Penyelesaian Permasalahan Transshipment dengan Metode North West Corner dan Metode Stepping Stone
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 2005. Prinsip-prinsip Riset Operasi. Erlangga. Jakarta
Bajalinov, Erik B. 2003. Linear-Fractional Programming : Theory, Methods, Applications and Software. Springer Science+Bussiness Media. New York.
Bronson, Richard. 1988. Teori dan Soal-soal Operations Research. Erlangga. Jakarta
Dantzig, George B & Mukund N Thapa. 2003. Linear Programming: Theory and Extentions. Springer Science+Bussiness Media. New York.
Hillier, Frederick S Gerald. 1994. Perngantar Riset Operasi. Erlangga. Jakarta Nasution, M.N. 2008. Manajemen Transportasi. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Prawirosentono, Suyadi. 2005. Riset Operasi dan Ekonofisika. Bumi Aksara. Jakarta
Siagian, P. 2006. Penelitian Operasional. UI-Press. Jakarta
Simarmata, A. 1991. Operations Research: Sebuah Pengantar. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sitorus, Parlin. 1997. Program Linier. Universitas Trisakti, Jakarta.
Subagyo, Pangestu., Asri, Marwan., Handoko, Tani. 1984. Dasar-dasar Operations Research. BPFE. Yogyakarta
Supranto, J. 1980. Linear Programming. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Supranto, Johannes. 1988. Riset Operasi untuk Pengambilan Keputusan. Universitas Indonesia Press. Jakarta
(2)
Syaripuddin, 2012. Penyelesaian Masalah Transshipment Menggunakan Vogels’s Approximation Method (VAM) . Jurnal Eksponensial 3: 2.
Taha, Hamdy A. 1992. Operation Research an Intoduction. Macmillan Publishing Company. New York
Wijaya, Andi. 2012. Pengantar Operasi riset. Mitra Wacana Media. Bogor
(3)
(4)
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. 1 Model Transshipment
Model transshipment adalah perluasan dari model transportasi. Perbedaannya adalah pada model transshipment semua simpul berpotensi menjadi tempat persinggahan barang atau titik transshipment, sedang pada model transportasi pengiriman barang langsung dari gudang yang kelebihan barang ke gudang yang membutuhkan barang.
Masalah transshipment merupakan suatu problema transportasi di mana sebagian atau seluruh barang diangkut dari tempat asal tidak langsung dikirim ke tempat tujuan tetapi melalui tempat transit. Hal ini sering terjadi dalam dunia nyata. Jadi, sebelum didistribusikan ke tempat tujuan akhir disimpan dahulu di suatu lokasi (tempat penyimpanan sementara). Dengan demikian tujuan utama masalah transshipment adalah untuk menentukan jumlah unit barang yang akan dikirim dari tempat asal ke tempat tujuan akhir meskipun melalui tempat transit (dengan ketentuan bahwa seluruh permintaan di tempat akhir dapat dipenuhi) dengan total biaya angkutan yang dikeluarkan seminimal mungkin (Parlin Sitorus ,1997). Dalam bukunya, Erik B. Bajalinov (2003) menggambarkan skema permasalahan transshipment:
Gambar 3. 1 Permasalahan Transshipment
Transshipment 2 Sumber 2
Tujuan n
Transshipment k
Sumber m
Tujuan 2 Tujuan 1
Transshipment 1 Sumber 1
(5)
Dalam transshipment pengiriman tidak harus dilakukan secara langsung tetapi boleh melalui satu atau beberapa perantara (Hamdy A Taha , 1992). Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa titik transshipment dapat bertindak sebagai sumber maupun tujuan.
Dalam masalah transshipment, barang dari sumber sebagian atau seluruhnya akan berhenti di tempat transit kemudian dilanjutkan ke tempat tujuan. Pernyelesaian awal akan diselesaikan menggunakan metode North West Corner dan kemudian akan dioptimalkan menggunakan metode Stepping Stone.
3. 2 Aplikasi Masalah Transshipment
PT. Hakasima merupakan perusahaan penjualan peralatan rumah tangga yang telah memiliki banyak cabang di Indonesia. Dalam kasus ini, data yang diambil adalah distribusi barang pada PT. Hakasima cabang Bukittinggi (Sumatera Barat). Pada permasalahan ini, produk yang diteliti adalah distribusi panci.
Perusahaan ini melakukan pengiriman dari dua gudang yang terletak di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat yang akan didistribusikan ke tempat di daerah Bukittinggi dan sekitarnya yaitu Sinarmas Bukittinggi, Payakumbuh, Stainlist Bukittinggi dan Batu Sangkar. Sebelum sampai di tempat tujuan, barang tersebut singgah (transit) di Padang Utara, Padang Barat dan Padang Timur.
Hubungan antara jumlah pemasokan dari tempat asal dan jumlah permintaan di tempat tujuan akhir sebagai berikut :
Tabel 3. 1 Jumlah Unit yang akan Dikirim dari Tempat Asal
NO Lokasi gudang Jumlah yang akan dikirim
1 Jakarta Pusat 3012 unit
(6)
Tabel 3. 2 Jumlah Permintaan di Tempat Tujuan
Tabel 3. 3 Biaya Angkut Per Unit (dalam rupiah) Ke
Dari
Tempat transit Tujuan
Padang Utara
Padang Barat
Padang Timur
Sinarmas
Bukittinggi Payakumbuh
Stainlist Bukittinggi
Batu Sangkar Jakarta
Pusat 9.400 9.250 9.350 - - - -
Jakarta
Barat 9.750 9.400 9.550 - - - -
Padang
Utara - - - 2.150 2.300 2.250 2.850
Padang
Barat - - - 2.500 2.700 2.550 2.900
Padang
Timur 2.250 2.500 2.350 2.850
NO Lokasi Tujuan Jumlah Permintaan
1 Sinarmas Bukittinggi 1256 unit
2 Payakumbuh 1256 unit
3 Stainlist Bukittinggi 1000 unit
(7)
Sumber Titik Transshipment Tujuan
Gambar 3. 2 Jalur Transportasi
Dari gambar 3. 2 dapat dibuat tabel pendistribusian barang dengan dua sumber, tiga tempat transit dan empat lokasi tujuan. Jumlah persediaan dari masing-masing sumber adalah sebagai berikut:
Jakarta Pusat = 3012 unit Jakarta Selatan = 2012 unit Total = 5024 unit
Jumlah permintaan dari masing-masing lokasi adalah sebagai berikut: Sinarmas Bukittinggi = 1256 unit
6
3
7 1
4
2
8
5
(8)
Payakumbuh = 1256 unit Stainlist Bukittinggi = 1000 unit Batu Sangkar = 1512 unit Total = 5024 unit
Terlihat bahwa jumlah persediaan = jumlah permintaan. Masalah transshipment di atas adalah masalah transshipment seimbang.
Selanjutnya dapat dibuat tabel transportasi yang sesuai untuk contoh masalah transshipment di mana x1 dan x2 merupakan sumber, x3, x4 dan x5
merupakan titik transshipment dan x6, x7, x8 dan x9 merupakan tujuan. Jika tidak
ada jalur langsung (misal dari x1 ke x6) maka biaya transportasinya sebesar M
(M=100000 atau bilangan positif terbesar) artinya biaya transportasi bisa melebihi dari perkiraan, sedangkan biaya transportasi ke titik itu sendiri (misal x3 ke x3)
adalah 0.
3. 2. 1 Penyelesaian Awal dengan Metode North West Corner
a. Tahap 1
Untuk dapat menyelesaikan permasalahan transshipment ini, langkah awal yang harus dilakukan adalah membuat tabel transportasi.
Tabel 3.4 Tabel Awal Transportasi dengan Biaya Transportasinya
Tujuan
x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 Kapasitas
Sumber
x1 9400 9250 9350 M M M M
3012
x2 9750 9450 9550 M M M M
2012
x3 0 M M 2150 2300 2250 2850
5024
x4 M 0 M 2500 2700 2550 2900
5024
(9)
b. Tahap 2
Langkah selanjutnya dimulai dari sel pada sudut kiri atas yang diisi dengan angka sebanyak-banyaknya yang disesuaikan dengan kapasitas dan permintaan.
Tabel 3. 5 Hasil Tahap 1
Tujuan
x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 Kapasitas
Sumber
x1 9400 9250 9350 M M M M
3012
3012
x2 9750 9450 9550 M M M M
2012
x3 0 M M 2150 2300 2250 2850
5024
x4 M 0 M 2500 2700 2550 2900
5024
x5 M M 0 2250 2500 2350 2850
5024
Permintaan 5024 5024 5024 1256 1256 1000 1512
c. Tahap 3
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada sel x12 jumlah unit telah memenuhi
kapasitas namun belum memenuhi permintaan. Untuk itu dilanjutkan pengisian pada sel x21 agar permintaan terpenuhi dengan memperhatikan kapasitas yang ada.
(10)
Tabel 3. 6 Hasil Tahap 2
d. Tahap 4
Permintaan pada kolom x3 telah terpenuhi. Kapasitas pada baris x1 dan x2 juga
telah terpenuhi. Selanjutnya isi sel x34 sesuai dengan kapasitas dan permintaan
yang ada.
Tabel 3. 7 Hasil Tahap 3 Tujuan
x
3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 Kapasitas
Sumber
x1 9400 9250 9350 M M M M
3012 3012
x2 9750 9450 9550 M M M M
2012 2012
x3 0 M M 2150 2300 2250 2850 5024
5024
x4 M 0 M 2500 2700 2550 2900
5024
x5 M M 0 2250 2500 2350 2850
5024
Permintaan 5024 5024 5024 1256 1256 1000 1512
Tujuan
x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 Kapasitas
Sumber
x1 9400 9250 9350 M M M M
3012
3012
x2 9750 9450 9550 M M M M
2012
2012
x3 0 M M 2150 2300 2250 2850
5024
x4 M 0 M 2500 2700 2550 2900
5024
x5 M M 0 2250 2500 2350 2850
5024
(11)
e. Tahap 5
Permintaan dan kapasitas pada baris x3 dan kolom x4 telah terpenuhi. Selanjutnya
isi sel x45.
Tabel 3. 8 Hasil Tahap 4 Tujuan
x
3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 Kapasitas
Sumber
x1 9400 9250 9350 M M M M
3012 3012
x2 9750 9450 9550 M M M M 2012
2012
x3 0 M M 2150 2300 2250 2850 5024
5024
x4 M 0 M 2500 2700 2550 2900
5024 1256
x5 M M 0 2250 2500 2350 2850
5024
Permintaan 5024 5024 5024 1256 1256 1000 1512
f. Tahap 6
Langkah selanjutnya mengisi sel pada kolom berikutnya yaitu pada sel x46.
Tabel 3. 9 Hasil Tahap 5
Tujuan x
3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 Kapasitas
Sumber
x1 9400 9250 9350 M M M M 3012
3012
x2 9750 9450 9550 M M M M
2012 2012
x3 0 M M 2150 2300 2250 2850
5024 5024
x4 M 0 M 2500 2700 2550 2900
5024 5024
(12)
g. Tahap 7
Sel x56 telah memenuhi permintaan namun belum memenuhi kapasitas yang ada.
Untuk memenuhi kapasitas maka sel x57 hingga x59 harus diisi hingga kapasitas
terpenuhi.
Tabel 3. 10 Hasil Tahap Akhir
Setelah semua kapasitas dan permintaan terpenuhi, berarti penyelesaian awal dengan metode North West Corner telah terpenuhi.
h. Tahap 8
Dengan demikian besarnya biaya transportasi dari penyelesaian awal yang telah diperoleh adalah sebagai berikut :
x5 M M 0 2250 2500 2350 2850 5024
1256
Permintaan 5024 5024 5024 1256 1256 1000 1512
Tujuan x
3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 Kapasitas
Sumber
x1 9400 9250 9350 M M M M
3012
3012
x2 9750 9450 9550 M M M M
2012
2012
x3 0 M M 2150 2300 2250 2850 5024
5024
x4 M 0 M 2500 2700 2550 2900
5024
5024
x5 M M 0 2250 2500 2350 2850
5024
1256 1256 1000 1512
(13)
Tabel 3. 11 Alokasi dan Total Biaya Distribusi dengan Metode North west Corner
Sel Basis Terpilih
Sumber Tujuan
Jumlah Unit yang Dikirim Biaya per unit (dalam rupiah) Total Biaya x13 Jakarta
Pusat Padang Utara 3012 unit 9.400 Rp. 28.312.800,00 x23
Jakarta
Barat Padang Utara 2012 unit 9.750 Rp. 19.617.000,00 x34
Padang
Utara Padang Barat 5024 unit M Rp. 5.024M x45
Padang
Barat Padang Timur 5024 unit M Rp. 5.024M x56
Padang Timur
Sinaras
Bukittinggi 1256 unit 2.250 Rp.2.826.000,00 x57
Padang
Timur Payakumbuh 1256 unit 2.500 Rp. 3.140.000,00 x58
Padang Timur
Stainlist
Bukittinggi 1000 unit 2.350 Rp. 2.350.000,00 x59
Padang
Timur Batu Sangkar 1512 unit 2.850 Rp. 4.309.200,00
Total Biaya Distribusi Rp. 60.555.000,00+10048M
Sumber Titik Transshipment Tujuan
Gambar 3. 3 Jalur Pendistribusian Barang Hasil Metode NWC 2 1 5 4 3 9 8 7 6
(14)
3. 2. 2 Penyelesaian Optimal dengan Metode Stepping Stone
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyelesaian optimal dengan menggunakan metode Stepping Stone adalah bahwa jumlah sel berisi pada tabel transportasi sebanyak m+n-1 sel. Dari tabel 3. 10 ternyata jumlah sel yang terisi sebanyak 8 buah di mana seharusnya jumlah sel berisi sebanyak 11 buah. Dengan demikian harus ditambahkan nilai 0 ke sel yang kosong hingga syarat m+n-1 terpenuhi.
a. Tahap 1
Tabel 3. 12 Pemecahan Persoalan Degenerasi
Untuk dapat melanjutkan penyelesaian ke tahap optimal, pada kasus degenerasi harus ditambahkan nilai nol hingga jumlah sel yang terisi sebanyak m+n-1.
b. Tahap 2
Dari Tabel 3.12 pilih sel-sel yang kosong untuk mencari nilai indeks perbaikannya dengan cara melakukan loncatan searah jarum jam dengan pijakannya berupa sel basis sehingga terbentuk sebuah loop terdekat yang memungkinkan untuk kembali
ke sel semula dengan memuat tanda (+) dan (−) secara bergantian pada setiap Tujuan
3 4 5 6 7 8 9 Kapasitas
Sumber
1 9400 9250 9350 M M M M
3012
3012
2 9750 9450 9550 M M M M
2012
2012
3 0 M M 2150 2300 2250 2850
5024
0 5024
4 M 0 M 2500 2700 2550 2900
5024
0 5024
5 M M 0 2250 2500 2350 2850
5024
0 1256 1256 1000 1512
(15)
sudut sel dari loop tersebut. Mulai dengan tanda (+) pada sel kosong terpilih. Setelah semua sel-sel kosong dievalusi dan didapat nilai indeks perbaikannya selanjunya dilihat apakah masih ada nilai yang < 0. Jika tidak ada, maka pemecahan awal sudah optimal tetapi bila masih ada nilai yang negatif pilih sel yang mempunyai nilai negatif terbesar (penurunan biaya terbesar) untuk dilakukan perbaikan jalur.
Tabel 3. 13 Indeks Perbaikan untuk Sel Kosong Tabel 3.12
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya Δ Biaya
x14 x14-x34+x33-x13 9250-M+0-9400 -150-M
x15 x15-x45+x44-x34+x33-x13 9350-M+0-M+0-9400 -50-2M
x16 x16-x56+x55-x45+x44-x34+x33-x13 M-2250+0-M+0-9400 -11650-M
x17 x17-x57+x55-x45+x44-x34+x33-x13 M-2500+0-M+0-M+0-9400 -11900-M
x18 x18-x58+x55-x45+x44-x34+x33-x13 M-2350+0-M+0-M+0-9400 -11750-M
x19 x19-x59+x55-x45+x44-x34+x33-x13 M-2850+0-M+0-M+0-9400 -12250-M
x24 x24-x34+x33-x23 9450-M+0-9750 -300-M
x25 x25-x45+x44-x34+x33-x23 9550-M+0-M+0-9750 -200-2M
x26 x26-x56+x55-x45+x44-x34+x33-x23 M-2250+0-M+0-9750 -12000-M
x27 x27-x57+x55-x45+x44-x34+x33-x23 M-2500+0-M+0-M+0-9750 -12250-M
x28 x28-x58+x55-x45+x44-x34+x33-x23 M-2350+0-M+0-M+0-9750 -12100-M
x29 x29-x59+x55-x45+x44-x34+x33-x23 M-2850+0-M+0-M+0-9750 -12600-M
x35 X35-x45+x44-x34 M-M+0-M -M
x36 x36-x56+x55-x45+x44-x34 2150-2250+0-M+0-M -100-2M
x37 x37-x57+x55-x45+x44-x34 2300-2500+0-M+0-M -200-2M
x38 x38-x58+x55-x45+x44-x34 2250-2350+0-M+0-M -100-2M
x39 x39-x59+x55-x45+x44-x34 2850-2850+0-M+0-M -2M
x43 x43-x33+x34-x44 M-0+M-0 2M
x46 x46-x56+x55-x45 2500-2250+0-M 250-M
(16)
x48 x48-x58+x55-x45 2550-2350+0-M 200-M
x49 x49-x59+x55-x45 2900-2850+0-M 50-M
x53 x53-x33+x34-x44+x45-x55 M-0+M-0+M-0 3M
x54 x54-x44+x45-x55 M-0+M-0 2M
Dari Tabel 3.13 sel x25 dan sel x37 memiliki nilai indeks perbaikan dengan
nilai negatif terbesar. Pilih salah satu sel untuk dilakukan perbaikan. Sel yang dipilih adalah sel x25.
x23 9750 x24 9450 x25 9550
2012
(-)
(+)
x33 0 x34 M x35 M
0 (+)
5024
(-)
x43 M x44 0 x45 M
0 (+) 5024 (-)
Gambar 3. 4 Loop pada Sel x25
Gambar 3. 5 Hasil Perbaikan Sel x25
Perbaikan sel dilakukan dengan mengalokasikan jumlah barang terkecil dari isi sel bertanda negatif dan tambahkan terhadap sel bertanda positif. Pada gambar 3.4 terlihat bahwa sel bertanda negatif yang memiliki jumlah barang yang paling kecil
x23 9750 x24 9450 x25 9550
2012
x33 0 x34 M x35 M
2012 3012
x43 M x44 0 x45 M
(17)
adalah sel x23 = 2012. Diperoleh alokasi yang baru terlihat pada Gambar 3. 5.
Terlihat bahwa sel x25 berubah menjadi sel non basis (sel tak kosong).
a. Tahap 3
Tabel 3. 14 Hasil Tahap 2
Evaluasi kembali sel kosong pada tabel 3. 14. Lakukan seperti tahap 2.
Tabel 3. 15 Indeks Perbaikan Sel Kosong Pada Tabel 3. 14
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya Δ Biaya
x14 x14-x34+x33-x13 9250-M+0-9400 -150-M
x15 x15-x45+x44-x34+x33-x13 9350-M+0-M+0-9400 -50-2M
x16 x16-x56+x55-x45+x44-x34+x33-x13 M-2250+0-M+0-9400 -11650-M
x17 x17-x57+x55-x45+x44-x34+x33-x13 M-2500+0-M+0-M+0-9400 -11900-M
x18 x18-x58+x55-x45+x44-x34+x33-x13 M-2350+0-M+0-M+0-9400 -11750-M
x19 x19-x59+x55-x45+x44-x34+x33-x13 M-2850+0-M+0-M+0-9400 -12250-M
x23 x23-x2+x45-x44+x34-x33 9750-9550+M-0+M-0 200+2M
Tujuan
3 4 5 6 7 8 9 Kapasitas
Sumber
1 9400 9250 9350 M M M M
3012
3012
2 9750 9450 9550 M M M M
2012
2012
3 0 M M 2150 2300 2250 2850
5024
2012 3012
4 M 0 M 2500 2700 2550 2900
5024
2012 3012
5 M M 0 2250 2500 2350 2850
5024
0 1256 1256 1000 1512
(18)
x24 x24-x25+x45-x44 9450-9550+M-0 -100-M
x26 x26-x56+x55-x25 M-2250+0-9550 M-11800
x27 x27-x57+x55-x25 M-2500+0-9550 M-12050
x28 x28-x58+x55-x25 M-2350+0-9550 M-11900
x29 x29-x59+x55-x25 M-2850+0-9550 M-12400
x35 X35-x45+x44-x34 M-M+0-M -M
x36 x36-x56+x55-x45+x44-x34 2150-2250+0-M+0-M -100-2M
x37 x37-x57+x55-x45+x44-x34 2300-2500+0-M+0-M -200-2M
x38 x38-x58+x55-x45+x44-x34 2250-2350+0-M+0-M -100-2M
x39 x39-x59+x55-x45+x44-x34 2850-2850+0-M+0-M -2M
x43 x43-x33+x34-x44 M-0+M-0 2M
x46 x46-x56+x55-x45 2500-2250+0-M 250-M
x47 x47-x57+x55-x45 2700-2500+0-M 200-M
x48 x48-x58+x55-x45 2550-2350+0-M 200-M
x49 x49-x59+x55-x45 2900-2850+0-M 50-M
x53 x53-x33+x34-x44+x45-x55 M-0+M-0+M-0 3M
x54 x54-x44+x45-x55 M-0+M-0 2M
Ternyata masih ada sel dengan indeks perbaikan bernilai negatif, maka akan dilakukan perbaikan pada sel X37 karena memiliki indeks perbaikan negatif
terbesar.
x34 M x35 M x36 2150 x37 2300
3012
(-) (+)
x44 0 x45 M x46 2500 x47 2700
2012 (+)
3012
(-)
x54 M x55 0 x56 2250 x57 2500
0 (+) 1256 1256 (-)
(19)
x34 M x35 M x36 2150 x37 2300
1756 1256
x44 0 x45 M x46 2500 x47 2700
3268 1756
x54 M x55 0 x56 2250 x57 2500
1256 1256
Gambar 3.7 Hasil Perbaikan Sel x37
b. Tahap 4
Tabel 3. 16 Hasil Tahap 3
Kembali lakukan perbaikan sel kosong pada tabel 3. 16 untuk mengetahui apakah masih ada sel dengan nilai negatif.
. Tujuan
3 4 5 6 7 8 9
Kapasitas Sumber
1 9400 9250 9350 M M M M
3012
3012
2 9750 9450 9550 M M M M
2012
2012
3 0 M M 2150 2300 2250 2850
5024
2012 1756 1256
4 M 0 M 2500 2700 2550 2900
5024
3268 1756
5 M M 0 2250 2500 2350 2850
5024
1256 1256 1000 1512
(20)
Tabel 3. 17 Indeks Perbaikan Sel Kosong pada Tabel 3. 16
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya Δ Biaya
x14 x14-x34+x33-x13 9250-M+0-9400 -150-M
x15 x15-x45+x44-x34+x33-x13 9350-M+0-M+0-9400 -50-2M
x16 x16-x56+x55-x45+x44-x34+x33-x13 M-2250+0-M+0-9400 -11650-M
x17 x17-x37+x33-x13 M-2300+0-9400 M-11700
x18 x18-x58+x55-x45+x44-x34+x33-x13 M-2350+0-M+0-M+0-9400 -11750-M
x19 x19-x59+x55-x45+x44-x34+x33-x13 M-2850+0-M+0-M+0-9400 -12250-M
x23 x23-x25+x45-x44+x34-x33 9750-9550+M-0+M-0 200+2M
x24 x24-x25+x45-x44 9450-9550+M-0 -100+M
x26 x26-x56+x55-x25 M-2250+0-9550 M-11800
x27 x27-x37+x34-x44+x45-x25 M-2300+M-0+M-9550 3M-11850
x28 x28-x58+x55-x25 M-2350+0-9550 M-11900
x29 x29-x59+x55-x25 M-2850+0-9550 M-12400
x35 X35-x45+x44-x34 M-M+0-M -M
x36 x36-x56+x55-x45+x44-x34 2150-2250+0-M+0-M -100-2M
x38 x38-x58+x55-x45+x44-x34 2250-2350+0-M+0-M -100-2M
x39 x39-x59+x55-x45+x44-x34 2850-2850+0-M+0-M -2M
x43 x43-x33+x34-x44 M-0+M-0 2M
x46 x46-x56+x55-x45 2500-2250+0-M 250-M
x47 x47-x44+x34-x37 2700-0+M-2300 400+M
x48 x48-x58+x55-x45 2550-2350+0-M 200-M
x49 x49-x59+x55-x45 2900-2850+0-M 50-M
x53 x53-x33+x34-x44+x45-x55 M-0+M-0+M-0 3M
x54 x54-x44+x45-x55 M-0+M-0 2M
x57 x57-x55+x45-x44+x34-x37 2500-0+M-0+M-2300 200+2M
Ternyata masih ada indeks perbaikan sel bertanda negatif. Sel yang dipilih adalah sel x36 karena memiliki nilai indeks perbaikan negatif terbesar.
(21)
Gambar 3. 8 Loop Pada Sel x36
x34 M x35 M x36 2150
500 1256
x44 0 x45 M x46 2500
4524 500
x54 M x55 0 x56 2250
2512
Gambar 3. 9 Hasil Perbaikan Sel x36
c. Tahap 5
Tabel 3. 18 Hasil Tahap 4
Tujuan
3 4 5 6 7 8 9 Kapasitas
Sumber
1 9400 9250 9350 M M M M
3012
3012
2 9750 9450 9550 M M M M
2012
2012
3 0 M M 2150 2300 2250 2850
5024
2012 500 1256 1256
4 M 0 M 2500 2700 2550 2900
5024
4524 500
5 M M 0 2250 2500 2350 2850
5024
2512 1000 1512
Permintaan 5024 5024 5024 1256 1256 1000 1512
x34 M x35 M x36 2150
1756
(-)
(+)
x44 0 x45 M x46 2500
3268 (+)
1756
(-)
x54 M x55 0 x56 2250
(22)
Evaluasi kembali sel kosong pada tabel 3. 18 untuk mengetahui nilai indeks perbaikannya.
Tabel 3. 19 Indeks Perbaikan Sel Kosong pada Tabel 3. 18
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya Δ Biaya
x14 x14-x34+x33-x13 9250-M+0-9400 -150-M
x15 x15-x45+x44-x34+x33-x13 9350-M+0-M+0-9400 -50-2M
x16 x16-x36+x33-x13 M-2150+0-9400 M-11550
x17 x17-x37+x33-x13 M-2300+0-9400 M-11700
x18 x18-x58+x55-x45+x44-x34+x33-x13 M-2350+0-M+0-M+0-9400 -11750-M
x19 x19-x59+x55-x45+x44-x34+x33-x13 M-2850+0-M+0-M+0-9400 -12250-M
x23 x23-x25+x45-x44+x34-x33 9750-9550+M-0+M-0 200+2M
x24 x24-x25+x45-x44 9450-9550+M-0 -100+M
x26 x26-x36+x34-x44+x45-x25 M-2150+M-0+M-9550 3M-11700
x27 x27-x37+x34-x44+x45-x25 M-2300+M-0+M-9550 3M-11850
x28 x28-x58+x55-x25 M-2350+0-9550 M-11900
x29 x29-x59+x55-x25 M-2850+0-9550 M-12400
x35 X35-x45+x44-x34 M-M+0-M -M
x38 x38-x58+x55-x45+x44-x34 2250-2350+0-M+0-M -100-2M
x39 x39-x59+x55-x45+x44-x34 2850-2850+0-M+0-M -2M
x43 x43-x33+x34-x44 M-0+M-0 2M
x46 x46-x44+x34-x36 2500-0+M-2150 350+M
x47 x47-x44+x34-x37 2700-0+M-2300 400+M
x48 x48-x58+x55-x45 2550-2350+0-M 200-M
x49 x49-x59+x55-x45 2900-2850+0-M 50-M
x53 x53-x33+x34-x44+x45-x55 M-0+M-0+M-0 3M
x54 x54-x44+x45-x55 M-0+M-0 2M
x56 x56-x55+x45-x44+x34-x36 2250-0+M-0+M-2150 100+2M
(23)
Pada tabel 3.19 terlihat bahwa masih ada nilai indeks perbaikan bertanda negatif. Sel x38 dipilih untuk dilakukan perbaikan karena memiliki nilai indeks perbaikan
negatif terbesar.
Gambar 3. 10 Loop Pada Sel x38
Gambar 3. 11 Hasil Perbaikan Sel x38
d. Tahap 6
Tabel 3. 20 Hasil Tahap 5
x34 M x35 M x36 2150 x37 2300 x38 2250
500
(-) 1256 1256
(+)
x44 0 x45 M x46 2500 x47 2700 x48 2550
4524 (+) 500 (-)
x54 M x55 0 x56 2250 x57 2500 x58 2350
2512 (+) 1000 (-)
x34 M x35 M x36 2150 x37 2300 x38 2250
0 1256 1256 500
x44 0 x45 M x46 2500 x47 2700 x48 2550
5024
x54 M x55 0 x56 2250 x57 2500 x58 2350
3012 500
Tujuan
3 4 5 6 7 8 9 Kapasitas
Sumber
1 9400 9250 9350 M M M M
3012
3012
2 9750 9450 9550 M M M M
2012
2012
3 0 M M 2150 2300 2250 2850
5024
2012 0 1256 1256 500
(24)
Lakukan kembali evaluasi sel kosong pada tabel 3. 20 untuk mengetahui nilai indeks perbaikannya.
Tabel 3. 21 Indeks Perbaikan Sel Kosong Pada Tabel 3. 20
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya Δ Biaya
x14 x14-x34+x33-x13 9251-M+0-9400 -150-M
x15 x15-x13+x33-x38+x58-x55 9350-9400+0-2250+2350-0 50
x16 x16-x36+x33-x13 M-2150+0-9400 M-11550
x17 x17-x37+x33-x13 M-2300+0-9400 M-11700
x18 x18-x38+x33-x13 M-2250+0-9400 M-11650
x19 x19-x59+x58-x38+x33-x13 M-2850+2350-2250+0-9400 M-12150
x23 x23-x25+x55-x58+x38-x33 9750-9550+0-2350+2250 100
x24 x24-x25+x55-x58+x38-x34 9450-9550+0-2350+2250-M -200-M
x26 x26-x36+x38-x58+x55-x25 M-2150+2250-2350+0-9550 M-11800
x27 x27-x37+x38-x58+x55-x25
M-23000+2250-2350+0-9550 M-11950
x28 x28-x58+x55-x25 M-2350+0-9550 M-11900
x29 x29-x59+x55-x25 M-2850+0-9550 M-12400
x35 X35-x38+x58-x53 M-2250+2350-0 M+100
x39 x39-x59+x58-x38 2850-2850+2350-2250 100
x43 x43-x33+x34-x44 M-0+M-0 2M
x45 x45-x55+x58-x38+x34-x44 M-0+2350-2250+M-0 2M+100
x46 x46-x44+x34-x36 2500-0+M-2150 350+M
x47 x47-x44+x34-x37 2700-0+M-2300 400+M
x48 x48-x44+x34-x38 2550-0+M-2250 300+M
x49 x49-x59+x58-x38+x34-x44 2900-2850+2350-2250+M-0 150+M
5024
5 M M 0 2250 2500 2350 2850
5024
3012 500 1512
(25)
x53 x53-x33+x38-x58 M-0+2250-2350 M-100
x54 x54-x34+x38-x58 M-M+2250-2350 100
x56 x56-x36+x38x58 2250-2150+2250-2350 0
x57 x57-x37+x38-x58 2500-2300+2250-2350 100
Ternyata masih ada nilai indeks perbaikan bertanda negatif. Maka dilakukan perbaikan pada sel dengan nilai indeks perbaikan negatif terbesar yaitu sel x24.
x24 9450 x25 9550 x26 M x27 M x28 M
(+) 2012 (-)
x34 M x35 M x36 2150 x37 2300 x38 2250
0 (-) 1256 1256
500 (+)
x44 0 x45 M x46 2500 x47 2700 x48 2550
5024
x54 M x55 0 x56 2250 x57 2500 x58 2350
3012 (+) 500 (-)
Gambar 3. 12 Loop Pada Sel x24
x24 9450 x25 9550 x26 M x27 M x28 M
0 2012
x34 M x35 M x36 2150 x37 2300 x38 2250
1256 1256 500
x44 0 x45 M x46 2500 x47 2700 x48 2550
5024
x54 M x55 0 x56 2250 x57 2500 x58 2350
3012 500
(26)
e. Tahap 7
Tabel 3. 22 Hasil Tahap 6
Tujuan
3 4 5 6 7 8 9 Kapasitas
Sumber
1 9400 9250 9350 M M M M
3012
3012
2 9750 9450 9550 M M M M
2012
0 2012
3 0 M M 2150 2300 2250 2850
5024
2012 1256 1256 500
4 M 0 M 2500 2700 2550 2900
5024
5024
5 M M 0 2250 2500 2350 2850
5024
3012 500 1512
Permintaan 5024 5024 5024 1256 1256 1000 1512
Lakukan kembali evaluasi sel kosong pada tabel 4. 21 untuk mengetahui nilai indeks perbaikannya.
Tabel 3. 23 Indeks Perbaikan Sel Kosong Pada Tabel 3. 22
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya Δ Biaya
x14 x14-x24+x25-x55+ x58-x38+x33-x13
9250-9450+9550-0+2350-2250+0-9400 50
x15 x15-x13+x33-x38+x58-x55 9350-9400+0-2250+2350-0 50
x16 x16-x36+x33-x13 M-2150+0-9400 M-11550
x17 x17-x37+x33-x13 M-2300+0-9400 M-11700
x18 x18-x38+x33-x13 M-2250+0-9400 M-11650
x19 x19-x59+x58-x38+x33-x13 M-2850+2350-2250+0-9400 M-12150
x23 x23-x25+x55-x58+x38-x33 9750-9550+0-2350+2250-0 100
x26 x26-x36+x38-x58+x55-x25 M-2150+2250-2350+0-9550 M-11800
x27 x27-x37+x38-x58+x55-x25
(27)
x28 x28-x58+x55-x25 M-2350+0-9550 M-11900
x29 x29-x59+x55-x25 M-2850+0-9550 M-12400
x34 x34-x24+x25-x55+x58-x38 M-9450+9550-0+2350-2250 M+200
x35 X35-x38+x58-x53 M-2250+2350-0 M+100
x39 x39-x59+x58-x38 2850-2850+2350-2250 100
x43 x43-x33+x38-x58+ x55-x25+x24-x44
M-0+2250-2350+0-9550+9450-0 M-200
x45 x45-x44+x24-x25 M-0+9450-9550 M-100
x46 x46-x36+x38-x58+x55-x25+x24-x44
2500-2150+2250-2350+0-9550+9450-0 150
x47 x47-x37+x38-x58+x55-x25+x24-x44
2700-2300+2250-2350+0-9550+9450-0 200
x48 x48-x58+x55-x25+x24-x44 2550-2350+0-9550+9450-0 100
x49 x49-x59+x55-x25+x24-x44 2900-2850+0-9550+9450-0 -50
x53 x53-x33+x38-x58 M-0+2250-2350 M-100
x54 x54-x24+x25-x55 M-9450+9550-0 M+100
x56 x56-x36+x38x58 2250-2150+2250-2350 0
x57 x57-x37+x38-x58 2500-2300+2250-2350 100
Masih ada sel bertanda negatif. Maka akan dilakukan perbaikan pada sel dengan nilai indeks perbaikan negatif terbesar yaitu pada sel x49.
x24 9450 x25 9550 x26 M x27 M x28 M x29 M
0
(+)
2012 (-)
x34 M x35 M x36 2150 x37 2300 x38 2250 x39 2850
1256 1256 500
x44 0 x45 M x46 2500 x47 2700 x48 2550 x49 2900
5024 (-)
(+)
x54 M x55 0 x56 2250 x57 2500 x58 2350 x59 2850
3012 (+) 500 1512 (-)
(28)
x24 9450 x25 9550 x26 M x27 M x28 M x29 M
1512 500
x34 M x35 M x36 2150 x37 2300 x38 2250 x39 2850
1256 1256 500
x44 0 x45 M x46 2500 x47 2700 x48 2550 x49 2900
3512 1512
x54 M x55 0 x56 2250 x57 2500 x58 2350 x59 2850
4524 500
Gambar 3. 15 Hasil Perbaikan Sel x49
f. Tahap 8
Tabel 3. 24 Hasil Tahap 7
Tujuan
3 4 5 6 7 8 9 Kapasitas
Sumber
1 9400 9250 9350 M M M M
3012
3012
2 9750 9450 9550 M M M M
2012
1512 500
3 0 M M 2150 2300 2250 2850
5024
2012 1256 1256 500
4 M 0 M 2500 2700 2550 2900
5024
3512 1512
5 M M 0 2250 2500 2350 2850
5024
4524 500
Permintaan 5024 5024 5024 1256 1256 1000 1512
Untuk mengetahui apakah masih ada sel dengan nilai indeks perbaikan bertanda negative, lakukan kembali evaluasi sel kosong pada tabel 3. 24.
(29)
Tabel 3. 25 Indeks Perbaikan Sel Kosong Pada Tabel 3. 24
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya Δ Biaya
x14 x14-x24+x25-x55+ x58-x38+x33-x13
9250-9450+9550-0+2350-2250+0-9400 50
x15 x15-x55+x58-x38+x33-x13 9350-0+2350-2250+0-9400 50
x16 x16-x36+x33-x13 M-2150+0-9400 M-11550
x17 x17-x37+x33-x13 M-2300+0-9400 M-11700
x18 x18-x38+x33-x13 M-2250+0-9400 M-11650
x19 x19-x49+x44-x24+x25-x55+x58
-x38+x33-x13
M-2900+0-9450+9550-0+2350-2250+0-9400 M-12050
x23 x23-x25+x55-x58+x38-x33 9750-9550+0-2350+2250-0 100
x26 x26-x36+x38-x58+x55-x25 M-2150+2250-2350+0-9550 M-11800
x27 x27-x37+x38-x58+x55-x25
M-23000+2250-2350+0-9550 M-11950
x28 x28-x58+x55-x25 M-2350+0-9550 M-11900
x29 x29-x49+x44-x24 M-2900+0-9450 M-12350
x34 x34-x24+x25-x55+x58-x38 M-9450+9550-0+2350-2250 M+200
x35 X35-x38+x58-x53 M-2250+2350-0 M+100
x39 x39-x38+x58-x55+ x25-x24+x44-x49
2850-2250+2350-0+9550-9450+0-2900 150
x43 x43-x33+x38-x58+ x55-x25+x24-x44
M-0+2250-2350+0-9550+9450-0 M-200
x45 x45-x44+x24-x25 M-0+9450-9550 M-100
x46 x46-x36+x38-x58+x55-x25+x24-x44
2500-2150+2250-2350+0-9550+9450-0 150
x47 x47-x37+x38-x58+x55-x25+x24-x44
2700-2300+2250-2350+0-9550+9450-0 200
x48 x48-x58+x55-x25+x24-x44 2550-2350+0-9550+9450-0 100
x53 x53-x33+x38-x58 M-0+2250-2350 M-100
x54 x54-x24+x25-x55 M-9450+9550-0 M+100
x56 x56-x36+x38x58 2250-2150+2250-2350 0
x57 x57-x37+x38-x58 2500-2300+2250-2350 100
(30)
Perhitungan indeks perbaikan sel kosong pada Tabel 4.24 menunjukkan bahwa semua sel telah bernilai positif. Artinya pemecahan masalah tersebut sudah optimal.
Tabel 3. 26 Hasil Akhir Menggunakan Metode Stepping Stone
Tujuan
3 4 5 6 7 8 9 Kapasitas
Sumber
1 9400 9250 9350 M M M M
3012
3012
2 9750 9450 9550 M M M M
2012
1512 500
3 0 M M 2150 2300 2250 2850
5024
2012 1256 1256 500
4 M 0 M 2500 2700 2550 2900
5024
3512 1512
5 M M 0 2250 2500 2350 2850
5024
4524 500
Permintaan 5024 5024 5024 1256 1256 1000 1512
Biaya total dalam pemecahan optimal persoalan transshipment sebagai berikut :
Tabel 3. 27 Alokasi dan Total Biaya Distribusi dengan Metode Stepping Stone
Sel Basis
Terpilih Sumber Tujuan
Jumlah Unit yang Dikirim Biaya per unit (dalam rupiah) Total Biaya X13 Jakarta Pusat Padang
Utara 3012 unit 9.400 Rp. 28.312.800,00
X24
Jakarta Barat
Padang
Barat 1512 unit 9.450 Rp. 14.288.400,00
X25
Jakarta Barat
Padang
(31)
X36
Padang Utara
Sinarmas
Bukittinggi 1256 unit 2.150 Rp. 2.700.000,00
X37
Padang Utara
Payakumbu
h 1256 unit 2.300 Rp. 2.800.000,00
X38
Padang Utara
Stainlist
Bukittinggi 500 unit 2.250 Rp. 1.125.000,00
X49
Padang Barat
Batu
Sangkar 1512 unit 2.900 Rp. 4.384.800,00
X58
Padang Timur
Stainlist
Bukittinggi 500 unit 2.350 Rp. 1.175.000,00
Total Biaya Transportasi Rp. 59.560.200,00
Sumber Titik Transshipment Tujuan
Gambar 3. 16 Jalur Pendistribusian Optimal 2 1 5 4 3 9 8 7 6
(32)
3. 3 Pembahasan
Dari perhitungan di atas terlihat bahwa proses pengerjaan pada metode North West Corner mengalokasikan jumlah maksimum yang dapat diperbolehkan oleh permintaan dan kapasitas kepada sel x13. Sel ini berada pada sudut kiri atas atau
arah sudut barat laut sesuai dengan namanya. Jika masih ada permintaan dan kapasitas yang tersisa, maka dilanjutkan dengan berpindah satu sel ke kanan atau ke bawah sesuai dengan kapasitas dan permintaan yang diperbolehkan.
Jumlah sel yang terisi pada tabel transportasi harus berjumlah m+n-1 (m adalah jumlah baris dan n adalah jumlah kolom) dari penyelesaian permasalahan di atas menggunakan metode North West Corner telah terjadi persoalan degenerasi. Untuk mengatasi persoalan ini harus ditambahkan niai 0 hingga jumlah sel yang terisi memenuhi syarat untuk melanjutkan ke penyelesaian optimal.
Penyelesaian optimal dilakukan dengan menggunakan metode Stepping Stone. Metode ini mendasarkan solusi persoalan transportasi dengan melakukan perbaikan bertingkat dari solusi awal yang telah disusun. Lintasan Stepping Stone dapat melintasi (melompati) sel kosong atau sel berisi.
Dari perhitungan yang telah dilaukan terihat bahwa penyelesaian optimal menggunakan metode Stepping Stone menghasilkan total biaya yang lebih optimal dibandingkan dengan penyelsaian awal menggunakan metode Noth West Corner. Proses pada metode Stepping Stone dilakukan berulang-ulang hingga indeks perbaikan seluruhnya bernilai positif. Dengan demikian, semua rute yang memungkinkan akan dievaluasi hingga mendapatkan hasil yang optimal. Biaya distribusi panci yang optimal menggunakan metode Stepping Stone pada Perusahaan Hakasima adalah Rp. 59.560.200,00, lebih optimal dibandingkan metode North West Corner yaitu Rp. 60.555.000,00+10048M.
(33)
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4. 1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa :
1. Kombinasi metode North West Corner dan metode Stepping Stone dapat menyelesaikan masalah transshipment.
2. Metode Stepping Stone dapat digunakan untuk mengoptimalkan penyelesaian awal yag dihasilkan oleh metode North West Corner di mana hasil yang di dapat menjadi lebih optimal.
4. 2 Saran
1. Penelitian masalah transshipment dapat dilakukan pada kasus tidak seimbang yaitu dengan menambahkan variabel dummy.
2. Untuk pengembangan selanjutnya bisa dicoba dengan data yang lebih banyak.
(34)
BAB 2
LANDASAN TEORI
2. 1 Masalah Transportasi
Salah satu permasalahan khusus dalam program linier adalah masalah transportasi. Untuk menyelesaikan permasalahan ini digunakan metode transportasi. Dikatakan khusus, karena terletak pada karakteristik utama, yaitu bahwa masalah-masalah tersebut cenderung membutuhkan sejumlah pembatas dan variabel yang sangat banyak sehingga penggunaan komputer dalam menyelesaikan metode simpleksnya akan sangat mahal dibandingkan secara manual (Fien Zulfikarijah, 2003).
Secara umum arti transportasi adalah adanya perpindahan barang dari satu tempat ke tempat lain. Tempat atau tempat-tempat asal barang disebut juga dengan istilah sumber atau sumber-sumber. Sedangkan tempat atau tempat-tempat tujuan disebut destination. Hal ini merupakan bagian dari kehidupan nyata manusia untuk memindakan barang dari satu tempat ke tempat lain sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya di suatu tempat asal barang mempunyai jumlah produk yang berlebih sehingga perlu ditransportasikan ke tempat lain yang memerlukannya (Suyadi Prawirosentono, 2005).
Tabel 2.1. Tabel Untuk Persoalan Transportasi
Tujuan
Sumber … Persediaan
…
…
…
…
(35)
Suatu model dikatakan seimbang jika total jumlah penawaran sama dengan jumlah permintaan (Aminudin, 2004).
∑ ∑
Prosedur penyelesaian masalah transportasi dengan menggunakan metode penyelesaian program linier adalah (Parlin Sitorus, 1997) :
1. Definisikan masalah yang dihadapi ke dalam model matematika program linier.
2. Susunlah tabel transportasi awal.
3. Kembangkan penyelesaian awal dengan menggunakan salah satu metode di bawah :
a. Metode North West Corner b. Least Cost Combination c. Vogel Approximation Method
. . . . . . … … . . . . . . . . . . . . . . . . . . … …
Permintaan … … ∑ ∑
(36)
4. Cari penyelesaian optimal dengan menggunakan salah satu metode di bawah :
a. Metode Stepping Stone
b. Metode Modified Distribution 5. Evaluasi penyelesaian optimal.
2. 2 Masalah Transshipment
Transshipment adalah masalah transportasi yang memungkinkan dilakukannya pengiriman barang dengan cara tidak langsung, di mana barang dari suatu sumber dapat berada pada sumber lain sebelum mencapai tujuan akhir. Pada model transshipment ini suatu sumber sekaligus dapat berperan sebagai tujuan dan sebaliknya, suatu tujuan dapat juga berperan sebagai sumber. Dengan kata lain, proses pendistribusian barang dari suatu sumber ke tujuan harus melalui agen terlebih dahulu.
Syaripuddin (2012) mengatakan dalam model ini setiap sumber maupun tujuan dipandang sebagai titik potensial bagi demand maupun supply. Oleh karena itu untuk menjamin bahwa tiap titik potensial tersebut mampu menampung total barang di samping jumlah barang yang ada di titik tersebut, maka perlu ditambahkan kepada titik-titk itu kuantitas supply dan demandnya masing-masing sebesar B.
∑ ∑
(37)
2. 3 Metode Transportasi
2. 3. 1 Pengertian Metode Transportasi
Metode transportasi merupakan bagian dari program linier yang digunakan untuk mengatur dan mendistribusikan sumber-sumber yang menyediakan produk ke tempat-tempat yang membutuhkan untuk mencapai efisiensi biaya transportasi. Alokasi produk harus memperhatikan biaya distribusi dari satu tempat ke tempat lain, hal ini dikarenakan adanya perbedaan dari biaya-biaya tersebut. Syarat dari metode transportasi adalah besarnya kebutuhan (permintaan) sama dengan kapasitas, apabila kebutuhan tidak sama dengan kapasitas maka untuk menyamakannya ditambahkan variabel dummy dengan biaya distribusi sebesar nol (Andi Wijaya, 2012).
Terdapat dua solusi dalam metode transportasi, yaitu : solusi awal, yang terdiri dari metode North West Corner, metode Least Cost Combination, Vogel Approximation Method dan solusi optimal, yang terdiri dari metode Stepping Stone dan metode Modified Distribution.
2. 3. 2 Metode Transportasi Menggunakan Solusi Awal
a. Metode North West Corner
Langkah-langkah pada metode North West Corner adalah (Andi Wijaya, 2012) : a. Membuat tabel transportasi.
b. Dimulai dari sel pada sudut kitri atas yang diisi dengan angka sebanyak-banyaknya yang disesuaikan dengan kapasitas dan permintaan (pilih yang paling kecil).
c. Lakukan langkah yang sama pada langkah 2 untuk mengisi sel-sel lain yang disesuaikan dengan kapasitas dan permintaan sampai seluruh kapasitas dan permintaan terpenuhi.
(38)
b. Metode Least Cost Combination
Langkah-langkah pada metode Least Cost Combination adalah (Andi Wijaya, 2012) :
a. Membuat tabel transportasi.
b. Dimulai dari mengisi sel pada biaya terendah dengan angka sebanyak-banyaknya yang disesuaikan dengan kapasitas dan permintaan (pilih yang paling kecil).
c. Lakukan langkah yang sama pada langkah b untuk mengisi sel-sel lain yang disesuaikan dengan kapasitas dan permintaan sampai seluruh kapasitas permintaan terpenuhi.
c. Vogel Approximation Method
Langkah-langkah pada metode Vogel Approximation Method adalah (Andi Wijaya, 2012) :
a. Cari dua biaya terendah dari masing-masing baris dan kolom. b. Selisihkan dua biaya terndah tersebut.
c. Pilih selisi biaya terbesar pada baris atau kolom tersebut (apabila terdapat selisih sebesar yang sama, maka dapat dipilih salah satunya). d. Alokasikan produk sebanyak-banyaknya (disesuaikan dengan kapasitas
dan permintaan) di sel yang memiliki biaya terendah pada baris atau kolom yang memiliki selisih terbesar tersebut.
e. Baris atau kolom yang telah diisi penuh tidak dapat diikutsertakan kembali dalam proses perhitungan pencarian selisih biaya berikutnya. f. Lakukan kembali pada langkah a sampai semua produk dialokasikan
(39)
2. 3. 3 Metode Transportasi Menggunakan Solusi Optimal
a. Metode Stepping Stone
Langkah-langkah metode Stepping Stone adalah (Andi Wijaya, 2012) : a. Mencari sel yang kosong
b. Melakukan loncatan pada sel yang terisi Keterangan :
1. Loncatan dapat dilakukan secara vertikal atau horizontal.
2. Dalam suatu loncatan tidak boleh dilakukan lebih dari satu kali loncatan pada baris atau kolom yang sama tersebut.
3. Loncatan dapat dilakukan melewati sel lain selama sel tersebut terisi.
4. Setelah loncatan pada baris langkah selanjutnya pada kolom dan sebaliknya.
5. Jumlah loncatan bersifat genap.
6. Perhatikan sel yang terisi pada loncatan berikutnya untuk memastikan proses tidak terlambat
c. Lakukan pehitungan biaya pada sel yang kosong tersebut, dimulai dari sel yang kosong.
d. Perhitungan dilakukan dengan cara menghitung biaya, sel yang kosong diberi tanda positif selanjutnya negatif, positif, negatif, dst.
e. Apabila semua telah bernilai positif berarti solusi awal yang telah dikerjakan sebelumnya telah menghasilkan biaya transportasi minimum, tetapi apabila masih terdapat nilai negatif, maka dicari nilai negatif terbesar (penghematan terbesar).
f. Apabila terdapat tanda negatif, alokasikan produk dengan melihat proses e,akan tetapi yang dilihat adaah isi dari sel tersebut. Tambahkan dan kurangkan dengan isi sel negatif terkecil pada seluruh sel.
g. Lakukan langkah yang sama dengan mengulang dari langkah b sampai hasil perhitungan biaya tidak ada bernilai negatif.
(40)
b. Metode Modified Distribution
Langkah-langkah metode Modified Distribution adalah (Andi Wijaya, 2012) :
a. Menghitung nilai indeks pada masing-masing baris dan kolom, dengan menggungakan rumus Ri + Kj – Cij, di mana Ri adalah nilai indeks pada baris i, Kj merupakan nilai indeks pada kolom j dan Cij adalah biaya transportasi dari sumber i ke tujuan j. Pemberian nilai indeks ini harus berdasarkan pada sel yang telah terisi atau digunakan. Sebagai alat bantu untuk memulai pencarian nilai indeks, maka nilai baris pertama (R1) ditetapkan sama dengan nol.
b. Nilai indeks seluruh baris dan kolom diperoleh dengan rumus Ri + Kj =
Cij.
c. Mencari sel-sel yang kosong atau sel yang belum terisi
d. Mengitung besarnya nilai pada sel-sel kosong tersebut dengan rumus Iij
= Cij– Ri– Kj.
e. Apabila nilai sel-sel kosong tersebut keselutuhannya bernilai positif berarti proses tersebut telah menghasilkan biaya transportasi minimum. f. Apabila masih terdapat nilai negative berarti masih terdapat sel yang
memiliki angka negatif.
g. Proses pengalokasian dilakukan menggunakan pendekatan yang serupa dengan metode Stepping Stone.
h. Lakukan langkah a untuk memastikan semua nilai sel kosong tidak ada yang bernilai negatif.
2. 4 Degenerasi
Degenerasi (turun derajat) terjadi apabila jumlah sel yang terisi pada tabel transportasi kurang dari m+n-1 (m merupakan jumlah baris dan n merupakan jumlah kolom). Hal ini dapat diatasi dengan melakukan penambahan set terisi dengan cara memasukkan nilai 0 sebanyak yang dibutuhkan ke dalam sel hingga
(41)
jumlah sel yang terisi mencapai m+n-1. Pemilihan ini sembarang dan biasanya diberikan pada variabel-variabel dengan biaya pengiriman terendah. Memperbaiki suatu pemecahan yang turun derajat dapat berkesudahan dengan penggantian suatu variabel dasar yang bernilai nol dengan variabel dasar lain yang juga bernilai nol. Meskipun kedua pemecahan yang turun derajat ini secara efektif adalah sama (hanya penamaan variabel-variabel dasar yang telah berubah sedangkan nilainya tetap) tetapi iterasi tambahan ini perlu agar metode transportasi dapat dilanjutkan (Richard Bronson, 1988).
(42)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Masa perkembangan transportasi terwujud dalam bentuk kemajuan alat angkut yang selalu mengikuti dan mendorong kemajuan teknologi transportasi. Pada umumnya masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu barang dari beberapa sumber dengan penawaran terbatas menuju beberapa tujuan dengan permintaan tertentu pada biaya transport minimum. Karena hanya ada satu macam barang, suatu tempat tujuan dapat memenuhi permintaannya dari satu atau lebih sumber.
Persoalan transportasi terpusat pada pemilihan rute dalam jaringan distribusi produk antara pusat industri dan distribusi gudang atau antara distribusi gudang regional dan distribusi pengeluaran lokal. Dalam menggunakan metode transportasi, pihak manajemen mencari rute distribusi atau penugasan yang akan mengoptimumkan tujuan tertentu. Misalnya tujuan meminimumkan total biaya transportasi, memaksimumkan laba, atau meminimumkan waktu yang digunakan.
Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan dalam pendistribusian barang dari sumber-sumber yang menyediakan barang yang sama ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Pendistribusian barang harus diatur sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biaya-biaya distribusi dari satu sumber ke tempat-tempat tujuan. Metode transportasi bermanfaat untuk memperlancar pendistribusian barang, memaksimalkan pengalokasian dari sumber ke tujuan dan berguna dalam usaha menekan total biaya transportasi. Dengan penerapan metode transportasi, biaya, waktu dan tenaga dapat dioptimalkan serta meningkatkan efisiensi perusahaan. Dengan demikian, pada dasarnya perhitungan biaya transportasi dengan menggunakan metode transportasi berupaya untuk memecahkan persoalan dari sumber mana barang dikirim ke tempat tujuan yang
(43)
mana sehingga akan dapat diperoleh jumlah biaya angkut yang paling minimal dan memaksimalkan keuntungan. Metode transportasi juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam dunia usaha. Salah satu masalahnya adalah masalah transshipment.
Masalah tansshipment merupakan persoalan transportasi transisi atau persoalan transportasi yang termodifikasi. Tempat transit ini dapat menerima pasokan dan dapat mengirimkan barang. Tujuan utama masalah transshipment adalah meminimumkan biaya distribusi barang yang dikirim dari tempat asal ke tempat tujuan meskipun melalui tempat transit.
Ada beberapa metode transportasi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah transshipment yaitu, Metode North West Corner, Metode Least Cost Combination, Vogel Approximation Method, Metode Modified Distribution dan Metode Stepping Srone. Metode transportasi yang digunakan untuk mencari solusi layak dasar awal dalam penelitian ini adalah Metode North West Corner (NWC) yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian solusi optimum dengan menggunakan Metode Stepping Stone untuk membuktikan bahwa proses pengalokasian hasil produksi yang dilakukan sudah optimal dengan biaya transportasi yang minimum.
Metode North West Corner atau metode pojok barat laut merupakan metode awal dalam penyelesaian masalah transportasi. Sesuai dengan namanya, penyelesaian dengan metode ini dimulai dari sel paling kiri atas. Metode ini memperlihatkan bahwa tiap langkah yang dilakukan akan memenuhi satu kendala.
Metode Stepping Stone adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan solusi optimal dalam masalah transportasi. Metode ini bersifat trial and error, yaitu dengan mencoba-coba memindahkan sel yang ada isinya (stone) ke sel yang kosong (water). Tentu saja pemindahan ini harus mengurangi biaya. Untuk itu harus dipilih sedemikian rupa sel-sel kosong yang biaya transportasinya kecil dan memungkinkan dilakukan pemindahan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat judul mengenai Metode Transportasi, dengan mengambil tugas akhir yang berjudul Penyelesaian
(44)
Permasalahan Transshipment dengan Metode North West Corner dan Metode Stepping Stone.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dari penelitian ini dirumuskan bagaimana mengatasi masalah transshipment menggunakan kombinasi Metode North West Corner (NWC) dan Metode Stepping Stone.
1.3Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Metode transportasi yang digunakan adalah metode Metode North West Corner dan Metode Stepping Stone.
2. Masalah transshipment dalam tulisan ini adalah masalah transshipment seimbang.
1.4Tinjauan Pustaka
Persoalan transportasi merupakan persoalan program linier. Bahkan aplikasi dari teknik program linier pertama kali ialah dalam merumuskan persoalan transportasi dan memecahkannya. Persoalan transportasi yang dasar pada mulanya dikembangkan oleh F. L. Hitchcock pada tahun 1941 dalam studinya yang berjudul The distribution of a product from several sources to numerous locations (Johannes Supranto, 1988).
Mengirim barang dari satu tempat ke tempat lain memerlukan alat transportasi, baik alat transportasi yang dimiliki sendiri maupun menyewa, keduanya
(45)
memerlukan biaya pengiriman. Besarnya biaya pengiriman barang dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jumlah barang yang akan dikirimkan dan biaya angkut per unit (Suyadi Prawirosentono, 2005).
Menurut P. Siagian (2006) gambaran umum dari persoalan transportasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sebuah perusahaan yang menghasilkan barang atau komoditi tertentu melalui sejumlah pabrik pada lokasi yang berbeda, akan mengirim barang ke berbagai tempat yang memerlukan dengan jumlah kebutuhan yang sudah tertentu, atau
Sejumlah barang atau komoditi hendak dikirim dari sejumlah pelabuhan asal kepada sejumlah pelabuhan tujuan, masing-masing dengan tingkat kebutuhan yang sudah diketahui.
Masalah transportasi berkenaan dengan penyusunan suatu program distribusi serta pengangkutan satu jenis barang tertentu dari beberapa sumber ke beberapa tempat tujuan, sehingga dengan program itu diperoleh jumlah ongkos angkut yang sekecil-kecilnya (D. A Simarmata, 1991). Menurut J. Supranto (1980), masalah transportasi untuk mencari nilai minimum dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑ ∑
Dengan kendala
∑
∑
(46)
Keterangan:
xij = jumlah barang yang harus diangkut dari tempat asal i ke tempat tujuan j
cij = biaya angkut per unit barang dari tempat asal i ke tempat tujuan j
si= banyaknya barang yang tersedia di tempat asal i
dj= banyaknya permintaan terhadap barang dari tempat tujuan j
i = sumber ke i j = tujuan ke j
Dalam masalah transportasi, pengiriman tidak berlangsung antara tempat asal dan tempat tujuan, maupun dari tempat tujuan ke tempat asal. Metode terbaik distribusi adalah melalui titik tengah pengiriman yang disebut transshipment (George B Dantzig dan Mukund N Thapa, 2003).
Metode transportasi merupakan bagian dari program linier yang digunakan untuk mengatur dan mendistribusikan sumber-sumber yang menyediakan produk ke tempat-tempat yang membutuhkan untuk mencapai efisiensi biaya transportasi. Metode transportasi digunakan untuk memecahkan masalah dalam dunia usaha seperti masalah pembelanjaan modal, analisis lokasi dan alokasi dana untuk investasi. Metode transportasi diharapkan mampu meminimumkan biaya tempat tujuan dengan biaya yang paling minimum. Masing-masing sumber tersebut mempunyai kapasitas pengiriman tertentu, sedangkan masing-masing tempat tujuan ini mempunyai permintaan dalam jumlah tertentu pula (M. N. Nasution, 2008).
Menurut Fien Zulfikarijah (2003), ciri-ciri khusus metode transportasi adalah
a) Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.
b) Jumlah yang didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh tujuan adalah tertentu.
(47)
c) Jumlah yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan sesuai dengan permintaan atau kapasitas sumber. Jumlah permintaan dan penawaran seimbang dan apabila jumlah permintaan tidak sama dengan jumlah penawaran, maka harus ditambahkan variabel dummy. d) Biaya transportasi dari suatu sumber ke suatu tujuan adalah tertentu. e) Jumlah variabel dasar m+n-1, di mana m adalah jumlah baris dan n
adalah jumlah kolom. Apabila jumlah variabel dasar kurang dari m+n-1 yang disebut degenerasi, maka harus ditambahkan variabel dasar dengan nilai nol.
Metode North West Corner atau metode pojok barat laut diperkenalkan oleh Charnes dan Cooper, kemudian dikembangkan oleh Danzig. (P. Siagian, 2006). Metode ini digunakan untuk mencari penyelesaian layak pada variabel dasar (Fien Zulfikarijah, 2003). Sedangkan metode Stepping Stone merupakan metode yang digunakan untuk menguji solusi awal yang telah dilakukan sebelumnya. Metode Stepping Stone ditemukan oleh W. W Cooper dan A. Charnes (Pangestu Subagyo dkk, 1984). Menurut Parlin Sitorus (1997) ciri-ciri metode Stepping Stone (Batu Loncatan) adalah
a. Jumlah sel berisi pada tabel penyelesaian awal sama dengan m+n-1 (m adalah jumlah baris dan n adalah jumlah kolom).
b. Arah tujuan transportasi harus dimulai dari tempat asal ke tempat tujuan, dan tidak boleh lebih dari satu tempat tujuan ke tempat tujuan lainnya. c. Lintasan Steping Stone dapat melintasi sel kosong atau berisi.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menyelesaikan masalah transshipment dengan penyelesaian awal menggunakan Metode North West Corner (NWC) dan penyelesaian optimal menggunakan Metode Stepping Stone.
(48)
1.6Kontribusi Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membantu menyelesaikan masalah transshipment dengan Metode North West Corner (NWC) dan Metode Stepping Stone.
2. Sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan masalah transshipment.
1.7Metodologi Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini adalah: 1. Mencari literatur dari beberapa buku, jurnal dan karya tulis yang berhubungan dengan Metode North West Corner (NWC) dan Metode Stepping Stone.
2. Menjelaskan definisi Metode Transportasi, transshipment, Metode North West Corner (NWC) dan Metode Stepping Stone.
3. Menyelesaikan permasalahan transshipment dengan penyelesaian awal
menggunakan Metode North West Corner Method (NWC) dan
pengoptimalan menggunakan Metode Stepping Stone.
4. Menyimpulkan hasil dan informasi dari penyelesaian permasalahan yang telah diselesaikan.
(1)
PENYELESAIAN PERMASALAHAN TRANSSHIPMENT DENGAN METODE NORTH WEST CORNER DAN
METODE STEPPING STONE
ABSTRAK
Masalah tansshipment merupakan persoalan transportasi transisi atau persoalan transportasi yang termodifikasi. Tempat transit ini dapat menerima pasokan dan dapat mengirimkan barang. Tujuan utama masalah transshipment adalah meminimumkan biaya distribusi barang yang dikirim dari tempat asal ke tempat tujuan meskipun melalui tempat transit. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh metode North West Corner yang dilanjutkan dengan metode Stepping Stone terhadap peminimuman biaya transportasi pada Perusahaan penjualan peralatan rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa biaya minimum yang dikeluarkan Perusahaan dalam pendistribusian produk perusahaan. Solusi layak dasar awal yaitu North West Corner yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian solusi optimum dengan menggunakan Stepping Stone.
Kata kunci : Masalah transshipment, Metode North West Corner, Metode Stepping Stone
(2)
TRANSSHIPMENT PROBLEM SOLVING WITH NORTH WEST CORNER’S METHOD AND STEPPING STONE METHOD
ABSTRACT
Tansshipment problem is transportation problem of transition or modified transportation problem. This transit area can receive supply and can deliver the goods. The main purpose of transshipment problem is to minimize the cost of distribution delivered goods from the place of origin to destination via transit point though. The problem in of this study are how the North West Corner method continued with method Stepping Stone to the optimization of transportation costs on the company's sales of household appliances. The purpose of this study was to determine the minimum costs incurred in the company's product distribution company. Initial basic feasible solution using the North West Corner Method followed by testing the optimum solution by using Stepping Stone Method.
Keywords : Transshipment Problem, North West Corner Method, Stepping Stone Method
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB1 PENDAHULUAN 1
1. 1 Latar Belakang 1
1. 2 Perumusan Masalah 3
1. 3 Batasan Masalah 3
1. 4 Tinjauan Pustaka 3
1. 5 Tujuan Penelitian 6
1. 6 Kontribusi Penelitian 7
1. 7 Metodologi Penelitian 7
BAB 2 LANDASAN TEORI 8
2. 1 Masalah Transportasi 8
2. 2 Masalah Transshipment 10
2. 3 Metode Transportasi 11
2. 3. 1 Pengertian Metode Transportasi 11 2. 3. 2 Metode Transportasi Menggunakan Solusi Awal 11 2. 3. 3 Metode Transportasi Menggunakan Solusi Optimal 13
2. 4 Degenerasi 14
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 16
3. 1 Model Transshipment 16
3. 2 Aplikasi Masalah Transshipment 17 3. 2. 1. Penyelesaian Awal dengan Metode North West Corner 20 3. 2. 2. Penyelesaian Optimal dengan Metodse Stepping Stone 26
3. 3 Pembahasan 44
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 45
(4)
4. 2 Saran 45
DAFTAR PUSTAKA 46
(5)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel
Tabel 2.1 Tabel Untuk Persoalan Transportasi 8 Tabel 3.1 Jumlah Unit yang Akan Dikirim dari Tempat Asal 17 Tabel 3.2 Jumlah Permintaan di Tempat Tujuan 18
Tabel 3.3 Biaya Angkut Per Unit 18
Tabel 3.4 Tabel Awal Transportasi dengan Biaya Transportasinya 20
Tabel 3.5 Hasil Tahap 1 21
Tabel 3.6 Hasil Tahap 2 22
Tabel 3.7 Hasil Tahap 3 22
Tabel 3.8 Hasil Tahap 4 23
Tabel 3.9 Hasil Tahap 5 23
Tabel 3.10 Hasil Tahap Akhir 24
Tabel 3.11 Alokasi dan Total Biaya Distribusi dengan Metode North west Corner 25
Tabel 3.12 Pemecahan Persoalan Degenerasi 26
Tabel 3.13 Indeks Perbaikan untuk Sel kosong Tabel 3.12 27
Tabel 3.14 Hasil Tahap 2 29
Tabel 3.15 Indeks Perbaikan Sel Kosong pada Tabel 3. 14 29
Tabel 3.16 Hasil Tahap 3 31
Tabel 3.17 Indeks Perbaikan Sel Kosong pada Tabel 3. 16 32
Tabel 3.18 Hasil Tahap 4 33
Tabel 3.19 Indeks Perbaikan Sel Kosong pada Tabel 3. 18 34
Tabel 3.20 Hasil Tahap 5 35
Tabel 3.21 Indeks Perbaikan Sel Kosong Pada Tabel 3. 20 36
Tabel 3.22 Hasil Tahap 6 38
Tabel 3.23 Indeks Perbaikan untuk Sel kosong Tabel 3.22 38
Tabel 3.24 Hasil Tahap 7 40
Tabel 3.25 Indeks Perbaikan Sel Kosong Pada Tabel 3. 24 41 Tabel 3.26 Hasil Akhir Menggunakan Metode Stepping Stone 42 Tabel 3.27 Alokasi dan Total Biaya Distribusi dengan Metode Stepping Stone 42
(6)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar
Gambar 3.1 Permasalahan Transshipment 16
Gambar 3.2 Jalur Transportasi 19
Gambar 3.3 Jalur Pendistribusian Barang Hasil Metode NWC 25
Gambar 3.4 Loop pada Sel x25 28
Gambar 3.5 Hasil Perbaikan Sel x25 28
Gambar 3.6 Loop pada Sel x37 30
Gambar 3.7 Hasil Perbaikan Sel x37 31
Gambar 3.8 Loop Pada Sel x36 33
Gambar 3.9 Hasil Perbaikan Sel x36 33
Gambar 3.10 Loop Pada Sel x38 35
Gambar 3.11 Hasil Perbaikan Sel x38 35
Gambar 3.12 Loop pada Sel x24 37
Gambar 3.13 Hasil Perbaikan Sel x24 37
Gambar 3.14 Loop Pada Sel x19 39
Gambar 3.15 Hasil Perbaikan Sel x19 40