Penatalaksanaan Diare Penatalaksanaan diare menurut WHO 2005 dan Depkes 2006 adalah

xxiii 4. Gangguan gizi Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat. Hal ini disebabkan karena: a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan atau muntahnya bertambah hebat. b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama. c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dengan baik karena adanya hiperplastik. Asnil P dkk, 2003 5. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dengantanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa renjatan syok hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia. Asidosis akan bertambah berat dan bila tidak segera ditolong penderita dapat meninggal. Asnil P dkk, 2003

2.1.1.5. Penatalaksanaan Diare Penatalaksanaan diare menurut WHO 2005 dan Depkes 2006 adalah

sebagai berikut 1. Upaya rehidrasi berdasarkan derajat dehidrasi  Rencana terapi A 1. Beri cairan tambahan sebanyak anak mau  Jelaskan kepada ibu : - Pada bayi muda pemberian ASI merupakan cara pemberian cairan tambahan yang utama. - Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian. - Jika anak memperoleh ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan. 11 xxiv - Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut ini : oralit, larutan gula garam, cairan makanan kuah sayur, air tajin atau air matang. Anak harus diberi larutan oralit di rumah jika : - Anak telah diobati dengan rencana terapi B atau C dalam kunjungan ini. - Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah.  Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus oralit 200 ml untuk digunakan di rumah.  Tunjukkan kepada ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan cairannya sehari- hari: - Sampai umur 2 tahun; 50 sampai 100 ml setiap kali buang air besar - 2 tahun atau lebih; 100 sampai 200 ml setiap kali buang air besar Katakan kepada ibu : - Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir atau gelas. - Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat. - Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare. 2. Berikan suplemen zink  Jelaskan kepada ibu berapa banyak zink yang diberikan - Sampai usia 6 bulan ½ tablet 10 mg per hari untuk 10-14 hari. - ≥ 6 bulan 1 tablet 20 mg per hari untuk 10-14 hari.  Tunjukkan kepada ibu bagaimana memberikan suplemen zink - Untuk bayi, tablet dapat dilrutkan dengan sedikit air matang, ASI, atau oralit. - Untuk anak, tablet dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air matang atau oralit. 3. Lanjutkan pemberian makan atau ASI. 4. Kapan harus kembali. 12 xxv  Rencana terapi B Berikan oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam. 1. Tentukan jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama. Tabel 2.2. Jumlah Oralit untuk terapi pada anak Umur 4 bulan 4 -12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun Berat badan 6 kg 6 - 10 kg 10 - 12 kg 12 – 19 kg Dalam ml 200 – 400 400 – 700 700 – 900 900 – 1400 Digunakan umur hanya bila berat badan anak tidak diketahui. Jumlah oralit yang diperlukan dalam ml dapat dihitung dengan cara berat badan dalam kg dikalikan 75. - jika anak menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman diatas berikan. - untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menetek, berikan juga 100-200 ml air matang sampai periode ini. 2. Tunjukkan kepada ibu cara memberikan larutan oralit:  Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir atau gelas.  Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat.  Lanjutkan ASI selama anak mau. 3. Setelah 3 jam :  Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya.  Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.  Mulailah memberi makan jika anak berumur 6 bulan atau lebih, ketika masih di klinik atau puskesmas.  Jika bayi berumur kurang dari 6 bulan, lanjutkan pemberian ASI selama bayi mau. 4. Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai :  Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumah.  Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan.  Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi. Juga beri 6 bungkus sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A. 13 xxvi  Jelaskan 4 aturan perawatan di rumah : - Berikan cairan tambahan - Berikan suplemen zink - Lanjutkan pemberian makan - Kapan harus kembali  Rencana terapi C Ikuti tanda panah. Jika jawaban “Ya”, lanjutkan kekanan. Jika “tidak”, lanjutkan kebawah. Mulai di sini Dapatkah saudara segera memberikan cairan Ya Apakah ada fasilitas pemberian cairan intravena yang terdekat dalam 30 menit Tidak Ya Apakah saudara telah dilatih menggunakan pipa nasogastrik untuk rehidrasi Tidak Apakah anak masih bisa minum Rujuk segera untuk pengobatan IVNGT Ya Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut sementara infus dipersiapkan. Beri 100 mlkg cairan ringer laktat jika tidak tersedia, gunakan NaCl yang dibagi sebagai berikut: Umur Pemberian pertama 30 mlkg selama: Pemberian berikut 70 mlkg selama : Bayi 12 bulan 1 jam 5 jam Anak 12 bulan – 5 tahun 30 menit 2 ½ jam ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba  Periksa kembali anak setiap 1-2 jam. Jika status hidrasi belum membaik, beri tetesan intravena lebih cepat.  Juga beri oralit kira-kira 5 mlkgjam segera setelah anak mau minum : biasanya sesudah 3-4 jam bayi atau 1-2 jam anak  Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian pilih rencana terapi yang sesuai A, B, C untuk melanjutkan pengobatan.  Rujuk segera untuk pengobatan intravena.  Jika anak bisa minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukkan cara meminumkan pada anaknya sedikitt demi sedikit selama dalam perjalanan.  Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa nasogastrik atau mulut : beri 20 mlkgjam selama 6 jam total 120 mlkg  Periksa kembali anak setiap 1-2 jam: Jika anak muntah terus menerus atau perut makin kembung, beri cairan lebih lambat. Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak untuk pengobatan intravena.  Sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian tentukan rencana terapi yang se untuk melanjutkan suai A,B,atau C untuk melanjutkan pengobatan. Catatan: Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi untuk meyakinkan bahwa ibu dapat mempertahankan hidrasi dengan pemberian larutan oralit peroral Sumber: WHO, 2005; Depkes RI, 2006 Tidak 14 xxvii 2. Dukungan nutrisi 3. Suplementasi zink Pemberian tablet zink harus diberikan selama 10-14 hari berturut-turut meskipun anak sudah sembuh. 4. Antibiotik selektif Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare cair akut kecuali dengan indikasi yaitu pada diare berdarah dan kolera. 5. Edukasi orang tua Nasihat pada ibu atau pengasuh untuk kembali segera jika ada demam, tinja berdarah, muntah berulang, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare maki sering atau belum membaik dalam 3 hari. WHO, 2005; Depkes RI, 2006

2.1.1.6. Faktor Resiko Terjadinya Diare

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Faktor Lingkungan dan Faktor Sosial Ekonomi dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Bulan Agustus 2010

2 21 84

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN FREKUENSI DIARE BALITA DI DESA BOLON, HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN FREKUENSI DIARE BALITA DI DESA BOLON, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN KARANGANYA

0 1 13

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pedan Klaten.

0 3 16

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN DIARE DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KELURAHAN BEKONANG KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 6

HUBUNGAN FREKUENSI BERULANGNYA ISPA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA.

0 0 1

Hubungan Frekuensi Berulangnya ISPA dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Jebres Surakarta IMG 20160222 0001

0 0 1

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI POSYANDU BALITA TEMU IRENG RW IX SOROSUTAN YOGYAKARTA

0 0 10

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN FREKUENSI KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA SKRIPSI

0 0 26