BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan, sering dilakukan perjalanan dari satu tempat atau kota ke tempat yang lain dengan mempertimbangkan efisiensi, waktu dan biaya sehingga diperlukan
ketepatan dalam menentukan jalur terpendek antar suatu kota ditambah dengan faktor kemacetan lalu lintas yang terjadi terutama di pulau Jawa khususnya pada tulisan ini
yaitu jalur Bandung-Cirebon sehingga ketepatan menentukan jalur terpendek mutlak harus diperlukan. Hasil penentuan jalur terpendek akan menjadi pertimbangan dalam
pengambilan keputusan untuk menunjukkan jalur yang akan ditempuh. Secara umum pencarian jalur terpendek dapat dibagi menjadi 2 metode, yaitu
metode konvensional dan heuristik. Pencarian rute terpendek juga dapat dirumuskan sebagai model transshipment yang termasuk dalam metode konvensional. Model
transshipment merupakan suatu bentuk umum dari model transportasi dimana terdapat
sumber-sumber asli, tujuan yang asli, dan titik-titik transshipment. Titik-titik transshipment
tersebut bisa terdapat pada pusat sumber maupun pusat tujuan. Tidak seperti algoritma-algoritma pencarian rute terpendek yang lain, yang secara otomatis
menghitung jarak terdekat antara node satu dan semua node lainnya, model transshipment
hanya menghitung jarak terdekat diantara dua node.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah
bagaimana menerapkan
model transshipment
untuk menyelesaikan permasalahan rute terpendek.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Pembatasan Masalah
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan rute terpendek. Dengan tetap mempertahankan maksud dan tujuan tulisan ini, pada tulisan
ini penulis membatasi hanya membahas penyelesaian permasalahan rute terpendek yang dipandang sebagai model transshipment.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari solusi optimum dari permasalahan rute terpendek yang dipandang sebagai model transshipment.
1.5 Manfaat Penelitian