Hak Disayangi TINJAUAN TEORETIS TENTANG HAK ISTRI DALAM PERKAWINAN

tidak pernah memandang enteng kepadanya, maka apabila hak-hak perempuan tidak diberikan, berarti kaum laki-laki sendirilah yang menutup pintu kebaikan yang akan diberikan oleh kaum perempuan. Suami wajib menjaga dan memelihara istri segala hal yang menghilangkan kehormatannya, atau mengotori kehormatannya, atau merendahkan derajatnya, dan atau yang menghilangkan pendengarannya karena dicela.

D. Hak Pendidikan

Di antara yang menjadi hak seorang istri suaminya ialah membimbingnya ke arah penghayatan hukum-hukum agama, membaiki akhlaknya serta memberi tujuk ajar kearah kebaikan dan kabahagiaan tanpa membiarkannya dalam keadaan serba tidak betul serta menyimpang ke arah keburukan. 24 Jika si suami diwajibkan menjaga keselamatan diri istrinya, kesehatan tubuh badannya dan memberi layanan yang baik, maka dia juga diwajibkan menjaga kesempurnaan agamanya, akhlaknya serta kebaikan sikapnya. Dengan demikian, si suami sudah benar-benar menjadi pemimpin yang berkualitas serta beramanah. Justru, itu seorang suami tidak dianggap sebagai beramanah terhadap amanah Allah jika dia tidak mempedulikan tentang kejahilan serta penyimpangan istrinya dari kehendak agama, pengabaiannya menunaikan fardu- fardu agama dan tidak membetulkan akhlaknya yang salah, sedangkan dia wajib 24 Mat Saad Abd Rahman, Undang-Undang Keluarga Islam Aturan Perkawinan, Selangor: Intel Multimedia and Publication, 2007, h. 78. menjaga serta mengawal ahli keluarganya daripada kesiksaan dunia dan akhirat. 25 Firman Allah Swt.:                        Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari neraka yang bahan-bahan bakarannya: manusia dan batu berhala; neraka itu dijaga dan dikawal oleh malaikat-malaikat yang keras kasar layanannya; mereka tidak mendurhaka kepada Allah dalam segala yang diperintahkanNya kepada mereka, dan mereka pula tetap melakukan segala yang d iperintahkan”. Secara kesimpulannya dapat kita katakan bahwa seseorang suami tidak mungkin dapat mengawal keluarganya yang juga termasuk istrinya kecuali dengan bimbingannya yang baik dan sempurna. 26 25 Ibid, h. 78. 26 Mat Saad Abd Rahman, Undang-Undang Keluarga Islam Aturan Perkawinan, Selangor: Intel Multimedia and Publication, 2007, h.79.

BAB III HAK ISTRI AKIBAT PERCERAIAN MENURUT IMAM

SYAFI’I DAN KHI DI INDONESIA Secara umumnya ikatan perkawinan merupakan anugerah dan karunia Allah kepada umatnya. Lafaz yang diakadkan oleh suami di majelis perkawinan dan penerimaan suami adalah merupakan kontrak yang tidak bertempoh dan berjalan buat selama-lamanya. Meskipun, dalam menjalani kehidupan sebagai manusia biasa kita tidak terlepas dari menerima apa-apa ujian dan cobaan termasuklah keretakan rumahtangga. 27 Rumahtangga yang kehilangan elemen-elemen tersebut menjurus kepada kerengangan di mana hubungan suami istri menjadi tidak harmonis dan akhirnya menjurus kepada perceraian. Bagaimanapun, kita harus menerima hakikat bahwa jodoh dan pertemuan itu adalah ketentuan Tuhan. Islam telah menetapkan hak bagi pihak-pihak yang terlibat dalam perkawinan dan berlakunya perceraian itu. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dan sebagainya, kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat. Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan sesuatu hal yang harus dilaksanakan. Di dalam perjalanan sejarah, tema hak relatif lebih 27 Mohd Razuan Ibrahim, Undang-Undang dan Prosedur, Selangor: DRI Publishing House, 2006, h. 85.