Struktur Yang Ditinjau APLIKASI DAN PEMODELAN

BAB IV APLIKASI DAN PEMODELAN

IV.1 Struktur Yang Ditinjau

Struktur yang ditinjau terdiri dari struktur gridbalok silang gelagar memanjang dan gelagar diafragma pada gelagar jembatan yang terbuat dari baja.Dimana gelagar memanjang searah sumbu X dan gelagar diafragma searah sumbu Y.Penyusunan balok grid ini dilakukan dengan cara membagi dua bagian gelagar memanjang kemudian membagi kedua bagian tersebut menjadi beberapa bagian lagi,dalam hal ini dibagi atas bagian yang sama.Adapun beban yang diterima oleh struktur adalah sama yaitu beban mati dan beban hidup beban kendaraan. Struktur grid yang ditinjau terdiri dari:  Gelagar jembatan baja  Panjang jembatan Pi = 30 m,variasi jumlah gelagar melintang secara linear 3,5,7,9,11,13,15 dan 19  Lebar jembatan l = 7,5 m dengan jumlah gelagar memanjang 6 buah ditetapkan dan jarak antar gelagar memanjang 1,5 ditetapkan.  Penempatan tumpuan pada struktur Tumpuan yang digunakan adalah Sendi biasa vertikal pada setiap ujung gelagar memanjang Sendi rol vertikal pada setiap ujung gelagar memanjang Universitas Sumatera Utara  Jumlah gelagar Diafragma ditunjukkan pada tabel dibawah ini:  Pembebanan untuk Jembatan Rencana Aksi-aksi yang terkait 1. P MS berat sendiri nilai nominalnya ditetukan profil gelagar yang digunakan 2. P MA beban mati tambahan meliputi: • Beban lantai yang digunakan adalah pelat beton tipis 0,15 m dan didistribusikan ke sistem grid sebagai beban terbagi rata kekakuan lantai diabaikan. • Beban asphalt concrete direncanakan 0,05 m dan didistribusikan ke struktur grid sebagai beban terbagi rata kekakuan aspal diabaikan. 3. Beban hidup terdiri dari beban kendaraan terdiri dari: Jumlah Gelagar Difragma gelagar Jarak Antar Gelagar DiafragmaY i m 3 7.5 5 5 7 3,75 9 3 11 2,5 13 2,142857 15 1.875 19 1.5 Universitas Sumatera Utara • Beban lajur D yang mempunyai intensitas q kPa,dimana besar q tergantung pada panjang total yang dibebani L sepperti berikut: - L ≤ 30 m : q = 9,0 kPa = 9,0 kNm 2 - L 30 m : q = 9,0 0,5+ Dengan pengertian:  q adalah intensitas beban terbagi rata dalam arah memanjang jembatan  L adalah panjang total jembatan yang dibebani • Beban dinamik untuk P LL 49,0 kNm • Beban turk “T” 500 kN dipakai pada perencanaan pelat lantai • Beba lajur “D”terdiri dari beban tersebar merata q yang digabung dengan dengan beban garis p.Karena lebar lajur lebih besar dari 5,5 m,beban“D” ditempatkan pada pada dua jalur lalu lintas rencana yang berdekatan dengan intensitas beban 100 .Dan beban “D” tambahan ditempatkan pada seluruh lebar sisa dari jalur dengan intensitas beban 50 Beban garis p ditempatkan ditengah dari pada panjang jembatan untuk mendapatkan beban maksimum yakni pada L = 15 m. Beban q untuk L ≤ 30 m : q = 9,0 kPa = 9,0 kNm 2 Beban terbagi rata q = 9,0 kNm untuk intensitas beban 100 . Beban terbagi rata q = 9,0 kNm untuk intensitas beban 50 Beban garisp = 49,0 kN m untuk intensitas beban 100 . Beban garisp = 24,5 kNm untuk intensitas beban 50 Universitas Sumatera Utara Model I Universitas Sumatera Utara Model II Universitas Sumatera Utara Model III Universitas Sumatera Utara Model IV Universitas Sumatera Utara Model V Universitas Sumatera Utara Model VI Universitas Sumatera Utara Model VII Universitas Sumatera Utara Model VIII Universitas Sumatera Utara  Untuk mutu bahan yang digunakan: 1. Kerapatan massa aspal ωac = 2.240 kgm 3 2. Kerapatan massa beton bertulang ωrc = 2400 kgm 3 3. Berat Satuan isi Baja = 77 kNm 3 4. Berat Satuan isi Beton Bertulang = 23,50-25,50 kNm 3 5. Berat Satuan isi aspal beton = 22 kNm 3 6. Modulus elastic baja Es = 200.000 MPa 7. Poison Ratio baja = 0,3 8. Modulus Geser Baja G = 80.000 MPa 9. Mutu Baja yang digunakan adalah B 41 10. Tegangan putus minimum  Faktor Beban untuk: • Beban Mati - Beton dicor ditempat K MS U = 1,3 - Tambahan keadaan umumK MA U = 2,0 • Beban Hidup - Beban lajur”D” KTD U = 2,0 - Beban garis untuk “p” KTD U = 0,4  Kombinasi muatan yang digunakan pada perencanaan gelagar jembatan Adapun muatan yang terjadi adalah konstribusi antara beban mati dan beban hidup diatas adalah jembatan muatan kelas I 100 muatan D. Kombinasi I = 1,4 D Kombinasi II = 1,4 D + 1,8 L Universitas Sumatera Utara  Perhitungan Beban Yang Terjadi Beban Mati meliputi: 1 Beban lantai = t plat beton m Berat Satuan isi Beton Bertulang kNm 3 Beban lantai = 0,15 m 24 kNm 3 Beban lantai = 3,6 kNm 2 Beban lantai K MS U = 3,6 kNm 2 faktor beban mati dicor ditempat Beban lantai K MS U = 3,6 kNm 2 1,3 Beban lantai K MS U = 4,68 kNm 2 2 Beban Aspal Beton = t aspal beton m Berat Satuan isi aspal beton kNm 3 Beban Aspal Beton = 0,05 m 22 kNm 3 Beban Aspal Beton = 1,1 kNm 2 Beban Aspal Beton K MA U = 1,1 kNm 2 factor beban mati tambaha Beban Aspal Beton K MA U = 1,1 kNm 2 2,0 Beban Aspal Beton K MA U = 2,2 kNm 2 Nilai nominal total beban mati qDL U = 4,68 kNm 2 + 2,2 kNm 2 = 6,9 kNm 2 terdistribusi merata ke struktur grid Universitas Sumatera Utara Beban hidup meliputi: Beban Lalu-lintas Beban lajur “D”terdiri dari beban tersebar merata qBTR yang digabung dengan dengan beban garis pBGT.Karena lebar lajur lebih besar dari 5,5 m,beban“D” ditempatkan pada pada dua jalur lalu lintas rencana yang berdekatan dengan intensitas beban 100 .Dan beban “D” tambahan ditempatkan pada seluruh lebar sisa dari jalur dengan intensitas beban 50 Beban garis p ditempatkan ditengah dari pada panjang jembatan untuk mendapatkan beban maksimum yakni pada L = 15 m. Beban q untuk L ≤ 30 m : q = 9,0 kPa = 9,0 kNm 2 Beban terbagi rata q = 9,0 kNm 2 untuk intensitas beban 100 . Beban terbagi rata q = 9,0 kNm 2 untuk intensitas beban 50 Beban garisp = 49,0 kNm untuk intensitas beban 100 . Beban garisp = 24,.5 kNm untuk intensitas beban 50 Beban terbagi rata q = 9,0 kNm 2 untuk intensitas beban 100 . Beban terbagi rata q KTD U q = 9,0 kNm 2 factor beban lajur = 9,0 kNm 2 2,0 = 18 kNm 2 untuk intensitas beban 100 . Beban terbagi rata q = 4,5 kNm 2 untuk intensitas beban 50 . Beban terbagi rata q KTD U q = 4,5 kNm 2 factor beban lajur = 4,5 kNm 2 2,0 = 9,0 kNm 2 untuk intensitas beban 50 . Universitas Sumatera Utara Beban garisp KTD U p = 49,0 kNm untuk intensitas beban 100 . Beban garisp KTD U p = 49,0 kNm faktor beban lajur [1+factor beban garis] = 49,0 kNm2 [1+0,4] = 137,2 kNm untuk intensitas beban 100 . Beban garisp KTD U p = 24,5 kNm untuk intensitas beban 50 . Beban garisp KTD U p = 24,5 kNm faktor beban lajur [1+factor beban garis] = 24,5 kNm2 [1+0,4] = 68,6 kNm untuk intensitas beban 50 . Gambar IV.2 Pendistribusian Beban Lajur “D” Universitas Sumatera Utara Untuk perhitungan kekuatan gelagar harus diperhitungkan muatan “D” yang penempatan muatan hidupbergerak ini digambarkan di bawah ini: Gambar IV.3 Alternatif Penempatan Beban Lajur “D” Pada Gelagar Rencana Universitas Sumatera Utara Gambar IV.4 Penempatan Beban Lajur “D” Pada Gelagar Rencana Universitas Sumatera Utara Penyaluran semua beban pada model struktur grid dilakukaan dengan beban amplop yang ditunjukkan pada gambar berikut ini : Gambar IV.5 Pendistribusian Beban Ampolp pada Stuktur Grid Untuk Beban Mati Universitas Sumatera Utara Gambar IV.6 Pendistribusian Beban Ampolp pada Stuktur Grid Untuk Beban hidup Universitas Sumatera Utara

IV.2 Aplikasi Grid Dalam Menghitung Gaya Dalam Pada Sistem Balok Bersilang