika keturunan kyai yang mewarisinya tidak memenuhi persyaratan. Jadi, seorang figur Pesantren memang sangat menentukan.7 Semula, Pesantren lebih dikenal sebagai lembaga pendidikan

Islam, lembaga ini dipergunakan untuk dakwah dan tempat untuk mempelajari agama islam. Selain pusat penyebaran agama islam tetapi juga mengusahakan tenaga bagi penyiaran dan pengembangan agama.8

Sejak akhir abad ke-20 keadaan Pesantren yang semula bukan merupakan pendidikan formal ini pada akhirnya berbenah diri.Para pengelola Pesantren menyesuaikan lembaga pendidikan formal dengan manajemen pengelolaan modern sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan yang diberikan tidak hanya ilmu agama Islam semata, tetapi ditambah dengan pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.9 Hal ini menandakan bahwa Pesantren dan orang-orang yang

ada di dalamnya bersifat terbuka, tidak hanya memikirkan hal-hal yang bersifat ukhrowi tetapi juga bersifat duniawi dan yang lebih penting lagi mereka

6

M. Dawan Raharjo, Pergulatan Dunia Pesantren, (Jakarta L3M, !(P3M), hal 3

7Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia ( Jakarta, Raja Grafindo Persada,

1995 ) Cet. 1 Hal. 138

8M. Dawan Rahardjo, Pesantren dan Pembaharuan ( Jakarta, LP3ES, 1974 ) Hal. 61 9


(12)

menanggapi terhadap perkembangan dunia luar. Hal itu tercermin dari penyesuaian yang mereka lakukan dalam menghadapi zaman yang semakin maju ini.10

Secara historis, Pesantren juga telah membuktikan dirinya sebagai suatu lembaga pendidikan Islam yang mapan. Perubahan-perubahan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, dan lain-lain. Sejauh ini tidak begitu banyak berpengaruh terhadap kelanjutan eksistensi Pesantren, sejak berdirinya Pesantren pada masa penjajahan dan zaman kemerdekaan sekarang ini membuktikan keagamaan yang tangguh.11 Fakta lain menunjukkan bahwa Pesantren bukan berakar dari tradisi

Islam karena tidak ditemukannnya lembaga Pesantren di Negara-negara Islam lainnya, sementara lembaga yang serupa dengan Pesantren banyak ditemukan dalam masyarakat Hindu-Budha, seperti di India, Myanmar, dan Thailand.12

Salah satu bentuk pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah Pesantren yang tersebar di berbagai pelosok, yang tentunya telah berhasil melahirkan banyak pemimpin di negeri ini, baik pemimpin yang duduk dalam pemerintahan maupun tidak dalam pemerintahan.13 Saat sekarang pengertian yang paling populer dari

Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bertujuan untuk medalami pengetahuan agama Islam. Dan mengamalkannya sebagai pedoman

10

DRS. Sidi Gazalba, Pesantren sebagai Wadah Komunikasi ( Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1995 ) Cet. 2 Hal 3

11

Prof. DR. Azyumardi Azra, MA, Esei-Esei Intelektual Muslim & Pendidikan Islam

(Jakarta, Logos, 1998) Cet. 1 Hal 104

12

Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT. ICHTIAR BARU VAN HOEVE, (1997), Jilid 4, hal 100-101.

13

M. Dawan Rahardjo, Pergulatan Dunia Pesantren Membangun dari Bawah (Jakarta, P3M, 1985) Cet. 1 Hal. 17


(13)

hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam hidup bermasyarakat.14

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua yang telah berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat da’wah dan pusat pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. Untuk menjadi suatu pondok Pesantren yang besar, setiap pondok Pesantren tidak akan lahir begitu saja, melainkan tumbuh sedikit demi sedikit melalui kurun waktu yang cukup lama. Maka dari itu, peranan pondok Pesantren nampaknya memegang kunci bagi jawaban atas pasang surutnya pondok Pesantren. Demikian pula dengan perkembangan yang dialami oleh pondok Pesantren Al-Hidayah yang perkembangannya semakin maju dengan pesat. Di pondok Pesantren Al-Hidayah, telah terlihat nuansa islami dan semangat belajar bagi masyarakat karena setiap saat para santri mengkaji berbagai ilmu agama sehingga masyarakat pun terangsang untuk mengkaji ilmu tersebut.

Sejak awal berdirinya sampai sekarang, dengan kesederhanaan yang dimilikinya, pondok Pesantren Al-Hidayah terus berkembang tidak pernah berhenti. Pondok Pesantren Al-Hidayah terus berusaha untuk mengembangkan dirinya baik pada bidang pendidikan maupun dalam bidang kemasyarakatan, meskipun masih tetap mempertahankan sistem pendidikan tradisional yang dikenal dengan system salaf atau tradisional, tetapi pondok Pesantren Al-Hidayah juga tidak menutup diri untuk menerima system pendidikan modern dengan tujuan

14

Haidar Putra Daulat, Historistas dan Eksistens, Pesantren sekolah dan Madrasah


(14)

untuk meningkatkan pengetahuan para santri sehingga terbentuk suatu keseimbangan antara ilmu duniawi dan ukhrowi.

Dengan sistem pendidikan yang telah diterapkan yaitu sistem pendidikan salaf, dan sistem pendidikan modern pondok Pesantren Al-Hidayah telah banyak mencetak para santri untuk selalu berbakti pada agama, nusa dan bangsa. Pondok Pesantren Al-Hidayah didirikan oleh Alm. KH. Mas’ud Abdul Ghani, dan diteruskan oleh Alm. KH. M. Hasyim Mas’ud dan sekarang Pesantren tersebut dikelola oleh KH Alawi. Moh. Zen. MA dan KH. A. Sayifuddin Abdul Ghoni MA dan beberapa pengurus lainnya.

Peranan pondok Pesantren Al-Hidayah sangat berpengaruh sekali dalam masyarakat sekitar khususnya daerah Basmol. Banyak warga sekitar yang memondokkan putra-putrinya dengan tujuan menjadikan anaknya menjadi anak yang berbudi pekerti baik. Pesantren Al-Hidayah didirikan karena banyak warga sekitar Basmol yang ingin agar anaknya mempelajari kitab salafiah (kitab kuning) dan memperdalam ilmu-ilmu Agama.15 Sebelum Pesantren ini terbentuk pada

tahun 1983 hanyalah sebuah beberapa bangunan yang berbentuk gubuk, dan karena keterbatasannya Pesantren Al-Hidayah belum membangun tempat tinggal untuk santri putri bermukim. Tetapi karena penduduk Basmol menerima kehadiran Pesantren dengan baik maka diizinkan kepada para santri putri untuk bertempat tinggal dipermukiman penduduk untuk sementara waktu. Telah terbukti bahwa keberadaan Pesantren Al-Hidayah sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat sekitar. Ini adalah suatu bukti bahwa masyarakat sngat mendukung sepenuhnya

15


(15)

proses berdirinya Pesantren Al-Hidayah di Basmol dengan harapan agar putra dan putri mereka dapat dididik di Pesantren tersebut.16 Didalam kota metropolitan ini

ternyata di daerah Basmol terdapat Pesantren yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam Agama Islam. Untuk itu penulis memilih judul “Peranan Al-Hidayah Basmol Dalam Mengembangkan Agama Islam(Studi Kasus Di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat 1983-2007).

Pondok Pesantren Al-Hidayah terus mengembangkannya dengan menjadi Pesantren yang mampu mendidik dan membina santri-santrinya dalam pengembangan Agama Islam, baik pada bidang sosial dan kemasyarakatan ataupun pendidikan tradisional atau modern dengan tujuan meningkatkan pengetahuan para santri dalam pelajaran Agama dan umum.

Walaupun belum sebesar pondok-pondok Pesantren terkenal di Indonesia seperti pondok Pesantren Gontor, pondok Pesantren Tebu Ireng, dan pondok-pondok Pesantren terkenal lainnya, pondok-pondok Pesantren ini juga telah terkenal dan berpengaruh besar bagi masyarakat Basmol khususnya masyarakat di sekitar pondok Pesantren.Karena belum adanya pembahasan tentang Pondok Pesantren Al-Hidayah yang terletak di Basmol, maka penulis menganggap perlu untuk memperkenalkan Pondok Pesantren Al-Hidayah ini kepada masyarakat luas atau kepada para pembaca, sebagai pondok Pesantren yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan Agama Islam.

Meskipun didaerah sekitar Basmol ada sebuah Pesantren lain, tetapi Pesantren Al-Hidayah lebih familiar dipandangan masyarakat luas khususnya

16


(16)

daerah Basmol sehingga banyak masyarakat sekitar ataupun dari luar lebih memilih putra dan putrinya untuk menuntut ilmu di Pesantren Al-Hidayah. Hal tersebut di karenakan begitu terkenalnya pendiri Pesantren Al-Hidayah yaitu KH. Mas’ud, karena namanya yang begitu kharismatik dikalangan masyarakat. Itu terbukti dengan adanya suatu jalan yang diberi nama Jl.KH.Mas’ud. Selain itu penulis merasa perlu untuk melakukan suatu kajian khusus tentang sejarah berdiri Pondok Pesantren Al-Hidayah. Di samping itu, sebagai suatu lembaga pendidikan dan da’wah Islam, Pondok Pesantren Al-Hidayah mempunyai peranan yang sangat besar bagi kemajuan ajaran agama Islam, khususnya pada masyarakat sekitar pondok Pesantren.

Dan alasan penulis memilih PesantrenAl-Hidayah Basmol karena pesantren tersebut memiliki tempat yang sederhana tetapi membuat orang tua ingin memondokkan putra dan putrinya di Pesantren tersebut karena kesederhanaannya tersebut Pesantren Al-Hidayah Basmol diminati. Dan itu juga di karenakan setiap perlombaan yang diadakan baik perlombaan Nasional ataupun perlombaan tingkat kecamatan atau kelurahan, selalu Pesantren Al-Hidayah Basmol yang mendapatkan juara pertama.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas merasa perlu untuk memberikan batasan kajian dan merumuskan terlebih dahulu masalah yang akan dibahas oleh penulis agar arah tujuan dan sasaran yang hendak disampaikan akan lebih jelas dan terarah. Dengan demikian pembahasan masalah


(17)

hanya difokuskan pada sejarah berdiri dan berkembangnya Pondok Pesantren Al-Hidayah.

Penulis menyadari bahwa untuk melakukan penelitian tentang Pondok Pesantren Al-Hidayah, tidak akan dibahas secara keseluruhan, untuk itu penulis membatasi pembahasannya pada :

1. Bagaimana peranan Pondok Pesantren Al-Hidayah dalam mengembangkan Agama Islam dalam bidang pendidikan, Da’wah dan bidang sosial keagamaan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Untuk dapat melengkapi wacana pengetahuan kita mengenai sejarah dan perkembangan lembaga pendidikan Islam.

2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-Hidayah.dan mengetahui apa yang melatarbelakanginya.

3. Untuk mengetahui siapa pendiri Pondok Pesantren Al-Hidayah, bagaimana riwayat hidupnya.

4. untuk memberikan informasi lengkap mengenai sejarah penyelenggaraan pendidikan di Pesantren Al-Hidayah khususnya bagi kalangan sendiri (intern) dan umumnya kalangan luar (ekstern).

Adapun penggunaan dalam pembahasan skripsi ini adalah untuk melengkapi tugas-tugas dan persyaratan dalam mencapai gelar sarjana di Fakultas Adab dan humoniora, Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan juga untuk menambah khazanah pengetahuan yang pada


(18)

akhirnya menjadi dokumentasi bagi Pondok Pesantren Al-Hidayah di Jakarta Barat.

D. Metode Penelitian

Setelah penulis menetapkan, dan menentukan objek pembahasan yaitu tentang Pondok Pesantren Al-Hidayah adalah lembaga pendidikan yang tentunya dalam mendirikan lembaga tersebut memiliki latar belakang atau sejarah tersendiri. Dengan demikian penulis akan melakukan penelitian mengenai sejarah berdirinya, tokoh-tokoh pendiri Pondok Pesantren Al-Hidayah dan perkembangan Pondok Pesantren Al-Hidayah. Maka upaya merekontruksi masa lampau dari objek penelitian itu di tempuh melalui metode historis.

Dalam mencari dan mengumpulkan data tersebut, langkah pertama penulis menggunakan metode Library Research (studi kepustakaan) yaitu mencari dan mengumpulkan data dari sumber-sumber tertulis, baik berupa buku, dan bahan lain yang berupa informasi, seputar objek maupun informasi langsung mengenai pondok Pesantren. Setelah itu penulis melakukan observasi yaitu dengan mendatangi lokasi penelitian dan mengamati secara langsung pondok Pesantren Al Hidayah, kemudian penuls melakukan wawancara.

Wawancara ini dilakukan guna melengkapi bahan dokumenter yang penulis peroleh. Langkah kedua yaitu konsekuensi logis dalam metode sejarah bahwa sumber tersebut di uji keasliannya atau kebenarannya melalui kritik ekstern maupun intern, lalu kemudian data tersebut di analisis. Langkah ketiga, fakta-fakta tersebut disintesiskan melalui eksplanasi sejarah. Langkah keempat, penulisan sebagai langkah terakhir dari prosedur penelitian sejarah denga


(19)

memperhatikan aspek kronologis. Tekhnis penulisan yang penulis pakai salah satunya adalah menggunakan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang di terbitkan oleh Hamid Nasuhi, dkk. Jakarta,Ceqda UIN Syarif Hidayatullah, 2007.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dan mendapatkan gambaran terhadap skripsi ini, maka penulis membagi beberapa bab dengan rincian sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II membahas tentang keadaan umum wilayah Pesantren Al-Hidayah dalam kondisi sosial, pendidikan, dan keadaan masyarakat.

Bab III dalam bab ini penulis akan menguraikan sejarah berdirinya pondok Pesantren Hidayah yang meliputi tentang berdirinya pondok Pesantren Al-Hidayah dan perkembangannya, visi, misi dan tujuan berdirinya pondok Pesantren.

Bab IV membahas tentang kedudukan pondok Pesantren Al-Hidayah dalam masyarakat, yang meliputi: kedudukan pondok Pesantren Al-Hidayah dalam masyarakat terutama dalam bidang pendidikan, da’wah, dan sosial keagamaan.


(20)

BAB II

KEADAAN UMUM WILAYAH BASMOL JAKARTA BARAT

A. Gambaran Umum Wilayah Basmol

Jakarta Barat adalah salah satu dari 5 Kotamadya di DKI Jakarta. Jakarta Barat secara administratif terbagi menjadi 8 Kecamatan dan 56 Kelurahan. Jakarta Barat berbatasan dengan Jakarta Utara di sebelah Utara, Jakarta Pusat di sebelah Timur, Jakarta Selatan di sebelah Selatan dan Tangerang di sebelah Barat. Di Jakarta Barat terdapat suatu daerah yang bernama Basmol yang letaknya di Kembangan Utara. Secara geografis letaknya sangat strategis karena daerah tersebut mudah untuk di lewati karena berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Dengan Kelurahan Rawa Buaya dan Kelurahan Kedaung Kali Angke, Kelurahan Cengkareng

Sebelah Timur : Dengan Kelurahan Kedoya Utara dan Kelurahan Kedoya Selatan, Kecamatan Kembangan Kebon jeruk

Sebelah Selatan : Dengan Kelurahan Kembangan Selatan Kecamatan Kembangan

Sebelah Barat : Dengan Kelurahan Kembangan Selatan dan Kelurahan Rawa Buaya Kecamatan Cengkareng.

Luas wilayahnya 364,675 Ha dan terbagi menjadi 5 lingkungan, 10 Rukun Warga dan 110 Rukun Tetangga dengan jumlah penduduk 23.966 jiwa dengan jumlah laki-laki 12307 jiwa dan perempuan 11659 jiwa.17Nama Basmol


(21)

berasal dari kata basmalah yang artinya dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Karena Pesantren Al-Hidayah berada di Basmol maka banyak masyarakat sekitar wilayah Basmol menamakan Pesantren Al-Hidayah Basmol karena nama jalan tersebut sangat familiar di telinga masyarakat luas. Selain dari wilayah sekitar Basmol yang mengayom pendidikan di Pesantren Bamol tetapi banyak juga dari luar provinsi Jakarta seperti lombok, Palembang, Pontianak dan masih banyak lagi.

B. Keadaan Masyarakat Islam di Daerah Basmol

Keadaan masyarakat Islam khususnya di Jl. Raya Basmol Rt.008 dan Rw.06 Kembangan Utara, Jakarta Barat memiliki 608 jumlah warga dengan jumlah kepala keluarga 178 kepala keluarga, masyarakat pribumi 51 kepala keluarga pendatang 127 kepala keluarga. Dengan rata-rata 298 jiwa laki-laki dan 310 jiwa perempuan. Kondisi rata-rata ekonomi penduduk daerah Basmol ialah rata-rata menengah ke atas berkisar 40%, menengah ke bawah berkisar 10% dan rata-rata ekonomi menengah hampir 50%. Itu dapat dilihat dari pekerjaan mereka yang kebanyakan wiraswasta karena di sekitar daerah tersebut terdapat pasar tradisional yang biasa disebut oleh masyarakat sekitar ialah pasar Kemiri. Banyak juga yang menjadi guru dan pegawai negeri, dan karyawan serta masih banyak lagi pekerjaan masyarakat Basmol. Di daerah Basmol, Jakarta Barat terdapat 8 orang janda dan 4 anak yatim yang umurnya berkisar 1-15 tahun.18

18


(22)

Budaya atau adat istiadat yang ada di daerah Basmol banyak di warnai oleh unsur-unsur agama, karena masyarakat Basmol sangat berpegang teguh terhadap agama, kebudayaan yang berhubungan dengan roh/nenek moyang ataupun persembahan terhadap hal ghaib sudah jarang kelihatan dan memang hampir tidak ada. Tradisi yang sekarang masih bertahan adalah qosidahan dan ziarah ke makam wali, marawis, dan masih banyak lagi.

Mayoritas masyarakat wilayah Basmol memeluk agama Islam, itu dibuktikan dari hasil wawancara dengan Bapak Edi ketua RT wilayah Basmol, Jakarta Barat karena hanya dua kepala keluarga saja yang beragama Kristen dan merekapun adalah orang pendatang yang bersuku China dan Batak. Dengan jumlah agama Islam 98,87 dan agama Kristen 1,13%.19

Masyarakat Basmol mengenal apa yang disebut guru Agama dengan beberapa tingkatan seperti guru ngaji, guru kitab, guru tarekat, dan guru agama. Para guru tersebut telah menunaikan ibadah haji ke Makkah, karena status haji atau pernah menunaikan ibadah haji, sudah dianggap mempunyai ilmu pengetahuan Agama yang tinggi dan sangat dihormati. Oleh karena itu tidak mengherankan jika seorang kyai bergelar haji, minimal predikat tersebut di dalam status sosialnya lebih tinggi.

C. Keadaan Pendidikan Wilayah Basmol

Pendidikan yang ada di Basmol dari tingkat TK/Diniyah, SD/Ibtidaiyah, SMP/Tsanawiyah, SMA/’SMEA/SMK/Aliyah. Selama dari tahun 1983 sampai

19


(23)

sekarang, rata-rata murid yang mendalami ilmu pendidikan di sekolah mengalami proses naik turun pada tahun 2005 jumlah santri 230 orang. Santri putra 125 orang dan santri putri 105 orang. Dan pada tahun 2007-2009 jumlah santri 242 orang. Santri putra 131 da santri putri 111 orang. Bila digabungkan dengan santri yang tidak bermukim berjumlah 600 orang dari berbagai daerah. Dan dengan adanya program wajib belajar 9 tahun yang telah terealisasikan dengan baik sangat membantu dan saat sekarang sudah mulai terlihat hasilnya.20

Di daerah Kembangan Utara khususnya daerah Basmol terdapat sejumlah sarana pendidikan yaitu: 3 kelompok bermain, 9 TK, 15 SD, 2 Madrasah, 5 SLTP, 1 SMU dan 1 Pesantren. Pendidikan terakhir masyarakat daerah Basmol Jakarta Barat rata-rata pendidikannya SD, SLTP, dan SMU. Di samping itu beberapa orang melanjutkan pendidikannya sampai tingkat D3, S1, bahkan S2.21

D. Perkembangan Agama Islam di Basmol

Para guru ngaji di wilayah Basmol mengajar anak-anak berusia 7-12 tahun dalam membaca Al-Qur’an dan tata cara sembahyang. Sedangkan guru kitab mengajarkan Islam klasik kepada santri. Guru ngaji ini mendapat panggilan kehormatan yaitu Kyai/ulama. Pengajian kitab biasanya diajarkan di Pesantren yang hanya diikuti oleh orang dewasa. Berdasarkan pembagian kelas di atas kaum ulama merupakan golongan yang berpengaruh dan mempunyai status sosial lebih tinggi karena pengetahuan Agama mereka. Golonngan ini biasanya memberikan

20 Data profil Podok Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat, tahun 2007-2009 21


(24)

dan mendorong perubahan di dalam masyarakat. Peranan pemimpin Pesantren yang disebut ulama sangat besar pegaruhnya sebagai pemimpin agama Islam. Pesantren berperan sangat besar dalam menyebarluaskan nilai-nilai Islam dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan Islam tidak hanya dilihat dari lembaga formal saja tetapi lembaga informal seperti majlis ta’lim, pengajian-pengajian TPA/TPQ ikut juga dalam perkembangan zaman.


(25)

BAB III

SEJARAH BERDIRINYA'PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH

A.Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Hidayah dan Perkembangannya

Pesantren adalah sekolah tradisional Islam berasrama di Indonesia. Institusi pengajaran ini memfokuskan pada ajaran agama dengan menggunakan metode pengajaran tradisional dan mempunyai aturan-aturan, administrasi dan kurikulum pengajaran yang khas. Pesantren biasanya dipimpin oleh seorang guru agama atau ulama yang sekaligus sebagai pengajar para santri.22

Sebelum terbentuk pada tahun 1983, Pesantren ini sebuah bangunan yang berbentuk gubuk, dan karena keterbatasannya Pesantren Al-Hidayah belum membangun tempat tinggal untuk santri putri yang bermukim. Tetapi karena penduduk Basmol menerima kehadiran Pesantren dengan baik maka diizinkan kepada para santri putri untuk bertempat tinggal di pemukiman penduduk untuk sementara waktu. Ini adalah suatu bukti bahwa masyarakat sangat mendukung sepenuhnya proses berdirinya Pesantren Al-Hidayah di Basmol dengan harapan agar putra dan putri mereka dapat dididik di Pesantren tersebut.23

Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol didirikan pada tahun 1983, diawali oleh keinginan para pelajar baik dari Ibtidaiyah (SD), maupun dari tingkat Tsanawiyah (SLTP) banyak di antara mereka ingin memperdalam Ilmu-ilmu

22 Untuk tinjauan lebih lengkap lihat, Karel A.Steenbrink, Pesantren. Madrasah dan

Sekolah:Pendidikan Islam dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3S,1986) h. 43.

23


(26)

agama dengan kitab Salafiah (kitab kuning). Maka untuk kesinambungan pendidikan tersebut dalam rangka mengisi pembangunan dalam bidang pendidikan mental spiritual, Kyai Mas'ud memberikan kesempatan kepada mereka untuk ditampung dalam suatu asrama guna melayani aspirasi mereka. Diantara hasil musyawarah diputuskan untuk menyediakan asrama bagi siswa yang tinggalnya jauh dari sekolah atau madrasah. Hasil musyawarah ini dilaporkan kepada ketua yayasan Al-Hidayah yakni KH Mas'ud dan KH Muhtar juga kepada pengurus Yayasan.

Dengan seizin Allah SWT hasil musyawarah ini mendapat dukungan dari masyarakat sekitarnya, sehingga selang beberapa bulan berdirilah tempat penginapan untuk putra saja, yaitu pada tahun 1988 - 1989. Pada tahun berikutnya mulai dibangun asrama putri yang sebelumnya santri putri tinggal di perumahan penduduk.

Dengan wakaf tanah yang diberikan Alm KH Mas'ud, maka dilanjutkan pembangunan meskipun dengan bantuan uang sekedarnya, maka terdapatlah bangunan sederhana untuk santri putri. Tepat awal tahun ajaran 1989 - 1990 santri putri sudah dapat mengikuti Ta'lim pendidikan di asrama.

Dalam kondisi yang sederhana sedikit demi sedikit Pesantren Al-Hidayah mulai mengadakan berbagai pengembangan sarana dan fasilitas pendidikan yang diperlukan oleh para santri. Diantaranya penambahan ruang kamar santri secara permanen dua lantai. Pondok Pesantren Al-Hidayah terus mengembangkannya dengan menjadi Pesantren yang mampu mendidik dan membina santri-santrinya dalam pengembangan Agama Islam, baik pada bidang sosial dan kemasyarakatan


(27)

ataupun pendidikan tradisional atau modern dengan tujuan meningkatkan pengetahuan para santri dalam pelajaran Agama dan umum.

Dengan sistem pendidikan yang telah diterapkan yaitu sistem pendidikan salaf dan sistem pendidikan modern, pondok Pesantren Al-Hidayah telah banyak mencetak para santri untuk selalu berbakti pada Agama, Nusa dan Bangsa. Pondok Pesantren Al-Hidayah didirikan oleh Alm. KH. Mas'ud Abdul Ghani, dan diteruskan oleh Alm. KH. M. Hasyim Mas'ud dan sekarang Pesantren tersebut dikelola oleh KH Alawi. Moh. Zen. MA dan KH. A. Syarifuddin Abdul Ghoni MA, KH. Hisyam Al-Burhani, dan beberapa pengurus lainnya. Pesantren ini di dirikan di lokasi yang berdekatan dengan keramaian pasar Kemiri yang sering diidentikan dengan kriminalitas.

Walaupun belum sebesar pondok-pondok Pesantren terkenal di Indonesia seperti pondok Pesantren Gontor, pondok Pesantren Tebu Ireng, dan pondok-pondok Pesantren terkenal lainnya, pondok-pondok Pesantren ini juga telah terkenal dan berpengaruh besar bagi masyarakat Basmol khususnya masyarakat di sekitar pondok Pesantren.

B. Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya Pondok Pesantren Al-Hidayah

Pada umumnya sebuah lembaga pendidikan yang bercorak religius, khususnya Pesantren mempunyai tujuan yang ingin dicapainya untuk menyelamatkan serta membahagiakan manusia baik dunia maupun akhirat. Demikian juga pondok Pesantren Al-Hidayah yang mengharapkan agar tujuan dan pengajaran Pendidikan di arahkan kepada para santri yang memiliki ahlak yang


(28)

baik, berpengetahuan luas serta berjiwa ikhlas. visi, misi dan tujuan berdirinya Pesantren Al-Hidayah adalah sebagai berikut:

1. Visi

Terciptanya penguasaan keilmuan (IPTEK) yang dilandasi oleh iman dan taqwa (IMTAQ) yang handal serta berbudi pekerti luhur (ahlakul karimah) yang diharapkan dapat berkiprah secara maksimal khususnya, di tengah kehidupan masyarakat Islam dimasa yang akan datang agar terwujudnya Islam yang penuh rahmat di tengah kehidupan manusia.

2. Misi

a. Membina kader-kader muslim dalam menyiapkan individu yang unggul dan berkwalitas dalam IMTAQ dan IPTEK.

b. Mempersiapkan sarana dan prasarana pendidikan yang cukup memadai untuk mendukung pembinaan kader-kader yang positif, mandiri di masyarakat dalam IMTAQ dan IPTEK, agar dapat mewujudkan masyarakat khoirul ummah.

3. Tujuan

a. Menyebarluaskan Ilmu

Tujuan kyai mendirikan Pesantren adalah untuk menyebarluaskan Agama Islam dan juga ilmu pengetahuan yang telah mereka miliki melalui pendidikan dan pengajaran di Pesantren Al-Hidayah. Ini adalah suatu bukti bahwa seseorang yang telah memiliki ilmu, memberikan pengajaran kepada orang lain tidak untuk dirinya sendiri.


(29)

b. Mencetak generasi penerus

Setiap kyai pada umumnya mengharapkan agar para santrinya mampu mewarisi ilmu yang dimilikinya untuk bekal di masa depan. Dan melanjutkan risalahnya sebagai mubaligh-mubaligh atau penyampai ilmu pada masyarakat luas seperti halnya para Nabi yang terdahulu. Alm. KH. Mas’ud juga sangat mengharapkan santri-santrinya agar memilki pribadi-pribadi yang mampu melanjutkan dirinya.

c. Membentuk pribadi-pribadi shaleh

Pribadi yang shaleh senantiasa menjadi harapan pondok Pesantren Al-Hidayah sebagai hasil dari didikan para pengajar sehingga munculah pribadi-pribadi yang shaleh yang mampu menuntun dirinya sendiri untuk masyarakat luas.

d. Menyebarluaskan syiar agama Islam

Pondok Pesantren disamping sebagai tempat para santri mencari ilmu, pondok Pesantren berfungsi juga sebagai tempat untuk syiar agama, dimana masyarakat sekitar banyak yang belum mengerti mengenai pentingnya agama Islam dan itu juga seperti halnya yang dilakukan para Nabi dan Wali songo dalam menyebarkan agama Islam melalui dakwah.

e. Menanamkan semangat kemandirian

Pondok Pesantren merupakan tempat para santri mencari ilmu baik formal maupun nonfomal. Di samping itu para santri harus tinggal di pondok Pesantren dan meninggalkan kampung halamannya, oleh karena itu pondok Pesantren tidak hanya sebagai tempat untuk melatih diri agar dapat hidup


(30)

mandiri tanpa banyak menggantungkan diri kepada orang lain tetapi sebaliknya harus dapat membantu masyarakat yang membutuhkan Di samping itu pula setiap santri dituntut untuk hidup sederhana sehingga mereka tidak terlalu berlebihan dan tidak terjadi kecemburuan sosial yang akan mengakibatkan tindakan-tindakan negatif. Semua tujuan pondok pesantren Al-Hidayah diharapkan agar santri-santri menjadi anak yang berguna bagi Nusa dan Bangsa sesuai dengan visi, misi dan moto pondok Pesatren Al-Hidayah Basmol.

4. Motto Kepesantrenan

Motto pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol adalah mengacu kepada 4M lA, yaitu Mu'min, Muttaqin, Muslim, Muhsin dan Alim.

a) Mu'min : mendidik santri dengan tauhid untuk beriman dan berikrar pada rukun-rukun yang ditetapkan Allah.SWT

b) Muttaqin : mendidik santri menjadi manusia yang takut, cinta dan hormat kepada Al1ah.SWT.

c) Muslim : mendidik santri menjadi santri yang teguh dalam keislaman, sumarah dan sadrah kepada qadar dan iradah Allah SWT

d) Muhsin : mendidik santri yang senantiasa berbuat kebaikan/kebajikan, akhlakul karimah serta memiliki ketangguhan dan keberanian untuk membela kebenaran.

e) Alim : mendidik santri dengan pengetahuan ilmu agama dan umum yang mantap dan tinggi.


(31)

Dengan upaya ini diharapkan para santri bisa memiliki wawasan yang luas, tangguh, cerdas dan teliti dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada. Santri pondok Pesantren secara keseluruhan berjumlah 250 santri pada tahun 2005, jumlah ini belum termasuk siswa ghoiru mukimin (tidak nyantri). Hal ini disebabkan adanya keterbukaan bagi sekolah untuk menerima siswa yang tidak mukim, atau yang pulang pergi. Karena tidak harus bermukim di Pesantren tersebut tetapi dapat mengkaji ilmu sesuai dengan pelajaran santri yang bermukim di pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol. Hanya lebih banyak pelajaran mengaji untuk santri yang bermukim di pondok karena setiap ada waktu luang diwajibkan mengaji untuk beribadah.

Dari jumlah santri yang ada, daerah asal mereka masih terbatas daerah-daerah tetangga yang berdekatan dengan pondok Pesantren diantaranya: Jakarta, Tangerang, Bekasi bahkan ada beberapa santri yang berasal dari luar kota seperti Cirebon, Surabaya, Jawa Timur.

Jumlah santri keseluruhan berjumlah 600 orang, terdiri dari para santri yang bermukim dan yang pulang pergi atau tidak bermukim di pondok Pesantren A1-Hidayah Basmol Jakarta Barat tahun 2009. Santri putra dan putri yang bermukim berjumlah 242 orang, santri putra berjumlah 131 orang dan santri putri berjumlah 111 orang, dan yang tidak bermukim berjumlah 358 orang.


(32)

JADWAL KESEHARIAN SANTRI Waktu Jenis kegiatan

04.00-04.30 04.30-05.00 05.00-05.30 05.30-05.50 05.50-06.45 06.45-07.00 07.00-12.30 12.30-13.30 13.00-15.00 15.00-15.30 15.30-17.00 17.00-17.30 17.30-18.30 18.30-19.00 19.00-19.30 20.00-22.00 22.00-04.00 Bangun tidur

Sholat shubuh berjamaah di Mushollah Dzikir dan Tadarrus Qur’an

Ta’lim kitab kuning Mandi dan sarapan pagi. Berangkat ke sekolah Belajar di sekolah

Solat Dhuhur, Makan Siang

Ta’lim (1 Mts), belajar kembali (MA) Sholat Ashar.

Ta’lim (2&3 Mts), Mandi Sore

Sholat jama’ah di Masjid Ta’lim kitab kuning Sholat Isya’ berjama’ah Waktu Wajib Belajar Istirahat Malam


(33)

JADWAL KEGIATAN MINGGUAN No Hari Jenis Kegiatan

1 Malam Jum’at

• Membaca yasin ,tahlilan dipimpin oleh kyai langsung

• Membaca wasiat dan berjanzi • Latihan pidato

2 Minggu pagi Ro’an (kerja bakti membersihkan pondok secara keseluruhan)

• Olahraga, (Senam Santri dll.)

3

Selasa, Kamis Sore dan Minggu Siang

• Tahsin Tilawah al-Qur’an • Belajar Qiro’at di Masjid

JADWAL KEGIATAN BULANAN

- Setiap minggu pertama diadakan pengajian bulanan wali santri yang dipimpin langsung oleh Kyai.

- mengadakan perlombaan yang akan dilaksanakan oleh tiap-tiap bagian organisasi pondok.


(34)

a. Manajemen Pendidikan Pesantren

Manajemen pendidikan di Pondok Pesantren al-Hidayah Basmol berprinsip pada kaidah "memelihara yang lama, yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik". Berdasarkan kaidah tersebut, Pesantren Al-Hidayah Basmol, seperti juga Pesantren lainnya tetap memelihara sistem manajemen pendidikan pondok Pesantren tradisional dengan tetap memelihara sistem pengajian sorogan (tutorial), bandongan, pendalaman kitab-kitab klasik seniorisasi dan lain sebagainya. Upaya modernisasi Pesantren dalam sistem pendidikan nampak dengan adanya sistem pendidikan formal, sistem komputerisasi, pelatihan komputer, dan lain-lain. Dan mengambil yang baru lebih baik dengan artian bahwa Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat tidak menutup kemungkinan untuk menerima manajemen pendidikan Pesantren dari pihak luar agar dapat lebih baik lagi. Pendidikan Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol misalkan berdakwah, majlis ta'lim.

b. Struktur Kepengurusan

Ada dua kepengurusan di pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol, lapis pertama adalah dewan pengasuh (Yayasan) dan lapis kedua adalah dewan pembantu pengasuhan harian santri (Mudabbir).


(35)

Dewan pengasuh pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol adalah pemegang otoritas tertinggi yang membuat segala macam kebijaksanaan kepemimpinan. Dewan pengasuh tersebut terdiri atas :

1. Penasehat : K.H. Muhammad Hasyim Mas’ud

K.H. A.Syarifuddin Abd Ghoni MA

2. Ketua Pondok : K.H. Alawi Moh. Zen MA

3. Wakil Ketua : H. Ahmad Zawawi Mas’ud

4. Bendahara : K.H. Abd.Rahman

5. Sekretaris : H. Niswan Thoyyib S.Ag

6. Sie Pendidikan : H. Sufyan Mas’ud BA

7. Sie Humas : H. Muadz Jaelani


(36)

c. Sarana dan Prasarana

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan, Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol menyediakan sarana berupa :

1. Gedung berlantai dua untuk asrama putri dan dua dua untuk asrama putra terpisah dilengkapi dengan fasilitas ruang kamar santri, ruang kantor pengurus, Aula majlis dan musholla yang dapat menampung sekitar 300 orang, Dan rencananya akan dibangun satu gedung tambahan untuk putra dalam waktu dekat.

2. Gedung berlantai dua untuk ruang belajar Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah

3. Pasilitas laboratorium komputer 4. Sarana perpustakaan.


(37)

BAB IV

PERANAN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH BASMOL DALAM MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM

Peranan pondok Pesantren ialah bagaimana suatu pondok Pesantren tersebut memerankan sesuatu yang sangat berarti di masyarakat. "Peranan" berasal dari kata "Peran" yang artinya sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama (terjadi sesuatu hal atau peristiwa).1

Sedangkan peranan menurut istilah, Levinson, sebagaimana dikutip oleh Soejono Soekamto, berpendapat:

"Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu atau kelompok dalam masvarakat sebagai perikelakuan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Selanjutnya dikatakan peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan sebagai posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan".2

Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah masyarakat, sekaligus memperpadukan tiga unsur pendidikan yang amat penting, yaitu ibadah untuk menanamkam iman, tabligh untuk menyebarkan ilmu dan amal untuk mewujudkan kegiatan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari.3

Untuk menjadi suatu pondok Pesantren yang besar dan maju, tidak bisa begitu saja menjadi Pesantren yang besar dan terkenal, melainkan tumbuh sedikit demi sedikit melalui kurun waktu yang lama. Berkembangnya

1

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), h. 735

2

Soejono Soekamto, Sosiologi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1982), h. 238

3

Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan; Visi, Misi dan Aksi, (Jakarta: PT. Gemawindu Panca Perkasa, 2000) Cet. I, h. 222


(38)

suatu pondok Pesantren tidak selamanya berjalan dengan lancar dan maju dengan pesat melainkan mengalami pasang surut. Dalam hal ini sosok kyai sangat berperan atas pasang surutnya perkembangan dan kemajuan yang ada pada suatu pondok Pesantren. Demikian pula dengan perkembangan yang dialami oleh pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol, nampak perkembangannya ketika diasuh oleh KH. Mas'ud yang merupakan pendiri Pesantren Al-Hidayah Basmol yang berperan sangat penting dalam kemajuan Pesantren Al-Hidayah Basmol. Beliau sangat dihormati karena kepribadiannya yang baik dan selalu menjadi contoh yang baik untuk generasi penerus yang memimpin pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol.Dalam sistem Pesantren, terdapat 5 unsur yang saling terkait satu dengan yang lainnya, yaitu:

a.Kyai

Ialah sosok yang memberi landasan tentang sistem Pesantren yang dijalani agar sesuai dengan tujuan didirikannya Pesantren. KH. Mas'ud termasuk sosok Kyai yang mengatur sistem pendidikan Pesantren Al-Hidayah yaitu sistem pendidikan Pesantren salafi atau tradisional yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab kuning sebagai inti dari pelajaran Pesantren. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menerima pendidikan yang bersifat umum misalkan pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah atau madrasah.


(39)

b.Santri

Ialah para murid yang belajar pengetahuan keislaman dari kyai dan santri tersebut ada dua macam yaitu santri mukim, santri yang menetap atau tinggal di pondok Pesantren sedangkan santri kalong ialah santri yang tidak menetap atau tinggal di pondok Pesantren biasanya pulang pergi.

c.Pondok

Sebuah asrama yang disediakan oleh pengurus Pondok Pesantren untuk melakukan kegiatan kepesantrenan di pondok dan sebagai pusat dari seluruh kegiatan para santri beraktifitas.

d.Masjid

Tempat yang di gunakan untuk mendidik santri beribadah misalkan praktek shalat lima waktu, khutbah, shalat jum’at dan pengajaran kitab-kitab kuning.

e.Pengajaran kitab-kitab kuning

Pelajaran yang diberikan oleh kyai untuk memperdalam ilmu.4

Dalam hal ini peran seorang kyai memang sangatlah dibutuhkan karena maju mundur atau berkembangnya suatu pondok Pesantren itu tergantung dari sosok kyai yang ada dan seorang kyai memanglah orang yang utama dalam memimpin suatu pondok Pesantren.

Implementasi peran Pesantren dalam bidang ibadah tercemin dalam kegiatan dakwah, sedangkan bidang amal, terimplementasi dalam bidang

4

Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997), Cet ke -1 h. 3


(40)

sosial. Karena itu peran Pesantren akan dibahas lebih lanjut dalam tiga pembagian peran yaitu pendidikan, dakwah dan sosial keagamaan.

Peranan Pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan yakni menampung anak didik (santri) dari berbagai lapisan masyarakat muslim, tanpa membeda-bedakan tingkat sosial ekonomi orang tua.

Pesantren Al-Hidayah Basmol merupakan bagian dari masyarakat. Maka sudah sewajarnya jika Pesantren mengambil peran ditengah masyarakat sesuai dengan batas kemampuan yang dimiliki. Peran tersebut dijalankannya sebagai bentuk pengabdiannya kepada masyarakat sekitar. Sebagai Pesantren yang berusaha mencerdaskan kehidupan bangsa, peran utama yang dijalankannya adalah peran dalam bidang pendidikan yang bercorak agama Islam.

Dalam hal ini peranan pondok Pesantren Al-Hidayah merupakan sebagai basis pertahanan untuk dapat menguatkan norma-norma Agama dan sekaligus sebagai tempat yang dapat menelorkan kader-kader yang memang bisa di andalkan untuk mengembangkan Agama Islam di Basmol dan daerah sekitar.

A. Bidang Pendidikan

Pesantren Al-Hidayah menerapkan sistem pendidikan integral, yaitu sistem pendidikan yang menyatukan seluruh aktifitas yang berhubungan dengan proses pendidikan termasuk di dalamnya proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran Pesantren, yang menghasilkan siswa-siswi yang berwawasan luas dan


(41)

mampu menjawab tuntutan zaman dengan mengembangkan program bahasa Arab, bahasa Inggris, tahfidzul Qur'an dan kemampuan berdakwah santri. Pondok Pesantren Al-Hidayah ialah satu sarana pendidikan yang mengarahkan anak didiknya kepada kesempurnaan, karena di sana dikaji ilmu-ilmu Agama dan umum.

Apabila dilihat dari tujuan pondok Pesantren Al-Hidayah dapat dilihat dengan jelas dimana pendirian Pesantren itu memang untuk dapat mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus mencetak generasi penerus yang pintar dalam bidang pendidikan baik pendidikan umum maupun agama pada khususnya. Dengan pendirian pondok Pesantren dan madrasah itu sendiri secara tidak langsung Pesantren Al-Hidayah telah memainkan peranannya dalam bidang pendidikan dan juga menunjukkan kiprahnya dalam bidang tersebut dan lambat laun pondok Pesantren tersebut mengembangkan pendidikan dari Pesantren yang bersifat tradisional hingga menjadi Pesantren modern yang terorganisir dan sistematis dengan didirikannya madrasah atau sekolah. Pesantren modern yang di dalamnya terdapat pengkajian yang lebih dalam lagi dibandingkan tradisional misalkan: komputer, Bahasa Inggris dan pelajaran umum lainnya.

Pesantren Al-Hidayah yang telah dirintis oleh KH. Mas'ud pada awalnya dan dilanjutkan oleh anak beliau sudah banyak mencetak para generasi penerus yang dapat mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu yang didapat dari pondok Pesantren, itu terbukti dengan banyaknya para


(42)

alumni yang menjadi kyai dan juga guru-guru pengajar di berbagai tempat pendidikan.

Sistem pendidikan di Pesantren Al-Hidayah menganut sistem pendidikan salaf. Sedangkan yang menjadi kajian utama adalah Nahwu dan Sharaf. Dijadikannya materi nahwu dan sharaf sebagai kajian utama dimaksudkan untuk memberi pengetahuan secara mendalam kepada para santri tentang metode mengkaji kitab. Keberhasilan Pesantren Al-Hidayah•Basmol yang utama ialah pembentukan pribadi mereka yang berilmu tinggi dan berahlak baik, serta mampu memposisikan diri dalam dakwah di masyarakat. Banyak prestasi yang mereka dapatkan ditingkat daerah ataupun Nasional. 5 Kelulusan UAN sangat mempengaruhi kwalitas Pesantren Al-Hidayah Basmol karena prestasi kelulusan menjadi nilai tambah santri meneruskan ke jenjang lebih tinggi.

Yang membuat orang tua mereka memondokkan putra putri mereka di Pesantren Al-Hidayah Basmol karena Pesantren tersebut dapat memberikan pelajaran kitab dengan baik serta diajarkan Al-Qur'an dan tafsir hadits menjadi Pesantren modern yang terorganisir dan sistematis dengan di dirikannya madrasah atau sekolah. Pesantren modern yang di dalamnya terdapat pengkajian yang lebih dalam lagi di bandingkan pendidikan tradisional misalkan: komputer, Bahasa Inggris dan pelajaran umum lainnya.

Banyak para santri yang dengan mudahnya berbahasa Arab dan Inggris karena di Pesantren Al-Hidayah Basmol meningkatkan pelajaran


(43)

bahasa Arab dan Inggris agar kelak para alumni Pesantren Al-Hidayah Basmol dapat menggunakan ilmu yang mereka dapatkan dengan baik di kalangan masyarakat.

Para santri-santri Al-Hidayah Basmol tidak hanya belajar pendidikan Agama dan umum saja tetapi Pesantren tersebut memberikan pelajaran untuk hidup sederhana tidak berlebih-lebihan dan hidup mandiri. Dengan adanya pendidikan yang baik dan peranan Pesantren dalam masyarakat khususnya masyarakat sekitar membuat masyarakat menerima

dengan baik keberadaan Pesantren di lingkungan tempat tinggal mereka. Sosialisasi yang baik dengan masyarakat membuat Pesantren tersebut

menjadi salah satu bagian dari masyarakat sekitar.

Kontribusi yang diberikan Pesantren Al-Hidayah Basmol sangat menarik perhatian banyak orang untuk mempercayakan anak didiknya di sekolahkan di tempat tersebut.

Kegiatan pondok Pesantren Al-Hidayah ini, bisa diklasifikasikan dalam :

1. Pendidikan Formal

Pendidikan yang diselenggarakan pondok Pesantren Al-Hidayah adalah Madrasah Al-Hidayah, yang mengacu pada kurikulum Departemen Agama (DEPAG) dan DEPDIKNAS. Pendidikan sekolah sedikit demi sedikit sudah mencapai perubahan yang berarti dengan banyaknya kurikulum yang tidak hanya kurikulum agama tetapi ditunjang dengan kurikulum umum yang semakin berkembang., itu dimaksudkan agar para


(44)

santri dalam menghadapi tantangan perubahan zaman tidak minder karena sudah ada bekal dan tanpa meninggalkan pengetahuan agama. Pendidikan formal yang ada meliputi Madrasah Ibtidaiyah (Hidayatul Istiqomah), Madrasah Tsanawiyah (AlHidayah Basmol) dan Madrasah Aliyah (Al-Hidayah Basmol).

Semua jenjang pendidikan tersebut memadukan kurikulum Depdiknas dan Departemen Agama ditambah dengan kurikulum kurikulum Pesantren. Sebagai penunjang di lembaga pendidikan tersebut, madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah menyediakan beberapa laboratorium yang meliputi laboratorium komputer dan laboratorium IPA. Pendidikan formal yang diselenggarakan pondok Pesantren ini tidak saja diikuti oleh para santri yang menetap di pondok tetapi juga masyarakat yang ada di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Tabel daftar tingkat pendidikan dalam yayasan Al-Hidayah Basmol, Jakarta Barat, tahun 2008-2009

Nama Sekolah Jumlah Siswi Putri Jumlah Siswa Putra

MI Hidayah Istiqomah Basmol

233 orang 233 orang

MTs Al-Hidayah Basmol

111 orang 131 orang

MA Al-HIdayah Basmol


(45)

2. Pendidikan Informal

a. Pendidikan Kepesantrenan

Kegiatan pendidikan kepesantrenan di pondok Al-Hidayah meliputi: Madrasah Diniyah, Taman Pendidikan Al-Quran (TPA/TPQ), kajian kitab kuning dengan metode sorogan dan bandongan. Sejak tahun berdirinya tahun 1983, sesuai dengan ciri Pesantren salafiyah, pondok Pesantren terkenal dengan spesifikasi pengajaran pada pengkajian kitab salafi (kitab kuning). Kitab-kitab yang diajarkan pun beragam mulai dari kitab yang berbentuk matan sampai syarah (penjelasan) serta kitab-kitab besar berjilid (tafsir dan sejenisnya).

Sedangkan metode yang dipakai adalah memakai metode sorogan, dan bandongan. Jenis fan Kitab-kitab yang diajarkan disesuaikan dengan tingkatan pendidikan santri ( klasikal ). Materi kajian kitab yang diwajibkan meliputi : Fiqih, Ushul Fiqih, Tauhid, Nahwu, Sharaf, Balaghoh, Akhlak/Tasawuf, Tafsir Al-Quran, Hadits, Mustholah Hadits, Bahasa Arab, Tajwid, Qowaidul Fiqhiyah, Ilmu Tafsir, Tarikh Islam, Mantiq dan Imla.6

Kegiatan tasawuf diselenggarakan di Pesantren, tujuannya tidak untuk menjadi seorang sufi, karena sifatnya hanya pengenalan dengan metode tadabbur alam, diharapkan santri dapat menghayati, meresapi dan memahami hikmah di balik peristiwa-peristiwa alam.

6


(46)

Dalam kegiatan ini diselingi dengan pembacaan syair munfarija, kumpulan syair Islam dan hadits berbahasa Arab.

Kegiatan kepesantrenan yang diadakan pada bulan Ramadhan disebut dengan Pesantren kilat. Kegiatan ini dikhususkan untuk mengkaji berbagai kitab kuning dan biasanya khatam dalam waktu sebulan kurang, biasanya sampai tanggal 25 Ramadhan. Jenis fan Kitab-kitab yang diajarkan disesuaikan dengan tingkatan pendidikan santri ( klasikal ). Jenis dapat dilihat pada tabel berikut. b. Kegiatan Ekstrakurikuler

Jenis Fan

Tsanawiyah Aliyah

Senior (Alumni) Al-Qur’an Tahsin tilawah &Nagham

Tahsin tilawah & Nagham

Tajwid

Tuhfah al-Athfal Hidayat al-Mustafid

Tafsir Tafsir Al-Jalalain

Tafsir Al-Jalalain Tafsir al-Munir

Tafsir al-Munir Tafsir Ayat al-Ahkam Tafsir Khozin Ilmu

tafsir

At-Taisir fi Ushul Al-Tafsir

Hadits

Al-Arba’in an-Nawawi

Bulugh al-Maram Sunan Abi Daud

Shahih Muslim Sunan Abi


(47)

Mukhtar al-Hadits Daud Ilmu

Hadits

Al-Baiquni Al-Baiquni

Tauhid

Al-Jawahr al-Kalamiyah

Ummu al-Barohim

Syarh Tijan ad-Darari Ad-Dasuqy Fiqih Safinah al-sholah Safinah an-Naja’ Matn Zubad Matn Ghoyah Wa Taqrib Riyadh al-Badi’ah Irsyadu al-Anam Sullam al-Taufiq Fath al-Mu’in Fath al-Qorib (Taqrib) Kifayah al-Akhyar Syarh Kasyifah Minhaj al-Tholibin Al-Iqna Ushul Fiqh Syarh Waraqot Lathaif al-Isyarah Waraqot Al-luma’ Nahwu Al-Jurumiyah Syarh Mukhtashor Jidan Al-‘Asmawiy Qatru an-Nada’ Syudzur Dzahab Mutammimah Syarh Ibnu Aqil Shorof Al-Amtsilah al-Tashrifiyah


(48)

Matn al-Bina wa al- Asas

Al-Kaylani

Akhlaq

Akhlaq lil banin Akhlaq lil banat

Tarikh Tarikh Tasri’

Balagoh Jauhar al-Maknun

Untuk memberikan kegiatan positif terhadap para santri maka pihak Pesantren Al-Hidayah Basmol memberikan pelajaran tambahan untuk membuat santri tersebut lebih mandiri dan mendalami akan pendidikan yang diberikan Pesantren. Kegiatan ekstrakurikuler ialah kegiatan tambahan di luar jam sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di pondok Pesantren Al-Hidayah meliputi: komputer, keputrian, olah raga, Pramuka, latihan qira'ah, pencak silat, marawis, dan sebagainya. Pesantren AlHidayah Basmol selain takhosus pada pengajian kitab kuning tersebut demi menunjang kreatifitas santri diberikan pula bekal ekstra bagi santri dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler seperti pengembangan bahasa Arab dan Inggris secara aktif serta kegiatan lain seperti pencak silat, seni baca Al-Qur'an dan marawis untuk mendukung kecakapan dalam komunikasi dan belajar pondok Pesantren ini juga memberikan kursus-kursus seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab


(49)

yang diharapkan santri dapat menjadi bekal di masa depan dan dapat berinteraksi dengan masyarakat.

Untuk mendukung kecakapan dalam berkomunikasi dan belajar pondok Pesantren ini juga memberikan kursus-kursus seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab yang diharapkan santri dapat menjadi bekal di masa depan berinteraksi dengan masyarakat.

Kegiatan inilah yang selalu dikembangkan oleh pondok Pesantren Al-Hidayah, karena dengan kegiatan itu dapat menjadi bekal santri di kampung halaman, dan pondok Pesantren bangga kalau dapat mencetak para generasi muda yang benar-benar berguna bagi Nusa, Bangsa dan Agama dan juga dapat menjadi panutan masyarakat. Sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Pesantren A1-Hidayah Basmol yang membuat para santri memiliki ahlak yang baik. Banyak cara yang dilakukan pengurus Pesantren Al-Hidayah agar santri tersebut terlatih dan memiliki ahlakul karimah yaitu diadakannya tata tertib santri.

Pendidikan yang pernah dijalani oleh pemimpin Pesantren Al-Hidayah Basmol yang berperan dalam mengembangkan Agama Islam ialah KH. Mas’ud ialah kyai yang belajar di Pesantren dan merupakan kyai yang terkenal di daerah Basmol, Kyai Hasyim ialah kyai yang mengaji di Makkah selama kurang lebih 9 tahun untuk menuntut ilmu di sana.KH. Alawi. Moh. Zen, MA, mengaji di Darul Ullum, Makkah sampai 9 tahun. Dan KH. Syarifudin. Abd. Ghani, MA menuntut ilmu di Jamiah Islamiyah, Madinah.


(50)

B. Bidang Dakwah

Sudah menjadi tradisi pondok Pesantren ini setiap tahunnya menyelenggarakan pengajian kilatan yang diadakan pada setiap bulan ramadhan dan sebagainya. Disamping agenda tahunan tersebut ada kegiatan bulanan yaitu bahtsul masail dan pengajian bulanan bagi wali santri di minggu pertama. Selain itu semua, tentu saja ada aktivasi ritual harian santri yang diatur oleh pondok Pesantren selama 24jam, mulai dari bangun tidur sampai malam kembali mengistirahatkan badan.

Para santri melakukan berbagai kegiatan Agamis misalkan mengisi berbagai macam pengajian dan majlis ta'lim Ada beberapa santri yang ikut lomba dalam berdakwah salah satunya Abd. Gofur mengikuti lomba dakwah di tingkat nasional dan mendapatkan juara 1, Ahsanul Bisri mengikuti lomba dakwah tingkat DKI Jakarta dan Sofhikul kholqi mengikuti lomba dakwah tingkat Jakarta Barat dan masih banyak lagi santri yang berprestasi dalam bidang dakwah. Salah satu tema dakwah yang mereka lombakan ialah "Peran Pondok Pesantren dalam Penanggulangan Narkoba", serta "Kesatuan Persatuan Indonesia", dan masih banyak lagi tema yang mereka dakwahkan.

Banyak prestasi yang mereka berikan membuat masyarakat sekitar mempercayakan sepenuhnya anak-anak mereka untuk mengayom pendidikan di Pesantren Al-Hidayah Basmol untuk menjalankan visi, misi, dan tujuan Pesantren Al-Hidayah Basmol. Kiprah para alumni Pesantren


(51)

Al-Hidayah Basmol ialah pendirian majlis ta'lim yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar Basmol pada khususnya karena salah satu tujuan majlis ta'lim ialah menciptakan kerukunan dan menjalin silaturahmi antar tetangga masyarakat sekitar, dan menambah ilmu keagamaan yang di sampaikan oleh ustad. Kegiatan majlis ta'lim ialah membaca dan menjelaskan pelajaran fikih, menyampaikan ceramah, membaca tahlilan, shalawat, dan doa.

C. Bidang Sosial keagamaan

KH. Mas'ud dalam mengembangkan agama Islam di Basmol tidak terlepas dari perbuatannya mengembangkan dalam bidang sosial keagamaan. Beliau tidak segan-segan menolong masyarakat yang membutuhkan pertolongan, baik diminta ataupun tidak. KH.Mas'ud tidak segan-segan memberikan hartanya kepada orang yang membutuhkan seperti fakir miskin, anak yatim maupun para janda. Beliau juga suka bergotong royong bersama masyarakat dalam pembangunan masjid, yang dipakai untuk kepentingan masyarakat.

Pesantren Al-Hidayah pada masa sekarang untuk mengembangkan Pesantren dalam bidang sosial tidaklah sama dengan yang dilakukan oleh pendiri. Namun visi, misi dan peranannya tetap sama yaitu ingin memberikan bantuan moril ataupun materil kepada masyarakat yang


(52)

membutuhkan. Untuk lebih jelasnya, kegiatan sosial yang dilakukan pondok Pesantren Al-Hidayah meliputi :

1.Mengadakan penyembelihan hewan qurban.

Acara ini dilaksanakan pada hari raya qurban (Idhul Adha), Pesantren memberikan daging qurban kepada yang berhak. 2.Menjadi badan Amil zakat Infak dan sodaqoh (Baziz). 3.Menyediakan beasiswa untuk siswa yang berprestasi.

Dalam hal ini, tidak hanya menyalurkan zakat pada hari Raya Idul Fitri saja, tetapi menerima dan menyalurkan sagala macam sodaqoh kepada orang yang berhak. Ini semua merupakan peranan pondok Pesantren Al Hidayah dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan. Kegiatan sosial yang dilakukan oleh pihak Pesantren dalam bidang kemasyarakatan berupa bimbingan keagamaan seperti pembentukan majlis-majlis ta'lim.

Peranan pondok Pesantren Al-Hidayah sangat berpengaruh sekali dalam masyarakat sekitar khususnya daerah Basmol. Banyak warga sekitar yang mengirimkan putra-putrinya dengan tujuan menjadikan anaknya menjadi berbudi pekerti baik dan" mempelajari kitab salafiah (kitab kuning), serta memperdalam ilmu-ilmu Agama.

Meskipun di daerah sekitar Basmol ada sebuah Pesantren lain, tetapi Pesantren Al-Hidayah lebih familiar di pandangan masyarakat luas khususnya daerah Basmol sehingga banyak masyarakat sekitar ataupun dari luar lebih memilih putra dan putrinya untuk menuntut ilmu di


(53)

Pesantren Al-Hidayah Hal tersebut di karenakan begitu terkenalnya pendiri Pesantren Al-Hidayah yaitu KH. Mas'ud, karena namanya yang begitu kharismatik di kalangan masyarakat. Itu terbukti dengan adanya suatu jalan yang di beri nama Jl.KH.Mas'ud. Secara umum peran Pesantren dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial keagamaan dikatakan berhasil karena :

1. Banyak lulusan-lulusan Pesantren Al-Hidayah Basmol menjadi guru Agama di sekolah-sekolah atau menjadi ustad.

2. Tingkat melek huruf masyarakat semakin tinggi.

3. Menurut beberapa orang yang tinggal di sekitar wilayah Basmol, bahwa Pesantren Al-Hidayah telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendidikan untuk anak-anak mereka.

4. Tingkat kriminalitas rendah karena berdekatan dengan Pesantren. 5. Nama pendiri Pesantren Al-Hidayah dijadikan nama jalan yaitu jl.

KH.Mas'ud karena beliau sangat berperan dalam masyarakat khususnya sekitar Basmol.


(54)

Namun demikian Pesantren ini masih perlu meningkatkan beberapa hal diantaranya:

1. Pendidikan

a. Buku-buku dalam perpustakaan sekolah kurang lengkap, dan fasilitas perpustakaan lebih ditingkatkan.

2. Dakwah

a. Tidak hanya berdakwah di lingkungan Basmol saja, tetapi harus diperluas lagi ke beberapa daerah luar yang akan mengharumkan nama Pesantren Al-Hidayah Basmol.

3. Sosial keagamaan

a. Sosial keagamaan yang dilakukan Pesantren Al-Hidayah Basmol sangat berinteraksi dengan masyarakat sekitar Basmol yang tidak mampu, dan sosialisasi pengurus yayasan Al-Hidayah Basmol sangat baik terhadap masyarakat sekitar itu dibuktikan dengan dibuatkannya masjid dengan bantuan dana dari masyarakat dan pihak Pesantren. Tapi alangkah baiknya bila Pesantren Al-Hidayah Basmol lebih memfokuskan untuk anak-anak yang tidak mampu bersekolah yang dirujuk oleh RT untuk dapat menuntut ilmu di Pesantren Al-Hidayah Basmol sampai ke jenjang yang lebih tinggi.


(55)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada beberapa uraian dan penjelasan yang berkenaan dengan sejarah dan peranan pondok Pesantren Al-Hidayah dalam mengembangkan Agama Islam di Basmol dari tahun 1983-2009 yaitu sebagai judul skripsi ini, penulis menyimpulkan

sebagai berikut :

1. Pondok Pesantren A1-Hidayah berdiri pada tahun 1983 di Jakarta Barat, Kembangan Utara khususnya daerah Basmol yang didirikan oleh KH. Mas'ud. Pada awalnya Pesantren ini hanyalah sebuah bangunan yang berbentuk gubuk, karena keterbatasannya Pesantren Al-Hidayah belum membuatkan tempat tinggal untuk santri putri bermukim. sehingga pada saat itu para santri putri bermukim di permukiman penduduk untuk sementara. Sampai akhirnya di bangunlah tempat bermukim para santri putri.

2. Perkembangan pondok Pesantren Al-Hidayah pada awalnya menganut sistem tradisional, dan sejak kepemimpinannya Kyai Mas'ud, manajemen Pesantren Al-Hidayah mengalami perkembangan dengan didirikannya yayasan Al-Hidayah dengan sistem pengajaran Pesantren yang sistematis, dan terorganisir dengan adanya pendidikan formal yaitu madrasah. Keberadaan yayasan tersebut hanyalah sebuah organisasi pelaksana dari


(56)

kepemimpinan KH. Mas'ud, dalam arti kyai tetap merupakan figur sentral dalam mengambil keputusan.

3. Peranan pondok Pesantren Al-Hidayah dalam mengembangkan Agama Islam di Basmol merupakan implementasi visi, misi dan tujuan Pesantren dengan cara membuka dan meluaskan pengaruhnya di masyarakat pada masalah keagamaan baik di dalam bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan, serta dakwah.

4. Masyarakat mengakui kehadiran Pesantren sangat dibutuhkankan untuk mencetak kader-kader yang menguasai ilmu agama.

5. Bidang pendidikan, di samping pendidikan kepesantrenan, Al-Hidayah juga mendirikan pendidikan formal yaitu madrasah dan sekolah, itu ditujukan untuk dapat menunjang para santri berpengetahuan luas. Dan di samping pendidikan formal, Al-Hidayah juga membekali para santrinya dengan kegiatan ekstrakurikuler.

6. Bidang dakwah, dalam bidang ini pondok Pesantren Al-Hidayah memainkan fungsinya untuk mengisi berbagai macam pengajian dan majlis ta'lim.

7. Bidang sosial, sebagai makhluk sosial pastinya saling membutuhkan antara satu dengan lainnya, dalam hal ini Pesantren Al-Hidayah melakukan berbagai kegiatan sosial untuk masyarakat, diantaranya ialah mengadakan penyembelihan hewan qurban, menjadi BAZIS dan memberikan santunan terhadap fakir miskin.


(57)

B. Saran-saran

Untuk lebih memperluas perkembangan dan kemajuan serta dapat dipertahankan keberadaan Pesantren Al-Hidayah, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran

1. KH. Mas'ud sebagai salah satu tokoh pendidikan Islam di Basmol sudah selayaknya biografi, sejarah dan perjuangannya dibukukan. Melalui cara ini diharapkan mampu menjadi contoh suri teladan bagi generasi mendatang, khususnya untuk masyarakat Basmol dan sekitarnya.

2. Hendaknya pemerintah daerah Basmol ikut menunjang seluruh aktifitas Pesantren demi tercapainya pembangunan pendidikan mental spiritual sehingga mampu mewujudkan pembangunan manusia seutuhnya.

3. Hendaknya Pesantren Al-Hidayah lebih mengembangkan dirinya untuk lebih maju sesuai perkembangan zaman. Karena umat Islam dengan pemerintah telah mempercayakan kelangsungan pendidikan dengan berbagai program yang ada di Pesantren Al-Hidayah misalkan pelajaran akhlak.

4. Dalam hal perpustakaan Pesantren Al-Hidayah hendaknya ditingkatkan karena adanya perpustakaan yang memadai dapat membantu para santri dalam menambah ilmu pengetahuan.

5. Meningkatkan sarana pembelajaran santri dengan cara pengembangan manajemen Pesantren Al-Hidayah Basmol dapat diperluas dengan menambah bidang atau struktur kepengurusan baru atau bahasa asing,


(58)

Arab dan Inggris agar Pesantren Al-Hidayah Basmol dapat berkembang lebih maju lagi.

C. Penutup

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat ALLAH SWT berkat limpahan karunia, taufik, rahmat dan hidayahnya. Skripsi yang sederhana ini dapat penulis rampungkan walau masih banyak kekurangan yang jauh dari sempurna. Kemudian atas segala kekurangan yang ada penulis berharap dan mohon kritik kepada semua pihak agar lebih sempurna, dan penulis menyadari akan keterbatasannya, atas saran dan kritiknya penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini akan bermanfaat bagi Agama, Nusa, dan Bangsa. Amin.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mas’ud, Intelektual Pesantren, Yogyakarta : LKIS, 1996

Azra, Azyumardi, Esei-Esei Intelektual Muslim & Pendidikan Islam . Jakarta, Logos, 1998.

Daulat, Haidar Putra, Historistas dan Eksistens Pesantren dan Madrasah, Yogyakarta, PT. Tiara Wacana, 2001.

Gazalba Sidi, Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi, Jakarta, PT Rineka cipta, 1995.

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia : Lintasan Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangannya, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1999.

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta, INIS, 1994. Mas'ud, Abdurrahman, Intelektual Pesantren, Yogyakarta : LKIS, 1996.

Majid, Nurcholis, Bilik-Bilik Pesantren : Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta : Paramadina, 1997.

Nasuhi, Hamid, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Jakarta Ceqda UIN Syarif Hidayatullah, 2007.

Raharjo, M. Dawan, Pergulatan Dunia Pesantren, Jakarta UM, 1985. Rahardjo, M. Dawan Pesantren dan Pembaharuan, Jakarta, LP3ES, 1974.

Steenbrink, Karel A., Pesantren. Madrasah dan Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern, Jakarta: LP3ES, 1994.


(60)

Shaleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama dan Keagamaan; Visi, Misi dan Aksi, Jakarta: PT. Gemawindu Panca Perkasa, 2000.

Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1987. Yudhira, Syilvia, D. Sirojuddin, Ensiklopedi Islaesantren, Jakarta : PT. ICHTIAR

BARU VAN HOEVE, 1997.

Ziemek, Manfred, Pesantren Dalam Pembaharuan, Jakarta:P3M, 1986. Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2000.


(61)

DATA-DATA

Data Profil pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol 2007-2009.

Data Pembukuan Rt. 008 Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat, 2009. Data Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat, 2009.

WAWANCARA

Hasil wawancara Abd. Gofur, santri Pesantren Al-Hidayah Basmol, 17-02-2009. Hasil wawancara Edi, ketua Rt. 008, 15-02-2009.

Hasil wawancara Alawi Moh. Zen, Pengurus Yayasan Al-Hidayah Basmol, Jakarta Barat, 16-12-2007.

Hasil wawancara Muhammad Nur, Pengurus Pesantren Al-Hidayah Basmol, Jakarta Barat, 7-12-2007


(62)

Sekapur Sirih

Puji dan syukur kehadirat Allah Swt yang telah memncurahkan rahmat dan inayah-Nya kepada kita semua, dengan berharap kita menjadi pemimpin umat yang kuat dan penuh tanggung jawab. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada kekasih Allah, pembawa kebenaran dan penerang kebenaran yakni Nabiyina Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalaam.

Pesantren adalah suatu kancah pembinaan para santri untuk mencapai ujung awal dari kepribadian yang Islami. Mencoba mengembangkan diri dengan berbagai kemajuan dan perkembangan dengan baik dari segi fisik maupun dari segi rohani. Pesantren sebagai wadah pengembangan spiritual yang membutuhkan segala inovasi yang dijiwai secara Qur’ani.

Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol dari tahun ke tahun membutuhkan seorang figure pemimpin yang dicintai dan mumpuni untuk mengelola serta mengembangkan mekanisme seluruh kegiatan pesantren yang sangat rumit, di mana pemimpin tersebut dibantu oleh para staf pelaksana teknis harian guna memperlancar laju kegiatan di dalamnya.

Dalam hal ini, pengurus pelaksana teknis Pesantren adalah motor penggerak demi berjalan atau tidaknya suatu dinamika keseharian di dalam pesanteren. Oleh sebab itu sebesar apapun suatu lembaga jika para pengururs tidak mengetahui cara memimpin serta tatakrama sebagai seorang pemimpin, atau belum menyelami dan menjiwai kondisi pesantren di mana ia mondok, maka roda mekanisme kegiatan pesantren tidak akan berjalan sesuai dengan program dan ketentuan yang berlaku. Keadaan semacam inilah yang menjadi pemikiran semua pesantren, berupaya agar pesantren yang dipimpinnya menjadi pesantren yang maju, aktif dan dinamis dan dapat dipercaya oleh masyarakat luas.


(63)

Untuk mengantisifasi keadaan tersebut kiranya sudah menjadi hal yang penting membuatkan gambaran yang nantinya dapat dijadikan acuan kerja bagi para pengurus dan staf anggota pengurus Pondok Pesantren al-hidayah basmol.

Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq-Nya kepada kita semua serta melindungi pesantren kita dari segala fitnah yang hendak menghancurkan nilai izzah pondok pesantren kita dan semoga segala usaha dan cita juang kita selalu dalam petunjuk-Nya.


(64)

PROFILE PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH BASMOL

D. Sejarah Pendirian

Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol didirikan pada tahun 1983, diawali oleh keinginan para pelajar baik dari Ibtidaiyah (SD), maupun dari tingkat Tsanawiyah (SLTP) banyak di antara mereka ingin memperdalam Ilmu-ilmu agama dengan kitab Salafiah ( kitab kuning ).

Maka untuk kesinambungan pendidikan tersebut dalam rangka mengisi pembangunan dalam bidang pendidikan mental spiritual, kami memberikan kesempatan kepada mereka untuk ditampung dalam suatu Asrama guna melayani aspirasi mereka.

Karena kegiatan demi kegiatan pendidikan dari tahun ke tahun makin tumbuh dan berkembang dengan pesat dan ditambah dengan beberapa Mukimin yang telah selesai dengan studinya di luar negeri seperti Saudi Arabiah, Mesir, Libia dan beberapa perguruan tinggi di Indonesia, maka kami adakan rapat/musyawarah dengan beberapa tokoh ulama untuk kiranya dapat menyediakan tempat untuk para anak didik seperti tertera pada di atas.

Diantara hasil musyawarah diputuskan untuk menyediakan asrama bagi siswa yang tinggalnya jauh dari sekolah/ Madrasah dan hasil musyawarah ini dilaporkan kepada ketua yayasan Al hidayah yakni KH. Mas’ud dan KH. Mukhtar juga kepada pengurus Yayasan.

Dengan seizin Allah SWT hasil musyawarah ini mendapat dukungan dari masyarakat sekitarnya, sehingga selang beberapa bulan berdirilah tempat penginapan untuk putra saja, yaitu pada tahun 1988. Pada tahun berikutnya 1989 kami mulai membangun asrama putri yang sebelumnya bagi putri tinggal/ditampung di rumah penduduk.

Dengan wakaf tanah yang diberikan Alm KH Mas’ud kami lanjutkan pembangunan meskipun dengan bantuan uang sekedarnya, maka terdapatlah bangunan sederhana untuk santri putri. Tepat awal tahun ajaran 1989 – 1990 santri putri sudah dapat mengikuti Ta’lim pendidikan di asrama.


(1)

E. BAGIAN PENGAJARAN I. Tata Tertib

A. Administrasi

1. mencatat dan membukukan keluar masuknya uang 2. mendokumentasikan keluar masuknya uang 3. membuat surat izin dan absent muhadhoroh 4. mencatat nama-nama qori’ pesantren

5. mencatat nama-nama pengawas latihan pidato dua bahasa 6. mencatat nama tim marawis dan hadroh

B. Non Administrasi

1. menentukan tempat-tempat latihan pidato

2. mewajibkan seluruh santri untuk sholat lima waktu berjama’ah terutama sholat shubuh dan maghrib

3. mengatur jadwal imam sholat dan muadzin

4. mewajibkan seluruh santri untuk mengikuti latihan muhadhoroh 5. bekerjasama dengan bagian-bagian lain

6. menyelenggarakan lomba pidato secara berkala

7. mengadakan pengajaran khusus al-qur’an bagi santri baru II. PROGRAM KERJA UMUM

1. mengadakan acara-acara besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad, isra’ Mi’raj dan lain-lain

2. mengadakan lomba qiro’atul kutub pada waktu tertentu

3. mewajibkan kepada seluruh santri untuk memiliki Al-Qur’an.

4. mewajibkan kepada seluruh santri untuk memiliki perlengkapan sholat (baju Kokoh Putih, Peci Putih serta sajadah)

5. mewajibkan bagi setiap santri untuk menghafal wirid dan praktek sholat dibimbing oleh bagian pengajaran

6. menganjurkan kepada seluruh santri untuk berpuasa senin-kamis

7. membuat jadwal qiro’at murattal tiap sebelum maghrib dan pada waktu tertentu


(2)

a. pagi = 06.00 - 06.45 wib b. Sore = 17.00 – 17 45 wib

8. membentuk kelompok bimbingan al-Qur’an secara intensif kepada santri yang belum dapat membaca al-Qur’an.

9. membuat buku pedoman sholat, dzikir dan sholawat

10.mengadakan acara muhadhoroh seminggu sekali setiap kamis malam 11.menentukan petugas muhadhoroh

12.mengadakan lomba pidato satu bulan sekali

13.membuat buku kultum khusus bekerjasama dengan musyrif.

F. BAGIAN KEBERSIHAN DAN KESEHATAN I. Tata Tertib

A. Administrasi

1. mencatat kejadian-kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan kebersihan

2. bertanggung jawab atas administrasi bagian 3. bertanggung jawab atas keluar masuknya surat 4. bertanggung jawab atas uang bagian kebersihan 5. mencatat keluar masuknya uang.

B. Non Administrasi

1. menyediakan obat-obatan di bagian kesehatan

2. menolong pasien dengan obat-obatan di bagian kesehatan 3. berusaha untuk mendapatkan transportasi

II. PROGRAM KERJA

A. membantu pengasuh Pondok dalam menegakkan disiplin dan sunnah Pondok

1. menjaga kebersihan dan kesehatan santri 2. bekerjasama dengan bagian lain

3. berpedoman pada buku tadwin Syakhsiyah dalam menindak demi perbaikan


(3)

1. memberikan surat keterangan sekolah bagi santri yang sakit (udzur) 2. menyediakan dan bertanggung jawab menjaga alat-alat untuk

kebersihan umum dengan lengkap.

3. membawa pasien ke puskesmas bila diperlukan

4. tidak mempermudah rekomendasi untuk pulang seluruh santri yang menderita sakit

5. mengadakan penyuluhan dan kebersihan dengan bantuan dokter 6. membuat tulisan yang berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan 7. membuat grafik kesehatan

8. membuat jadwal kebersihan kamar dan mantiqoh

9. menyediakan tong-tong sampah di tempat-tempat yang strategis 10.menindak santri yang pura-pura sakit

11.membuat apotik hidup

12.mengadakan tinjauan langsung tentang kebersihan sekitar

13.menindak dengan tegas seluruh santri yang membuang sampah sembarangan di halaman pondok.

G. BAGIAN TA’MIRUL MASJID

1. bertanggung jawab atas uang bagian

2. menyediakan alat-alat kebersihan bekerjasama dengan bagaian kebersihan

3. bertanggung jawab atas barang-barang inventaris Musholla seperti sound system

4. menjaga kebersihan musholla dengan membuat jadwal piket kebersihan. 5. melarang seluruh santri tidur, makan di dalam (musholla)

6. membuat jadwal imam dan muadzin dan menempelkannya di madding Musholla


(4)

ETIKA PENGURUS DALAM MEMENUHI TUGASNYA A. PERMASALAHAN TEKNIS

Dalam melaksanakan setiap tugas yang sudah diamnatkan oleh Pesantren kepada para pengurus, maka tugas tersebut harus diperhatikan dan dilaksanakan sesuai instruksi diantaranya sebagai berikut :

1. setiap permasalahan yang berkenaan dengan pelaksanaan teknis kepesantrenan, para pengurus wajib mengacu kepada nilai-nilai ukhuwah, mulazamah Al-Jama’ah, bergotong royong, bersikap mendidik dan sopan namun tegas.

2. setiap pengurus wajib mengindahkan kewibawaan pengurus di hadapan para santri (tidak berambut panjang, over commensase, tidak berpakaian menyolok baik warna maupun mode, sopan dalam bertutur kata, taat pada pimpinan baik Bapak Pengasuh, keluarga pengasuh, berjiwa disiplin, patuh, gesit dan berani serta bekerja keras)

3. kalau ada permasalahan yang sekiranya masih dapat diatasi (diantisipasi)diselsaikan oleh para pengurus, jangan sekali-kali langsung melapor kepada Bapak Pengasuh.

4. setiap laporan yang akan disampaikan kepada pengasuh, pembantu-pembantu atau wakil-wakil pengasuh harus berupa laporan akurat yang factual tidak berupa laporan fiktif yang masih abstrak.

5. para pengurus bertanggung jawabatas kehadiran para tamu yang masuk ke dalam lingkungan pondok dan wajib menghormati tetamu kita dengan kemampuan serta sarana yang ada pada pondok.

6. kalau ada tamu yang menginap di dalam kampus, para pengurus (Sie. Humas dan Keamanan) menanyakan identitas berupa tanda pengenal (KTP,SIM, Kartu Pelajar/Mahasiswa) lalu didaftar pada buku tamu Pesantren.

7. setiap pengurus apabila dipanggil oleh Pimpinan/Pengasuh Pondok (Kyai, keluarga Kyai, Dewan Guru) harus cepat, gesit dan terampil.


(5)

8. bila diberi tugas oleh Bapak Pengasuh dan para wakilnya harus segera dilaksanakan (selagi tidak merupakan pekerjaan yang menyita waktu dan berat)

B. MENGHADIRI RAPAT-RAPAT, BRIEFING DAN ADVICE

1. seluruh pengurus pesantren dan undangan acara rapat harus mengenakan pakaian yang rapi dan sopan (tidak pakai kaos T-shirt dan harus mengenakan peci/ kofya).

2. wajib hadir di tempat rapat kamsimal sepu;luh menit sebelum acara rapat dimulai.

3. jika berhalangan hadir harap memberi tahu beberapa jam sebelumnya kepada pimpinan rapat.

4. jika acara rapat berlangsung, lalu ada kepentingan untuk meninggalkan acara rapat tersebut diharapkan menyelidiki terlebih dahulu, apakah tidak akan menggangu keadaan rapat yang sedang berlangsung.

5. setiap pimpinan rapat meyodorkan permasalahan yang sedang dan akan dibahas. Para peserta dimohon aktif (jangan diam diri).

6. setiap pelaksanaan rapat diharuskan berjalan dengan tertib dan akurat agar terlihat suasana kedirajaan.


(6)