Lintasan dan Rangkaian Di

himpunan semua rusuknya, f sebuah fungsi dengan daerah asal domain V, dan g sebuah fungsi dengan daerah asal E. Fungsi f memberi pembobot weights pada verteks, sedangkan fungsi g memberi pembobot pada rusuk. Pembobot itu bisa berupa bilangan, lambang, atau besaran apa pun yang ingin kita berikan kepada verteks dan rusuk.

2.2.2 Lintasan dan Rangkaian Di

dalam graph berarah, lintasan ialah suatu barisan rusuk , , , 2 1 k i i i e e e sedemikian rupa sehingga verteks terminal j i e berimpit dengan verteks awal 1 + j i e untuk 1 1 − ≤ ≤ k j . Suatu lintasan dikatakan sederhana simple jika ia tidak mencakup rusuk yang sama dua kali. Suatu lintasan dikatakan elementer elementary jika ia tidak bertemu verteks yang sama dua kali. Dalam Gambar di bawah ini, e 1 , e 2 , e 3 , e 4 adalah sebuah lintasan ; e 1 , e 2 , e 3 , e 5 , e 8 , e 3 , e 4 adalah sebuah lintasan,namun bukan yang sederhana ; e 1 , e 2 , e 3 , e 5 , e 9 , e 10 , e 11 , e 4 adalah sebuah lintasan sederhana, namun bukan yang elementer. Gambar 2.5 Lintasan dan Rangkaian Universitas Sumatera Utara Rangkaian circuit ialah suatu lintasan , , , 2 1 k i i i e e e yang verteks terminalnya, k i e . Suatu rangkaian dikatakan sederhana simple jika ia tidak mencakup rusuk yang sama dua kali. Suatu rangkaian dikatakan elementer elementary jika ia tidak bertemu verteks yang sama dua kali. Di dalam Gambar, e 1 , e 2 , e 3 , e 5 , e 9 , e 10 , e 12 , e 6 , e 7 adalah sebuah rangkaian sederhana, namun bukan elementer, sedangkan e 1 , e 2 , e 3 , e 5 , e 6 , e 7 adalah sebuah rangkaian elementer. Suatu lintasan atau suatu rangkaian dapat direpresentasikan juga dengan barisan verteks-verteks yang ditemuinya. Sebagai misal, lintasan e 1 , e 2 , e 3 , e 4 di dalam Gambar, dapat juga direpresentasikan sebagai v 1 , v 2 , v 3 , v 4 , v 7 , sedangkan rangkaian e 5 , e 9 , e 10 , e 11 dapat direpresentasikan sebagai v 4 , v 5 , v 8 , v 6 , v 4 . Suatu graph tak berarah dikatakan terhubungkan connected jika ada suatu lintasan antara setiap dua verteks, dan jika tidak demikian dikatakan tidak terhubungkan disconnected. Suatu graph berarah dikatakan terhubungkan jika graph tak berarah yang diperoleh dengan mengabaikan arah-arah rusuk-rusuknya ternyata terhubungkan, dan jika tidak demikian dikatakan tidak terhubungkan. Dengan demikian, suatu graph tidak terhubungkan terdiri dari dua atau lebih komponen yang masing-masingnya berupa sebuah graph terhubungkan. Suatu graph berarah dikatakan terhubungkan erat strongly connected jika untuk setiap dua verteks a dan b di dalam graph itu, ada lintasan dari a ke b maupun dari b ke a. 2.2.3 Lintasan dan Sirkuit Euler Misalkan G adalah suatu graph. Lintasan Euler G adalah lintasan yang melalui masing-masing sisi di dalam graph G tepat satu kali.. Universitas Sumatera Utara Sirkuit Euler ialah sirkuit yang melewati masing-masing sisi tepat satu kali dan graph yang mempunyai sirkuit Euler disebut graph Euler Eulerian graph. Graph yang mempunyai lintasan Euler dinamakan juga graph semi- Euler semi-Eulerian graph. Gambar di bawah ini merepresentasikan sebuah graph Euler dengan lintasan eulernya : 1, 2, 4, 6, 2, 3, 6, 5, 1, 3 Gambar 2.6 Graph Euler 2.2.4 Lintasan dan Sirkuit Hamilton Suatu graph terhubung G disebut lintasan Hamilton bila ada lintasan yang melalui tiap simpul di dalam graph G tepat satu kali. Sirkuit Hamilton ialah sirkuit yang melalui tiap simpul di dalam graph tepat satu kali, kecuali simpul asal sekaligus simpul akhir yang dilalui dua kali. Graph yang memiliki sirkuit Hamilton dinamakan graph Hamilton, sedangkan graph yang hanya memiliki lintasan Hamilton disebut graph semi-Hamilton. Dalam sirkuit Euler, semua garis harus dilalui tepat satu kali, sedangkan semua titiknya boleh dikunjungi lebih dari satu kali. Sebaliknya, dalam sirkuit Hamilton semua titik harus dikunjungi tepat satu kali dan tidak harus melalui semua garisnya. Dalam sirkuit Euler, yang dipentingkan adalah garisnya. Sebaliknya dalam sirkuit Hamilton, yang dipentingkan adalah kunjungan pada titiknya. Gambar di bawah ini merepresentasikan sebuah contoh graph Hamilton dengan lintasannya adalah : 1, 2, 3, 4, 1. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7 Graph Hamilton 2.2.5 Lintasan Terpendek Di Dalam Graph Berbobot Misalkan G = V, E, w sebuah graph berbobot ; dalam hal ini w suatu fungsi dari E ke himpunan bilangan nyata positif. Misalkan V sebuah himpunan kota- kota dan E himpunan jalan-jalan raya yang menghubungkan kota-kota tersebut. Pembobot rusuk {i, j}, dilambangkan wi, j, biasanya dinamakan panjang rusuk {i, j}, yang dalam hal ini dapat ditafsirkan sebagai jarak antara kota i dan kota j. Panjang suatu lintasan di dalam graph G didefinisikan sebagai jumlah panjang rusuk-rusuk di dalam lintasan itu. Misalkan diinginkan suatu lintasan terpendek dari verteks a ke verteks z di dalam graph G. Mula-mula ditentukan lintasan terpendek dari a ke suatu verteks lain, lalu ditentukan lagi lintasan terpendek dari a ke suatu verteks lain lagi, dan demikian seterusnya. Pada akhirnya, prosedur demikian ini akan berakhir bila lintasan terpendek dari a ke z diperoleh. Masalah lintasan terpendek adalah masalah yang menyangkut node, panjang jalur, arah lintasan. Dalam lintasan ini perlu diperhatikan khusus yaitu node supply node awal dan node demand node akhir. Untuk menyelesaikan masalah lintasan terpendek, terdapat suatu algoritma yang bisa dipakai yaitu : 1. Tujuan pada iterasi ke-n ; Tentukan node terdekat dari titik awal node awal Universitas Sumatera Utara 2. Input pada iterasi ke-n ; node terdekat ke n-1 ke node awal, termasuk di dalamnya lintasan terpendek dan jarak dari node awal. node-node ini ditambah dengan node awal disebut node terselesaikan, yang lain node belum terselesaikan. 3. Kandidat untuk node terdekat ke-n ; setiap node terselesaikan yang langsung berhubungan dengan satu atau lebih node belum terselesaikan sebagai kandidat node belum terselesaikan yang mempunyai hubungan terpendek. 4. Perhitungan node terdekat ke-n ; untuk setiap node terselesaikan dan node kandidat, ditambah dengan jarak diantaranya. Kandidat yang mempunyai total jarak terpendek ke-n.

2.3 Jaringan Transportasi