Teori S O R Komunikasi

15

12. Kerangka Teori

Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena social atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Menurut Nawawi 2001 : 39 suatu penelitian memerlukan kejelasan titik tolak landasan berfikir dalam memecahkan masalahnya. Untuk itu disusun kerangka teori yang memuat pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disorot. Sedangkan menurut Kerlinger dalam Jalaluddin Rahmat 2002 : 6 , teori adalah sekumpulan konstruk atau konsep, defenisi, dan dalil yang saling terkait yang menghadirkan suatu pandangan sistematis tentang gejala dengan menetapkan hubungan diantara beberapa vaiabel, dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan diantaranya adalah: Teori S- O -R, komunikasi, komunikasi kelompok, teater sebagai media komunikasi, teater di Indonesia dan tingkat penerimaan informasi.

5.1 Teori S O R

Teori S O R sebagai singkatan dari Stimulus Organism Response ini semula bersal dari psikoklogi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi, tidak mengherankan karena objek material dari psikologi dalam komunikasi adalah sama,, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, dan afeksi. 16 Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Unsur-unsur dalam model ini adalah: a. Pesan Stimulus b. Komunikan Organism c. EfekResponse Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate , dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mar’at 1984:10 dalam bukunya “Sikap Manusia”, Perubahan serta Pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu: a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan 17 Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap Effendi, 2001:256

5.2 Komunikasi

Menurut Wilbur Schramm dalam Sunarjo,1991 : 12 istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “communication” berasal dari kata latin “Communicatio” dan bersumber dari kata “Communis” yang artinya sama. Sama disini adalah sama makna atau sama arti Effendi,1994: 9 . Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Menurut Effendy 1992: 5, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seorang komunikator pada orang lain komunikan untuk memberitahukan atau mengubah pendapat atau perilaku baik secara langsung maupun melalui media. Sedangkan Carl Hovland mengatakan bahwa komunikasii adalah upaya-upaya sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azaz penyampaian informasi serta pembentukan sikap Effendy, 1992: 10. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi pada dasarnya adalah suatu proses penyampaian pesan dari 18 seseorang kepada orang lain dengan tujuan agar orang lain tersebut dapat mengerti dan memahami pesan yang disampaikan sekaligus merubah sikap, pendapat,dan perilakunya.

5.3 Komunikasi Kelompok