Perbuatan Jinayah di Bidang Maisir Perjudian

Ferdiansyah : Efektifitas Penerapan Sanksi Pidana Cambuk Terhadap Pelanggaran Qanun Di Bidang Syariat Islam Di Wilayah Hukum Kota Madya Banda Aceh Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. USU Repository © 2009 Dari penjelasan di atas, maka unsur–unsur pidana dari tindak pidana khalwat, selain yang termaksud unsur pidana yang berlaku umum dalam pidana Islam di atas adanya nash yang melarang, melakukan sesuatu yang dilarang perbuatan melawan hukum, dan pelakunya mukalaf, maka terdapat pula unsur -unsur yang khusus terdapat pada jarimah khalwat, yaitu: 1. perbuatan bersunyi – sunyi; 2. dilakukan oleh pria dan wanita yang bukan muhrim; 20 Maisir berasal dari kata yasara atau yusr yang artinya mudah, atau dari kata yasar yang berarti kekayaan. Maisir atau perjudian adalah suatu bentuk permainan yang mengandung unsur taruhan dan orang yang menang dalam permainan itu berhak mendapatkan taruhan tersebut. Seperti halnya khamar, maka maisir juga merupakan suatu budaya jelek peradaban manusia sejak dulu. Jika khamar adalah minuman yang bertujuan bersenang – senang, maka maisir adalah permainan yang sesungguhya juga bertujuan mendapat kesenangan dan keuntungan tanpa bersusah payah.

B. Perbuatan Jinayah di Bidang Maisir Perjudian

21 “Kegiatan dan atau perbuatan yang bersifat taruhan antara dua pihak yang menang mendapatkan bayaran” Menurut pasal I Bab I Qanun Nomor 13 Tahun 2003, Maisir Perjudian adalah: 22 1. Secara Ekonomis, Maisir dapat mengakibatkan kemiskinan, sebab jarang terjadi seseorang terus–terusan menang, yang paling banyak justru kekalahan. Maisir dilarang oleh Islam karena beberapa alasan: 20 . Al Yasa’ Abubakar Sulaiman M. Hasan, Perbuatan Pidana Dan Hukumannya Dalam Qanun Provinsi NAD, Halaman 47 s.d 51. 21 . Ibid, Al Yasa’ Abubakar Sulaiman M. Hasan, Perbuatan Pidana Dan Hukumannya Dalam Qanun Provinsi NAD, Halaman 40. 22 . Lihat Qanun No. 13 Tahun 2003 Bab I Pasal I. Ferdiansyah : Efektifitas Penerapan Sanksi Pidana Cambuk Terhadap Pelanggaran Qanun Di Bidang Syariat Islam Di Wilayah Hukum Kota Madya Banda Aceh Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. USU Repository © 2009 2. Secara Psikologis, sebagai mana disebut dalam Al-quran, perjudian bisa menumbuhkan permusuhan, kebencian, sikap ria, takabbur, sombong , dan sebagainya dipihak yang menang. Pihak yang kalah dapat terkena stress, depresi bahkan bunuh diri. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam Al-Quran surat al-maidah ayat 91: Sesungguhnya syaitan itu hendak bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran meminum khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu. 23 3. Secara Sosiologis, perjudian dapat merusak sendi–sendi kekeluargaan yang merupakan inti masyarakat. Perjudian dapat menyebabkan masalah sosial seperti perceraian, pertengkaran bahkan bisa mengarah ke tindak kriminal seperti pembunuhan dan sebagainya. Dalam pelaksanaan Syariat Islam di NAD, masalah Maisir diatur dengan Qanun Propinsi NAD Nomor 13 tahun 2003. Qanun ini disahkan bersamaan dengan Qanun tentang khamar minuman keras dan sejenisnya dan Qanun tentang Khalwat mesum. Adapun ketentuan - ketentuan materil tentang larangan Maisir tersebut adalah sebagai berikut: 24 Pasal 6 Pasal 4 Maisir hukumnya haram. Pasal 5 Setiap orang dilarang melakukan perbuatan Maisir. 23 . Al – Quran Surat Al-Maidah Ayat 91 24 . Al Yasa’ Abubakar Sulaiman M. Hasan, Perbuatan Pidana Dan Hukumannya Dalam Qanun Provinsi NAD, Op.cit Halaman 42.. Ferdiansyah : Efektifitas Penerapan Sanksi Pidana Cambuk Terhadap Pelanggaran Qanun Di Bidang Syariat Islam Di Wilayah Hukum Kota Madya Banda Aceh Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. USU Repository © 2009 1 Setiap orang atau badan hukum atau badan usaha dilarang menyelenggarakan dan atau memberikan fasilitas kepada orang yang akan melakukan perbuatan Maisir; 2 Setiap orang atau badan hukum atau badan usaha dilarang menjadi pelindung terhadap perbuatan Maisir. Pasal 7 Instalasi pemerintah dilarang memberi izin usaha penyelenggaraan Maisir. Penjelasan Pasal 7 Yang dimaksud dengan izin usaha termaksud izin untuk menyelenggarakan keramaian, pameran, pertunjukan dan lain – lain. Pasal 8 Setiap orang atau kelompok atau Institusi masyarakat berkewajiban mencegah terjadinya perbuatan Maisir. 25 1 Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagai mana dimaksud dalam pasal 5, diancam dengan ‘uqubat cambuk didepan umum paling banyak 12 dua belas dan paling sedikit 6 enam kali. Adapun yang menjadi ancaman pidana terhadap perbuatan Maisir adalah sebagai berikut: Pasal 23 2 Setiap orang atau badan hukum atau badan usaha Non-instansi pemerintah yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 dan 7, diancam dengan: 25 . Himpunan Undang – undang, keputusan presiden, peraturan daerah Qanun, instruksi presiden, edaran gubernur, berkaitan pelaksanaan syariat Islam, Dinas Syariat Islam Provinsi NAD,2006, halaman 207.Op. Cit Ferdiansyah : Efektifitas Penerapan Sanksi Pidana Cambuk Terhadap Pelanggaran Qanun Di Bidang Syariat Islam Di Wilayah Hukum Kota Madya Banda Aceh Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. USU Repository © 2009 1 ‘uqubat atau denda paling banyak Rp. 35.000.000,-tiga puluh lima juta rupiah, paling sedikit Rp. 15.000.000,-lima belas juta rupiah. 2 Pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5,6, dan 7 adalah jarimah ta’jir. Penjelasan Pasal 23 Ayat 1 Yang dimaksud dengan setiap orang adalah orang Islam. Ayat 2 Yang dimaksud dengan setiap orang adalah orang yang berada di Nanggroe Aceh Darussalam. Pasal 26 Pengulangan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, 6, dan 7 ‘uqubatnya dapat ditambah 13 sepertiga dari ‘uqubat maksimal. Pasal 27 Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6: a. apabila dilakukan oleh badan hukum usaha, maka ‘uqubatnya dijatuhkan kepada penanggung jawab. b. Apabila ada hubungan dengan kegiatan usahanya, maka selain sanksi ‘uqubat sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat 2, dapat juga Ferdiansyah : Efektifitas Penerapan Sanksi Pidana Cambuk Terhadap Pelanggaran Qanun Di Bidang Syariat Islam Di Wilayah Hukum Kota Madya Banda Aceh Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. USU Repository © 2009 dikenakan ‘uqubat administratif dengan mencabut dan membatalkan izin usaha yang telah diberikan. 26 Qanun ini mendefenisikan Maisir sebagai ”kegiatan dan atau perbuatan yang bersifat taruhan antara dua belah pihak atau lebih dimana pihak yang menang mendapatkan bayaran.” 27 1. Perbuatan bertaruh untuk mendapatkan keuntungan; Dari defenisi ini, unsur–unsur perbuatan pidana, selain unsur–unsur yang berlaku umum ada nash yang melarangnya, melakuakan perbuatan yang dilarang melawan hukum, dan pelakunya mukallaf, yang disematkan kepada Maisir sehingga layak disebut sebagai perbuatan pidana, ada unsur lainnya yaitu: 2. Dilakukan dua pihak atau lebih; Perbuatan bertaruh adalah unsur utama dari judi. Unsur ini memiliki cakupan yang sangat luas, sebab semua jenis kegiatan yang mempertaruhkan apa saja demi memperoleh keuntungan dapat dijerat dengan ketentuan ini. Selain dengan jenis–jenis lain yang dikemukakan di atas, maka jenis–jenis lain pun sepanjang mengandung unsur bertaruh dapat dimasukan kedalam kategori judi. Unsur kedua dari judi dalam defenisi diatas adalah dilakukan oleh dua pihak atau lebih. Dalam praktiknya, memamg ada judi yang dilakukan dua pihak saja dan ada juga yang lebih dari dua pihak. Dalam permainan kartu joker misalnya, yang dapat terlibat bisa lebih dari dua orang, dimana satu orang akan keluar sebagai pemenang. Selain itu, judi yang dilakukan oleh lebih dari dua pihak adalah permainan judi dengan memakai bandar. Cara seperti ini seperti yang dilakukan dikasino–kasino. 26 .Ibid. Himpunan Undang – undang, keputusan presiden, peraturan daerah Qanun, instruksi presiden, edaran gubernur, berkaitan pelaksanaan syariat Islam, Dinas Syariat Islam Provinsi NAD,2006, halaman 211. 27 . Qanun Provinsi NAD Nomor 13 Tahun 2003 tentang Maisir perjudian, Bab I, Pasal 1 angka 20. Ferdiansyah : Efektifitas Penerapan Sanksi Pidana Cambuk Terhadap Pelanggaran Qanun Di Bidang Syariat Islam Di Wilayah Hukum Kota Madya Banda Aceh Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. USU Repository © 2009 Dalam hal ini, meski para penjudi duduk berhadap–hadapan, yang menjadi lawan sesungguhnya adalah bandar judinya. Berbeda dengan khamar yang tergolong jarimah hudud, yaitu perbuatan pidana yang sudah ditetapkan jumlah hukumannya oleh nash, maka Maisir tergolong jarimah ta’jir, sebab ketentuan hukumnya tidak ditetapkan oleh nash, karena itu, ia diserahkan kepada ketentuan Pemerintah.

C. Pelanggaran Qanun Di Bidang Khamar Minuman Keras Dan Sejenisnnya