BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Umumnya, suatu perusahaan didirikan untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan meningkatkan kesejahteraan pemegang
saham. Persaingan bisnis yang ketat seiring dengan perkembangan perekonomian mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk terus mengembangkan
inovasi, memperbaiki kinerjanya, dan melakukan perluasan usaha agar terus dapat bertahan dan bersaing Batubara,2011 dalam Muhammad Iqbal Dwi Nugroho
2012. Kemampuan suatu perusahaan untuk dapat bersaing sangat ditentukan oleh
kinerja perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang tidak mampu bersaing untuk mempertahankan kinerjanya lambat laun akan tergusur dari lingkungan industrinya
dan akan mengalami kebangkrutan. Agar kelangsungan hidup suatu perusahaan tetap terjaga, maka pihak manajemen harus dapat mempertahankan atau terlebih lagi
memacu peningkatan kinerjanya.Secara umum kinerja suatu perusahaan ditunjukkan dalam laporan keuangan yang di publikasikan Batubara, 2011 dalam Muhammad
Iqbal Dwi Nugroho 2012. Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi penting di Indonesia.
Menurut Badan Statistik, pada tahun 2009, dalam hal penerimaan devisa, sektor pariwisata di Indonesia menempati urutan ketigasetelah komoditi minyak dan gas
bumi serta minyak kelapa sawit. Data tahun 2010 menyebutkan, jumlah wisatawan
Universitas Sumatera Utara
mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,74 dibandingkan tahun sebelumnya, dan menyumbangkan devisa bagi negara
sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat,hal ini pasti berdampak tehadap restaurant, hotel dan tourism
yang merupakan bagian dari pariwisata baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun hal tersebut tidak serta merta
menjadipatokan bahwa kelangsungan hidup perusahaan – perusahaan yang termasuk di dalam industri pariwisata yang ada dapat tetap bertahan dan dianggap sehat secara
keseluruhantermasuk restaurant, hotel dan tourism yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dikarenakan tingkat persaingan di industri pariwisata yang cukup
tinggi. Kondisi perekonomian di Indonesia yang masih belum menentu
mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan untuk mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan. Kesalahan prediksi terhadap kelangsungan
operasi suatu perusahaan di masa yang akan datang dapat berakibat fatal yaitu kehilangan pendapatan atau investasi yang telah ditanamkan pada suatu perusahaan.
Oleh karena itu, pentingnya suatu model prediksi kebangkrutan suatu perusahaan menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak seperti pemberi pinjaman,
investor, pemerintah, akuntan, dan manajemen. Saat ini perusahaan yang terdaftar di BEI juga dapat memanfaatkan
keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Pasar modal sendiri dapat dijadikan sebagai alat untuk
merefleksikan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Pasar akan merespon positif
Universitas Sumatera Utara
melalui peningkatan harga saham perusahaan jika kondisi keuangan dan kinerja perusahaan bagus. Para investor dan kreditur sebelum menanamkan dananya pada
suatu perusahaan akan selalu melihat terlebih dahulu kondisi keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, analisis dan prediksi atas kondisi keuangan suatu
perusahaan adalah sangat penting.Atmini, 2005 dalam Syamsul Hadi dan Atika Anggraeni, 2010.
Laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan dapat dijadikan dasar prediksi kebangkrutan dalam menghitung sejumlah rasio keuangan. Hasil analisis
laporan keuangan akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai prediksi masa
depan perusahaan apakah dapat bertahan atau tidak S.Munawir, 2002: 292. Analisis rasio merupakan alat yang sangat penting untuk mengetahui posisi
keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang telah dilaksanakan. Analisis rasioyang
memprediksi potensi kebangkrutan suatu perusahaan, yaitu analisis Z-Score. Z-score pertama kali diperkenalkan oleh Edward Altman yang dikembangkan
untuk menentukan kecenderungan kebangkrutan perusahaan dan dapat jugadigunakan sebagai ukuran dari keseluruhan kinerja keuangan, hal yang menarik tentang Zscore
adalah keandalannya sebagai alat analisis tanpa memperhatikan bagaimana ukuranperusahaan. Meskipun, seandainya perusahaan terlihat makmur, jika Z-score
menunjukkannilai yang kurang baik, maka perusahaan harus berhati-hati.Jika perusahaan memiliki kinerjakeuangan yang sehat berarti perusahaan dapat
Universitas Sumatera Utara
berkembang baik dan bila perusahaan dalamkeadaan yang tidak sehat maka perlu diwaspadai karena berisiko tinggi menuju kebangkrutan.
Prediksi kebangkrutan berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak- pihaktentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan atau
tidak dimasayang akan datang. Bagi pemilik perusahaan dapat digunakan untuk memutuskan apakah tetap mempertahankan kepemilikannya di perusahaan atau
menjualnya dan kemudianmenanamkan modalnya ditempat lain. Bagi investor dan kreditor sebagai pihak yangberada diluar perusahaan dituntut mengetahui
perkembangan yang ada dalam perusahaan demi keamanan investasi modalnya sebab ketidakmampuan untuk membaca sinyal-sinyal dalam kesulitan usaha akan
mengakibatkan kerugian dalam investasi yang telah dilakukan. Penelitian ini merupakan replikasi. Sebelumnya,
Adnan dan Kurniasih 2000 melakukan penelitian tentang tingkat kesehatan perusahaan untuk memprediksi
potensi kebangkrutan dengan pendekatan Altman. Populasi penelitian ini adalah JSX 1999 perusahaan yang terdaftar sebagai delistedcompany sebanyak 20 perusahaan
meliputi 12 bank dan 8 perusahaan non-bank, diambil sampel sebanyak 4 perusahaan dan 5 bank.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa masing-masing variable bebas X
dapat digunakan untuk membedakan pengelompokan perusahaan yang memiliki tingkat kesehatan yang baik dan yang tidak baik.
ST. Ibrah Mustafa Kamal 2010 menggunakan lima variabel bebasnya yaitu rasio Net Working Capital to Total Assets X1, Retained Earning to Total Assets
X2, Earning Before Interest and Tax to TotalAssets X3, book value of equity to
Universitas Sumatera Utara
total liability X4, dan Sales to Total Assets X5. Dalam penelitian ini, terdapat
pengaruh positif rasio Net Working Capital to TotalAssets X1, Retained Earningsto Total Assets
X2, Earnings Before Interest and Taxto Total Assets X3, book value of equity to total liability
X4, dan Sales to TotalAssets X5 terhadap financial distress
. Dan fungsi diskriminan yang dihasilkan adalah Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,108 X3 + 0,42 X4 + 0,988 X5. Pada penelitian yang dilakukan
Butet Agrina Kurniwati 2012 dan Resti Amalia Ulfah 2013 menggunakan variable yang sama
dengan ST. Ibrah Mustafa Kamal. Perbedaan kedua penelitian ini terdapat pada
perusahaan dan tahun yang diteliti. Dimana penelitian Butet meneliti perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar si BEI pada tahun 2007 – 2011 dan Resti
meneliti perusahaan PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk
pada tahun 2011 – 2012. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian – penelitian sebelumnya, terdapat
pada perusahaan yang diteliti dan periode penelitian. Perusahaan yang diteliti adalah restaurant, hotel, dan tourism
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, pada periode 2010 – 2012.
Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis tertarik untuk menggunakan model Altman Z-Score ini sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan pada restaurant,
hotel dan tourism yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 – 2012 dan mengambil judul
penelitian ”Prediksi Gejala Kebangkrutan dengan Analisa Model Altman Z Score pada
Restaurant, Hotel dan Tourism yang Terdaftar Di BEI pada Tahun 2010 – 2012”
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah