Definisi Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar

yang lebih rendah dibanding anak yang normal. Penelitian yang dilakukan oleh Kishawi 2015 pada anak usia 2 – 5 tahun di Gaza Palestina menunjukkan bahwa anak yang menderita anemia memiliki hubungan yang signifikan terhadap berat badan yang rendah underweight .

2.3. Prestasi Belajar

2.3.1. Definisi

Prestasi belajar menurut Ridwan 2008 dalam Picauly 2013 adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

2.3.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto 2013 faktor – faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.  Faktor jasmaniah  Faktor kesehatan : Sakit dapat menyebabkan cepat lelah, kurang semangat, mudah pusing, ngantuk, kurang darah, gangguan fungsi indera dan tubuh yang akan menganggu proses belajar.  Cacat tubuh : Keadaan ini dapat mempengaruhi belajar, dan sebaiknya anak belajar pada lembaga pendidikan khusus atau dengan bantuan alat bantu untuk mengurangi pengaruh dari kecacatan.  Faktor psikologis  Faktor inteligensi : Siswa dengan tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang tingkat inteligensinya lebih rendah. Universitas Sumatera Utara  Perhatian : Siswa yang mempunyai perhatian terhadap bahan pelajarannya dapat mencegah terjadinya kebosanan.  Minat : Bila pelajaran tidak sesuai dengan minatnya, siswa tidak akan belajar dengan sebaik – baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.  Bakat : Jika pelajaran sesuai dengan bakatnya, siswa akan senang dan lebih giat dalam belajar pelajaran tersebut sehingga hasil belajar lebih baik.  Motif : Motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan belajar.  Kematangan : Belajar lebih berhasil jika anak sudah siap matang.  Kesiapan : Siswa yang sudah ada kesiapan akan mempunyai hasil belajar yang lebih baik.  Faktor kelelahan  Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai tubuh dan kelelahan rohani berupa kelesuan dan kebosanan. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.  Faktor keluarga  Cara orang tua mendidik : Orang tua yang kurang tidak memperhatikan pendidikan anaknya akan menyebabkan anak tidak kurang berhasil dalam belajarnya.  Relasi antar anggota keluarga : Relasi yang tidak baik dapat menyebabkan perkembangan anak terhambat, belajar terganggu, dan bahkan dapat menimbulkan masalah psikologis yang lain. Universitas Sumatera Utara  Suasana rumah : Suasana rumah yang gaduh tidak memberikan ketenangan kepada anak untuk belajar.  Keadaan ekonomi keluarga : Kebutuhan pokok anak akan kurang terpenuhi pada keluarga yang miskin, sehingga kesehatan dan belajar anak akan terganggu.  Pengertian orang tua : Orang tua wajib memberi pengertian dan dorongan untuk membantu kesulitan anak di sekolah.  Latar belakang kebudayaan : Penanaman kebiasaan yang baik agar mendorong semangat anak untuk belajar.  Faktor sekolah  Metode mengajar : Metode mengajar guru yang kurang baik menyebabkan siswa menjadi kurang senang dan malas belajar.  Kurikulum : Kurikulum tidak baik jika terlalu padat, diatas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatian siswa.  Relasi guru dengan siswa : Relasi guru dengan siswa yang baik membuat siswa menyukai mata pelajaran yang diberikan.  Relasi siswa dengan siswa : Relasi yang baik dapat memberi pengaruh positif terhadap belajar.  Disiplin sekolah : Kedisiplinan berhubungan erat dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan belajar.  Alat pelajaran : Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar siswa dalam menerima bahan pelajaran. Universitas Sumatera Utara  Waktu sekolah : Sebaiknya siswa belajar dipagi hari dengan pikiran yang masih segar dan jasmani dalam kondisi yang baik.  Standar pelajaran di atas ukuran  Keadaan gedung  Metode belajar : Belajar secara teratur setiap hari, pembagian waktu yang baik, cara belajar yang tepat, dan cukup istirahat.  Tugas rumah : Diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas karena dapat membuat anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.  Faktor masyarakat  Kegiatan siswa dalam masyarakat : Belajar dapat terganggu jika siswa terlalu banyak ambil bagian dalam kegiatan masyarakat, terutama jika tidak bijaksana dalam mengatur waktu.  Media massa : Seperti bioskop, radio, sukat kabar, majalah, dan sebagainya dapat memberi pengaruh yang baik ataupun buruk, tergantung dari media massa tersebut.  Teman bergaul : Teman bergaul yang tidak baik seperti suka begadang, keluyuran, pecandu rokok, film, dan sebagainya dapat menyeret siswa ke ambang bahaya dan belajar akan jadi berantakan.  Bentuk kehidupan masyarakat : Masyarakat yang terdiri dari orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri, dan mempunyai kebiasaan tidak baik akan memberi pengaruh jelek karena anak tertarik untuk melakukan yang dilakukan orang – orang disekitarnya dan dapat mengganggu belajarnya. Universitas Sumatera Utara Menurut penelitian yang dilakukan oleh Perignon et al. 2014 pada anak usia 6 – 16 tahun di Kamboja menunjukan beberapa faktor risiko yang mempengaruhi kecerdasan anak. Anak yang mengalami stunting , anemia defisiensi besi, dan infeksi parasit mempunyai nilai yang lebih rendah pada tes kecerdasan kognitif dibanding dengan anak yang normal. Picauly 2013 juga melakukan penelitian terhadap anak sekolah di Kupang dan Sumba Timur NTT tentang pengaruh stunting terhadap prestasi belajar. Picauly mendapatkan bahwa setiap penurunan status gizi tinggi badan menurut umur sebesar 1 SD dapat menyebabkan penurunan prestasi belajar. Menurut Semba et al. 2008 dan Yustika 2006 dalam Picauly 2013 siswa yang mempunyai prestasi belajar yang rendah disebabkan oleh dua masalah, yaitu absensi yang tinggi dan kualitas penyerapan dan penguasaan materi pembelajaran yang rendah. Penelitian Olukamakaiye 2013 juga mengatakan bahwa energi makanan yang rendah, konsumsi daging, buah, dan sayur yang rendah memberikan dampak negatif terhadap perkembangan, kesehatan, dan belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Gajre 2008 pada anak sekolah di Kota Hiderabad menunjukkan bahwa kebiasaan sarapan berpengaruh terhadap memori dan kecerdasan anak di sekolah. Tingkat pendidikan ibu juga memberikan pengaruh terhadap kecerdasan anak dalam pelajaran Bahasa Inggris. Pengaruh sarapan pagi terhadap prestasi belajar juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh So 2013 pada anak sekolah di Korea. Hubungan antara sarapan pagi dan prestasi sekolah yang baik pada murid laki – laki didapati signifikan jika sarapan pagi minimal 5 kali per minggu, sedangkan pada murid perempuan ditemukan bahwa sarapan pagi sebanyak minimal 2 kali seminggu sudah menunjukkan hubungan yang signifikan. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR STUNTING DAN NON STUNTING Perbedaan Prestasi Belajar Dan Kesegaran Jasmani Pada Anak Sekolah Dasar Stunting Dan Non Stunting Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 2 18

PENDAHULUAN Perbedaan Prestasi Belajar Dan Kesegaran Jasmani Pada Anak Sekolah Dasar Stunting Dan Non Stunting Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 3 8

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SD N KARTASURA 1, 4 DAN 6 DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 5

Bahasa Indonesia SD MI Kelas 6. Pelajaran 4

0 2 14

Perbedaan Prestasi Belajar Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Kadar Hemoglobin pada Anak yang Stunting dan Normal Kelas 4 – 6 di SD Persa Juara Medan Tahun 2015

0 0 15

Perbedaan Prestasi Belajar Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Kadar Hemoglobin pada Anak yang Stunting dan Normal Kelas 4 – 6 di SD Persa Juara Medan Tahun 2015

0 0 2

Perbedaan Prestasi Belajar Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Kadar Hemoglobin pada Anak yang Stunting dan Normal Kelas 4 – 6 di SD Persa Juara Medan Tahun 2015

0 0 4

Perbedaan Prestasi Belajar Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Kadar Hemoglobin pada Anak yang Stunting dan Normal Kelas 4 – 6 di SD Persa Juara Medan Tahun 2015

0 2 14

Perbedaan Prestasi Belajar Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Kadar Hemoglobin pada Anak yang Stunting dan Normal Kelas 4 – 6 di SD Persa Juara Medan Tahun 2015

3 3 3

Perbedaan Prestasi Belajar Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Kadar Hemoglobin pada Anak yang Stunting dan Normal Kelas 4 – 6 di SD Persa Juara Medan Tahun 2015

0 0 23