xl 2 Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang di lakukan
dengan waktu 1 thun sampai dengan 5 tahun. 3 Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang di lakukan
dengan waktu lebih dari 5 tahun. c. Jenis pembiayaan pada bank syariah menurut polanya akan di wujudkan
dalam bentuk aktiva produktif earning assets dan aktiva tidak produktif non earning assets
, yaitu: • Pola bagi hasil, untuk investment financing: Musyarokah dan
Mudharabah • Pola jual beli, untuk trade financing: Murobahah, Salam, Istishna
• Pola sewa, untuk trade financing: Ijarah, Ijarah muntahiya bittamlik • Pola pinjaman, untuk dana talangan: Qardh
Tingkat rasio pembiayaan bank dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang disebut financing to deposit ratio FDR, yakni rasio antara pembiayaan yang di
berikan dan dana pihak ketiga di tambah modal sendiri. Oleh karena itu, manajemen bank perlu memelihara FDR yang dapat meningkatkan kesehatan bank.
18
4. PERMODALAN
Menurut Kasmir 2000:137 “Modal merupakan merupakan hak pemilik bank kepada yang bersangkutan dimana modal bank ini juga merupakan hutang bank
18
Veithzal Rivai dkk, Credit Management Handbook, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2006, h. 281.
xli kepada para pemiliknya, oleh sebab itu disajikan sebagai salah satu komponen
passiva disebelah kanan neraca.” Menurut Johnson dan Johnson,
19
pertama sebagai penyagga untuk menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya. Kedua,
sebagai dasar bagi penetapan batas maksimum pemberian kredit. Hal ini merupakan pertimbangan operasional bagi bank sentral, sebagai regulator, untuk membatasi
jumlah pemberian kredit kepada setiap individu nasabah bank. Melalui pembatasan ini bank sentral memaksa bank untuk melakukan diversifikasi kredit mereka agar
dapat melindungi diri terhadap kegagalan kredit dari satu individu debitur. Ketiga,
modal juga menjadi dasar perhitungan bagi pada partisipan pasar untuk mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif dalam menghasilkan keuntungan.
Sumber utama modal Bank Syariah adalah modal inti core capital dan kuasi ekuitas. Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang terdiri
dari modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. Sedangkan kuasi ekuitas adalah dana-dana yang tercatat dalam rekening-rekening
bagi hasil mudharabah. Modal inti inilah yang berfungsi sebagai penyangga dan penyerap kegagalan atau kerugian bank dan melindungi kepentingan para pemegang
rekening titipa wadiah atau pinjaman qardh, terutama atas aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan dana-dana wadiah atau qardh.
Modal bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap:
20
a. Modal inti tier 1 yang terdiri dari:
19
Arifin, Dasar-dasar Manajemeb Bank Syariah, h.148.
20
Ibid, hal. 152
xlii 1 Modal disetor, yakni modal yang telah disetor secara efektif oleh
pemiliknya. Bagi bank yang berbadan hukm seperti koperasi modal di setor terdiri atas simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya.
2 Agio saham, adalah selisih setoran modal yang di terima oleh bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai minimalnya.
3 Modal Sumbangan, yaitu modal yang di peroleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga apabila saham
tersebut dijual. 4 Cadangan Umum, yaitu cadangan yang di bentuk dari penyisihan untuk
tujuan tertentu atas persetujuan RUPS. 5 Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disihkan untuk
tujuan tertentu atas persetujuan RUPS. 6 Laba di tahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh RUPS di
putuskan untuk tidak dibagikan. 7 Laba Tahun Lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang belum
di tetapkan penggunannya oleh RUPS; jumlah laba tahun lalu hanya di perhitungkan sebesar 50 sebagai modal inti. Bila tahun lalu rugi harus
di kurangkan terhadap modal inti. 8 Laba Tahun Berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang di peroleh dalam
tahun berjalan. Laba ini di perhitungkan hanya 50 sebagai modal inti. Bila tahun berjalan rugi, harus dikurangkan terhadap modal inti.
xliii 9 Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya di
konsolidasikan, yaitu modal inti anak perushaan setelah di kompensasikan dengan penyertaan bank pada perusahaan tersebut.
b. Modal pelengkap tier 2 Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang di bentuk bukan dari
laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan modal. Modal pelengkap ini hanya dapat diperhitungkan sebagai modal seting-tingginya 100 dari
jumlah modal inti. Secara terinci modal pelengkap dapat berupa:
1 Cadangan revaluasi aktiva tetap. 2 Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan.
3 Modal pinjaman yang mempunyai ciri-ciri: • Tidak di jamin oleh bank yang bersangkutan dan di persamakan
dengan modal dan telah dibayar penuh. • Tidak dapat di lunasi atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan BI.
• Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal memikul kerugian bank.
• Pembayaran bunga dapat di tangguhkan bila bank dalam keadaan rugi. 4 Pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat-syarat berikut:
• Ada perjanjian tertulis antara pemberi pinjaman dengan bank. • Mendapat persetujuan dari BI.
xliv • Tidak di jamin oleh bank yang bersangkutan.
• Minimal berjangka waktu 5 tahun. • Pelunasan pinjaman harus dengan persetujuan BI.
• Hak tagih dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir kedudukannya sama dengan modal.
Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang disebut rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM atau capital
adequacy ratio CAR. Tingkat kecukupan modal ini dapat diukur dengan cara
membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga dan membandingkan modal dengan aktiva berisiko.
5. LABA