BAB IV GAMBARAN UMUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Periode Perintisan Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 031 tahun 2002. Sejarah pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mata
rantai sejarah perkembangan perguruan tinggi Islam Indonesia dalam menjawab kebutuhan pendidikan tinggi Islam modern yang dimulai jauh
sebelum Indonesia merdeka. Pada zaman penjajahan Belanda, Dr. Satiman Wirjosandjojo, salah seorang Muslim terpelajar, tercatat pernah berusaha
mendirikan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena hambatan dari pihak penjajah Belanda.
40
40
Pedoman Akademik, Tahun Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009, h. 1
Lima tahun sebelum proklamasi kemerdekaan, Persatuan Guru Agama Islam PGAI di Padang mendirikan Sekolah Tinggi Islam STI.
STI hanya berjalan selama dua tahun 1940-1942 karena pendudukan Jepang. Umat Islam Indonesia tidak pernah berhenti menyuarakan
pentingnya pendidikan tinggi Islam bagi kaum Muslim yang merupakan mayoritas pendudukan Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang
kemudian menjanjikan kepada umat Islam untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama di Jakarta. Janji Jepang itu direspon tokoh-
tokoh Muslim dengan membentuk yayasan di Muhammad Hatta sebagai ketua dan Muhammad Natsir sebagai sekretaris.
41
Pada 8 Juli 1945, bertepatan dengan 27 Rajab 1364, yayasan tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam STI. STI berkedudukan di
Jakarta dan dipimpin oleh Abdul Kahar Mudzakkir. Beberapa tokoh Muslim lain ikut berjasa dalam proses pendirian dan pengembangan STI.
Mereka antara lain Drs. Muhammad Hatta, KH. Kahar Mudzakkir, KH. Wahid Hasyim, KH. Mas Mansur, KH. Fathurrahman Kafrawi, dan Farid
Ma’ruf. Pada 1946, STI dipindahkan ke Yogyakarta mengikuti kepindahan Ibukota Negara dari Jakarta ke Yogyakarta. Sejalan dengan perkembangan
STI yang semakin besar, pada 22 Maret 1948 nama STI diubah menjadi Universitas Islam Indonesia UII dengan penambahan fakultas-fakulta
baru. Sampai dengan 1948, UII memiliki empat fakultas, yaitu 1
41
Pedoman Akademik, Tahun 2009 Universitas Islam Negeri, h. 3
Fakultas Agama, 2 Fakultas Hukum, 3 Fakultas Ekonomi, dan 4 Fakultas Pendidikan.
Kebutuhan akan tenaga fungsional di Departemen Agama menjadi latar belakang penting berdirinya perguruan tinggi agama Islam. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, Fakultas Agama UII dipisahkan dan ditransformasikan menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri
PTAIN dan—sesuai dengan namanya—bersastus negeri. Perubahan ini didasarkan kepada Peraturan Pemerintah PP No. 34 tahun 1950. Dalam
konsideran disebutkan bahwa PTAIN bertujuan memberikan pengajaran studi Islam tingkat tinggi dan menjadi pusat pengembangan serta
pendalaman ilmu pengetahuan agama Islam. Berdasarkan PP tersebut, hari jadi PTAIN ditetapkan pada 26 September 1950. PTAIN dipimpin KH.
Muhammad Adnan dengan data jumlah mahasiswa per 1951 sebanyak 67 orang. Pada periode tersebut PTAIN memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan
Tarbiyah, Jurusan Qadla Syari’ah dan Jurusan Dakwah. Komposisi mata kuliah pada waktu itu terdiri dari bahasa Arab,
Pengantar Ilmu Agama, Fiqh dan Ushul Fiqh, Tafsir, Hadits, Ilmu Kalam, Filsafat, Mantiq, Akhlaq, Tasawuf, Perbandingan Agama, Dakwah, Tarikh
Islam, Sejarah Kebudayaan Islam, Ilmu Pendidikan dan Kebudayaan, Ilmu Jiwa, Pengantar Hukum, Asas-asas Hukum Publik dan Privat, Etnologi,
Sosiologi, dan Ekonomi. Mahasiswa yang lulus bakaloreat dan doktoral masing-masing mendapatkan gelar Bachelor of Art BA dan Doctorandus
Drs. Komposisi mata kuliah PTAIN tersebut merupakan kajian utama
perguruan tinggi Islam yang terus berlanjut sampai masa-masa yang lebih belakangan. Gelar akademik yang ditawarkan juga terus bertahan sampai
dengan dekade 1980-an. 2. Periode ADIA 1957-1960
Kebutuhan tenaga fungsional bidang guru agama Islam yang sesuai dengan tuntutan modernitas pada dekade 1950-an mendorong Departemen
Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama ADIA di Jakarta. ADIA didirikan pada 1 Juni 1957 dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan
pegawai negeri guna mendapatkan ijazah pendidikan akademi dan semi akademi sehingga menjadi guru agama, baik untuk sekolah umum, sekolah
kejuruan, maupun sekolah agama. Dengan pertimbangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan kelanjutan dari ADIA, hari jadi ADIA 1
Juni 1957 ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sama seperti perguruan tinggi pada umumnya, masa
studi di ADIA adalah 5 tahun yang terdiri dari tingkat semi akademi 3 tahun dan tingkat akademi 2 tahun.
ADIA memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan Agama, Jurusan Bahasa Arab, dan Jurusan Da’wah wal Irsyad yang juga dikenal
dengan Jurusan Khusus Imam Tentara. Komposisi kurikulum ADIA tidak jauh berbeda dengan kurikulum PTAIN dengan beberapa tambahan mata
kuliah untuk kepentingan tenaga fungsional. Komposisi lengkapnya adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa
Ibrani, Ilmu Keguruan, Ilmu Kebudayaan Umum dan Indonesia, Sejarah
Kebudayaan Islam, Tafsir, Hadits, Musthalah Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh Tasyri’ Islam, Ilmu KalamMantiq, Ilmu AkhlaqTasawuf, Ilmu
Fisafat, Ilmu Perbandingan Agama, dan Ilmu Pendidikan Masyarakat. Kepemimpinan ADIA dipercayakan kepada Prof. Dr. H. Mahmud Yunus
sebagai dekan dan Prof. H. Bustami A. Gani sebagai Wakil Dekan. Terdapat dua ciri utama ADIA. Pertama, sesuai dengan mandatnya
sebagai akademi dinas, mahasiswa yang mengikuti kuliah di ADIA terbatas pada mahasiswa tugas belajar. Mereka diselekasi dari pegawai
atau guru agama di lingkungan Departemen Agama yang berasal dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia. Kedua, sesuai dengan mandatnya
untuk mempersiapkan guru agama modern, tanggung jawab pengelolaan dan penyediaan anggaran ADIA berasal dari Jawatan Pendidikan Agama
Japenda Departemen Agama yang pada waktu itu memiliki tugas mengelola madrasah dan mempersiapkan guru agama Islam modern di
sekolah umum. 3. Periode Fakultas IAIN al-Jami’ah Yogyakarta 1960-1963
Dalam satu dekade, PTAIN memperlihatkan perkembangan menggembirakan. Jumlah mahasiswa PTAIN semakin banyak dengan area
of studies yang semakin luas. Mahasiswa PTAIN tidak hanya datang dari berbagai wilayah Indonesia, tetapi juga datang dari negara tetangga seperti
Malaysia. Meningkatnya jumlah mahasiswa dan meluasnya area of studies menuntut perluasan dan penambahan, baik dari segi kapasitas
kelembagaan, fakultas dan jurusan maupun komposisi mata kuliah. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, ADIA di Jakarta dan PTAIN di Yogyakarta diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan tinggi agama Islam
negeri. Integrasi terlaksana dengan keluarnya Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 1960 tertanggal 24 Agustus 1960 bertepatan
dengan 2 Rabi’ul Awal 1380 Hijriyah. Peraturan Presiden RI tersebut sekaligus mengubah dan menetapkan perubahan nama dari PTAIN
menjadi Institut Agama Islam Negeri IAIN al-Jami’ah al-Islamiyah al- Hukumiyah. IAIN diresmikan Menteri Agama di Gedung Kepatihan
Yogyakarta. 4. Periode IAIN With Wider Mandate
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN tertua di Indonesia yang bertempat di Ibukota Jakarta, menempati posisi yang unik
dan strategis. Ia tidak hanya menjadi Jendela Islam di Indonesia, tetapi juga sebaga simbol bagi kemajuan pembangunan nasional, khususnya di
bidang pembangunan
sosial-keagamaan. Sebagai
upaya untuk
mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama, lembaga ini mulai mengembangkan diri dengan konsep IAIN dengan mandat yang lebih luas
IAIN with Wider Mandate menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Langkah konversi ini mulai
diintensifkan pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dengan dibukanya jurusan Psikologi dan Pendidikan Matematika pada
Fakultas Tarbiyah, serta Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Syari’ah pada tahun akademik 19981999. Untuk lebih
memantapkan langkah konversi ini, pada 2000 dibuka Program Studi Agribisnis dan Teknik Informatika bekerjasama dengan Institut Pertanian
Bogor IPB serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT dan Program Studi Manajemen dan Akuntansi. Pada 2001 diresmikan
Fakultas Psikologi dan Dirasat Islamiyah bekerjasama dengan Al-Azhar, Mesir. Selain itu dilakukan pula upaya kerjasama dengan Islamic
Development Bank IDB sebagai penyandang dana pembangunan kampus yang modern; McGill University melalui Canadian Internasional
Development Agencis CIDA; Leiden University INIS; Universitas Al- Azhar Kairo; King Saud University Riyadh; Universitas Indonesia;
Institut Pertanian Bogor IPB; Ohio University; Lembaga Indonesia Amerika LIA; Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT,
Bank BNI; Bank Mu’amalat Indonesia BMI; dan universitas-universitas serta lembaga-lembaga lainnya.
Langkah perubahan bentuk IAIN menjadi UIN mendapat rekomendasi pemerintah dengan ditandatanganinya Surat Keputusan
Bersama SKB antara Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 4UKB2001 dan Menteri Agama RI Nomor 5002001 tanggal 21
Nopember 2001. Selanjutnya melalui suratnya Nomor 088796MPN2001 tanggal 22 Nopember 2001, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional memberikan rekomendasi dibukanya 12 program studi yang meliputi program studi ilmu sosial dan eksakta, yaitu
Teknik Informatika, Sistem Informasi, Akuntansi, Manajemen, Sosial
Ekonomi PertanianAgribisnis, Psikologi, Bahasa dan Sastra Inggris, Ilmu Perpustakaan, Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi. Seiring dengan itu,
rancangan Keputusan Presiden tentang Perubahan Bentuk IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga telah mendapat rekomendasi dan
pertimbangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Dirjen Anggaran Departemen Keuangan RI Nomor 02M-PAN12002 tanggal 9
Januari 2002 dan Nomor S-490MK-22002 tanggal 14 Februari 2002. Rekomendasi ini merupakan dasar bagi keluarnya Keputusan Presiden
Nomor 031 tanggal 20 Mei Tahun 2002 tentang Perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mulai 20 Mei 2002 Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
031 tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peresmiannya dilakukan oleh
Wakil Presiden Republik Indonesia, Hamzah Haz, pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan Lustrum ke-9 serta
pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank IDB. Satu
langkah lagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan
Masyarakat sesuai surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1338 DT2004 Tahun 2004 tanggal 12 April 2004 tentang ijin
Penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat S1 pada
Universitas Islam Negeri dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang izin penyelenggaraan Program Studi Kesehatan
Masyarakat Program Sarjana S1 pada Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II372004 tanggal 19 Mei 2004.
42
B. Visi dan Misi