Penggolongan Piutang Manajemen Piutang 1. Pengertian Manajemen Piutang

Indriyo Gito Sudarmo 1998:69 memberikan definisi piutang sebagai berikut : “piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya politik penjualan kredit”. Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen piutang adalah “suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam bentuk klaim kepada pihak lain, baik terhadap perorangan, badan usaha maupun pihak tertagih lainnya atas aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya transaksi penjualan kredit dengan pihak lain, penyelesaiannya dilakukan dengan penerimaan baik berupa uang, barang atau jasa dengan menggunakan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Penggolongan Piutang

Untuk kepentingan akuntansi dan laporan keuangan, Niswonger dan Fess 1999:324 menggolongkan piutang menjadi 3 tiga bagian yaitu : a. Piutang usaha Account Receivable b. Piutang Wesel Notes Receivable c. Piutang lain-lain Other Receivable a. Piutang Usaha Account Receivable Yang dimaksud dengan piutang usaha yaitu piutang yang berasal dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa secara kredit dari kegiatan utama perusahaan. Piutang semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relative pendek, yaitu kira-kira 30 hari atau 60 hari, sehingga Didik Hermadi : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Beton Perkasa Wijaksana Skripsi Minor, 2008 USU Repository © 2009 dekelompokkan kedalam aktiva lancar didalam neraca. Biasanya piutang usaha tidak melibatkan bunga, meskipun bunga atau biaya dapat saja ditambahkan bilamana pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu. Istilah piutang ini digunakan untuk tagihan yang timbul karena penjualan barang atau jasa secara kreditur dimana pembeli debitur tidak memberikan suatu janji tertulis secara formal. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan-persetujuan informl antara supplier dan customer yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan seperti faktur pesanan penjualan, kontrak penjualan dan kotrak penyerahan. Selanjutnya untuk piutang usaha yang timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa perlu dibedakan. Piutang usaha yang timbul dari penjualan barang dagangan timbul pada saat barang diberikan kepada pembeli debitur, sedangkan piutang usaha yang berasal dari penjualan jasa timbul pada saat pekerjaan diselesaikan, dan bila hanya sebagian yang selesai itulah yang dinyatakan sebagai piutang usaha pada neraca. Ayat jurnal untuk mengakui piutang dari penjualan barang atau jasa adalah: Piutang usaha……………………xxx Penjualan…………………….xxx Dan ayat jurnal pada saat piutang dapat tertagih adalah: Kas……………………..xxx Piutang usaha…………..xxx Didik Hermadi : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Beton Perkasa Wijaksana Skripsi Minor, 2008 USU Repository © 2009 b. Piutang wesel wesel bayar Notes Receivable Yang dimaksud piutang wesel ialah sebagai suatu janji tertulis yang tidak bersyarat dari seseorang kepada orang lain untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa piutang wesel merupakan suatu tagihan dari seseorang kepada orang lain pelanggan untuk membayar sejumlah uang atas jumlah yang terhutang pada tanggal tertentu yang didukung oleh suatu perjanjian tertulis yang tidak bersyarat. Sifat wesel ada 2 dua yaitu dapat dinegoisasikan dan tidak dapat dinegoisasikan. Wesel yang dapat dinegoisasikan berarti dapat ditransfer secara legal syah melalui endosemen atau penyerahan dimana yang membuat wesel akan membayar kepada orang badan yang memegang wesel tersebut pada saat jatuh tempo. Wesel ini dapat dipindahkan, dapat didiskontokan ke bank sebelum jatuh tempo dengan kata lain meminjam uang ke bank dengan menggunakan wesel sebagai jaminan. Piutang wesel dibedakan atas 2 dua jenis yaitu: 1. Wesel berbunga Suatu wesel disebut berbunga apabila dalam surat tersebut disebutkan suatu tingkat bunga tertentu biasanya dinyatakan dalam persentase maka disamping nilai nominal wesel juga dibayar juga dengan jumlah bunga yang dihitung atas dasar persentase bunga yang tertulis dalam surat wesel tersebut. Rumus: wesel tagih = Pinjaman pokok + Jumlah bunga Dimana bunga = Pinjaman pokok x Tingkat bunga x Waktu Didik Hermadi : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Beton Perkasa Wijaksana Skripsi Minor, 2008 USU Repository © 2009 Ayat jurnal: - Untuk mencatat wesel yang diterima sebagai penukar barang Wesel tagih…………………xxx Piutang usaha…………….xxx - Untuk mencatat bunga yang diperoleh selama satu periode Piutang bunga……………..xxx Pendapatan bunga……….xxx - Untuk mencatat penyelesaian wesel pada tanggal jatuh tempo dan bunga Kas………………………...xxx Wesel tagih……………………...xxx Pendapatan bunga……………….xxx 2. Wesel tanpa bunga Merupakan suatu janji untuk membayar sejumlah uang tetap hanya sebesar nilai nominal yang terdapat didalamnya. Rumus: Wesel tagih = Pinjaman pokok Ayat jurnal: - Untuk mencatat wesel diterima sebagai penukaran barang Wesel tagih………………..xxx Piutang usaha……………xxx - Untuk mencatat penyelesaian wesel pada tanggal jatuh tempo Kas……………………xxx Wesel tagih……………xxx Didik Hermadi : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Beton Perkasa Wijaksana Skripsi Minor, 2008 USU Repository © 2009 Penerimaan pembayaran wesel tagih mungkin saja memerlukan uang kas sebelum jatuh tempo. Apabila hal ini terjadi maka penerima pembayaran tersebut dapat menjual wesel tagihnya. Kreditur tersebut akan mengedorse wesel tersebut dan memberikannya kepada pembeli wesel, biasanya berupa bank yang nantinya akan menagih wesel tersebut pada jatuh tempo. Menjual wesel tagih sebelum saat jatuh tempo dinamakan pendiskontoan wesel tagih, karena orang yang menjual wesel tagih tersebut akan menerima uang lebih kecil dari yang akan diterimanya saat jatuh tempo. c. Piutang lain-lain Merupakan piutang yang timbul atau bukan berasal dari penjualan barang- barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan yang merupakan kegiatan utama perusahaan. Piutang ini timbul karena adanya pinjaman yang diberikan perusahaan pada seseorang tanpa adanya hubungan yang langsung dengan penjualan barang-barang dan jasa yang merupakan peroduksi dari kegiatan utama perusahaan. Seperti piutang bunga, piutang pajak, piutang direksi, piutang karyawan, piutang afiliasi, dan lain-lain. Piutang lain-lain antara lain adalah : 1. Persekot dalam kontrak pembelian 2. Klaim terhadap restitusi pajak 3. Klaim terhadap pengangkutan barang yang rusak 4. Klaim terhadap asuransi atas kerugian yang dipertanggungkan 5. Dan lain-lain Didik Hermadi : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Beton Perkasa Wijaksana Skripsi Minor, 2008 USU Repository © 2009 Sebelum pinjaman tersebut diperoleh terlebih dahulu pihak yang melakukan pinjaman melakukan permohonan kepada pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan akan mempertimbangkan permohonan tersebut, dan jika disetujui barulah pinjaman tersebut diberikan.

3. Analisis Umur Piutang