Pengertian Training Pengaruh pelaksanaan tarining ESQ terhadap kinerja karyawan Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pengaruh

Pengaruh menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu atau benda yang membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan sesorang.” 1 Pengaruh dapat dirasakan oleh setiap orang ketika mengalami sesuatu peristiwa yang dialaminya secara berulang-ulang, jika orang tersebut sangat menyukai terhadap apa yang dialami bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh positif padaa dirinya baik perbuatan maupun perkataan. Pengaruh disini adalah berupa kekuatan yang dapat membentuk suatu sifat, sebuah keyakinan atau prilaku seseorang dan dapat merubah suatu keadaan aktivitas kinerja karyawan dan juga dapat merubah suatu pola komunikasi yang ada di Universitas menjadi lebih baik lagi.

B. Pengertian Training

Training adalah “mengisi kesenjangan antara apa yang dapat dikerjakan seseorang dan siapa yang seharusnya mampu mengerjakan. Training akan membentuk dasar dengan menambah keterampilan dan pengetahuan yang 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, h. 849 18 diperlukan untuk memperbaiki prestasi dalam jabatan yang sekarang atau potensinya untuk masa yang akan datang” 2 .

1. Sistematika Training

Keberhasilan pelatihan dapat dikombinasikan melalui beberapa system pendekatan, yaitu: a. Menetapkan dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan pelatihan b. Menetapkan tujuan latihan-latihan harus dimaksudkan untuk mencapai tujuan latihan yang dapat diukur dalam bentuk peningkatan dan perubahan prilaku yang membawa kearah prestasi yang lebih baik. c. Mempersiapkan rencana-rencana pelatihan yang sesuai dengan tujuan, yang akan menggambarkan biaya-biaya dan keuntungan dari program latihan yang diusulkan. d. Melaksanakan rencana-rencana pelatihan. e. Memantau dan menganalisis hasil f. Memberikan umpan balik dari evaluasi latihan, sehingga latihan dapat ditinggkatkan. 3

2. Metode training

Metode training harus berdasarkan kepada kebutuhan pekerjaan tergantung pada berbagai factor, yaitu waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat pendidikan dasar peserta, latar belakang peserta dan lain-lain. 2 Michael Armstrong, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Gramedia, 1999, h. 208 3 Michael Armstrong, Manajemen Sumber Daya Manusia., h. 210 Metode training menurut Andrew F. Sirkula terdapat enam bentuk yaitu: aOn the job Para peserta latihan langsung bekerja ditempat belajar dan meniru suatu pekerjaan dibawah bimbingan seorang pengawas. Kebaikan cara ini adalah para peserta belajar langsung pada kenyataan pekerjaan dan peralatan. bVestibule Adalah metode latihan yang dilakukan dalam kelas atau bengkel yang biasanya diselenggarakan dalam suatu perusahaan industry untuk memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru dan melatih mereka mengerjakan pekerjaan tersebut . a Demontration and example Adalah metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan suatu pekerjaan melalui contoh-contoh atau pecobaan didemonstrasikan. b Simulation Merupakan simulasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya tapi hanya merupakan tiruan saja. c Apprenticeship Metode ini adalah suatu cara untuk mengembangkan keahlian pertukaran sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek pekerjaannya. d Classroom methods Metode ini adalah metode pertemuan dalam kelas, yang meliputi lecture pengajaran, conference rapat, programmed instruction, metode studi kasus, role playing sandiwara, metode diskusi, dan metode seminar. 4

3. Manfaat Training

Begitu banyak manfaat training pelatihan yang seharusnya bisa didapat bilamana training bisa berjalan sesuai dengan kaidah-kaidah yang seharusnya. Di bawah ini terdapat ringkasan manfaat training pengembangan karyawan secara umum, yaitu:  Memiliki tenaga kerja yang ahli dan terampil  Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja  Meningkatkan produktivitas kerja  Meningkatkan mutu hasil kerja  Meningkatkan profit

4. Pentingnya Training

Training menjembatani antara kebutuhan dan ketersediaan skill. Lingkungan selalu mengalami perubahan, oleh karena itu, karyawan juga harus beradaptasi dengan perubahan. Adakalanya karyawan dituntut untuk menguasai skill baru, dan adakalanya karyawan mengalami penurunan skill. Disini, training memegang peranan penting untuk menjamin bahwa karyawan memiliki skill 4 Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h. 77-80 yang dibutuhkan. Dengan mempelajari skill yang baru, maka karyawan akan dapat memenuhi tuntutan pekerjaan dengan lebih baik. Selain itu, training juga bermanfaat dalam meningkatkan motivasi karyawan. Melalui training, maka karyawan kembali diingatkan akan visi, misi, nilai-nilai dan tujuan dari perusahaan atau dalam sebuah institusi. Karyawan yang mungkin tadinya sudah lupa, akan kembali terpacu dengan adanya training.

C. Training ESQ 1.Sejarah Berdirinya Training ESQ