Nur Khoiriyah Daulay : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Cadangan Devisa Dan Suku Bunga Sbi Terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
2006 1382074
2007 1643203
Sumber: Bank Indonesia, Laporan tahunan 1988-2007.
4.3. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah
Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai salah satu jangkar pangaman perekonomian nasional, harus dijaga keseimbangannya antara tujuan
untuk mengamankan kesinambungan fiskal dengan tujuan untuk mendorong perekonomian. Peranan APBN tersebut hingga saat ini masih dalam batas rambu-
rambu yang menjamin kesinambungan fiskal, sedangkan stimulus ekonomi yang terbesar tetap diandalkan dari masyarakat dan dunia usaha untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal ditujukan untuk melanjutkan dan memantapkan
konsolidasi fiskal dan penyehatan APBN. Disisi lain, perkembangan penerimaan negara bukan pajak PNBP sangat dipengaruhi antara lain oleh perkembangan
harga dan produksi minyak mentah Indonesia, perbaikan kinerja BUMN yang memberikan kontribusi melalui pay out ratio dari laba BUMN, serta efektifitas
pengumpulan berbagai pungutan dari Departeman dan Lembaga pemerintah non Departemen melalui pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Dari
Nur Khoiriyah Daulay : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Cadangan Devisa Dan Suku Bunga Sbi Terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
perkembangan berbagai faktor diatas, dalam tiga tahun terakhir perkembangan PNBP terus mengalami fluktuasi, yakni dari Rp. 88,4 triliun 5,5 terhadap PDB
dalam tahun 2003, namun dalam APBN 2004 ditetapkan Rp. 77,1 triliun 3,9 terhadap PDB atau turun 22,1 dari realisasinya dalam tahun sebelumnya.
Demikian pula, perkembangan belanja negara secara nominal juga terus mengalami peningkatan dari Rp 322,2 triliun dalam tahun 2002 menjadi Rp. 374,4
triliun dalam APBN 2004. Peningkatan ini terutama berkaitan dengan upaya perbaikan kesejahteraan aparatur pemerintah dan peningkatan pelayanan kepada
masyarakat, pemberian stimulus fiskal secara terbatas pada perekonomian, dan peningkatan alokasi anggaran ke daerah sejalan dengan pelaksanaan kebijakan
desentralisasi fiskal. Namun demikian, rasio belanja negara terhadap PDB dalam periode tersebut justru menunjukkan penurunan yang sangat signifikan, yaitu dari
20 pada tahun 2002 menjadi 18,7 dalam APBN 2004. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan beban pembayaran bunga utang dari 5,4 terhadap
PDB pada tahun 2002 menjadi 3,3 terhadap PDB dalam APBN 2004. Sementara tahun 2006, peningkatan belanja negara diwarnai oleh upaya
peningkatan stimulus fiskal dan pemulihan daya beli masyarakat. Pada 2006 peningkatan belanja negara mencapai 32, lebih tinggi dari peningkatan pada
2005 yang mencapai 19. Peningkatan tersebut mencapai 20,1 dari PDB, terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar 13,3 dari PDB dan belanja untuk daerah
sebesar 6,8 dari PDB. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya rasio Dana Alokasi Umum DAU dari 25,5 pada tahun 2005 menjadi 26 pada
2006 dari pendapatan dalam negeri PDN bersih serta kebijakan untuk
Nur Khoiriyah Daulay : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Cadangan Devisa Dan Suku Bunga Sbi Terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
meningkatkan dana alokasi khusus terutama untuk kegiatan infrasruktur. Realisasi tahun 2006 juga menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan realisasi tahun
2005 dimana realisasi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal dan belanja lainnya masing-masing hanya mencapai 89, 69, 60 dan 78 dari APBNPII
2005. Sementara realisasi APBN 2007 semester I diperkirakan mencapai Rp.
2,0 triliun atau lebih tinggi dari realisasi defisit pada semester I 2006 sebesar Rp. 1,6 triliun. Realisasi pendapatan negara dan hibah selama semester I 2007
diperkirakan mencapai Rp. 286,4 triliun atau 39,6 dari target APBN 2007. Angka tersebut juga lebih tinggi dari realisasi semester I tahun 2006 yang
mencapai Rp. 236,5 triliun mencapai 35,9. Sementara realisasi belanja negara dalam semester I 2007 diperkirakan Rp. 288,4 triliun atau 37,8 dari APBN
2007. Angka tersebut juga lebih tinggi dari realisasi semester I 2006 yang mencapai
Rp. 238,1
triliun. Sedangkan pada semester II pemerintah mengajukan prognosis realisasi defisit
sebesar Rp. 59,9 triliun sehingga total defisit mencapai Rp. 61,9 triliun. Pendapatan negara dan hibah pada semester II 2007 diperkirakan mencapai Rp.
398,1 triliun sedangkan belanja negara diperkirakan mencapai Rp. 458,0 triliun, sebelumnya pemerintah memperkirakan defisit APBN 2007 akan naik menjadi
1,6 dari PDB dari sebelumnya 1,1 dari PDB atau naik dari Rp. 40,5 triliun menjadi Rp. 62 triliun.
Untuk lebih jelasnya perkembangan pengeluaran pemerintah dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Nur Khoiriyah Daulay : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Cadangan Devisa Dan Suku Bunga Sbi Terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Tabel 4.2 Perkembangan Pengeluaran pemerintah
Miliar Rupiah
Tahun Pengeluaran
pemerintah 1988
32995 1989
38169 1990
49450 1991
51990 1992
58066 1993
64460 1994
74761 1995
79216 1996
98513 1997
127969 1998
215586 1999
245192 2000
221468 2001
341564 2002
322180 2003
376505 2004
427177 2005
509400 2006
669900 2007
771100
Sumber: Bank Indonesia, Laporan tahunan 1988-2007.
Nur Khoiriyah Daulay : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Cadangan Devisa Dan Suku Bunga Sbi Terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
4.4. Perkembangan Cadangan Devisa