Untuk itu dapat dijelaskan sebagai berikut ;
1. Grup usaha vertikal
Dalam grup ini, jenis-jenis usaha dari masing-masing perusahaan satu sama lain masih tergolong serupa. Hanya mata rantainya saja yang berbeda. Misalnya ada anak
perusahaan yang menyediakan bahan baku, ada yang memproduksi bahan setengah jadi, bahan jadi, bahkan ada pula yang bergerak dibidang eksport-import. Jadi, suatu
kelompok usaha menguasai suatu jenis produksi dari hulu ke hilir. Untuk itu, dapat dilihat dari diagram berikut
14
14
Said, M, N, Perusahaan-perusahaan Pemerintah di Indonesia. Alumni, Bandung, 1985. Hal 34
Grup usaha vertical
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
H : Perusahaan Induk A : perusahaan anak
2. Grup usaha horisomtal
Dalam grup usaha horizontal, bisnis dari masing-masing anak perusahaan tidak ada kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk itu, dapat diskemakan
sebagai berikut
15
15
Ibid
:
Universitas Sumatera Utara
Grup usaha horizontal
3. Grup usaha kombinasi
Ada juga grup usaha, dimana jika dilihat dari segi bisnis anak perusahaannya, ternyata ada yang terkait dalam suatu mata rantai produksi dari hulu ke hilir,
disamping ada juga anak perusahaan yang bidang bisnisnya terlepas dari satu sama lain. Sehingga dalam grup tersebut terdapat kombinasi antara grup vertical dengan
grup horizontal. Diagram berikut ini menunjukkan bagaimana struktur dari grup usaha kombinasi
16
Grup usaha kombinasi
.
16
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Dilihat dari sumber hukum perusahaan, sumber hukum perusahaan adalah setiap pihak yang menciptakan kaidah atau ketentuan hukum perusahaan. Pihak-pihak
tersebut dapat berupa badan Legislatif yang menciptakan Undang-Undang. Pihak- pihak yang mengadakan perjanjian yang menciptakan kontrak, hakim yang
memutuskan perkara yang menciptakan yurisprudensi, masyarakat pengusaha yang menciptakan kebiasaan mengenai perusahaan. Dengan demikian, hukum perusahaan
itu terdiri dari kaidah-kaidah atau ketentuan yang tersebar dalam Perundang- Undangan, kontrak, yurisprudensi, dan kebiasaan mengenai perusahaan.
Dalam Perundang-Undangan yang meliputi ketentuan Undang-Undang peninggalan zaman Hindia Belanda dahulu, yang masih berlaku hingga sekarang ini
berdasarkan aturan peralihan UUD 1945, seperti ketentuan yang terdapat dalam KUHPdt dan KUHD. Selain itu, sudah banyak Undang-Undang yang diciptakan
Universitas Sumatera Utara
Pembuat Undang-Undang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 mengenai perusahaan yang berkembang cukup pesat hingga sekarang ini.
Dengan mengacu kepada Undang-undang wajib daftar perusahaan, maka perusahaan didefenisikan sebagai “setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis
usaha yang bersifat tetap, terus menerus, dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau
laba”. Bertitik tolak dari defenisi berikut, maka lingkup pembahasan hukum perusahaan meliputi dua hal pokok, yaitu bentuk usaha dan jenis usaha
17
. Tegasnya hukum perusahaan meliputi bentuk usaha dan jenis usaha. Keseluruhan aturan hukum
yang mengatur tentang bentuk usaha dan jenis usaha disebut dalam hukum perusahaan
18
B. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI PERUSAHAAAN INDUK .