d. Keputusan dalam keadaan ada konflik conflick. Suasana konflik muncul jika kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan berada dalam situasi yang
saling bertentangan. Satu pihak pengambil keputusan tidak hanya memikirkan pada tindakannya sendiri, tetapi juga tertarik pada tindakan lawannya.
2.8.1 Pilihan Langsung
Salah satu cara yang umum digunakan dalam menentukan pengambilan keputusan diantara dua alternatif adalah membandingkan keduanya secara langsung, kemudian
menentukan pilihan berdasarkan proses intuisi. Tetapi persoalan yang kompleks akan sulit untuk mengelola seluruh informasi dalam pikiran kita.
Contoh : Seorang Produsen ingin menambah jenis produksinya. Untuk maksud tersebut ada dua
pilihan ; pertama produk A, ia yakin staf engeneringnya mampu mempersiapkan peralatan untuk produk A dengan pertimbangan keberhasilan 0,5. Produk kedua,
memproduksi B dengan kemungkinan gagal 0,2. Jika produk A berhasil perusahaan akan memperoleh laba Rp. 200 juta, dan jika gagal akan rugi Rp. 20 juta. Sedangkan
produk B, jika berhasil akan memperoleh laba Rp. 80 juta dan jika gagal kan rugi Rp. 2 juta. Karena keterbatasan dana, maka hanya satu diantaranya yang akan diproduksi.
Tentukan produksi mana sebaiknya yang akan diproduksi oleh perusahaan agar perusahaan memperoleh laba yang optimal.
Model keputusan ini dapat digambarkan dalam diagram keputusan sebagai berikut :
Berhasil + Rp. 200 juta
0,5 Produk A
Gagal - Rp. 20 juta
0,5 Tidak memproduksi
Rp. 0 juta
Berhasil + Rp. 80 juta
0,8
Universitas Sumatera Utara
Produk B
Gagal - Rp. 2 juta
0,2
Gambar 2.2 Diagram Keputusan Pilihan Langsung
Persoalan ini kelihatannya sederhana namun ada kesulitan untuk memilih secara langsung karena kita harus secara serentak memperoleh informasi tentang
kemungkinan berhasil dan bagaimana hasil yang mungkin diperoleh. Pada dasarnya pilihan langsung dapat dilakukan dengan mudah jika terdapat dominasi satu alternatif
atas alternatif lainnya.
2.8.2 Dominasi Nilai
Misalkan pada persoalan diatas, jika produk A gagal hasil yang akan diperoleh bukan – Rp. 20 juta, melainkan Rp. 80 juta sehingga keadaannya dapat digambarkan seperti
pada diagram berikut :
Berhasil + Rp. 200 juta
0,5 Produk A
Gagal + Rp. 80 juta
0,5 Tidak memproduksi
Rp. 0 juta
Berhasil + Rp. 80 juta
0,8 Produk B
Gagal - Rp. 2 juta
0,2
Gambar 2.3 Diagram Keputusan Dominasi Nilai
Universitas Sumatera Utara
Dari diagram ini, maka secara langsung dapat dinyatakan bahwa lebih baik memilih produk A, karena walaupun gagal hasilnya masih sama dengan produk B jika
berhasil. Dalam hal ini dikatakan alternatif A mendominasi alternatif B.
2.8.3 Dominasi Stokastik